Kualitas Air
Disusun oleh:
Kelompok B
Anis Chaerunnisa
Arifina Ardianita
Baiq Isni Amalia R
Denny Anggara
Desy Iftiyana
Eka Kurniawati Putri
Gales Saputra R
I Nyoman Bagus Aji K
Iis Rizka Afriani
Juhaeriah Udriatun R
Ni Luh Putrining Ayu W
Nopita Anjani
Nurul Mahdianti
Rahmawati
Ririn Ariani
Ririn Hawari
Wahyu Hidayatul Aini
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
MATARAM 2015
Parktikum 1
Pemantapan Mutu Laboratorium Kimia
Kualitas Air
I.
II.
Tujuan
Mengetahui alat, bahan, dan reagen yang dibutuhkan pada uji kualitas air
termasuk pembuatannya
Mengetahui kualitas air keran dan aquadest
Dasar Teori
a) Pengertian Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis(Masduqi,2009).
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia,
fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah
upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
b) Hubungan Antar Kualitas Air
Menurut Lesmana (2001), suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia,
baik dalam media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin naik, maka reaksi
kimia akan ssemakin cepat, sedangkan konsentrasi gas akan semakin turun, termasuk
oksigen. Akibatnya, ikan akan membuat reaksi toleran dan tidak toleran. Naiknya
suhu, akan berpengaruh pada salinitas, sehingga ikan akan melakukan prosess
osmoregulasi. Oleh ikan dari daerah air payau akan malakukan yoleransi yang tinggi
dibandingkan ikan laut dan ikan tawar.
Manurut Anonymaus(2010), laju peningkatan pH akan dilakukan oleh nilai pH
awal. Sebagai contoh : kebutuhan jumlah ion karbonat perlu ditambahkan utuk
meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila awalnya 6,3
dibandingkan hal yang sama dilakukan pada pH 7,5. kenaikan pH yang akan terjadi
diimbangi oleh kadar Co2 terlarut dalan air. Sehingga, Co2 akan menurunkan pH.
III.
IV.
a) Alat
Rak dan tabung reaksi
Beaker glass
Pipet tetes
Gelas ukur
Piler
Pipet ukur
Tissu
Kompor gas
Hot plet
b) Bahan :
Air suling
Aquadest
Larutan bromtimol biru
Larutan merah mtil
Kalium tetraiodohidrargirat
Amonium klorida encer
Natrium sulfida 10,0%
Amonium oksalat 2,5%
Perak nitrat 5,0%
Brium klorida 12,0%
Kalsium hidroksida 0,04 N
Asam sulfat encer
Kalium permanganat 0,01 N
Cara Kerja
a) Pembuatan reagen
Barium klorida (BaCL2) 12% b/v
1. Timbang serbuk BaCL2 sebanyak 6 gr menggunakan cawan petridish di dalam
neraca analitik digital.
2. Masukkan ke dalam ke dalam beaker gelass volume 100 ml dan tambahkan
dengan aquades sampai mencapai volume 50 ml.
3. Kemudian aduk campuran larutan tersebut menggunakan batang pengaduk
sampai homogen lalu saring menggunakan kertas saring.
4. Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
Kalsium hidroksida / Ca(OH2) 0,04 N
W = BE x N x V(L)
= 74 x 0,04 x 0,05
= 0,1480 gr
1) Timbang serbuk Ca(OH2) sebanyak 0,1480 gr menggunakan cawan petridish
di dalam neraca analitik digital.
2) Masukkan ke dalam ke dalam beaker gelass volume 100 ml dan tambahkan
dengan aquades sampai mencapai volume 50 ml.
3) Kemudian aduk campuran larutan tersebut menggunakan batang pengaduk
sampai homogeny lalu saring menggunakan kertas saring.
4) Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
Amonium Oksalat (NH4C2O4) 2N
W = BE x N x V(L)
= 53,49 x 2 x 0,05
= 5,3490 gr
1. Timbang serbuk NH4C2O4 sebanyak 5,3490 gr menggunakan cawan petridish
di dalam neraca analitik digital.
2. Masukkan ke dalam ke dalam beaker gelass volume 100 ml dan tambahkan
dengan aquades sampai mencapai volume 50 ml.
3. Kemudian aduk campuran larutan tersebut menggunakan batang pengaduk
sampai homogen lalu saring menggunakan kertas saring..
4. Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
b) Pemeriksaan/uji kualitas air
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
1. Pemerian/Pemeriksaan fisik
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tersebut jernih, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
2. Pemeriksaan Keasaman Kebasaan
Cara :
Pada 10 ml air tambahkan 2 tetes larutan merah metil atau 5 tetes larutan biru
bromtimol. Air tersebut memenuhi syarat bila tidak berwarna. Bila berwarna
merah dengan larutan merah metil berarti air tersebut bersifat asam, sedangkan
bila berwarna biru dengan larutan biru bromtimol berarti bersifat basa.
3. Pemeriksaan Amonium
Cara :
a. Pada 50 ml air tambahkan 2 ml larutan kalium tetraiodohidrargirat (ll) basa.
b. Buat larutan pembanding dengan mencampur 50 ml air bebas amoniak dengan
2 ml amonium klorida encer.
c. Bandingkan warna air yang diperiksa dengan warna air dalam tabung
pembanding di atas dasar putih.
Air tersebut memenuhi syarat bila warnanya tidak lebih tua dari larutan
pembanding.
4. Pemeriksaan Besi, Tembaga, Timbal
Cara :
Pada 100 ml air tambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida 10,0% b/v
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tetap jernih dan tidak berwarna.
5. Pemeriksaan Kalsium
Cara :
Pada 100 ml air tambahkan 2 ml amonium oksalat 2,5% b/v
Air tersebut memenuhi syarat bila tidak terjadi kekeruhan.
6. Pemeriksaan Klorida
Cara :
a. Pada 10 ml air tambahkan 1 ml larutan perak nitrat 5,0% b/v
V.
Hasil Praktikum
No
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Hasil
Aquades
Air Kran
Jernih, tidak berbau, dan
Jernih, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Keterangan
Memenuhi
persyaratan
Pemeriksaan
Biru ( basa )
rasa
Biru ( basa )
keasaman kebasaan
Pemeriksaan kalsium
Kertas ph : 7
Tidak ada kekeruhan
Kertas ph : 7
Tidak ada kekeruhan
Memenuhi
Pemeriksaan klorida
Keruh
Keruh
persyaratan
Tidak
memenuhi
Pemeriksaan sulfat
Jernih
Jernih
persyaratan
Memenuhi
Pemeriksaan
keruh
Keruh
persyaratan
Tidak
karbondioksida
memenuhi
Pemeriksaan zat
persyaratan
Memenuhi
teroksidasi
Pemeriksaan sisa
ungu
0,3159 gr
ungu
0,7378
persyaratan
Tidak
penguapan
memenuhi
persyaratan
VI.
Interpretasi Hasil
No
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Hasil
Tidak memenuhi persyaratan
Memenuhi persyaratan
Keruh, berbau, dan mempunyai
Jernih, tidak berbau, dan
Pemeriksaan
rasa
Metil red:
keasaman kebasaan
Pemeriksaan
BTB:
Warna lebih tua dari larutan
BTB:
Warna tidak lebih tua dari
ammonium
Pemeriksaan besi,
pembanding
Keruh
larutan pembanding
Tidak keruh / jernih
tembaga, timbal
Pemeriksaan nitrat
3
4
5
6
Pemeriksaan kalsium
Pemeriksaan klorida
Pemeriksaan sulfat
Pemeriksaan
karbondioksida
Pemeriksaan zat
teroksidasi
Pemeriksaan sisa
>0,01 gr
<0,01 gr
penguapan
Parameter
Satuan
maksimum yang
diperbolehkan
Keterangan
A. Fisika
1. Bau
2. Jumlah zat padat terlarut (TDS)
3. Kekeruhan
4. Rasa
5. Suhu
6. Warna
Mg/L
Skala NTU
Tidak berbau
1500
25
Suhu udara 3
Skala TCU
Tidak berasa
C
50
B.
Kimia
a. Kimia anorganik
1. Air raksa
2. Arsen
3. Besi
4. Florida
5. Cadmium
6. Kesadahan ( CaCO3)
7. Klorida
8. Kronium, valens -6
9. Mangan
10. Nitrat sebagai N
11. Nitrit sebagai N
12. pH
13.
14.
15.
16.
17.
Selenium
Seng
Sianida
Sulfat
Timbal
b. Kimia organik
1. Aldrin dan dieldrin
2. Benzene
3. Benzo (a) pyrene
4. Cholorodane (total isomer)
5. Chloroform
6. 2 4-D
7. DDT
8. Detergen
9. 1,2-Dichlorethane
10. 1,1-Dichloroethane
11. Hepatchlor dan hepatachlor
epoxide
12. Hexachlorobenzene
13. Gamma- HCH (Lindane)
14. Methoxychlor
mg/L
0,01
mg/L
0,05
mg/L
1,0
mg/L
1,5
mg/L
0,005
mg/L
500
mg/L
600
mg/L
0,05
mg/L
0,5
mg/L
10
mg/L
1,01,0
6,5-9,0
Merupakan
batas minimum
dan maksimum
khusus air hujan
ph minimum 5,5
mg/L
0,01
mg/L
15
mg/L
0,1
mg/L
400
mg/L
0,05
mg/L
0,0007
mg/L
0,01
15.
16.
17.
18.
C.
Penthachlorophenol
Pestisida total
3,4,6-trichorophenol
Zat organic (KMnO4)
Microbiologik
1. Total koliform (MPN)
mg/L
0,00001
mg/L
0,007
mg/L
0,03
mg/L
0,10
mg/L
0,03
mg/L
0,5
mg/L
0,01
mg/L
0,0003
mg/L
0,003
mg/L
0,00001
mg/L
0,004
mg/L
0,10
mg/L
0,01
mg/L
0,10
mg/L
0,01
mg/L
10
50
ml
D.
Radia Aktivitas
1. Aktivitas Alpha(Gross Alpha
Bukan air
perpipaan
jumlah 100 ml
10
Bg/L
0,1
Bg/L
1,0
Air perpipaan
activity)
2. Aktivitas Beta (Gross Beta
activity)
VII.
Pembahasan
Pemeriksaan kualitas air berbeda-beda sesuai dengan jenis airnya seperti air
suling, air demineralisasi, dan air bersih. Pada praktikum yang telah dilakukan hanya
dilakukan uji kualitas air, yaitu air keran dan aquadest. Pada uji kualitas air suling,
pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik, keasaman-kebasaan,
ammonium, besi, tembaga, timbal, kalsium, klorida, nitrat, sulfat, karbon dioksida, zat
teroksidasi, dan sisa pnguapan. Tetapi pada praktikum yang telah dilakukan, tidak
dikerjakan pemeriksaan ammonium, besi, tembaga, timbal, dan nitrat karena reagen
yang digunakan untuk pemeriksaan tersebut tidak ada.
Semua jenis pemeriksaan kualitas air antara air keran dan aquades hasilnya
sama. Pada pemeriksaan kualitas air (air keran dan aquades), hasil yang menunjukaan
bahwa air yang diperiksa sudah memenuhi persyaratan diantaranya pemeriksaan fisik,
kalsium, kandungan sulfat, dan zat teroksidasi. Namun, sebagai control positif pada
pemeriksaan kalsium ditambahkan reagen kalsium hidroksida dan pada pemeriksaan
sulfat ditambahkan reagen asama sulfat encer. Sedangkan yang menunjukkan tidak
memenuhi persyaratan diantaranya yaitu pemeriksaan klorida, karbon dioksida, sisa
penguapan dan pemeriksaan keasaman-basaan. Tetapi pada pemeriksaan keasamankebasaan terjadi perbedaan hasil pemeriksaan menggunakan reagent (metil red dan
BTB) dengan menggunakan kertas pH. Pada pemeriksaan yang menggunakan reagen
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sampel air keran dan aquades mempunyai pH
basa, sedangkan pemeriksaan yang menggunakan kertas pH menunjukkan bahwa
sampel air keran dan aquades mempunyai pH netral. Perbedaan hasil tersebut bisa
dikarenakan oleh banyak faktor diantaranya reagen yang terlalu lama, pembuatan
reagen tidak menggunakan aquadest murni, human error, dan dilakukan oleh banyak
orang sehingga tingkat kesalahannya lebih besar menyebabkan nilai akurasinya
rendah.
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum uji kualitas air yang telah dilakukan didapatkan
hasil uji kualitatif mulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan keasaman kebasaan,
pemeriksaan amonium, pemeriksaan besi, tembaga, timbal, pemeriksaan kalsium,
pemeriksaan klorida, pemeriksaan sulfat, pemeriksaan karbondioksida, pemeriksaan
zat teroksidasi, pemeriksaan sisa penguapan. Namun ada beberapa pemeriksaan tidak
memenuhi persyaratan diantaranya yaitu pemeriksaan klorida, karbon dioksida, sisa
penguapan dan pemeriksaan keasaman-kebasaan. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa air keran dan aquadest yang diperiksa tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana yang tercantum pada daftar persyaratan kualitas air bersih
yang terdapat pada interpretasi hasil.
IX.
Lampiran
No
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan
Hasil
Tidak memenuhi syarat
Memenuhi syarat
keasaman kebasaan
aquadest
Air keran
3
Pemeriksaan kalsium
Aquadest
Air kemasan
Air keran
4
Pemeriksaan klorida
Aquades
Air keran
5
Pemeriksaan sulfat
a
Air kemasan
6
Pemeriksaan
karbondioksida
Pemeriksaan zat
teroksidasi
Aquades
Air keran