Anda di halaman 1dari 16

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO

VERTIGO POSISI PAROKSISMAL JINAK

Seorang wanita, 58 tahun mendatangi dokter setelah mengalami vertigo


mendadak dan ketidakseimbangan disertai dengan mual dan muntah, bermula
pada pagi hari saat bangun tidur. Vertigo terjadi kurang dari satu menit namun
dapat kambuh ketika pasien dalam posisi berbaring, berpindah posisi saat tidur
dan bangun kembali. Pasien melaporkan bahwa tidak terjadi tinnitus dan
penurunan pendengaran. Bagaimana penilaian dan terapi pada pasien ini?
MASALAH KLINIS
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) atau vertigo posisi paroksismal
jinak merupakan tipe paling umum dari vertigo, prevalensi dilaporkan antara 10,7
64,0 kasus per 100.000 populasi dan prevalensi seumur hidup 2,4%. 1,2 Kondisi ini
ditandai dengan sensasi berputar berdurasi singkat, umumnya kurang dari 1 menit,
dan biasanya diprovokasi oleh perubahan posisi kepala.3,4 Ciri khas vertigo pada
BPPV terjadi saat pasien akan beranjak tidur dan bangun tidur, berguling saat
berbaring, memiringkan kepala, atau membungkuk.3 meskipun banyak pasien dengan
BPPV yang melaporkan keluhan pusing disertai ketidakseimbangan, namun dari hasil
anamnesis yang tepat hampir selalu terungkap bahwa gejala tersebut memburuk
akibat perubahan posisi kepala.4 Banyak pasien yang juga mengalami mual, dan
kadang muntah. Penyebab BPPV tidak diketahui dengan pasti, meskipun dilaporkan
berkaitan dengan riwayat trauma kepala, posisi kepala yang dipertahankan secara
terus menerus terkait pekerjaan (dokter gigi, pekerja salon), atau beberapa kelainan di
telinga dalam.3 Remisi secara spontan dan sering kambuh dengan tingkat
kekambuhan pertahun sekitar 15%.5 Pasien dengan BPPV memiliki risiko tinggi
untuk terjatuh dan gangguan dalam menjalankan aktivitas harian.6

Prevalensi idiopatik BPPV meningkat pada orang tua dan wanita, dengan
onset usia antara 50 dan 60 tahun dan rasio perempuan dan laki-laki 2:1 sampai 3:1. 2,3
BPPV juga telah dilaporkan berkaitan dengan osteoporosis atau osteopenia dan
dengan penurunan kadar serum vitamin D yang tidak berhubungan dengan usia atau
jenis kelamin.7,8 Patofisiologi yang mendasar pada BPPV adalah terlepasnya otokonia
dari makula utrikulus yang memasuki kanalis semisirkularis. Ketika terjadi perubahan
posisi kepala terhadap gravitasi bumi, serpihan otolit tersebut berpindah posisi lebih
dalam dari kanalis semisirkularis, menyebabkan terjadinya sensasi berputar yang
salah. BPPV biasanya timbul dari otolit yang masuk ke kanalis semisirkularis
posterior, yang paling berhubungan dengan arah gravitasi kanal; tipe BPPV terbanyak
sekitar 60-90% dari semua kasus.4 Namun, proporsi pasien dengan BPPV yang
melibatkan kanalis semisirkularis horizontal tidak banyak terdata, sejak keterlibatan
kanal ini berkurang dibandingkan kanalis semisirkularis posterior.9 BPPV jarang
melibatkan kanalis semisirkularis anterior, mungkin dikarenakan posisi kanal anterior
diatas semua labirin sehingga otolit tidak mudah untuk terjebak.10

POINT PENTING SECARA KLINIS


BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

Vertigo posisi paroxysmal jinak (BPPV), penyebab paling umum dari vertigo, ditandai dengan
sensasi berputar berdurasi singkat, biasanya disebabkan oleh perubahan posisi terhadap

gravitasi.
BPPV melibatkan kanal posterior (jenis yang paling umum terjadi) didiagnosis berdasarkan
terjadinya nistagmus dalam arah ke atas dan torsional (berputar), sehingga bagian atas pada
mata akan berputar sampai bagian telinga bawah. Dapat diamati saat saat pasien berbaring

selama manuver Dix-Hallpike dilakukan.


BPPV melibatkan kanal horisontal dengan arah nistagmus geotropic (arah mata ke
bawah/melihat tanah) atau apogeotropic (arah mata melihat langit-langit) ketika kepala

menoleh pada kedua sisi sementara pasien dalam posisi telentang (supine)
Manuver untuk mereposisi kanalit (misalnya, manuver Epley dan manuver Semont dilakukan
mereposisi kanalit di kanal posterior) sangat efektif untuk terapi BPPV.
2

STRATEGI DAN BUKTI


BPPV harus dibedakan dari yang lain, penyebab vertigo yang lebih serius
bersifat akut atau episodik (Tabel 1). Dari anamnesis dan pemeriksaan neurologis
sering dapat dibedakan antara stroke, neuritis vestibular dan BPPV. Pemeriksaan
harus mencakup penilaian gerakan mata untuk menilai terjadinya nistagmus
berkelanjutan, vertical ocular misalignment, dan respon vertibuler yang mengindikasi
adanya gangguan pada pusat keseimbangan. Pemeriksaan tersebut dilaporkan lebih
akurat untuk mendiagnosa stroke daripada menggunakan CT Scan dan MRI.10,11
Diagnosis BPPV didukung jika perubahan posisi kepala terhadap gravitasi
memprovokasi timbulnya gejala yang khas pada BPPV. Karena masih banyak dokter
yang tidak akrab dengan hubungan nistagmus dan anatomi kanalis semisirkularis
yang dapat menimbulkan arah nistagmus yang berbeda dari tiap maneuver pada
BPPV. (Disediakan video untuk menilai pola nistagmus agar memudahkan diagnosis
BPPV dan juga maneuver yang tepat untuk mengobati serangan).
BPPV kadang-kadang melibatkan beberapa kanal disatu telinga atau bilateral,
sehingga sulit untuk mengidentifikasi pola-pola nistagmus dan memilih pengobatan
terbaik. Sehingga kasus tersebut perlu dirujuk ke dokter spesialis, karena harus kasus
posisi nistagmus yang sulit diidentifikasi dan resisten terhadap pengobatan.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik menunjukkan posisi nistagmus pada lebih dari 70% pasien
dengan BPPV.12 Temuan akan tampak dengan melakukan manuver tertentu,
tergantung pada kanal dipengaruhi.

Kanalis Semisirkularis Posterior


Pasien dengan BPPV yang melibatkan kanal posterior, nistagmus yang
spesifik dapat diprovokasi dengan manuver Dix-Hallpike (Tabel 2, Gambar 1, Video

1).13 Saat terjadi perpindahan debris otolit (kanalolitiasis) pada kanal posterior yang
menjauhi kupula, diikuti endolimfe yang mengalir menjauhi kupula. Sehingga akan
menstimulasi kanal posterior. Nistagmus yang timbul adalah mengarah keatas dan
berputar, dengan bagian atas dari mata bergerak sampai posisi terbawah telinga (pada
saat kepala pasien menoleh pada satu sisi) (Video 1). 13 Nistagmus biasanya akan
muncul 2-5 detik dan akan berlangsung selama 1 menit (umumnya dalam 30 detik),
dan kemudian berbalik arah ketika pasien dalam posisi duduk. 13 Dengan melakukan
pemeriksaan secara berulang, nistagmus akan berkurang karena keletihan.13 Jika
otokonia atau debris tersebut menjadi melekat pada kupula (Kupulolitiasis), sehingga
akan membangkitkan nistagmus yang serupa dengan nistagmus yang terjadi pada
kanalolitiasis, namun biasanya dalam durasi yang lebih lama.
Respon positif dari manuver Dix-Hallpike akan menunjukkan nistagmus pada
posisi yang tepat, ini merupakan standard diagnosis BPPV yang melibatkan kanal
posterior. Meskipun begitu, sekitar seperempat pasien menunjukkan nistagmus
minimal atau sama sekali tidak terjadi nistagmus. Penatalaksanaan pada pasien
mungkin masih bermanfaat jika mereka menunjukkan gejala sesuai dengan gambaran
klinis umum.12
Kanalis Semisirkularis Horizontal
BPPV yang melibatkan kanal horizontal umumnya didiagnosa menggunakan
manuver Roll (head-roll test, log-roll test), yang menyebabkan kepala diturunkan
sekitar 90 derajat ke kiri dan ke kanan saat posisi pasien telentang (tabel 2). 9,15 Akan
terjadi nistagmus dengan arah horizontal dan kepala diposisikan pada kedua arah, dan
pada kedua posisi hentakan nistagmus baik ke tanah (nistagmus geotropik, Video
2)9,15 atau ke langit-langit (nistagmus apogetropik, Video 3).16
Pengobatan BPPV yang melibatkan kanal horizontal membutuhkan
pengetahuan yang tepat mengenai kanal mana yang terlibat. ketika nistagmus lebih

tampak saat kepala menoleh ke satu sisi kemudian kepala menoleh ke sisi lainnya,
hentakan nistagmus akan mengarah ke telinga terkena.
Kanalis Semisirkularis Anterior
BPPV yang

melibatkan

kanal anterior

sangat jarang terjadi,

dan

patofisiologinya juga kurang dimengerti.21,22 Ciri khas nya adalah hentakan nistagmus
ke bawah dan berputar, dengan bagian atas mata mengarah ke telinga yang terlibat.
Pasien dengan tipe nistagmus seperti ini harus dinilai adanya keterlibatan pada pusat
keseimbangan. Meskipun lesi tersebut jarang dijumpai.
Tabel 1. Diagnosis Diferensial dari Vertigo Akut
Penyebab

Onset dan arah

Nistagmus

Gejala
pendengaran

Keadaan lain

BPPV

Berulang,
sementara,
berkaitan dengan
posisi; biasanya
diprovokasi oleh
membalik badan
atau hendak
tidur dan
bangung tidur
Spontan,
biasanya
berkelanjutan;
mungkin
diperparah oleh
perubahan posisi

Berhubungan dengan
Posisi, disertai
Nistagmus yang
berputar vertikal pada
BPPV kanal posteriro
dan nistagmus
horizontal pada
BPPV kanal
horizontal
Spontan, dengan
mengarah pada
berbagai arah atau
dapat berubah arah

Tidak ada

Keadaan yang memicu


timbulnya gejala(misalnya,
posisi berbaring
posisi di ruang dokter gigi
atau salon, tidur
berkepanjangan,trauma
kepala) riwayat dengan
episode yang sama

Kadang-kadang

Gejala atau tanda-tanda


neurologis mungkin
termasuk
sakit kepala dan garis
vertikal mata yang tidak
sejajar; Hasil tes pemberian
impuls dikepala
menunjukkan hasil normal

Spontan,
berkelanjutan;
bisa memburuk
oleh perubahan
posisi

Spontan, khususnya
horizontal

Tidak ada

Mungkin didahului oleh


virus; hasil
Tes pemberian impuls
pada kepala menunjukkan
hasil
abnormal

Stroke

Neuritis
Vestibular

Migrain
Vestibular

Menieres
disease

Berulang,
spontan; Durasi
Menit - jam;
Mungkin
dipengaruhi oleh
perubahan posisi
Berulang,
spontan; Durasi
khas
selama berjamjam

Jarang, namun dapat


terjadi umumnya saat
berubah posisi

Kadang-kadang

Migrain, sakit kepala,


mabuk,
Riwayat keluarga

Spontan, horizontal

Penurunan
pendengaran
secara fluktuatif,
tinitus

Nyeri telinga, sensasi penuh


pada telinga

* BPPV adalah benign paroxysmal positional vertigo.


Dalam tes head-impuls, hasilnya adalah dianggap tidak normal bila pergerakan yang telah
dikoreksi (saccade) tetap dipertahankan pada posisi kepala ke depan secara langsung setelah
kepala dirotasikan ke sisi lain.11

Gambar 1. Manuver Dix-Hallpike Mengiduksi Terjadinya Nistagmus pada Benign


Paroxysmal Positional Vertigo yang Melibatkan Kanalis Semisirkularis Posterior
Kanan
Pasien dalam keadaan duduk tegak (Gambar A), kepala diarahkan 45 derajat ke kanan pasien
(Gambar B). pasien kemudian dipindahkan ke posisi berbaring dengan kepala menggantung

dibawah dari atas meja pemeriksaan pada sudut 20 derajat (Gambar C). menghasilkan
nistagmus dengan arah keatas dan berputar, dengan bagian atas mata menuju bagian terbawah
telinga kanan (Gambar D).

PENATALAKSANAAN
BPPV umumnya membaik tanpa terapi. Dalam sebuah penelitian prospective
longitudinal menunjukkan bahwa interval antara onset gejala dan resolusi spontan
pada pasien yang tidak diobati adalah 7 hari pada keterlibatan kanal horizontal dan 17
hari pada keterlibatan kanal posterior.23 Pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala
mual dan muntah yang berat. Operasi seperti transeksi saraf ampula posterior
(tunggal) dan kanal yang terlibat jarang diperlukan dan harus dipertimbangkan hanya
untuk pasien yang gejalanya tidak dapat dihilangkan dan tidak menunjukkan respon
dengan manuver reposisi.25
Kanalis Semisirkularis Posterior
Manuver Epley (Epleys canalith-repositioning maneuver) telah dirancang
untuk mengeluarkan debris otolit keluar dari kanal posterior dan kembali ke dalam
vertibula (Gambar 2).26 Otokonia bergerak mengelilingi kanal dengan beberapa
langkah dari manuver yang dilakukan dan akhirnya keluar menuju vestibula (Video
4), dimana otokonia tersebut akan diresorbsi. 26 Setiap posisi harus diatur sampai
menimbulkan nistagmus atau vertigo, tetapi gejala tersebtu selalu kurang dari 30
detik. Rata-rata keberhasilan manuver Epley sekitar 80% setelah sesi pertama dan
meningkat sampai 92% jika diulangi sampai empat kali. 28 Pada penelitian meta
analisis secara acak, pada grup kontrol berisi pasien dengan BPPV pada kanal
posterior yang telah diterapi dengan manuver Epley, dibandingkan dengan grup berisi
pasien yang diterapi dengan manuver sham dan pasien tanpa diterapi, secara
signifikan menunjukkan hasil yang tinggi dalam penurunan gejala (odds ratio, 4.4;
95% indeks kepercayaan, (CI) 2,6-7,4) dan nistagmus (odds ratio, 6,4; 95% CI, 3,611,3).29 Walaupun beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan suatu alat
penggetar kepala yang dipakai pada tulang mastoid pada saat dilakukan manuver
Epley atau merekomendasikan pada pasien untuk membatasi gerakan kepala dan
badan setelah terapi, namun baru sedikit bukti yang mendukung pernyataan

tersebut.27,30,31 Namun, tampaknya lebih baik menyarankan pada pasien untuk duduk
dalam posisi tegak, sekitar 15 menit setelah perawatan dan kemudian berjalan dengan
hati-hati.
Pola nistagmus yang terjadi akibat manuver Epley akan membantu untuk
memprediksi penatalaksaan yang tepat. Saat kepala diposisikan 90 derajat dari posisi
yang terkena (dari posisi awal manuver Dix-Hallpike yang menunjukkan gejala
nistagmus), nistagmus akan muncul (Video 4). Menurut sebuah laporan, 99 pasien
menunjukkan nistagmus yang muncul kembali dengan arah yang sama seperti
nistagmus aslinya, telah mengalami perbaikan setelah 1-2 kali menjalani manuver
Epley, sedangkan hanya 3 dari 15 pasien yang arah nistagmusnya bergeser
berlawanan arah setelah diterapi.32 Meskipun, pada pasien nistagmus kembali pada
arah yang berlawanan, namun cukup untuk menghilangkan debris dari kanal posterior
sehingga dapat meringankan gejala.
Manuver Semont juga dapat digunakan untuk mengobati BPPV melibatkan
kanal posterior (Gambar 3).33 Untuk mengevakuasi debris, pasien dibaringkan dengan
cepat dan sekitar 180 derajat, pasien dibaringkan dari sisi yang terkena ke sisi
sebaliknya, gerakan selesai dalam waktu 1,3 detik (Video 5). 34 Manuver ini dapat
digunakan sebagai pengganti manuver Epley pada pasien yang mengalami kesulitan
9

dalam melakukan gerakan leher.35 Sama seperti manuver Epley, nistagmus menuju
sisi yang terkena di kedua posisi manuver Semont hal ini menunjukkan bahwa terapi
berhasil.36 Kedua manuver Epley dan Semont dapat diulang beberapa kali sampai
nistagmus tidak muncul kembali. Pasien yang memerlukan beberapa perawatan dapat
diajarkan untuk melakukan manuver di rumah. Dalam, penelitian acak dengan kontrol
percobaan menunjukkan tingkat keberhasilan adalah 95% dengan melakukan
manuver Epley dan 58% dengan manuver Semont yang dilakukan secara mandiri di
rumah.37 Manuver yang dilakukan secara mandiri tersebut akan lebih efektif bila
dikombinasikan dengan persat reposisi kanalit yang dilakukan di klinik.38

10
10

Mual atau muntah dan vertigo dapat terjadi selama manuver dilakukan, dan
banyak pasien yang mengalami sensasi pusing seperti berputar selama beberapa,
bahkan setelah terapi selesai. Pada beberapa keadaan, vertigo terjadi selama beberapa
menit setelah dilakukannya terapi. Ini merupakan komplikasi yang mungkin selama
dilakukannya manuver pada sekitar kurang dari 5% kasus BPPV yang melibatkan
kanal posterior,39 dibandingkan dengan BPPV yang melibatkan kanal horizontal.
Kondisi ini dapat terjadi jika debris otokonia jatuh ke dalam kanal horizontal. Hal ini
dapat diterapi dengan manuver yang digunakan pada BPPV kanal horizontal
(geotropik atau apogeotropik), yang akan dijelaskan selengkapnya dibawah ini.
Kanal Horizontal
Terdapat dua tipe BPPV yang melibatkan kanal horizontal, pertama adalah
yang menyebabkan nistagmus geotropik dan kedua adalah yang menyebabkan
nistagmus apogeotropik. Bentuk ini pada umumnya dapat diterapi dengan teknik
rotasi Barbecue. Terdiri dari kepala berputar 90 derajat menuju telinga yang terkena
kemudian berputar ke telinga sebaliknya (Video 6). 40 dengan manuver ini, debris
otokonia akan berpindah dan akan keluar dari kanal horizontal menuju vestibuler.
Terapi lainnya, disebut juga dengan gerakan Vannucchi, yang mengharuskan pasien
berbaring dengan telinga yang terkena berada di bawah selama sekitar 12 jam.
Alternatif terapi lainnya adalah manuver Gufoni, 42 yang menyebabkan pasien dengan
cepat berbaring pada satu sisi telinga yang terkena dan mempertahankan posisi
tersebut selama 1-2 menit, sampai timbulnya nistagmus. Kepala kemudian dengan
cepat diputar 45 derajat ke arah lantai dan posisi tersebut dipertahannya selama 2
menit, kemudian diteruskan sampai posisi pasien menghadap ke kanan atas (Video
7).42
Pada penelitian observasi yang mengikutsertakan 60 pasien, keefektifan dari
gerakan Vannuci tidak jauh berbeda dengan manuver Gufoni, keduanya lebih efektif
daripada teknik rotasi Barbecue setelah dilakukan terapi pertama (dengan tingkat
kesuksesan 76%, 89%, vs 38%).43 Pada penelitian secara acak menunjukkan bahwa
11

kedua teknik tersebut yaitu teknik rotasi Barbecue dan manuver Gufoni lebih efektif
daripada manuver palsu (dengan tingkat kesuksesan 68%, 61% vs 35%).44
BPPV

yang

melibatkan

kanal

horizontal

dengan

nistagmus

apogeotropik

menunjukkan debris otolitik berada pada kupula (kupulolitiasis) atau debris tersebut
mengambang di bagian anterior dari kanalis semisirkularis horizontal yang dekat
dengan kupula (kanalolitiasis).16,45 Terapi 11
yang dapat dilakukan dengan melakukan
manuver yang telah dimodifikasi untuk melepaskan otolit dari kupula atau
memindahkan otolit tersebut dari bagian anterior kanal horizontal ke bagian posterior
(Tabel 2).45 Strategi lainnya yang dapat dilakukan untuk tipe BPPV ini adalah dengan
menggoyangkan kepala pada bidang horizontal selama 15 detik,46 dan manuver
modifikasi semont,46,47 serta manuver Gufoni.48
Dalam manuver Gufoni pada BPPV yang melibatkan kanal horisontal dengan
nistagmus apogeotropik, posisi pasien dalam keadaan duduk tegak, kepala lurus, dan
dibaringkan cepat ke sisi yang terkena dan pertahankan posisi ini selama 1-2 menit
setelah nistagmus telah berhenti atau telah nyata berkurang. Kemudian kepala dengan
cepat dirotasikan 45 derajat menuju langit-langit dan pertahankan posisi ini selama 2
menit, setelah itu pasien perlahan-lahan dibantu untuk duduk (Video 8). 42,48 Manuver
ini dirancang untuk memindahkan debris otolit yang menempel pada kupula di bagian
panjang dari kanal horizontal untuk dipindahkan kebagian yang lebih posterior dari
kanal horizontal, dimananya nantinya debris tersebut akan jatuh ke dalam ruang
depan atau dapat dihilangkan dengan menggunakan manuver Gufoni untuk BPPV
yang melibatkan kanal horizontal dengan nistagmus geotropik, dimana kepala
diarahkan ke bawah melihat lantai, seperti dijelaskan pada Video 7.
Penelitian secara acak menunjukkan secara signifikan perbaikan lebih tinggi
dengan cara menggerakkan kepala dan dengan manuver Gufoni (masing-masing 62%
dan 73%) daripada manuver tipuan (35%); hasil dari kedua manuver ini (hingga dua
kali pengulangan dari setiap manuver pada saat pengobatan awal) tetap memberikan

12

hasil yang unggul daripada manuver tipuan pada 1 bulan pertama. 50 Satu lagi tes
head-to-head menunjukkan bahwa setelah sesi pengobatan tunggal, manuver gerakan
kepala lebih efektif daripada manuver modifikasi Semont (penurunan vertigo pada
manuver gerakan kepala 37% daripada manuver modifikasi Semont 17%).46
DAERAH KETIDAKPASTIAN
12
Meskipun uji acak telah membandingkan
keefektifan berbagai manuver untuk

tiap jenis BPPV, hal inipun belum menunjukkan secara pasti manuver yang paling
efektif untuk menanggulangi tiap jenis BPPV. Hal ini juga menyebabkan strategi
penatalaksaan pada BPPV menjadi tidak jelas karena dari awal manuver tersebut
tidak efektif. Manuver yang sama harus diulang, atau manuver yang berbeda harus
dilakukan; Jika manuver yang sama dilakukan berulang kali, berapa banyak
pengulangan harus dilakukan? Selain itu, kriteria diagnostic dan manuver reposisi
pada BPPV yang melibatkan kanal anterior perlu divalidasi. Terakhir, walaupun
penurunan vitamin D telah dilaporkan terjadi pada orang dengan BPPV dibandingkan
dengan pihak kontrol,7,8 namun hal itu tetap tidak diketahui dengan pasti apakah
suplemen vitamin D dapat mengurangi insiden atau menurunkan risiko kekambuhan
BPPV.
PANDUAN
Panduan praktik yang diterbitkan dalam 2008 secara independen oleh
American Academi of Neurology27 dan American Academy of Otolaryngology-Head
and Neck Surgery1 menyarankan hanya menggunakan manuver Epley untuk BPPV
yang melibatkan kanal posterior. Rekomendasi dalam artikel ini termasuk manuver
lainnya (manuver Semont untuk BPPV melibatkan kanal posterior dan beberapa
manuver lain untuk BPPV kanal horisontal); rekomendasi ini didasarkan pada data
dari penelitian acak terbaru.35,44,46,50

1313

KESIMPULAN DAN SARAN


Pasien yang dijelaskan dalam jurnal ini memiliki vertigo dan nistagmus
diprovokasi oleh perubahan posisi kepala, tanpa gejala atau tanda-tanda lainnya,
merupakan temuan sangat tepat untuk BPPV. Pasien yang melaporkan vertigo yang
diprovokasi oleh kepala gerakan, Pertama kali harus menjalani manuver Dix-Hallpike
(Tabel 2, gambar 1, Video 1). Timbulnya vertigo yang singkat berhubungan dengan
nistagmus yang muncul tiba-tiba kearah atas dan berputar, merupakan kriteria
diagnostik untuk BPPV yang melibatkan kanal posterior (tipe paling umum dari
BPPV). Mengingat Temuan ini, kami merekomendasikan untuk dilakukan manuver
Epley (Gambar 2, Video 4) satu kali atau lebih pada setiap kali sesi terapi, walaupun
manuver Semont (gambar 3, Video 5) dapat menjadi alternative terapi. Kami dapat
memperkirakan sekurang-kurangnya 80% pasien dapat sembuh dengan manuver
tersebut pada kunjungan pertama. Namun, pasien harus diberitahu bahwa BPPV
dapat kambuh dan memerlukan terapi ulang.

1414

Gambar 2. Manuver Reposisi Kanalit Epley pada Terapi Benign Paroxysmal Positional
Vertigo yang Melibatkan Kanalis Semisirkularis Posterior Kanan.
Setelah resolusi nistagmus terjadi akibat dari manuver Dix-Hallpike kanan (Gambar A,B,C),
keala diarahkan 90 derajat ke sisi kiri (Gambar D), menyebabkan debris otolit bergerak
mendekati bagian terluar kanal. Mengiduksi nistagmus, jika terjadi, arahnya akan sama
dengan manuver Dix-Hallpike. Kemudian kepala diarahkan 90 derajat pada posisi kepala
menghadap kebawah, dan badan diarahkan 90 derajat dengan arah yang sama, sehingga
pasien berbaring pada sisi berlawanan dari sisi yang terkena (gambar E); debris otolit
bermigrasi dengan arah yang sama. Ubah posisi pasien menjadi posisi duduk (Gambar F),
anda debris otolit akan jatuh kedalam vestibular. Setiap posisi dipertahankan sampai vertigo
berhenti, minimal 30 detik.

1515

Gambar 3. Manuver Reposisi Semont pada Benign Paroxysmal Positional Vertigo yang
Melibatkan Kanalis Semisirkularis Posterior Kanan.
Pasien diminta untuk duduk tegak (Gambar A) dan kemudian dibaringkan pada sisi yang
terkena, telinga kanan, dengan kepala diarahkan dengan cepat ke kiri (Gambar B), Kemudian
dengan cepat pindahkan dari posisi berbaring ke posisi duduk tegak kembali dan tanpa jeda,
pasien langsung diposisikan berbaring ke sisi yang berlawanan dengan kepala mengarah ke
kiri (Gambar C). Terakhir, pasien dalam keadaan duduk dan kepala dipertahakan dalam posisi
netral (Gambar D). Setiap posisi dipertahankan sampai nistagmus dan vertigo menghilang,
tapi minimal selama 2 menit.

16
16

Anda mungkin juga menyukai