OLEH :
Anamnesis
Identitas pasien
Pemeriksaan Fisik
Primary survey:
Airway: bebas
Breathing: RR= 22 x/menit, pernafasan normal
Circulation: HR: 84 x/menit
Disability: pasien tidak sadar
Exposure: suhu tubuh= 40 0C
Secondary survey:
BB : 10 kg
KU : tidak sadar
VS : HR= 84x/menit RR= 22x/menit T= 40 0C
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: sekret (-/-), bleeding (-/-)
Mulut: sianosis (-)
Leher: pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks: normochest, retraksi (-)
Cor: BJ I/II intensitas normal, reguler, bising (-)
akral dingin
- -
oedema
- -
sianosis
- -
Diagnosis
Penatalaksanaan
O2 1-2 lpm
Inf. RL 10 tpm
Kompres air hangat
Diazepam rektal 5mg (maksimal 2x)
Inj. Diazepam 0,5 mg/KgBB (maksimal 2x,
jika kejang tidak berhenti dengan pemberian
rektal) bolus perlahan
Inj. Ceftriaxone 500 mg/24 jam/drips
Inj. Paracetamol 100mg/8 jam/iv
Planning
Konsul Sp.A
Observasi vital sign /4 jam
Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap,
GDS, SGOT, SGPT, Ureum, kreatinin
Foto kepala AP
Pemeriksaan Laboratorium
5/9/2015
Hb : 8.4 g/dl
Hct : 29 %
AT : 175000
AL : 14100
Netrofil segmen : 90.8 %
Limfosit : 7.2% Monosit : 2.0%
LED : 15/18
MCHC : 29.0 g/dl MCH : 22.8 pg MCV : m3
GDS : 151 mg/dl
SGPT : 21 /1L/P
Ureum: 18 /l
DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Kejang demam kompleks dan khususnya kejang
demam fokal merupakan prediksi untuk
terjadinya epilepsi. Sebagian besar peneliti
melaporkan angka kejadian epilepsi kemudian
hari sekitar 2 5 %.
Klasifikasi
Kejang demam diklasifikasikan menjadi :
1. Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile
Seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat,
kurang dari 15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik
dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang
tidak berulang dalam 24 jam
Klasifikasi
Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile
Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak
kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu
badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh
infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya
tonsilitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis
dan lain-lain. Serangan kejang biasanya terjadi
dalam 24 jam pertama sewaktu demam,
Diagnosis
Anamnesis
Adanya kejang , jenis kejang, kesadaran,
lama kejang, suhu sebelum/saat kejang,
frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab
demam diluar susunan saraf pusat.
Riwayat perkembangan, kejang demam
dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga.
Singkirkan penyebab kejang lainnya.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk
menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Resiko terjadinya meningitis bakterialis
adalah 0,6%-6,7%.
Elektroensefalografi (EEG) tidak dapat
memprediksi berulangnya kejang atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi
pada pasien kejang demam.
Pemeriksaan penunjang..
Penatalaksanaan
Penanganan
Penatalaksanaan..
Turunkan demam:
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO
atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya
diberikan 3-4 kali perhari
Kompres: suhu > 390C: air hangat; suhu >380C: air
biasa Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan
sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
Penatalaksanaan..
Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang
demam sederhana dengan Diazepam 0,3
mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak
menderita penyakit yang disertai demam
Pencegahan kontinu untuk kejang demam
komplikata dengan Asam Valproat 15-40
mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis
Prognosis
Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang
demam dapat berkembang menjadi:
Kejang demam berulang
Epilepsi
Kelainan motorik
Gangguan mental dan belajar