Disusun oleh :
AJI SAPUTRA
NIM 120210102069
2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika zat padat adalah ilmu yang mempelajari secara spesifik mengenai
kristal dan elektron didalam kristal. Pengetahuan tentang kristal mulai ditekuni
pada awal abad ke-19 yang diikuti dengan ditemukannya difraksi sinar-X. Logam
merupakan salah satu dari sekian banyak macam-macam zat padat. Logam
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, misalnya besi dalam
produksi otomobil, tembaga untuk penghantar listrik dan lain-lain. Umumnya
logam memiliki sifat kekuatan fisik tinggi, kerapatan tinggi, konduktivitas listrik
baik, konduktivitas termal baik dan daya refleksi tinggi. Telah diketahui banyak
sifat fisik yang dimiliki dari logam tidak hanya logam sederhana, namun juga
berkaitan dengan model elektron bebas. Menurut model ini, elektron valensi dari
suatu unsur atom menjadi elektron konduksi dan bergerak bebas pada keseluruhan
volume logam. Bahkan ketika logam memiliki model elektron bebas, distribusi
pengisian elektron konduksi menggambarkan kekuatan potensial elektrostatik dari
inti ion. Kegunaan dari model elektron bebas pada dasarnya merupakan sifat yang
bergantung pada sifat kinetik dari elektron konduksi.
Penjelasan mengenai sifat logam dalam hal ini gerak elektron bebas telah
lama dikembangkan sebelum ditemukannya mekanika kuantum. Teori klasik
memiliki beberapa keberhasilan, terutama penurunan dari Hukum Ohm dan
hubungan antara daya hantar listrik dan panas. Teori klasik tidak dapat
menjelaskan kapasitas panas dan kelemahan sifat kemagnetan yang dimiliki
elektron konduksi. (Hal ini bukan merupakan kegagalan dari model elektron
bebas, tetapi kegagalan pada fungsi distribusi klasik Maxwell). Selanjutnya adalah
kesulitan dengan model klasik. Dari banyak jenis percobaan mengenai elektron
konduksi dari logam yang dapat bergerak secara bebas pada banyak lintasan lurus
atom, tubrukan elektron konduksi terjadi satu sama lain atau bahkan tubrukan
dengan inti atom. Pada temperatur rendah, lintasan bebas antar atom akan
sepanjang 108 (lebih dari 1cm). Mengapa zat yang terkondensasi secara transparan
akan menjadi elektron konduksi? Sifat inilah yang dibahas pada Asas Pauli. Gas
Fermi elektron bebas akan menjelaskan bagaimana elektron bebas pada gas
dengan menggunakan Asas Pauli.
Penelitian pada elektron dalam logam terus berlanjut untuk mencari solusi
dan menyempurnakan dari kekurangan penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk
itu perlu kita mengetahui bagaimana perkembangan teori elektron dalam logam
mulai dari model elektron bebas klasik, model elektron bebas terkuantisasi dan
teori pita energi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana teori model elektron bebas klasik?
2. Bagaimana teori model elektron bebas terkuantisasi?
3. Bagaimana teori pita energi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Menjelaskan teori model elektron bebas klasik.
2. Menjelaskan teori model elektron bebas terkuantisasi.
3. Menjelaskan teori pita energi.
dalam sebuah kotak energi potensial. Elekton konduksi yang kita bicarakan
sekarang ini adalah elektron konduksi di dalam logam yang belum diberi sumber
tegangan (beda potensial).
Dengan mengacu pada postulat Drude, yaitu gas elektron bebas bertingkah
seperti gas mulia, pada tahun 1909 H. A. Lorentz berpostulat bahwa elektronelektron yang menyusun gas elektron bebas dalam keadaan ekuilibirum mematuhi
statistika Maxwell-Boltzmann. Kedua postulat ini sering dipadukan dan sering
disebut Teori Drude-Lorentz. Dan karena teori ini didasarkan pada statistika klasik
Maxwell-Boltzmann, teori ini pun disebut Teori Klasik. Model elektron bebas
klasik tentang logam mengambil asumsi sebagai berikut :
a Kristal digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positif (yang
membentuk kisi kristal) dan elektron yang bebas bergerak dalam volume
b
kristal.
Elektron bebas tersebut diperlakukan sebagai gas, yang masing-masing
bergerak secara acak dengan kecepatan termal (seperti molekul dalam gas
sangat besar.
Elektron hanya bergerak dalam kristal karena adanya penghalang potensial di
permukaan batas.
Meskipun teori ini bersifat klasik, namun teori ini telah berhasil digunakan
untuk menjelaskan beberapa sifat logam. Sebagai contoh, teori ini berhasil
membuktikan keabsahan hukum Ohm. Di samping itu, karena elektron bebas
dapat dengan mudah bergerak di dalam logam, beberapa logam menunjukkan
adanya konduktivitas listrik dan konduktivitas panas yang tinggi. Namun
demikian, ratio antara konduktivitas listrik () terhadap konduktivitas panas ()
adalah selalu konstan, yaitu:
=konstan .
(1)
(2)
(3)
(4)
Gambar 1. Kotak energi potensial satu dimensi yang tingginya tak-hingga. Kita
misalkan sebuah elektron yang bermassa m ditempatkan di dalam
kotak tersebut. Fungsi gelombang dan tingkat energinya ditentukan
dari persamaan Schrodinger.
dimana En menyatakan energi kinetik elektron yang berada pada tingkat ke-n, V
menyatakan energi potensial elektron, dan n menyatakan fungsi gelombang
elektron di tingkat ke-n. Karena di dalam kotak energi potensial V = 0, maka
persamaan 4 menjadi :
2
d n 2 m
+ 2 ( En ) n=0
2
dx
(5)
(6)
dimana A dan B adalah konstanta sembarang yang dapat ditentukan dari syarat
batas. Persamaan (5) dapat ditulis secara lebih sederhana sebagai berikut :
d2n 2
+ k n =0
dx 2
Dengan demikian kita dapat melihat bahwa nilai k harus sama dengan :
2 m En
k=
2
(7)
(8)
Karena kedalaman kotak ini adalah tak-hingga, maka kita tidak mungkin
menemukan elektron di luar kotak. Hal ini berarti bahwa di luar kotak n(x) = 0.
(9)
Tetapi karena untuk x = L pun n (x) = 0, maka dari persamaan (9) kita peroleh
0=A sin kL
atau sin kL = 0. Hal ini berarti bahwa :
kL = n
atau k = n/L.
(10)
Disini n = 1, 2, 3, 4, Tetapi k = 2/ n. Jadi dari persamaan (10) kita dapat
menulis
2/n = n/L.
atau
L = nn/2
Dengan demikian persamaan (9) dapat kita tulis sebagai berikut :
n ( x )= A sin (n / L)x
(11)
(12)
(13)
Persamaan (11) ini merupakan fungsi gelombang elektron di dalam sebuah kotak
energi potensial yang tingginya tak-hingga. Energi kinetik elektron yang berada di
tingkat ke n dapat kita hitung dari persamaan (8) dan (10) di atas. Hasilnya adalah
sebagai berikut :
2 n 2 n2 2 2
E n=
=
2m L
2m L2
( )
Karena
E n=
(14)
h
2 , maka persamaan (14) dapat kita tulis sebagai berikut:
2 n 2 n2 2 2 n2 h 2
=
=
2m L
2m L2 8 m L2
( )
(15)
Dari persamaan (15) kita lihat bahwa tingkat energi (E n) elektron yang berada di
dalam kotak energi potensial yang kedalamannya tak hingga adalah terkuantisasi
dan bergantung pada n2 untuk L tertentu.
Jika fungsi gelombang yang ditunjukkan oleh persamaan (13) dinormalisasi, maka
A=
2
L
Jadi fungsi gelombang yang dinyatakan oleh persamaan (13) di atas dapat kita
tulis secara lengkap sebagai berikut :
2
n ( x )=
sin( n / L) x
L
(16)
Model elektron bebas memenuhi jumlah distribusi yang pada dasarnya terus
menerus berawal dari nol hingga tak terhingga. Telah diketahui bahwa:
2
k =
(k 2 + k 2 +k 2)
2m x y z
(17)
2 4
;
L
L
; ..
p=k
k = G=n
2
a
dimana
G=2
n
a
k =
a . Pada
k =
x
x
i
)
atau
exp(
a
a ) elektron bebas. Dimana nilai khusus untuk k fungsi
gelombang berjalan
+
exp (
ikx
)
yaitu :
a
(18)
(19)
(+) atau
(20)
(-) = | |2
sin2 x/a
(21)
2cos
adalah
x
a
dan
2sin
x
a
k=
garis. Misalkan besar energi potensial elektron dalam kristal pada titik x adalah :
U ( x ) =U cos
2 x
a
(22)
Perbedaaan energi orde pertama antara dua gelombang berdiri dinyatakan oleh :
+
dx U ( x )
(23)
E g=
0
cos 2
dx U cos
Eg =2
(24)
Dapat dilihat bahwa celah sama dengan komponen Fourier dari potensial kristal.
Fungsi Bloch
Fungsi Bloch membuktikan bahwa solusi untuk persamaan Schrodinger
pada potensial periodik harus berbentuk:
k ( r )=U k ( r ) exp(ik . r )
(25)
Dimana Uk(r) mempunyai periode kristal lattice dengan U k(r) = Uk (r +T) dengan
T adalah vektor sisi translasi. Persamaan diatas mengungkapkan teorema Bloch :
Fungsi Eigen dari persamaan gelombang untuk potensial periodik
mempunyai hasil dari bidang gelombang eksp. (ik . r) fungsi waktu Uk (r)
dengan periodisitas kisi kristal.
Fungsi gelombang one-elektron pada persamaan disebut fungsi bloch dan
dapat didekomposisikan dalam jumlah gelombang berjalan. Fungsi Bloch dapat
dikumpulkan dalam bentuk gelombang paket-paket mewakili elektron elektron
yang menyebar secara bebas melalui medan potensial dari inti ion.
Teorema Bloch valid jika
Energi potensial piriodik di a dengan U(x) =U(x + sa) dimana s adalah bilangan
bulat.
Untuk mencari solusi persamaan gelombang dapat dibantu oleh garis
simetri cincin sehingga:
( x +a )=C ( x )
(26)
(27)
Karena ( x ) harus bernilai tunggal. C adalah satu dari akar dari kesatuan atau
C=exp
( x )=U k ( x ) exp
( i2Nasx )
(28)
(29)
Dimana U(x) adalah energi potensial dan adalah nilai energi eigen.
Pada daerah 0 < x < a dimana U=0, fungsi eigen adalah kombinasi linier
iKx
= A e + Be
ikx
(30)
K2
2m
(31)
(32)
Dengan
U 0=2
Q
2m
(33)
(34)
0 dan x = a. Terdapat kondisi batasan mekanika kuantum yang luar biasa dalam
masalah yang melibatkan sumur potensial kuadrat. Pada x = 0,
A+B+C+D;
iK(A B) = Q(C D)
(35)
(36)
(37)
(38)
Rentangan K agar persamaan ini memiliki solusi pada Gambar 5, untuk kasus P =
3/2. Nilai energi yang sama di plot pada Gambar 6. Vektor gelombang k dari
fungsi Bloch merupakan indeks yang penting.
Persamaan Gelombang Elektron pada Potensial Periodik
Rata-rata bentuk yang diharapkan sebagai solusi persamaan Schrdinger
terjadi jika vektor gelombang terletak pada batas daerah, yaitu k = /a. Misalkan
U(x) merupakan energi potensial elektron kisi linier dari konstanta kisi a. Kita
ketahui bahwa energi potensial invarian pada translasi kisi kristal: U(x) = U(x +
a). Fungsi invarian pada translasi kisi kristal diperluas menggunakan deret Fourier
dalam vektor kisi resiprok G. Deret Fourier untuk energi potensial sebagai
berikut:
U ( x ) = U G e
iGx
(39)
G >0
(40)
disebut fungsi eigen atau fungsi orbital atau Bloch. Secara eksplisit,
iGx
(41)
Fungsi gelombang
semua nilai vektor gelombang yang dilegalkan oleh adanya kondisi batas,
sehingga
= C (k ) eikx
k
(42)
(x) dideterminasikan
2 n
L
merupakan perluasan salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang k
termasuk dalam , maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan
perluasan . Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam , maka semua
vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan hal ini akan
memiliki bentuk k +G , dimana G adalah vektor kisi resiprokal.
komponen k sebagai
k+G
. Vektor gelombang
2
2m
2m
dx
2 m dx
2m k
(43)
( U
G
(44)
(45)
Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua
sisi persamaan. Sehingga
( k ) C ( k ) + U G C ( k G )=0
G
Dengan notasi
(46)
k = k /2 m
yang
terisolasi
ini,
masing-masing
memiliki
banyak
menyebabkan
harga
energinya
berubah.
Secara
, maka tingkat-tingkat
Hal ini berarti semua elektron sudah memiliki spin yang sudah
berpasang-pasangan sehingga tidak ada yang menjadi elektron
bebas. Tetapi, faktanya tidak demikian. Wolfram termasuk
konduktor yang baik. Ternyata, antara satu pita energi dengan
yang lain dimungkinkan terjadi tumpang-tindih. Untuk konduktor
W tersebut, tumpang tindih terluar terjadi pada pita energi 6s, 4f,
5d
dan
6p
yang
secara
total
memerlukan
32
elektron.
persamaan
Schrodinger,
dengan
pendekatan
elektron
dalam
zat
padat
diperoleh
dengan
yang
terpisah.
Potensial
atom
yang
begitu
kuat
Model
ini
merupakan
pendekatan
kasar
agak
rendah;
atau
dimana
tumpang-tindih
dari
DAFTAR PUSTAKA
Kardiawarman, 2014. Modul 4 Fisika Zat Padat. Bandung : UPI.
Kelas B. 2013. Pita Energi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Krane, Kenneth. 2008. Fisika Modern. Jakarta : UI Press.
Lesmono, Albertus D., 2016. Elektron Bebas dalam Logam. Jember : Unej.
Prasetyowati, Rita. 2012. Pita Energi. Yogyakarta : UNY.
Santika, I Gede D., 2014. Model Elektron Bebas dalam Logam. Denpasar :
Undiksha.