Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak pada usia dini merupakan fase fundamental bagi setiap
individu, karena usia dini merupakan periode subur bagi pertumbuhan otak.
Seringkali anak

pada usia dini disebut dengan masa emas yang paling

berharga ( The Golden Age). Selain itu anak merupakan praktisi dan
investasi bagi masa depan. Maka dari itu dalam diri anak perlu diberikan dan
dikembangkan nilai-nilai mendasar yang dapat digunakan secara fungsional
dalam kehidupannya kelak. Masa depan anak ditentukan dari sejauh mana ia
mendapatkan pendidikan yang layak sejak dini.
Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan
prasekolah formal. Pendidikan prasekolah membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis di luar lingkungan
keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,
2003).
Secara garis besar ada lima aspek perkembangan yang dikembangkan
di TK yaitu: moral agama, sosial emosional, bahasa, kognitif dan fisik.
Bahasa merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan, haruslah
mendapat perhatian karena mempunyai peranan penting sebagai alat
berkomunikasi dan mengemukakan pendapat. Sebagai salah satu lembaga
pendidikan untuk anak usia empat sampai dengan enam tahun, Taman
Kanak-Kanak diwajibkan untuk memberikan fasilitas yang mampu

32

mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak secara optimal, salah


satunya adalah aspek perkembangan bahasa. Strand dalam Elyawati (2009:
2) mengatakan bahwa adanya stimulus berkelanjutan, proses interaksi dan
rumusan bahasa secara verbal dapat meningkatkan keterampilan berbicara
anak. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, sudah sepantasnya
anak

usia

Taman

Kanak-Kanak

diberikan

kesempatan

untuk

mengekpsresikan gagasannya dalam bentuk lisan. Jika anak terampil dalam


berbicara memudahkan anak untuk menjalin komunikasi lisan yang baik
dengan teman sebayanya atau mungkin dengan orang dewasa sekalipun.
Wortham (2006: 100) mengungkapkan bahwa anak akan belajar
dengan orang-orang di sekitarnya, anak menjadi seorang peniru yang baik
ketika dihadapkan pada lingkungan tempat tinggalnya. Kemampuan
berbicara sangat penting diberikan sedini mungkin, karena kemampuan
berbicara pada usia remaja sangat tergantung pada kemampuan berbicara
pada waktu kecil. Kemampuan berbicara anak sangat dipengaruhi oleh
orang-orang di sekitarnya. Berhasilnya anak melewati masa kritis
perkembangan bicara akan menghasilkan kesuksesannya di masa depan.
Secara tidak sadar keterampilan berbicara yang diperoleh seorang anak
datang dari lingkungan terdekat mereka, yaitu keluarga.
Pernyataan di atas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Syamsu
(2005: 119) menyebutkan bahwa kemampuan mengucapkan kata-kata
merupakan hasil belajar melalui imitasi (peniruan) terhadap suara-suara yang
didengar anak dari oranglain (terutama orangtuanya). Jamaris (2006: 30)
mengungkapkan bahwa: Anak usia Taman Kanak-Kanak berada dalam fase
perkembangan bahasa ekspresif, Artinya anak dalam fase ini telah dapat
mengutarakan keinginannya, pendapatnya maupun penolakannya dengan
menggunakan bahasa lisan sebagai alat berkomunikasi. Keterampilan
berbicara seperti kemampuan untuk menyatakan gagasan, perasaan pada
lawan bicaranya adalah kemampuan yangharus dimiliki anak sebelum ia
terampil dalam ragam keterampilan bahasa yang lainnya.
.

Berdasarkan pengamatan dalam praktik mengajar sehari-hari di TK

Bethel Tasikmalaya kelompok B, kemampuan berbicara anak masih

32

mengalami hambatan, dimana sebagian besar anak terlihat pasif ( tidak


antusias) dalam mengemukakan pendapatnya dan kurang merespon dalam
pembelajaran yang di laksanakan.Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik
untuk menelaah suatu masalah dengan mengadakan penelitian yang berjudul
Penerapan metode Bercakap-cakap untuk meningkatkan keterampilan
berbicara pada anak kelompok B di TK Bethel Tasikmalaya.
a) Identifikasi Masalah
1. Kurangnya keberanian anak dalam mengemukakan pendapatnya.
2. Kurangnya kesempatan kepada anak untuk berekspresi secara lisan
b) Analisis Masalah
Berdasarkan dari hasil identifikasi masalah yang ada, penulis melakukan
intropeksi diri dan diskusi mengenai beberapa hal yang menyebabkan
kemampuan keterampilan berbicara anak kurang yaitu guru kurang
menguasai metode pembelajaran atau cara penyampaian/penyajian materi
yang bersifat menyenangkan bagi anak.
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Umum
Rumusan umum penelitian ini adalah :Bagaimana penerapan metode
bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak
kelompok B di TK Bethel Tasikmalaya?
2. Secara Khusus
Mengingat luasnya permasalahan maka rumusan masalah khusus adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan penerapan metode bercakap-cakap dapat
meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK
Bethel Tasikmalaya?
b. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode bercakap-cakap dapat
meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK
Bethel Tasikmalaya ?

32

c. Bagaimana hasil dari penerapan metode bercakap-cakap dapat


meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok B di
TK Bethel Tasikmalaya ?
C. Tujuan Perbaikan
1. Tujuan Umum:
Secara umum tujuan penelitian mengetahui penerapan metode bercakapcakap untu meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok B
di TK Bethel Tasikmalaya.
2. Tujuan khusus :
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui :
a. Perencanaan penerapan metode bercakap-cakap untuk meningkatkan
keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK Bethel
Tasikmalaya.
b. Pelaksanaan penerapan metode bercakap-cakap untuk meningkatkan
keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK Bethel
Tasikmalaya.
c. Hasil penerapan metode bercakap-cakap untuk meningkatkan
keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK Bethel
Tasikmalaya.
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan anak dalam berbicara,
serta anak berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau
mengekspresikan secara lisan, sehingga dapat memberikan pengalaman
belajar awal yang berkesan dan bermakna pada anak, secara lanjut
diharapkan dapat mengembangkan potensi anak ( kecerdasan berbahasa
anak).

32

2. Bagi Guru
Proses perbaikan ini manfaatnya bagi guru yaitu diharapkan dapat
memberikan dan menambah wawasan guru untuk memberikan stimulasi
yang tepat dalam merangsang dan meningkatkan kemampuan anak
dalam mendengar dan berbicara dan mendorongnya agar lebih berani
dalam mengemukakan pendapatnya ( berekspresi secara lisan).
3. Bagi Lembaga
Menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas profesional pendidik
dalam memperbaiki metode pembelajaran yang meningkatkan aktivitas
serta hasil belajar siswa di tingkat TK.
4. Bagi Orang Tua
Diharapkan dapat menambah wawasan bagaimana cara memfasilitasi
agar kemempuan berbicara anak dapat berkembang secara optimal dan
anak memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya melalui
metode bercakap-cakap.

32

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Bercakap-cakap
1. Pengertian Metode
Mengajar adalah salah satu tugas utama guru, yang disebut dengan
fungsi instruksional. Dalam menggunakan fungsi instruksional itu,
penggunaan dan penerapan metode pengajaran merupakan salah satu
faktor yang penting yang ikut andil dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode
atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati),
dan hodos ( jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang
harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.Secara umum atau luas
metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk
mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar mengajar.
Pasaribu dan Simanjutak , mengatakan bahwa metode adalah cara
sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Dr.Winarno Surachmad, mengatakan bahwa metode mengajar
adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang
yaitu, kemampuan guru ( profesionalisme guru) dalam mengelola
pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi
kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga
menghasilkan pembelajaran yang lebih baik.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan M. Sobri Sutikno
(2009:

88)

menyatakan

Metode
32

pembelajaran

adalah

cara-cara

menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi


proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh
seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai
tujuan. Benny A. Pribadi (2009:11) menyatakan, tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang
secara sistematik dan sistemik.
\
2. Pengertian Metode Bercakap-cakap
Bercakap-cakap adalah ciri khas manusia. Fetjhof Schouon, seorang
filsuf yang sangat dihormati mengatakan bahwa salah satu kecerdasan yang
khas manusiawi adalah kemampuan manusia bercakap-cakap dalam bentuk
bahasa. Kemampuan manusia dalam bercakap-cakap dalam bentuk bahasa
tentunya terjadi interaksi antara 2 orang atau lebih yang saling menanggapi
dan terjadilah sebuah percakapan dan proses tanya-jawab.
Pada metode bercakap-cakap interaksi terjadi antara guru dengan
anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa
dialog yang tidak kaku. Topik percakapan dapat bebas ataupun ditentukan.
Dalam percakapan tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator, artinya guru
lebih banyak memotivasi anak dengan harapan anak lebih aktif dalam
mengemukakan pendapatnya atau mengekspresikan secara lisan.
Lebih jauh Moeslichatoen R. (1999: 92) menuliskan bahwa
bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau
antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan
monolog dilaksanakan di kelas dengan cara anak berdiri dan berbicara di
depan kelas atau di tempat duduknya, mengungkapkan segala sesuatu yang
diketahui, dimiliki dan dialami, atau menyatakan perasaan tentang sesuatu
yang

memberikan

pengalaman

32

yang

menyenangkan

atau

tidak

menyenangkan, atau menyatakan keinginan untuk memiliki atau bertindak


sesuatu. Kegiatan dialog berbentuk percakapan yang dilakukan dua orang
atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan untuk berbicara
secara bergantian.
Sedangkan menurut Hilderbrand, (1986: 297) pada buku Metode
Pengajaran di TK karangan Moeslichatoen R, (1999 :26) bercakap-cakap
berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau
mewujudkan kemanpuan bahasa reseptif dan ekspresif. Lain pula menurut
Gordon & Browne (1985 : 314) pada buku yang sama dikatakan bahwa
bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai
perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi.
Penguasaan bahasa reseptif adalah semakin banyaknya kata-kata
yang baru dikuasai oleh anak yang diperoleh dari kegiatan bercakap-cakap.
Dan penguasaan berbahasa ekspresif adalah semakin seringnya anak
menyatakan keinginan, kebutuhan,pikiran, dan perasaan kepada orang lain
secara lisan.
Moeslichatoen dalam buku Metode Pengajaran di TK (1999: 91)
mengatakan bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi
antarpribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk
terjadinya

komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan

mendengar dan keterampilan berbicara. Untuk bercakap-cakap secara


efektif, belajar mendengarkan dan belajar berbicara sama pentingnya.
Sebagai pendengar dalam berkomunikasi antarpribadi sedikitnya ada tiga
hal yang harus dilakukan (Hetherington & Park, 1979: 296).
a. Mengukur pemahaman yang didengarnya secara pasti.
b. Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas, ia
dapat memberitahukan kepada si pembicara.
c. Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan agar dapat
menerima pesan tersebut.
Selanjutnya, pengertian metode bercakap-cakap dari Depdikbud
(1998 : 22) adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan yang
dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya-jawab antara
anak dengan guru atau anak dengan anak.

32

Kesimpulannya, pengertian metode bercakap-cakap adalah suatu


cara penyampaian bahan pengembangan bahasa yang dilaksanakan melalui
bercakap-cakap dalam bentuk tanya-jawab antara anak dengan guru atau
anak dengan anak, yang dikomunikasikan secara lisan dan merupakan
salah satu bentuk komunikasiantarpribadi, dimana satu dengan yang
lainnya saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara vebal atau
kemampuan mewujudkan bahasa yang reseptif dan ekspresif dalam suatu
dialog yang terjadi dalam suatu situasi.
3. Manfaat Metode Bercakap-cakap
Moeslichatoen R, (1999: 95) menyatakan bahwa metode
bercakap-cakap mempunyai manfaat:
a. Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan
menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, menyatakan
pendapat, menyatakan perasaan, menyatakan keinginan, dan kebutuhan
secara lisan;
b. Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa
yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain;
c. Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan
anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan sosial yang
menyenangkan;
d. Dengan seringnya anak mendapat kesempatan untuk mengemuka kan
pendapatnya, perasaannya, dan keinginannya maka hal ini akan
semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya;
e. Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak
informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau
anak lain. Penyebaran informasi dapat memperluas pengetahuan dan
wawasan anak tentang tujuan dan tema yang ditetapkan guru.
Selanjutnya Moeslichatoen (1999: 26) menyatakan makna penting
bagi perkembangan anak Taman Kanak-kanak karena bercakap-cakap
dapat:
a. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain;
b. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama;
c. Meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan
gagasan pendapat secara verbal;
32

d. Membantu perkembangan dimensi sosial, emosi dan kognitif, terutama


bahasa.
4. Kelebihan dalam Metode Bercakap-cakap:
a. Anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan
pendapatnya;
b. Anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya;
c. Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional karena
topik/tema yang menjadi bahan percakapan terdapat dalam keseharian
dan di lingkungan anak;
d. Mengembangkan cara berpikir kritis dan sikap hormat atau menghargai
pendapat orang lain;
e. Anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
belajarnya pada taraf yang lebih tinggi.
5. Bentuk-bentuk Metode Bercakap-cakap
Ada tiga bentuk penggunaan Metode Bercakap-cakap dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa di Taman
Kanak-kanak (Depdikbud, 1998: 24) yaitu:
a. Bercakap-cakap bebas
Yaitu kegiatan percakapan yang dilakukan oleh seorang guru dengan
seorang anak atau sekelompok anak Taman Kanak-kanak dalam
membahas berbagai topik yang berkaitan dengan pembelajaran di Taman
Kanak-kanak. Dengan maksud mengembangkan potensi dan kreativitas
anak untuk berekspresi melalui bahasa.
b. Bercakap-cakap menurut pokok bahasan
Yaitu kegiatan percakapan antara guru dengan anak didik, dengan pokok
bahasan yang telah ditetapkan. Pokok bahasan yang menjadi topik
percakapan disesuaikan dengan tema pembelajaran yang dipilih baik untuk
kelompok A maupun untuk kelompok B. Dengan maksud untuk
memberikan pengertian tentang suatu pokok bahasan. Agar anak dapat
mengungkapkan

pendapatnya

terhadap

sesuatu

objek

berdasarkan

pengamatan indranya maupun pengalamannya.Dengan demikian jika


memungkinkan dapat menggunakan alat peraga sebagai pendukung
kegiatan percakapan menurut pokok bahasan ini.
c. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri
Yaitu suatu kegiatan percakapan yang dilakukan guru kepada anak TK
dengan bantuan buku bergambar yang ceritanya berseri, biasanya terdiri
32

dari 4 seri yang saling berkaitan dan merupakan suatu rangkaian sebuah
cerita atau sebuah informasi. Dengan maksud memupuk kesanggupan
meletakkan antara tanggapan-tanggapan dan menarik kesimpulan.
B. Perkembangan Bahasa
1. Perkembangan Bahasa Anak
Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia TK
adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya
dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak
menggambarkan sistematikanya dalam berpikir. Yang termasuk dalam
pengembangan bahasa selain dari berbicara adalah kemampuan
menyimak, membaca dan menulis.
Perkembangan bahasa anak usia Taman Kanak-kanak memang
masih jauh dari sempurna. Namun demikian potensinya dapat
dirangsanng lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang
dekat dengan anak-anak akan mempengaruhi keterampilan anak dalam
berbicara atau berbahasa. Di Taman Kanak-kanak, guru merupakan
salah seorang yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Guru TK harus dapat mengupayakan strategi pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan bahasa anak,.
2. Bahasa dan Komunikasi
Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua
individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan
pengalaman. Badudu menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung
atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individuindividu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bahasa
sebagai suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer (manasuka)
digunakan masyarakat dalam rangka untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. Berbahasa berarti menggunakan bahasa
berdasarkan pengetahuan individu tentang adat dan sopan santun. Jadi
dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang yang
digunakan sebagai alat komunikasi oleh anggota masyarakat yang
bersifat arbitrer dan manusiawi.
32

Bromley mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang


teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri
dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut
dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat
diucapkan dan didengar.
Lloyd mengemukakan pendapatnya tentang istilah komunikasi.
Komunikasi tidak terbatas pada bahasa verbal. Beberapa ahli
berpendapat ketika terdapat beberapa orang bersama dalam suatu
tempat, pasti terjadi komunikasi. Sekalipun mereka tidak berbicara,
namun hal tersebut merupakan bentuk lain dari komunikasi yang dapat
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan suara-suara
nonlinguistik (misalnya menggumam atau menggerutu). Komunikasi
adalah istilah umum yang merujuk pada istilah yang lebih khusus yaitu
bahasa. Komunikasi merupakan pemindahan suatu arti melalui suara,
tanda, bahasa tubuh dan simbol. Bahasa adalah sistem simbol yang
teratur untuk mentransfer arti tersebut. Dengan demikian bahasa adalah
suatu modifikasi komunikasi yang meliputi sistem simbol khusus yang
dipahami

dan

digunakan

sekelompok

individu

untuk

mengkomunikasikan berbagai ide dan informasi. Sebagai contoh,


beberapa bahasa tertentu menggunakan 26 huruf (a-z) untuk menuliskan
ribuan kata. Bahasa Rusia menggunakan 32 simbol sedangkan bahasa
Jerman menggunakan 28 simbol.
Sistem simbol dalam bahasa ditandai oleh adanya daya cipta dan
sistem aturan yang meliputi fonologi, morfologi,sintaksis,semantik,dan
pragmatik. Fonologi adalah studi tentang sistem bunyi-bunyian bahasa.
Morfologi mengacu kepada ketentuan-ketentuan pengkombinasian
morfem. Morfem merupakan rangkaian bunyi-bunyian terkecil yang
memberi makna pada apa yang kita ucapkan dan dengarkan. Sintaksis
melibatkan pengkombinasian kata-kata dalam membentuk ungkapan dan
kalimat yang sesuai. Tata bahasa adalah gambaran formal tentang
ketentuan-ketentuan sintaksis. Beberapa ahli bahasa membedakan antara

32

struktur permukaan dan struktur kedalaman suatu kalimat. Struktur


permukaan adalah urutan nyata kata-kata di dalam suatu kalimat.
Struktur kedalaman adalah hubungan sintaksis kata-kata di dalam suatu
kalimat.
Penggunaan bahasa dalam kurikulum tidak terpisah dengan
beberapa prinsip sebagai berikut.
a. Adanya hubungan antara empat macam bentuk bahasa yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
b. Literatur adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan bahasa
yang memberikan kontribusi besar pada empat macam bentuk
bahasa.
c. Menggunakan dan mempelajari bahasa secara alamiah dapat
dilakukan seiring dengan mempelajari bidang lainnya.
d. Guru membelajarkan bahasa pada anak disesuaikan dengan potensi
dan kebutuhan anak, karena anak belajar dengan cara dan kecepatan
yang berbeda.
3. Karakteristik Bahasa
Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk
khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut:
a. Sistematis, artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan
bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur, standar, dan
konsisten. Setiap bahasa memiliki tipe konsistensi yang bersifat
khas.
b. Arbitrari, yaitu bahwa bahasa terdiri dari hubungan-hubungan
antara berbagai macam suara dan visual, objek, maupun gagasan.
Setiap bahasa memiliki kata-kata yang berbeda dalam memberi
simbol pada angka-angka tertentu.
c. Fleksibel, artinya bahasa dapat

berubah

sesuai

dengan

perkembangan zaman. Kosa kata terus bertambah mengikuti


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Beragam, artinya dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai
variasi dialek atau cara. Perbedaan dialek terjadi dalam pengucapa,

32

kosa kata dan sintaks. Semula, perbedaan dialek ditentukan oleh


daerah geografisnya, namun sekarang kelompok sosial yang
berbeda dalam suatu masyarakat menggunakan dialek yang berbeda
pula.
e. Kompleks, yaitu bahwa kemampuan berpikir dan bernalar
dipengaruhi

oleh

kemampuan

menggunakan

bahasa

yang

menjelaskan berbagai konsep ide, maupun hubungan-hubungan


yang dapat dimanipulasikan saat berpikir dan bernalar.
4. Karakteristik Kemampuan bahasa Anak TK
a. Karakteristik kemampuan bahsa anak usia 4 tahun
1) Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahsa anak. Ia
2)

telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.


Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang di

gunakannya.
3) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
b. Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun
1) Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
2) Lingkup kosa kata yang dapat di ucapkan anak menyangkut: warna,
ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan,
perbandingan, jarak, permukaan (kasar halus)
3) Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar
yang baik.
4) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
5) Percakapan yang di lakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah
menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang di lakukan
oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang di lihatnya. Anak
pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi diri,menulis,
membaca dan bahkan berpuisi.
5. Bentuk Bahasa
Bromley menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu;
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa
berbeda dengan kemampuan berbicara. Bahasa merupakan suatu sistem

32

tata bahasa yang relatif rumit dan bersifat semantik, sedangkan


kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk katakata. Bahasa ada yang bersifat reseptif (dimengerti, diterima) maupun
ekspresif (dinyatakan). Contoh bahasa reseptif adalah mendengarkan
dan membaca suatu informasi, sedangkan contoh bahasa ekspresif
adalah berbicara dan menuliskan informasi untuk dikomunikasikan
kepada orang lain.
Anak menerima dan mengekspresikan bahasa dengan berbagai
cara. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan
bahasa reseptif karena dalam keterampilan ini makna bahasa diperoleh
dan diproses melalui simbol visual dan verbal. Ketika anak menyimak
dan membaca, mereka memahami bahasa berdasarkan konsep
pengetahuan dan pengalaman mereka. Dengan demikian menyimak dan
membaca juga merupakan proses pemahaman (comprehending
process). Berbicara dan menulis merupakan keterampilan bahasa
ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan
verbal yang diproses dan diekspresikan anak. Ketika anak berbicara dan
menulis, mereka menyusun bahasa dan mengkonsep arti. Dengan
demikian berbicara dan menulis adalah proses penyusunan ( composing
process).
Mengembangkan keterampilan pemahaman dan penyusunan
merupakan dasar bagi kegiatan belajar anak secara umum. Cara anak
dalam menggunakan bahasa akan berpengaruh pada perkembangan
sosial, emosional, fisik, dan kognitif. Thaiss mengemukakan bahwa
anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka
mendapat

kesempatan

untuk

membicarakannya,

menuliskannya,

menggambarkannya dan memanipulasinya. Kemampuan menggunakan


bahasa secara efektif sangat berperan penting terhadap kemampuan
belajar anak.
6. Fungsi Bahasa
Bahasa digunakan untuk mengekspresikan keunikan individu.
Bromley menyebutkan 5 macam fungsi bahasa sebagai berikut:
a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu.
b. Bahasa dapat mengubah dan mengontrol perilaku.
32

c. Bahasa membantu perkembangan kognitif.


d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain.
e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu.
7.

Keterampilan Berbicara
Semakin berkembangnya kemajuan ilmu teknologi setiap orang
dituntut untuk terus melakukan usaha dalam peningkatan diri. Salah satu
aspek penting sebagai modal keunggulan sumber daya manusia berkualitas
adalah melalui penguasaan berbahasa. Tarigan (1981: 15) menyatakan
bahwa berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi dari kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Selain pendapat di atas, Arsyad dan Mukti U. S dalam Rosita
mengungkapkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, mengatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai salah satu
lembaga pendidikan untuk anak usia empat sampai dengan enam tahun,
Taman Kanak-Kanak diwajibkan untuk memberikan fasilitas yang mampu
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak secara optimal, salah
satunya adalah aspek perkembangan bahasa.
Strand dalam Elyawati (2009: 2) mengatakan bahwa adanya
stimulus berkelanjutan, proses interaksi dan rumusan bahasa secara verbal
dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Berdasarkan pendapat
yang dikemukakan di atas, sudah sepantasnya anak usia Taman KanakKanak diberikan kesempatan untuk mengekpsresikan gagasannya dalam
bentuk lisan. Jika anak terampil dalam berbicara memudahkan anak untuk
menjalin komunikasi lisan yang baik dengan teman sebayanya atau
mungkin dengan orang dewasa sekalipun.
Wortham (2006: 100) mengungkapkan bahwa anak akan belajar
dengan orang-orang di sekitarnya, anak menjadi seorang peniru yang baik
ketika dihadapkan pada lingkungan tempat tinggalnya. Kemampuan
berbicara sangat penting diberikan sedini mungkin, karena kemampuan

32

berbicara pada usia remaja sangat tergantung pada kemampuan berbicara


pada waktu kecil.
Kemampuan berbicara anak sangat dipengaruhi oleh orang-orang di
sekitarnya. Berhasilnya anak melewati masa kritis perkembangan bicara
akan menghasilkan kesuksesannya di masa depan. Secara tidak sadar
keterampilan berbicara yang diperoleh seorang anak datang dari
lingkungan terdekat mereka, yaitu keluarga. Pernyataan di atas sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Syamsu (2005: 119) menyebutkan bahwa
kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui
imitasi (peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dari oranglain
(terutama orangtuanya). Jamaris (2006: 30) mengungkapkan bahwa:
Anak usia Taman Kanak-Kanak berada dalam fase perkembangan bahasa
ekspresif, Artinya anak dalam fase ini telah dapat mengutarakan
keinginannya, pendapatnya maupun penolakannya dengan menggunakan
bahasa lisan sebagai alat berkomunikasi. Keterampilan berbicara seperti
kemampuan untuk menyatakan gagasan, perasaan pada lawan bicaranya
adalah kemampuan yangharus dimiliki anak sebelum ia terampil dalam
ragam keterampilan bahasayang lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan, (1981: 15) bahwa
keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi

dari

kata-kata

untuk

mengekspresikan,

menyatakan,

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dilihat dari bentuk atau


wujudnya, berbicara merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai kebutuhan
pendengar atau penyimak.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru ketika akan
melakukan proses pembelajaran. Salah satu diantara metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak adalah melalui
metode bercakap-cakap.

32

BAB III
RENCANA PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada anak kelompok B di TK Bethel
Kecamatan Cihideung Tasikmalaya, yang beralamat di Jalan Yudane
gara Gg.Kebon Manggu No.21 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 20142015 dengan penggunaan metode bercakap-cakap. Seberapa besar
kontribusi yang diberikan dengan penerapan metode bercakap-cakap
dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada anak, sehingga
tercapai kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada :
a. Semester
: I (Satu)
b. Minggu
: 10-11
c. Siklus I
: Senin s.d Jumat ( 20-25 Oktober 2014)
d. Siklus II
:Senin s.d Jumat ( 27-31 Oktober 2014)
e. Kelompok
:B
3. Tema / Subtema
a. Siklus I
: Binatang/ Binatang Peliharaan
b. Siklus II
: Tanaman/ Sayur-sayuran
4. Karakteristik anak kelompok B
Jumlah keseluruhan siswa kelompok B di TK Bethel Tasikmalaya
adalah 19 orang, yang terdiri dari 42%anak laki-laki yaitu sebanyak 8
orang dan 58% anak perempuan yaitu sebanyak 11 orang. Jumlah anak
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah anak laki-lakinya.
Sebagian besar anak berusia 6 tahun, yaitu sebanyak 68 % atau 13 anak
dan 32 % sisanya berusia 5 tahun. Hal ini diperoleh berdasarkan tabel di
bawah ini :
Tabel 3
No

Nama Anak

Jenis
kelami

32

Umur
( Tahun )

Karakter

n
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Ayu Febriana
Cecilia Christie
Cecilia Cindy
Dela Purba
Destina Aulia
Firman Advencius
Hellen M
Jonathan Alan
Jeremi Adi
Jeremy F.I
Marthalia Nababan
Rizky
Ruth Tasya
Samuel Todo
Sela Fransisca
Tiffani Jean Tanama
Try Mawi Candra
Veronica B.Yosefa
Yudha Manase
Jumlah

6
6
5
6
6
5
5
6
5
5
6
6
6
6
6
6
6
5
6

Cengeng, komunikatif
Tidak Percaya diri
Asyik sendiri, pemalu
Komunikatif , manja
Komunikatif, pintar
Biasa
Biasa
Kurang konsentrasi
Cengeng, komunikatif
Komunikatif
Usil, cengeng
Pendiam
Biasa
Pemalu
Aktif, cengeng
Pintar, pemalu
Biasa
Pintar, komunikatif
Pendiam

11

5. Karakteristik Anak
Sebagian besar anak di kelompok B di TK Bethel memiliki
karakteristik komunikatif, perkembangan intelektual mereka tercermin
dalam pertumbuhan yang cepat dalam penguasaan kosa kata dan kekuatan
untuk mengekspresikan ide-ide. Anak-anak pada usia TK memiliki
dorongan kuat untuk mencari tahu tentang banyak hal. Keingintahuan
mereka mendorong mereka untuk belajar dan bereksplorasi.
Tetapi ada beberapa anak yang menunjukkan sikap egosentris,
yang memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Sehingga
anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain, hal ntersebut
terlihat dari perilaku anak yang masih suka menangis/cengeng. Hal
tersebut terjadi dikarenakan perbedaan latar belakang keluarga serta sikap
dan kebiasaan orang tua dan pengaruh lingkungan tempat tinggal.
B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus

32

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang


masing-masing siklus terdiri dari lima hari pembelajaran, 5 RKH,5
skenario perbaikan dan 5 lembar observasi.
Dalam melaksanakan kegiatan perbaikan perkembangan, disusun
secara rinci yang dimulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi dan lembar refleksi, yang digunakan untuk
mengetahui

sejauh

mana

kelebihan

dan

kelemahan

pelaksanaan

pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada kegiatan yang akan


dilaksanakan berikutnya.
1. Rencana Pelaksanaan
a. Rencana Tindakan
Siklus 1
Perencanaan pada siklus 1 diawali dengan membuat perencanaan
pembelajaran yang berupa RKM ( Rencana Kegiatan Mingguan) dan
RKH ( Rencana Kegiatan Harian).
RKH 1
1) Pembukaan
Diawali dengan mengucapkan salam, berdoa, bercakap-cakap
tentang macam-macam binatang peliharaan dan memperagakan
gerakan ikan berenang.
2) Inti
Di kegiatan inti anak bercakap-cakap tentang binatang peliharaan
ikan, membilang jumlah gambar ikan dan membuat bentuk ikan darri
plastisin.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak mengucapkan syair Ikanku, evaluasi
kegiatan, berdoa sebelum pulang, mengucapkan salam dan pulang.
RKH 2
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang binatang peliharaan dan berlari sambil melompati
gambar ikan.
2) Inti

32

Di kegiatan inti anak-anak bercerita dengan menggunakan kata ganti


aku dan kamu, mengurutkan gambar ikan dari yang terbesar sampai
terkecil, menyanyikan lagu ikan koki.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak menggambar ikan dari bentuk dasar titik,
evaluasi kegiatan, berdoa sebelum pulang, mengucapkan salam dan
pulang.
RKH 3
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang binatang peliharaan dan melakukan permainan
kucing dan ikan
2) Inti
Di kegiatan inti

anak-anak

bercakap-cakap

tentang

cara

berkembang biak, tempat hidup,alat bernafas ikan, menyebutkan


dan menjelaskan perbedaan ikan dan kucing.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak mengucapkan syair Ikanku, evaluasi
kegiatan, berdoa sebelum pulang, mengucapkan salam dan pulang.
RKH 4
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang perbuatan baik terhadap binatang peliharaan dan
berjalan mundur pada garis lurus sambil membawa ikan mainan.
2) Inti
Di kegiatan inti anak-anak bercakap-cakap menceritakan tentang
gambar yang sudah disediakan secara urut dengan bahasa yang
jelas, mewarnai gambar Ikan Mas.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup

32

Di kegiatan akhir anak menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk


gambar yang utuh, evaluasi kegiatan, berdoa sebelum pulang,
mengucapkan salam dan pulang.
RKH 5
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang makanan binatang peliharaan dan menyanyikan lagu
Binatang Ciptaan Tuhan
2) Inti
Di kegiatan inti anak-anak menebalkan huruf-huruf vokal dan
konsonan, mencocok gambar burung, dan menarik gambar
binatang dengan kata yang tepat.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir tanya jawab evaluasi kegiatan, berdoa sebelum
pulang, mengucapkan salam dan pulang.
Siklus 2
RKH 1
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang macam-macam tanaman, berdiri dengan tumit di atas
satu kaki dengan seimbang.
2) Inti
Di kegiatan inti anak-anak bercakap-cakap menceritakan tentang
Sayur-sayuran, membilang gambar sayuran.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak mengucapkan syair Sayuran Berguna Bagi
Tubuhku,evaluasi

kegiatan,

berdoa

sebelum

pulang,

mengucapkan salam dan pulang.


RKH 2
1) Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang macam-macam sayuran.
2) Inti

32

Di kegiatan inti anak-anak bercakap-cakap menceritakan tentang


manfaat

sayuran,

mengelompokkan

gambar

sayur-sayuran,

menyanyikan lagu Macam-macam Sayuran.


3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk
gambar yang utuh, evaluasi kegiatan, berdoa sebelum pulang,
mengucapkan salam dan pulang.
RKH 3
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang perbuatan baik terhadap mahluk Tuhan tentang
tanaman, dilanjutkan dengan Senam Ceria Anak Sehat.
2) Inti
Di kegiatan inti anak-anak menghubungkan gambar dengan kata
yang sesuai, menarik garis gambar sayur-sayuran dengan jumlah
bilangannya.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak mencocok gambar brokoli, evaluasi
kegiatan, berdoa sebelum pulang, mengucapkan salam dan pulang.
RKH 4
1) Pembukaan
Di awali dengan mengucapkan salam, berdoa, salam, bercakapcakap tentang sayuran yang disukai oleh anak-anak, melambung
dan menangkap kantong biji-bijian sambil berjalan.
2) Inti
Di kegiatan inti anak-anak menceritakan tentag

gambar yang

sudah disediakan secara urut dengan bahasa yang jelas,


mengerjakan maze/ mencari jejak.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.

32

4) Penutup
Di kegiatan akhir anak membuat gambar sayur-sayuran, evaluasi
kegiatan, berdoa
pulang.
RKH 5
1) Pembukaan
Di awali

dengan

sebelum pulang, mengucapkan salam dan

mengucapkan

salam,

berdoa,

salam,

memperagakan gerakan tanaman ( tepuk tanaman ).


2) Inti
Di kegiatan inti anak-anak menceritakan tentang gambar pada buku
cerita dengan bahasanya sendiri, menyusun gambar sayur wortel
menurut ukurannya dari yang besar sampai terkecil.
3) Istirahat
Anak-anak berdoa sebelum makan lalu cuci tangan. Setelah makan
anak-anak bermain bersama.
4) Penutup
Di kegiatan akhir anak menggunting gambar wortel, evaluasi
kegiatan, berdoa

sebelum pulang, mengucapkan salam dan

pulang.
b. Langkah-langkah perbaikan
Siklus 1
1) Skenario perbaikan RKH 1
Guru menata ruang

kelas

dengan

sebaik-baiknya,

mempersiapkan alat peraga berupa gambar binatang peliharaan,


memberikan pertanyaan yang menstimulasi agar anak memulai
percakapan, memperlihatkan gambar binatang peliharaan dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pendapatnya, memberikan penjelasan, memberikan reward dan
evaluasi terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
2) Skenario perbaikan RKH 2
Guru menata ruang kelas, mempersiapkan alat peraga
berupa kartu gambar binatang peliharaan, memberikan pertanyaan
untuk menstimulasi anak memulai percakapan, memberikan
penjelasan

tentang

penggunaan

kata

ganti

aku,

saya,dia,

menstimulasi agar anak membuat kalimat dengan kata ganti,


memberikan

kesempatan

kepada

anak

untuk

bercerita

menggunakan kata ganti aku,saya,dia, memberi penjelasan dan

32

reward sebagai umpan balik dan mengadakan evaluasi terhadap


pembelajaran.
3) Skenario perbaikan RKH 3
Anak difokuskan agar mampu mengungkapkan pendapat
mengenai tempat hidup, cara berkembangbiak dan alat pernafasan
pada ikan, guru memperlihatkan alat peraga berupa gambar ikan
dan menstimulasi anak untuk bercakap-cakap dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan, memberikan kesempatan agar anak-anak
mengemukakan

pendapatnya,

memberikan

penjelasan

dan

menyimpulkan topik yang baru saja dipercakapkan, memberi


reward/pujian dan mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran.
4) Skenario perbaikan RKH 4
Guru mempersiapkan alat peraga berupa gambar seri,
menggunakan

bahasa

yang

dimengerti

anak,

memberikan

pertanyaan untuk menstimulasi agar anak memulai percakapan,


memperlihatkan gambar seri dan memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengemukakan pendapatnya, menempelkan gambar
seri secara berurutan sesuai jalan cerita, melepas gambar seri yang
ditempel, meminta anak untuk mengurutkan dan menceritakan
gambar seri sesuai jalan cerita, menyimpulkan isi cerita,
memberikan reward dan mengadakan evaluasi.
5) Skenario perbaikan RKH 5
Guru mempersiapkan alat peraga berupa kartu gambar
binatang, menstimulasi anak dengan memberikan pertanyaan
tentang huruf dari nama gambar binatang yang diperlihatkan,
memulai percakapan dengan anak, memberikan kesempatan kepada
anak

untuk

menyebutkan

nama

binatang

sesuai

gambar,

membagikan Lembar Kerja, memberikan respon terhadap jawaban


anak dan memberikan reward/pujian serta mengakhiri dengan
mengadakan evaluasi.
Siklus 2
1) Skenario perbaikan RKH 1

32

Guru

menata

mempersiapkan

ruang

alat

peraga

kelas
berupa

dengan
gambar

sebaik-baiknya,
sayur-sayuran,

memberikan pertanyaan yang menstimulasi agar anak memulai


percakapan, memperlihatkan gambar dan memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya, memberikan
penjelasan, menyebutkan nama-nama sayuran pada gambar satu
persatu, memberikan reward dan evaluasi terhadap pembelajaran
yang sudah dilaksanakan.
2) Skenario perbaikan RKH 2
Guru menata ruang kelas, mempersiapkan alat peraga
berupa

gambar sayur-sayuran, menggunakan bahasa yang

dimengerti anak, memberikan pertanyaan untuk menstimulasi anak


memulai percakapan, memperlihatkan gambar dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengemukakanpendapatnya,
menstimulasi agar anak mengungkapkan pendapatnya tentang
manfaat sayuran, mendengarkan jawaban anak satu persatu,
memberi penjelasan yang tepat tentang manfaat sayuran,
memberikan reward sebagai umpan balik dan mengadakan evaluasi
terhadap pembelajaran.
3) Skenario perbaikan RKH 3
Guru menata ruang kelas, mempersiapkan alat peraga
berupa

gambar

sayur-sayuran,

menggunakan

bahasa

yang

dimengerti anak, memberikan pertanyaan untuk menstimulasi anak


memulai percakapan, memperlihatkan gambar dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya,
memberi penjelasan, meminta anak mengeja huruf demi huruf
nama sayuran sesuai gambar yang ditunjuk dan menulisnya
menghubungkan tulisannya dengan gambar sayurannya, memberi
reward/pujian dan mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran.
4) Skenario perbaikan RKH 4
Guru mempersiapkan alat peraga berupa buku cerita,
membacakan judul ceritanya dan meminta anak mengulang judul

32

cerita, membacakan cerita gambar demi gambar, meminta anak


mengulang

yang

diucapkan,

memperlihatkan

gambar

dan

memberikan kesempatan kepada anak untuk bercerita, memberikan


reward dan mengadakan evaluasi.
5) Skenario perbaikan RKH 5
Guru mempersiapkan alat peraga berupa buku ceita,
membacakan cerita gambar secara perlahan, meminta anak
mengulang kalimat sesuai cerita dari gambar demi gamar dan
beberapa kata yang dikenal secara bergiliran, memberikan respon
terhadap jawaban anak dan

memberikan reward/pujian serta

mengakhiri dengan mengadakan evaluasi.


2. Prosedur pelaksanaan PTK
a) Menentukan Penilai 1 dan 2
Penilai 1 adalah Ibu Saodah, S.Pd, M.Pd, pengawas Kecamatan
Bungursari yang ditentukan dan ditunjuk oleh pengelola UT UPBJJ
Bandung, Pokjar Kota Tasikmalaya.
Penilai 2 adalah Ibu Dini Akmaliah, S.Pd.I yang merupakan
Kepala Sekolah dari TKI Al-Azhar 33 Tasikmalaya , yang
diperkuat/dibuktikan dengan menggunakan surat pernyataan
kesediaan berperan sebagai Supervisor 2 ( penilai 2) yang
ditujukan kepada UT UPBJJ Bandung.
b) Tugas Penilai 1 dan 2
Tugas Penilai 1 adalah mempelajari buku panduan PKP,
mempelajari APKG1 dan 2, menilai RKH, menilai skenario
perbaikan, mengisi lembar observasi dan menyerahkan APKG 1 dan
2.
Tugas penilai 2 adalah mempelajari buku panduan PKP,
mempelajari APKG 1 dan 2, menilai RKH, menilai skenario
perbaikan, mengisi lembar observasi, menyerahkan APKG 1 dan 2,
dan menilai PKP.
c) Tugas Supervisor

32

Memberikan orientasi PKP, membimbing dan memberikan


supervisi, menilai rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview
hasil APKG 1 dan 2, menilai simulasi, membimbing dan memberi
masukan terhadap laporan PKP, menilai laporan, merekapitulasi nilai
praktek dan menyerahkan rekapitulasi nilai praktek dan laporan PKP
ke UPBJJ UT.
d) Prosedur Kegiatan Pengembangan
Secara umum prosedur kegiatan

pengembangan

adalah

mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menarik minat anak


untuk

berani

dan

terampil

dalam

mengungkapkan

ide/gagasan/pendapatnya. Setiap hari kemampuan anak mengenai


bahasa akan terus berkembang seiring dengan kemanpuan lainnya.
Mereka akan belajar tentang orang-orang atau hal-hal yang berada di
sekelilingnya. Mereka akan belajar berkomunikasi dan mencoba
mendapatkan pengalaman baru. Penerapaan metode yang tepat dan
menarik dalam pembelajaran akan meningkatkan minat dan
kemampuan anak untuk mengembangkan potensinya. Apabila semua
itu dipahami dan dilaksanakan , tujuan perbaikan dapat berhasil secara
optimal.
3. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan data.
Dalam melaksanakan perbaikan pengembangan pembelajaran pada
siklus 1 dan 2 menggunakan pengumpulan data melalui:
1) Rancangan Siklus 1 dan 2 ( terlampir )
2) Rencana Kegiatan Mingguan / RKM 2 siklus ( terlampir)
3) Rencana Kegiatan Harian/ RKH (terlampir)
4) Skenario Perbaikan ( terlampir )
5) Instrumen Lembar Observasi (terlampir)
6) Lembar APKG 1 dan 2 (terlampir)
4. Rencana Refleksi
Refleksi

adalah

kegiatan

merenung

atau

mengingat

dan

menghuung-hubungkan kinerja mengajar yang telah, sedang, atau


akan terjadi dalam pembelajaran.

32

Refleksi

dilakukan

mengidentifikasi

sebelum

permasalahan

melakukan
dalam

penelitian

pembelajaran

untuk
sebelum

melaksanakan perbaikan. Dan Refleksi dilakukan juga setiap setelah


melaksanakan kegiatan perbaikan untuk menetapkan apa yang telah
dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi
dalam pembelajaran berikutnya berdasarkan masukan dari teman
sejawat untuk perbaikan selanjutnya.
Tujuan dari refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki guru dalam kegiatan pengembangan yang
dikelolanya.

Hasil

refleksi

digunakan

sebagai

dasar

untuk

merencanakan perubahan atau perbaikan yang sebaiknya dilakukan


dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah
dan akan terjadi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus
1. Hasil Perbaikan Siklus 1
a. Hasil Perencanaan Perbaikan Pengembangan
Berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan perencanaan perbaikan yang
dilakukan selama Siklus 1 yang dinilai oleh Penilai 1 dan Penilai 2, diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4. 1
Penilaian Kemampuan Merencanakan
Perbaikan Pengembangan
No
.
1
2
3
4

Aspek yang diamati


Merumuskan indikator kegiatan
pengembangan
Menentukan alat dan bahan
Menentukan tujuan dan langkah
perbaikan
Merancang pengelolaan kelas

32

Siklus 1
P2
P1

Ratarata

4,33

4,33

4,33

4,5

4,25

Merencanakan alat cara penilaian


perbaikan
6
Tampilan dokumen rencana perbaikan
Sumber : Nilai APKG 1
Keterangan :
1,00 2,76 =
2,76 3,50 =
3,51 4,25 =
4,26 5,00 =

4,5

4,75

4,5

Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali

Berdasarkan tabel 4.1 diatas bahwa dalam merencanakan penentuan alat


dan bahan, menurut Penilai 1 dan Penilai 2 masih dalam kategori baik, begitu juga
halnya dalam merancang pengelolaan kelas Penilai 1 mengkategorikan baik.
Sedangkan Penilai 2 dalam menilai tampilan dokumen rencana perbaikan
mengkategorikan baik, berbeda dengan Penilai 1 yang mengkategorikan sangat
baik. Dalam merumuskan indikator kegiatan, menentukan tujuan dan langkah
perbaikan serta dalam merencanakan alat cara penilaian perbaikan kedua Penilai
mengkategorikan baik sekali.
b. Hasil Pelaksaanaan Perbaikan Pengembangan
Berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan pelaksanaan perbaikan yang
dilakukan selama Siklus 1 yang dinilai oleh Penilai 1 dan Penilai 2 dengan
menggunakan APKG 2, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.2

Penilaian Kemampuan Pelaksanaan


Perbaikan Pengembangan
No
.
1
2
3
4
5

Siklus 1
Aspek yang diamati
Menata ruang dan sumber belajar serta
melaksanakan tugas rutin
Melaksanakan perbaikan kegiatan
pengembangan
Mengelola Interaksi Kelas
Bersikap terbuka dan luwes
Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan
32

Ratarata

P1
5

P2
5

4,28

4,57

4,43

4,6
4,6
4,4

4,65
4,6
4,85

4,63
4,6
4,63

Melaksanakan penilaian selama proses


perbaikan
7
Kesan umum pelaksanaan perbaikan
Sumber : Nilai APKG 2
Keterangan :
1,00 2,76 =
2,76 3,50 =
3,51 4,25 =
4,26 5,00 =

4,85

4,93

4,25

4,5

4,38

Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali

Berdasarkan tabel 4.2 diatas bahwa dalam melaksanakan perbaikan


pengembangan, Penilai 1 menilai masih dalam kategori baik, dengan nilai 4,28
begitu juga dalam kesan umum pelaksanaan perbaikan dengan nilai 4,2. Dalam
menata ruang dan sumber belajar, melaksanakan penilaian selama proses Penilai 1
sudah mengkategorikan baik sekali dengan nilai 5.Sedangkan Penilai 2 menilai
dengan kategori baik sekali dalam hal; menata ruang dan sumber belajar,
melaksanakan perbaikan,

mengelola interaksi kelas, mendemonstrasikan

kemampuan khusus, melaksanakan penilaian serta dalam kesan umum


pelaksanaan perbaikan.

c. Hasil Pelaksanaan Penerapan Metode Perbaikan Pengembangan


Tabel 4. 3
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-1
No
1
2
3
4

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan gambar macammacam binatang peliharaan untuk

32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
1
2
3

menstimulasi anak mengemukakan


pendapatnya
6
Memberikan respon terhadap
pendapat yang dikemukakan anak
7
Mengevaluasi hasil belajar peserta
didik
8
Memberi umpan balik/ feed back
JUMLAH
Sumber : Lembar Observasi RKH 1 ( Siklus 1 )

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 8 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 75% dalam kategori
baik yaitu dalam 6 aspek dan 25% masih dalam kategori cukup, yaitu dalam hal
pengelolaan kelas dan pemberian umpan balik/fed back. Ini artinya menunjukkan
bahwa langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.
Tabel 4. 4
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-2
No
1
2
3
4

5
6

7
8

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas
dengan baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Menjelaskan materi yang akan
diajarkan
Memberikan kesempatan pada anak
untuk membuat kalimat dengan kata
ganti ( aku, saya, kamu..)
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Mengevaluasi hasil belajar peserta

32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
1
2
3

didik dan memberi kesimpulan


terhadap materi yang diajarkan
9
Memberikan penilaian terhadap hasil

belajar peserta didik


JUMLAH
9
Sumber : Lembar Observasi RKH 2 ( Siklus 1 )

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 9 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya,

dengan nilai 77,78% dalam

kategori baik yaitu dalam 7 aspek dan 22, 22% masih dalam kategori cukup, yaitu
dalam hal pengelolaan kelas dan pemberian kesempatan pada anak untuk
membuat kalimat dengan kata ganti. Ini artinya menunjukkan bahwa langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.
Tabel 4. 5
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-3
No
1
2
3
4

5
6
7
8

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan gambar ikan secara
lengkap
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Memberikan penjelasan tentang
materi pembelajaran
Mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dan memberi kesimpulan
terhadap materi yang diajarkan
Memberikan penilaian terhadap hasil
32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
1
2
3

belajar peserta didik


JUMLAH
9
Sumber : Lembar Observasi RKH 3 ( Siklus 1 )

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 9 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 88,89% dalam
kategori baik yaitu dalam 8 aspek dan 11,11% masih dalam kategori cukup, yaitu
dalam hal pengelolaan kelas. Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.
Tabel 4. 6
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-4
No
1
2
3
4

6
7
8

9
10

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan gambar APE ( cerita
seri ) untuk menstimulasi anak
berpendapat
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Menjelaskan judul gambar seri dan
jalan cerita
Membicarakan gambar satu demi
satu dan mencari hubungan antara
gambar-gambar
Membimbing peserta didik dalam
menyimpulkan isi cerita
Menugaskan anak untuk
mengurutkan gambar seri secara
32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
2
3

bergantian
Memberikan umpan balik/feed back

JUMLAH
11
Sumber : Lembar Observasi RKH 4 ( Siklus 1 )
11

11

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 11 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100% dalam kategori
baik Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru sudah baik.
Tabel 4. 7
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-5
No
1
2
3
4

5
6

7
8

9
10

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan Lembar Kerja
Memberikan kesempatan kepada
anak untuk menyebutkan nama
binatang sesuai gambar
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Memberikan penjelasan hterhadap
tugas yang diberikan yatu
menghubungkan gambarr
Membagikan Lembar Kerja kepada
anak
Memberikan penilaian terhadap hasil
belajar peserta didik
JUMLAH

32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
1
2
3

10

10

Sumber : Lembar Observasi RKH 5 ( Siklus 1 )


Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 10 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100% dalam kategori
baik Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru sudah baik.

d. Hasil perkembangan anak setiap pertemuan


Tabel 4.8
Hasil Perkembangan anak
Perkembangan Anak
No

Nama Anak

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Ayu Febriana
Cecilia Christie
Cecilia Cindy
Dela Purba
Destina Aulia
Firman Advencius
Hellen M
Jonathan Alan
Jeremi Adi
Jeremy F.I
Marthalia Nababan
Rizky
Ruth Tasya
Samuel Todo
Sela Fransisca
Tiffani Jean Tanama
Try Mawi Candra
Veonica Bravelie Yosefa
Yudha Manase

T1

T2

T3

T4

T5

32

Sumber : Data Hasil Observasi


Keterangan :
: Belum berkembang (BB)
: Mulai Berkembang (MB)
: Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
: Berkembang Sangat Baik (BSB)
Berdasarkan tabel 4.8 di atas perkembangan anak pada Tampilan 1 dengan
hasil Berkembang Sangat Baik/BSB () berjumlah 3 anak, yang memiliki
kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH () berjumlah 11anak,

yang

Mulai Berkembang/MB () ada 4 anak, dan yang masih Belum Berkembang/BB


() ada 1 anak. Pada Tampilan 2, anak dengan kemampuan Berkembang Sangat
Baik/BSB bertambah menjadi 5 anak, dengan kemampuan Berkembang Sesuai
Harapan/BSH () berjumlah 11 anak dan yang Mulai Berkembang/ MB () ada 2
anak dan masih ada 1 anak yang Belum Berkembang/BB. Pada Tampilan 3
dengan hasil Berkembang Sangat Baik/BSB () berjumlah 7 anak, meningkat dari
Tampilan

sebelumnya,

dan

dengan

kemampuan

Berkembang

Sesuai

Harapan/BSH () berjumlah 10 anak, yang Mulai Berkembang/MB () ada 2


anak. Pada Tampilan 4 dengan hasil Berkembang Sangat Baik/BSB () bertambah
menjadi 9 anak, dan dengan kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH ()
berjumlah 9 anak, yang Mulai Berkembang/MB () ada 1anak. Pada Tampilan 5
dengan hasil Berkembang Sangat Baik/BSB () bertambah menjadi 10 anak, dan
dengan kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH () berjumlah 8 anak,
yang Mulai Berkembang/MB () ada 1anak.
e. Refleksi
Berdasarkan data-data yg diperoleh dari; hasil perencanaan perbaikan, hasil
pelaksanaan perbaikan pengembangan, hasil pelaksanaan penerapan metode
perbaikan pengembangan dan hasil perkembangan anak, maka di temukan
kekuatan di dalam hal:
-

Merumuskan indikator perbaikan serta menentukan kegiatan perbaikan yang


sesuai tema dan mengarah pada pencapaian indikator
32

Mencantumkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek yang dinilai serta

mencantumkan cara penilaian


Dalam penataan ruang dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan dan dapat
mengefektifkan perbaikan kegiatan pengembangan dan melaksanakan tugas
rutin kelas.
Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan dan penilaian pada akhir

kegiatan dalam mengevaluasi penguasaan anak terhadap materi.


Disamping kekuatan ada juga yang menjadi kelemahan sebagai berikut :
-

Dalam menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam perbaikan kegiatan.
Menentukan penataan ruang kelas dan pengorganisasian anak agar

berpartisipasi dalam perbaikan kegiatan pengembangan.


Dalam keefektifan proses perbaikan, penggunaan bahasa yang dimengerti
anak serta kurangnya kepekaan terhadap prilaku anak dan gaya mengajar yang
kurang bervariasi.

2. Hasil Perbaikan Siklus 2


a. Hasil Perencanaan Perbaikan Pengembangan
Tabel 4.9
Penilaian Kemampuan Merencanakan
Perbaikan Pengembangan
No
.

Siklus 2
P2
P1

Aspek yang diamati

Merumuskan indikator kegiatan


pengembangan
2
Menentukan alat dan bahan
3
Menentukan tujuan dan langkah
perbaikan
4
Merancang pengelolaan kelas
5
Merencanakan alat cara penilaian
perbaikan
6
Tampilan dokumen rencana perbaikan
Sumber : Nilai APKG 1
Keterangan :
1,00 2,76 = Kurang

32

Ratarata

4,5

4,25

4,67

4,3

4,49

4,5

4,5

4,5

4,5

4,75

2,76 3,50 = Cukup


3,51 4,25 = Baik
4,26 5,00 = Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dalam merumuskan indikator kegiatan, kedua
Penilai sudah mengkategorikan baik sekali dengan nilai 5, sama halnya dalam
tampilan dokumen rencana perbaikan. Dalam menentukan alat dan bahan kedua
Penilai mengkategorikan baik. Penilai 1 memberi nilai 4 dan Penilai 2 memberi
nilai 4,5. Dalam menentukan tujuan dan langkah perbaikan kedua Penilai
mengkategorikan baik sekali,Penilai 1 memberi nilai 4,67 dan Penilai 2 memberi
nilai 4,3 begitu juga dalam merancang pengelolan kelas kedua Penilai memberi
nilai 4,5 sedangkan dalam merencanakan alat cara penilaian perbaikan kedua
Penilai mengkategorikan baik sekali. Penilai 1 memberi nilai 4,5 sedangkan
Penilai 2 memberi nilai 5.
b. Hasil Pelaksaanaan Perbaikan Pengembangan
Tabel 4.10
Penilaian Kemampuan Pelaksanaan
Perbaikan Pengembangan
No
.

Perbaikan ke
P1
P2

Aspek yang diamati

Menata ruang dan sumber belajar serta


melaksanakan tugas rutin
2
Melaksanakan perbaikan kegiatan
pengembangan
3
Mengelola Interaksi Kelas
4
Bersikap terbuka dan luwes
5
Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan
6
Melaksanakan penilaian selama proses
perbaikan
7
Kesan umum pelaksanaan perbaikan
Sumber : Nilai APKG 2
Keterangan :
1,00 2,76 = Kurang
2,76 3,50 = Cukup
3,51 4,25 = Baik
32

Ratarata

4,42

4,5

4,46

4,6
4,6
5

4,8
4,6
5

4,7
4,6
5

4,75

4,5

4,63

4,26 5,00 = Baik Sekali


Berdasarkan

tabel

4.10

di

atas

dalam

pelaksanaan

perbaikan

pengembangan kedua Penilai sudah mengkategorikan baik sekali dalam ke tujuh


aspek yang diamati, yaitu dalam aspek menata ruang dan sumber belajar dan juga
melaksanakan penilaian selama proses perbaikan kedua Penilai memberikan nilai
5. Untuk aspek melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan Penilai 1
memberi nilai 4,42 dan Penilai 2 memberi nilai 4,5. Sedangkan dalam mengelola
interaksi kelas Penilai 1 memberi nilai 4,6 dan Penilai 2 memeberi nilai 4,8.
Dalam sikap terbuka dan keluwesan kedua Penilai memberikan nilai yang sama,
yaitu 4,6. Sedangkan dalam mendemonstrasikan kemampuan khusus dan
melaksanakan penilaian selama proses kedua Penilai memberikan nilai 5.
c. Hasil Pelaksanaan Penerapan Metode Perbaikan Pengembangan
Tabel 4.11
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-1
Kemunculan
No
1
2
3
4

6
7
8

Aspek yang diamati

Ya

Menyiapkan rencana pembelajaran


( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan gambar macammacam sayur-sayuran untuk
menstimulasi anak mengemukakan
pendapatnya
Memberikan respon terhadap
pendapat yang dikemukakan anak
Mengevaluasi hasil belajar peserta
didik
Memberi umpan balik/ feed back
JUMLAH

32

Tidak

Kategori
1

Sumber : Lembar Observasi RKH 1 ( Siklus 2 )


Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 8 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100%

dalam

kategori baik. Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran


yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel 4.12
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-2
No

Kemunculan
Ya Tidak

Aspek yang diamati

Menyiapkan rencana pembelajaran


( RKM, RKH, Alat/Media)
2
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
3
Menerapkan metode Bercakap-cakap
4
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
5
Menjelaskan materi yang akan
diajarkan
6
Memberikan kesempatan pada anak
untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai manfaat sayuran
7
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
8
Mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dan memberi kesimpulan
terhadap materi yang diajarkan
9
Memberikan penilaian terhadap hasil
belajar peserta didik
JUMLAH
Sumber : Lembar Observasi RKH 2 ( Siklus 2 )

32

Kategori
2
3

Keterangan :
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 9 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100%

dalam

kategori baik. Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran


yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel 4.13
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke- 3

No
1
2
3
4

6
7
8

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan gambar sayuran
satu persatu dan meminta anak
menyebutkan nama sayuran yang
diperlihatkan
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Anak diminta menyebutkan nama
sayuran huruf demi huruf
Memberi penjelasan tentang materi
pembelajaran untuk menghubungkan
kata dengan gambar sayuran yang
sesuai
Mengevaluasi hasil belajar peserta

32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
1
2
3

didik dan memberi kesimpulan


terhadap materi yang diajarkan
10 Memberikan penilaian terhadap hasil

belajar peserta didik


JUMLAH
10
Sumber : Lembar Observasi RKH 3 ( Siklus 2 )

10

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 10 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100%

dalam

kategori baik. Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran


yang dilakukan guru sudah baik.
Tabel 4.14
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke- 4
No
1
2
3
4

5
6
7
8

9
10

Aspek yang diamati


Menyiapkan rencana pembelajaran
( RKM, RKH, Alat/Media)
Melakukan pengelolaan kelas dengan
baik
Menerapkan metode Bercakap-cakap
Mengajukan pertanyaan yang dapat
merangsang anak untuk bercakapcakap
Memperlihatkan gambar APE untuk
menstimulasi anak berpendapat
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Menjelaskan judul gambar dan jalan/
urutan cerita
Membicarakan gambar satu demi
satu dan mencari hubungan antara
gambar-gambar
Membimbing peserta didik dalam
menyimpulkan isi cerita
Menugaskan anak untuk
menceritakan gambar dengan urut
32

Kemunculan
Ya Tidak

Kategori
1
2
3

secara bergantian
Memberikan umpan balik/feed back

JUMLAH
11
Sumber : Lembar Observasi RKH 4 ( Siklus 2 )

11

11

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 11 aspek yang diamati oleh observer,
semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100% dalam kategori
baik Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru sudah baik.
Tabel 4.15
Penilaian Kemampuan Penerapan Metoda bercakap-cakap Tampilan ke-5
Kemunculan
No
1.

2
3
4

5
6

7
8

Aspek yang diamati

Ya

Menyiapkan rencana
pembelajaran ( RKM, RKH,
Alat/Media Pembelajaran)
Melakukan pengelolaan kelas
dengan baik
Menerapkan metode Bercakapcakap
Mengajukan pertanyaan yang
dapat merangsang anak untuk
bercakap-cakap
Memperlihatkan Alat Peraga
Memberikan kesempatan kepada
anak untuk menyebutkan nama
macam-macam sayuran sesuai
gambar
Memberikan respon terhadap
pendapat anak
Memberi kesempatan kepada
anak untuk menceritakan
sayuran yang disukai oleh anak-

32

Tidak

Kategori
1

anak
Memberi penjelasan mengenai

pambelajaran.
10 Memberikan penilaian terhadap

hasil belajar peserta didik


JUMLAH
10
Sumber : Lembar Observasi RKH 5 ( Siklus 2 )

10

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Berdasarkan tabel diatas dari 10

aspek yang diamati oleh observer,

semuanya sudah menunjukkan kemunculan ya, dengan nilai 100% dalam kategori
baik Ini artinya menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru sudah baik.
d. Hasil perkembangan anak setiap pertemuan
Tabel 4.16
Hasil Perkembangan anak
Perkembangan Anak
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Nama Anak

Ayu Febriana
Cecilia Christie
Cecilia Cindy
Dela Purba
Destina Aulia
Firman Advencius
Hellen M
Jonathan Alan
Jeremi Adi
Jeremy F.I
Marthalia Nababan
Rizky
Ruth Tasya
Samuel Todo
Sela Fransisca
Tiffani Jean Tanama

T1

T2

T3

T4

T5

32

17. Try Mawi Candra


18. Veonica Bravelie Yosefa
19. Yudha Manase
Sumber : Data Hasil Observasi

Keterangan :
: Belum berkembang (BB)
: Mulai Berkembang (MB)
: Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
: Berkembang Sangat Baik (BSB)

Berdasarkan tabel 4.16 di atas perkembangan anak pada Tampilan 1


dengan hasil Berkembang Sangat Baik/BSB () berjumlah 12, anak yang
memiliki kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH () berjumlah 6 anak,
yang Mulai Berkembang/MB () ada 1 anak. Pada Tampilan 2, anak dengan
kemampuan Berkembang Sangat Baik/BSB berjumlah 14 anak, dengan
kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH () berjumlah 4 anak dan yang
Mulai Berkembang/ MB () ada 1 anak. Pada Tampilan 3 dengan hasil
Berkembang Sangat Baik/BSB () berjumlah 16 anak, meningkat dari Tampilan
sebelumnya, yang memiliki kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH ()
berkurang menjadi 3 anak. Pada Tampilan 4 anak dengan kemampuan
Berkembang sangat Baik/BSB () meningkat lagi menjadi 17 anak dan yang
memiliki kemampuan Berkembang Sesuai Harapan/BSH () berkurang menjadi 2
anak. Pada Tampilan 5 kemampuan anak sudah berada pada kemampuan
Berkembang Sangat Baik/BSB () semuanya yaitu 19 anak.
e. Refleksi
Berdasarkan data-data yg diperoleh dari; hasil perencanaan perbaikan,
hasil pelaksanaan perbaikan pengembangan, hasil pelaksanaan penerapan metode
perbaikan pengembangan dan hasil perkembangan anak, maka di temukan
kekuatan di dalam hal:
-

Merencanakan

alat

dan

cara

penilaian

pengembangan.

32

dalam

kegiatan

perbaikan

Merumuskan indikator perbaikan pengembangan yang sesuai tema dan

mengarah pada pencapaian indikator.


Penataan ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas rutin yang sesuai
dengan

kebutuhan

dan

dapat

mengefektifkan

perbaikan

kegiatan

pengembangan.
Dalam mendemonstrasikan kemampuan khusus dan melaksanakan penilaian

selama proses perbaikan.


Disamping kekuatan ada juga yang menjadi kelemahan sebagai berikut :
Dalam melakukan komunikasi dan pendekatan terhadap anak dan penggunaan
waktu/ pengelolaan waktu dengan seefisien mungkin.

B. Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode bercakapcakap dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK
Bethel Tasikmalaya. Sebelum dilakukan perbaikan keterampilan berbicara pada
kelompok B sangat lemah, kemampuannya baru mencapai 16 % dari jumlah anak
kelompok B yang berjumlah 19 orang. Lemahnya kemampuan tersebut terlihat
ketika kegiatan bercakap-cakap sebagian besar anak masih belum berani dalam
mengemukakan pendapatnya atau berbicara, dan masih ada beberapa anak yang
masih belum bisa bercerita mengenai gambar yang disediakan. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah dengan
penggunaan metode belajar yang menarik minat anak dan sesuai dengan
karakteristik anak. Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dapat di lihat pada tabeltabel di bawah ini:
1. Pembahasan Hasil Perencanaan Perbaikan Pengembangan
Diagram 4.1
Penilaian Kemampuan Merencanakan
Perbaikan Pengembangan

32

Prosentase

120
100
80
60
40
20
0

Siklus 1
Siklus 2
Rata-rata

Aspek yang diamati

Sumber : Data Olahan Nilai APKG 1


Berdasarkan diagram 4.1 di atas

kemampuan dalam merencanakan

perbaikan kegiatan pengembangan mengalami kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2


dengan kategori sangat baik , hal ini dikarenakan dalam merumuskan indikator
sudah di sesuaikan dengan fase perkembangan anak, yang sejalan dengan
pendapat Jamaris (2006 : 30) yang mengungkapkan bahwa Anak usia TK berada
dalam tahap perkembangan bahasa ekspresif, artinya anak dalam tahap ini telah
dapat mengutarakan keinginannya, pendapatnya maupun penolakannya dengan
menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi. Perencanaan pembelajaran
merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir
pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi
merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat
tujuan. Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model,
pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain
yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran
yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Hasil Pelaksaanaan Perbaikan Pengembangan

32

Diagram 4.2
Penilaian Kemampuan Pelaksanaan
Perbaikan Pengembangan
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Prosentase
Siklus 1

Siklus 2

Rata-rata

Aspek yang diamati

Sumber : Data Nilai APKG 2


Dari diagram di atas kemampuan dalam melaksanakan perbaikan
pengembangan mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, dalam penataan
ruang dan sumber belajar mendapat nilai 5 dengan kategori baik sekali, baik pada
Siklus 1 maupun Siklus 2. Sedangkan dalam pelaksanaan perbaikan kegiatan
pengembangan ada peningkatan dari Siklus 1 dengan nilai 4,43 menjadi 4,46 pada
Siklus 2. Begitu juga dalam mengelola interaksi kelas ada peningkatan dengan
nilai 4,63 pada Siklus 1 menjadi 4,7 pada Siklus 2. Dalam mendemonstrasikan
kemampuan khusus terjadi peningkatan dari nilai 4,63 pada Siklus 1 menjadi 5
pada Siklus 2. Dalam melaksanakan penilaian selama proses perbaikan pada
Siklus 1 dengan nilai 4,93 menjadi 5 pada Siklus 2. Sedangkan dalam kesan
umum mengalami peningkatan dari nilai 4,38 pada Siklus 1 menjadi 4,63 pada
siklus 2. Dalam meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar agar dapat

meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa itu sendiri dan motivasi belajar siswa
salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar
mengajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Strand dan Elyawati yang mengatakan
bahwa adanya stimulus berkelanjutan, proses interaksi dan rumusan bahasa secara
verbal dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak.

32

3. Hasil Pelaksanaan Penerapan Metode Perbaikan Pengembangan


Diagram 4.3
Prosentase Penerapan Metode Perbaikan
120
100
80

Prosentase

60
40 1
Siklus

Siklus 2

20
0
1

Tampilan
Sumber : Data Lembar Observasi
Berdasarkan diagram 4.3 di atas dalam hasil penerapan metode bercakapcakap dari Siklus 1 mengalami peningkatan mulai dari 75% pada Tampilan 1
menjadi 77,8% pada Tampilan 2, kemudian menjadi 88,9% pada Tampilan 3 dan
meningkat menjadi 100% pada Tampilan 4 sampai Tampilan 5.begitu juga pada
Siklus 2 sudah mencapai 100% di Tampilan 1 sampai Tampilan 5. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru
(profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode
yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi
pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih
baik.
4. Hasil Perkembangan Anak
Diagram 4.4
Distribusi hasil kegitan pengembanagan Siklus I dan 2

32

20
15

Fre kue nsi

10
Siklus 1
5

Column1

0
BB

MB

BSH

BSB

Pe rke mbangan Anak

Sumber : Data hasil observasi


Berdasarkan diagram 4.4

diatas hasil perkembangan anak mengalami

kenaikan secara signifikan dari Siklus 1 ke Siklus 2. Pada Siklus 1 kemampuan


anak yang mulai berkembang () sebanyak 5,3% atau 1 anak, sedangkan
kemampuan anak yang berkembang sesuai harapan () berjumlah 42,1% atau 8
anak, anak dengan kemampuan berkembang sangat baik berjumlah 52,6% atau 10
anak. Pada siklus 2 kemampuan anak sudah mencapai 100% atau seluruh anak
sudah dalam

kategori berkembang sangat baik (). Hal ini menggambarkan

bahwa penerapan metode bercakap-cakap dapat meningkatkan hasil belajar anak


dalam keterampilan berbicara, hal tersebut sejalan dengan pendapat dari
Moeslichatoen R bahwa metode bercakap-cakap mempunyai kelebihan yaitu hasil
belajar bersifat fungsional karena topik/tema yang menjadi bahan percakapan
terdapat dalam keseharian dan di lingkungan anak, serta mengembangkan cara
berpikir kritis dan sikap hormat atau menghargai pendapat orang lain, juga anak
mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan belajarnya pada taraf
yang lebih tinggi.
5. Hasil Refleksi
Perbandingan Hasil Refleksi
No
1.

Hasil
Refleksi
Kekuatan

Siklus 1
-

Merumuskan indikator

32

Siklus 2
-

Merencanakan alat dan

per baikan.
Mencantumkan dan

cara penilaian.
Tampilan dokumen

rencana perbaikan
Menata ruang dan

sumber belajar
Mendemonstrasikan

menen tukan cara


penilaian dalam

2.

Kelemahan

perbaikan.
Dalam penataan ruang

dan sumber belajar.


Melaksanakan penilaian

selama proses kegiatan.


Dalam menentukan alat

dan bahan.
Menentukan penataan
ruang kelas dan

pengorganisasian anak
Penggunaan bahasa dan

kemampuan khusus

Melaksanakan
perbaikan kegiatan

pengembangan
Mengelola waktu
secara efisien

gaya mengajar

Data temuan peneliti berdasarkan hasil refleksi dengan teman sejawat yang
dapat dihimpun adalah sebagai berikut :
1) Refleksi Komponen Pembelajaran
Kegiatan yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan indikator
yang ditentukan, materi yang disajikan juga sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, media pembelajaran telah sesuai dengan indikator
yang telah ditentukan, reaksi anak terhadap metode pembelajaran yang
digunakan dapat diterima sebagai pengalaman yang beragam. Alat
penilaian yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2) Refleksi Proses Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan RKH
yang telah disusun, namun masih terdapat kelemahan dalam hal penataan
ruang kelas dan pengorganisasian anak, dan pengelolaan dan pemanfaatan
waktu yang belum maksimal. Penyebabnya dikarenakan belum optimalnya
penataan kegiatan tersebut. Dalam memperbaiki kelemahan tersebut guru

32

melakukannya dengan cara menyesuaikan keadaan dan kegiatan yang


biasa/rutin dilaksanakan. Kekuatan guru dalam merancang kegiatan sudah
disesuaikan dengan tema dan perkembangan anak. Penyebab kekuatan
dalam merancang kegiatan disesuaikan dengan memberi kesempatan
kepada anak agar dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Halhal unik positif yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagian
besar anak dapat menerima dan melaksanakan kegiatan tersebut. Alasan
guru yang dapat dipertanggungjawabkan dalam mengambil keputusan dan
tindakan mengajar adalah menerapkan prinsip belajar sambil bermain dan
bermain seraya bermain. Reaksi anak terhadap pengelolaan kelas belum
sepenuhnya dapat menerima pembelajaran yang dilaksanakan guru karena
masih ada anak yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Sebagian anak
dapat menangkap penjelasan yang diberikan guru. Dalam penilaian reaksi
anak sangat antusias karena anak senang dengan pemberian pujian/reward,
bagi yang telah mencapai indikator kemampuan yang ditetapkan guru.
Guru juga sudah dapat mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
pendekatan tematik yang berorientasi pada perkembangan anak serta
menciptakan

suasana

kegiatan

yang

kreatif

dan

inovatif,

juga

mengembangkan kecakapan hidup. Untuk kegiatan penutup telah dapat


meningkatkan penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan.

32

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian dari data di atas secara umum dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode bercakap-cakap sangat efektif dalam meningkatkan
keterampilan berbicara pada anak kelompok B berhasil. Hal ini dibuktikan adanya
peningkatan dari aspek perencanaan perbaikan, pelaksanaan perbaikan, hasil
penerapan metode serta hasil perkembangan anak dan refleksi. Sebelum dilakukan
perbaikan keterampilan berbicara pada kelompok B sangat lemah, kemampuannya
baru mencapai 16 %. Setelah melakukan perbaikan pada siklus 1 terjadi
peningkatan menjadi 53% dan meningkat lagi menjadi 100% pada akhir siklus 2.
Adapun gambaran secara khusus dari perencanaan kegiatan perbaikan ini
dalam perumusan indikator sudah sesuai dengan tahap fase perkembangan anak.
Sehingga hasil dari perencanaan perbaikan pada siklus 1 ke siklus 2 mengalami
peningkatan sebanyak 23%.

32

Begitu juga dalam kemampuan pelaksanaan perbaikan pengembangan


perbaikan sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya. Terutama dalam kemampuan guru sebagai fasilitator dalam
mengelola proses belajar mengajar dalam memberikan stimulus kepada anak.
Sebagaimana sudah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
sebelum dilakukan perbaikan kemampuan bahasa terutama dalam keterampilan
berbicara anak pada kelompok B di TK Bethel Tasikmalaya sangat lemah. Hal ini
terlihat dalam kegiatan menceritakan gambar dan bercerita tentang gambar yang
sudah disediakan anak terlihat masih pasif dan kurang berani mengemukakan
pendapatnya. Hal ini dapat dimengerti karena disebabkan beberapa faktor yang
mempengeruhinya. Selain faktor kematangan anak itu sendiri juga cara mengajar
guru dalam menyampaikan materi.
Berdasarkan data-data penelitian di atas selama 2 siklus, penerapan metode
bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok
B di TK Bethel Tasikmalaya. Peningkatan dapat dilihat dari hasil belajar anak
dengan kategori berkembang sangat baik yang terus meningkat dari setiap
tampilan persiklusnya, dan encapai hasil yang sangat memuaskan pada akhir
siklus 2 dengan jumlah yang mencapai 100%.
Pada umumnya keterampilan berbicara anak kelompok B di TK Bethel
setelah dilakukan perbaikan menunjukkan peningkatan yang sangat memuaskan.
Hal ini terlihat dari keaktifan anak dalam mengungkapkan pendapatnya secara
langsung dalam berbagai kegiatan, sehingga menambah motivasi anak untuk lebih
aktif mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan metode dan alat
pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan menjadikan pembelajatan menjadi
lebih efektif. Dari pembelajaran yang efektif ini membuahkan hasil yang optimal.
Penerapan

metode

bercakap-cakap

sangat

efektif

untuk

meningkatkan

keterampilan berbicara pada anak kelompok B di TK Bethel Tasikmalaya. Setelah


diadakan perbaikan hasil belajar anak meningkat dari52,6% pada siklus 1 menjadi
100% pada siklus 2.
B. Saran

32

Seorang guru di tuntut untuk selalu meningkatkan kemampuan dalam


berbagai bidang, hal ini bisa terlihat pada 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki
dan terus ditingkatkan seorang guru, yaitu; kompetensi pendagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sehubungan dengan
kompetensi profesional, maka seorang guru harus selalu berusaha meningkatkan
mutu pembelajaran dan pendidikan untuk menghasilkan anak didik khususnya
usia dini yang aktif,kreatif, inovatif dan mandiri.
Secara

lebih

jauh

seorang

guru

dituntut

untuk

mengembangkan

kemampuannya agar tujuan pendidikan anak usia dini tercapai yaitu


mengembangkan semua aspek perkembangan dan membantu anak melalui
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Aspek perkembangan yang dikembangkan yaitu; moral dan nilai-nilai
agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik dan motorik harus dilakukan
secara terintegrasi satu dengan yang lainnya.

32

Anda mungkin juga menyukai