Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO

Kamera

Video

Dosen Pembimbing :
Ahmad Wahyu Purwandi, Ir

Disusun Oleh :

Amin Bhaktiar H
Dhimas Wusnu S
Tri Anggono Putro
Yuanita Purbasari

NIM.0731130020
NIM.0731130057
NIM.0731130036
NIM.0731130001

Kelas 3C

Program Studi Teknik Telekomunikasi


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
2010

Kamera Video
A. Tujuan
1. Mengenal kamera video.
2. Mengukur video komposit pada kamera video.
3. Menentukan parameter video komposit.

B. Peralatan yang Digunakan


1 Kamera Video
1 Oscilloscope 40 MHz dan passive probe
1 Kabel penghubung RCA - BNC (75 )
C. Diagram Rangkain

D. Pendahuluan
Suatu ide menyeluruh dari fungsi kamera TV dilukiskan pada Gambar 3-2 dan 3-3.
Pada Gambar 3-2 kamera ditujukan Pada adegan/pandangan sehingga bayangan optik
(optical image) dapat difokuskan pada pelat sasaran tabung pengambil (pick-up tube).
Jika Anda dapat melihat ke dalam, Anda akan melihat bayangan optik-. Sinyal video yang
dihasilkan diperlihatkan oleh bentuk gelombang Osiloskop di bagian kiri bawah gambar.
Di atas Osiloskop adalah monitor, yang memperlihatkan gambar yang direproduksi.

Gambar 3-3. Diagram blok yang menunjukkan bagaimana kamera televisi menyalurkan
keluaran sinyal video komposit. Disini tidak diperlihatkan refleksi dan
pemfokusan tabung kamera.

Rincian bentuk gelombang sinyal video yang lebih lengkap diperlihatkan oleh
diagram balok pada Gambar 3-3. Mula-mula, pulsa-pulsa pengosongan ditambahkan ke
sinyal kamera. Mereka menyebabkan amplitudo sinyal menuju level hitam sehingga
pengulangjejakan (retrace) dalam pemayaran tidak akan terlihat. Selanjutnya pulsa-pulsa
penyelarasan (sync) disisipkan. Penyelarasan (sinkronisasi) diperlukan untuk mengatur
waktu pemayaran horisontal dan vertikal.
Sinyal kamera beserta pengosongan dan penyelarasan (sync) dinamakan sinyal video
komposit (composite video signal). Kadang-kadang istilah sinyal video yang bukan
komposit (noncompoxite video signal) digunakan untuk mengenali sinyal kamera dengan
pengosongan tetapi tanpa penyelarasan. Level keluaran standar dari sinyal video
komposit dari kamera adalah 1Vpuncak-ke-puncak (p-p = peak to peak) dengan pulsapulsa penyelarasan di posisi bawah untuk polaritas negatif.
E. Prosedur Percobaan
1. Menset-up perangkat seperti gambar di atas, menghubungkan kamera video out
dengan input CRO.
2. MengON-kan instrumen.
3. Mengatur CRO yang sesuai agar mudah diamati (MODE pada posisi TV-H dan atau
TV-V). Pada saat melihat gelombang sinkronisasi horisontal letakkan saklar MODE

pada posisi TV-H, sedangkan untuk melihat gelombang sinkronisasi vertikal letakkan
saklar MODE pada posisi TV-V.
4. Menentukan pulsa-pulsa sinkronisasi, pulsa blanking, serambi depan dan belakang, dan
informasi gambar.
5. Gambar bentuk gelombang tersebut dan tentukan tegangannya.
F. Hasil Percobaan dan Analisa

Jika saklar mode pada TV-H

Jika saklar mode pada TV-V

Gambar pulsa informasi

Gambar pulsa penyelarasan

gambar

Gambar pulsa pengosongan


( blanking )
Jika saklar mode pada TV-V tegangannya = 1.2V
Jika saklar mode pada TV-H tegangannya = 2V

Analisa Data

G. Kesimpulan

1.

Pulsa pengosongan menyebabkan amplitudo sinyal menuju level hitam sehingga

2.

pengulangjejakan (retrace) dalam pemayaran tidak akan terlihat.


Pulsa Penyelarasan (sinkronisasi) diperlukan untuk mengatur waktu pemayaran

3.

horisontal dan vertikal.


Tegangan yang diperoleh antara saklar mode pada TV-V = 1.2V sedangkan saklar

4.

mode pada TV-H = 2 V.


Penyelarasan antara proses scanning pada kamera dengan TV disebut sinkronisasi.

5.

Komponen pembentuk video komposit ada 5, yaitu :


Sinyal gambar (sinyal luminansi)
Pulsa blanking horizontal
Pulsa blanking vertikal
Pulsa sinkronisasi horizontal
Pulsa sinkronisasi vertikal

SARAN

Anda mungkin juga menyukai