Anda di halaman 1dari 40

Kata Pengantar

Dalam Bulan Kitab Suci tahun 2011 lalu kita telah diajak
untuk mendalami perumpamaan yang disampaikan oleh
Tuhan Yesus untuk menyatakan Kerajaan Allah. Dalam
Bulan Kitab Suci tahun ini kita diajak untuk membaca
dan merenungkan kisah-kisah mukjizat yang dikerjakan
oleh Tuhan Yesus. Dalam buku kecil ini kita diajak untuk
memahami mukjizat Yesus dan mendalaminya bersama
dalam komunitas kita masing-masing.
Sejak ditetapkannya, Bulan Kitab Suci dimaksudkan
untuk mengajak umat membaca dan mendalami Sabda
Allah yang tertulis di dalam Kitab Suci. Bagi para anggota
Gereja Sabda Allah itu menjadi kekuatan iman, santapan
jiwa, dan sumber hidup rohani. Karena, dalam Kitab Suci
Bapa yang ada di surga dengan penuh cinta kasih menjumpai para putra-Nya dan berwawancara dengan mereka
(Dei Verbum 21). Bagaimana kita harus membaca Kitab
Suci agar wawancara Allah dengan kita itu sungguhsungguh dapat terjadi?
Berkaitan dengan hal ini, Paus Benediktus XVI dalam
perayaan 40 tahun Dei Verbum merekomendasikan cara
pembacaan Kitab Suci yang sudah sejak lama dilakukan
dalam Gereja Katolik, yaitu Lectio Divina: pembacaan
Kitab Suci yang dilakukan dengan rajin dan disertai
dengan doa akan membawa orang pada dialog yang mesra
dengan Allah. Ketika Kitab Suci dibacakan, kita mendengar Allah bersabda, dan kita menanggapi sabda-Nya
dengan berdoa (bdk. Dei Verbum, 25). Jika dipromosikan
secara efektif, Paus berkeyakinan bahwa praktik ini akan
membawa Gereja pada musim semi rohani yang baru.
K3S Keuskupan Agung Jakarta

Daftar Isi
Mukjizat Yesus ........................................ 3
Pertemuan I
Menyembuhkan Orang Busung Air
(Lukas 14:1-6) ............................................ 13
Pertemuan I I
Mengusir Roh Jahat dari Anak yang Bisu
(Markus 9:14-29) ....................................... 20
Pertemuan III
Mengutuk Pohon Ara
(Matius 21:18-22) ....................................... 27
Pertemuan IV
Membangkitkan Anak Muda di Nain
(Lukas 7:11-17) .......................................... 34

Mukjizat Yesus
Pada zaman-Nya Yesus tidak hanya dikenal sebagai
guru, tetapi juga sebagai pembuat mukjizat. Ia
menyembuhkan orang sakit, mengusir roh-roh
jahat, memberi makan orang banyak, meredakan
angin ribut, dan sebagainya. Tetapi, Yesus bukanlah
satu-satunya pembuat mukjizat. Ada tukang sihir
yang mampu membuat banyak keajaiban; ada juga
dukun yang menyembuhkan orang sakit. Lalu apa
bedanya mukjizat yang dilakukan oleh Yesus
dengan mukjizat yang mereka lakukan? Bagaimana
pula kita har us memahami mukjizat yang
dikerjakan-Nya?

Apakah Mukjizat Itu?


Kata mukjizat merupakan terjemahan dari kata
Yunani dynameis (dalam Injil-injil Sinoptik) dan
semeia (dalam Injil Yohanes). Kata dynameis pada
dirinya sendiri berarti kekuatan, kekuasaan. Bila
dipakai sehubungan dengan mukjizat, kata ini
berarti kekuatan rahasia yang bekerja melalui orang
yang melakukan pekerjaan yang luar biasa itu. Kata
semeia lebih berarti peristiwa atau kejadian yang
kurang biasa yang menyatakan sesuatu yang lain.
Biasanya orang mengatakan bahwa mukjizat adalah
kejadian yang berlawanan dengan hukum alam.
Tetapi, pengertian ini tidak tepat bila diterapkan
pada Kitab Suci. Para penulis Kitab Suci dan orangorang sezamannya tidak tahu menahu tentang
hukum alam. Dalam Kitab Suci mukjizat adalah
suatu peristiwa atau perbuatan yang kurang biasa
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

-dan karenanya menarik perhatian dan oleh orang


- yang percaya dapat dimengerti sebagai pernyataan
kekuasaan Allah sebagai penyelamat yang dengan
jalan itu dunia menyatakan kuasa penyelamatanNya.
Tidak perlu bahwa kejadian atau perbuatan itu tidak
dapat diterangkan dengan hukum alam; yang perlu
hanyalah bahwa bagi orang yang percaya peristiwa
atau kejadian itu dipahami sebagai campur tangan
Tuhan. Memang kejadian atau peristiwa yang
dikatakan sebagai mukjizat selalu menarik
perhatian dan bukanlah sesuatu yang biasa-biasa
saja. Walaupun demikian, kejadian atau perbuatan
yang luar biasa itu baru dapat dimengerti sebagai
mukjizat bila dipahami dan diterima dengan iman.

Bagaimana Yesus Mengadakan


Mukjizat?
Dalam mengadakan mukjizat Yesus tidak bertindak
dengan daya magis seperti tukang sihir. Dalam Injil
ada kalanya Yesus memakai alat dan isyarat dalam
mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan
penyakit yang mengingatkan praktek yang
dilakukan para tukang sihir yang terdapat dalam
cerita pembuat mukjizat dalam dunia Yunani.
Dalam menyembuhkan Yesus juga bekerja dengan
kontak jasmaniah. Ia mengulurkan tangan,
menjamah orang, atau meletakkan tangan atas
orang yang sakit atau kerasukan roh jahat (Mrk.
8:23; Luk. 13:13; Mrk. 1:41; Mat. 9:29) untuk
menyalurkan daya penyembuhan-Nya kepada si
sakit. Ia memasukkan jari ke dalam telinga dan
4

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

memakai air ludah yang dicampur tanah (Mrk. 7:33;


8:23; Yoh. 9:6-7) dan melumaskannya pada anggota
tubuh yang sakit. Ia dapat menghardik atau
menegur roh jahat (Mrk. 1:25; 9:25). Semua
tindakan Yesus ini mengingatkan praktek dan
sarana yang lazim dipakai para pengusir roh jahat
dan para penyembuh di zamannya. Bila
dibandingkan dengan tindakan para tukang sihir,
tindakan Yesus tampak sangat sederhana.
Terutama Ia menyembuhkan dengan firman yang
berkuasa (Mrk. 1:41; 2:10-11; 3:5; 4:39; 5:41).

Yesus membuka mata orang buta


Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

Para nabi pembuat mukjizat dalam Perjanjian Lama


(1Raj. 17:14; 18:24, 36-37, 42; 2Raj. 2:21, 4:33)
biasanya berdoa atau langsung menunjuk Allah
sebagai yang mengerjakan mukjizat-mukjizat. Para
rabbi Yahudi pun melakukan hal yang sama bila
mereka mengadakan mukjizat. Sebaliknya, Yesus
tidak pernah menyerukan Allah atau firman Allah
atau menunjukkan kepada-Nya sebagai yang
melakukan mukjizat. Yesus sendiri dan atas namaNya sendirilah mengusir roh-roh jahat dan
menyembuhkan orang sakit (bdk. Mrk. 1:41; 2:11;
5:41). Bahwa Yesus bertindak dengan kuasa-Nya
sendiri inilah yang membuat jengkel orang-orang
sezaman-Nya, terutama para pemuka agama
Yahudi (bdk. Mrk. 6:2-3; Mat. 21:15; 8:27; 9:34).
Orang Yahudi hanya bersedia menerima mukjizat
yang diker jakan oleh Allah. Orang yang
menganggap bahwa dengan kekuatannya sendiri
mengadakan mukjizat dianggap menghujat Allah
dan layak dihukum mati (bdk. Im. 20:6, 27; Mat.
9:3 dst).
Yesus tidak mengadakan mukjizat untuk membela
dan menolong diri-Nya sendiri. Ia pun tidak
mencari-cari kesempatan untuk mengadakan
mukjizat. Dalam hal menyembuhkan penyakit,
tindakan Yesus merupakan tanggapan atas
kepercayaan orang. Kepercayaan itu menjadi syarat
bagi mukjizat Yesus, sehingga di tempat tidak ada
kepercayaan Yesus tidak dapat mengadakan
mukjizat (Mrk. 6:5a, 6a). Kepercayaan yang dituntut
oleh Yesus bukanlah kepercayaan langsung kepada
Yesus sendiri, melainkan kepercayaan kepada Allah
yang berkarya dalam diri-Nya. Walaupun iman
6

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

tidak secara langsung dipusatkan pada diri Yesus


sebagai pembuat mukjizat, iman itu tetap terikat
pada pribadi Yesus karena melalui Dia kuasa
penyelamatan Allah menjadi nyata.

Perempuan yang diselamatkan oleh imannya

Makna Mukjizat Yesus


Bila hanya dipandang sebagai pembuat keajaib-an
dan pengusir roh jahat, Yesus tidak banyak berbeda
dengan para dukun dan tukang sihir yang ada pada
zaman itu. Mukjizat-mukjizat itu belum banyak
artinya karena masih memungkinkan munculnya
banyak penafsiran. Para lawan Yesus menjelaskan
mukjizat yang dilakukan-Nya dengan menyatakan
bahwa Yesus mengusir setan dengan bantuan
pemimpin setan (bdk. Mat. 9:34; Yoh. 8:45-52;
10:20).
Keistimewaan mukjizat Yesus terletak pada makna
yang dinyatakan-Nya dan makna mukjizat itu
terikat pada pemberitaan tentang Kerajaan Allah.
Di luar rangka itu Yesus menolak mengadakan
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

mukjizat. Hal ini paling terasa dalam sikapnya


terhadap orang-orang yang menuntut Yesus
mengadakan sebuah tanda (Mat. 16:1 dst; Luk.
11:16, 29). Mereka menuntut Yesus membuat
keajaiban untuk membuktikan bahwa Dia dan
seluruh pemberitaan-Nya sungguh berasal dari
Allah. Yesus menolak membuat tanda semacam
itu karena yang terpenting bagi-Nya adalah
pewartaan-Nya. Jika pemberitaan Yesus itu ditolak,
mukjizat Yesus hanya menjadi keajaiban belaka dan
tidak dapat memberikan makna sebagaimana yang
dimaksudkan oleh Yesus. Sebaliknya, jika
pewartaan-Nya diterima, mukjizat-Nya turut
diterima juga.
Dasar atau motif utama ketika Yesus mengadakan
mukjizat adalah pemberitaan tentang Kerajaan
Allah. Dua mukjizat yang diadakan Yesus untuk
mewujudkan pewartaan-Nya tentang Kerajaan
Allah adalah pengusiran roh-roh jahat dan
penyembuhan orang sakit. Pada zaman Yesus
orang Yahudi juga berpandangan bahwa roh-roh
jahat dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Mereka memandang roh-roh jahat sebagai lawan
Allah sehingga penyakit dianggap disebabkan oleh
roh-roh jahat. Dunia mer upakan medan
pertempuran antara Allah dan roh-roh jahat (yang
dipandang mempunyai suatu kerajaan sendiri, bdk.
Mrk. 3:22-24). Penyakit dan penderitaan dialami
sebagai tanda bahwa dunia ini dikuasai oleh rohroh jahat. Kuasa-kuasa jahat itu menghalangi
ditegakkannya pemerintahan Allah (bdk. 2Tes.
2:6,7).
Sebaliknya Yesus menyembuhkan orang yang sakit
dan yang dirasuki roh-roh jahat. Dengan mengusir
8

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

roh-roh jahat Yesus menyatakan bahwa Allah


sudah mengalahkan kuasa jahat itu sehingga tidak
menguasai manusia lagi. Pengusiran setan dan
penyembuhan orang sakit menyatakan kekuasaan
Allah: Kerajaan Allah yang diberitakan Yesus mulai
mewujudkan diri dan berkuasa untuk mengalahkan
kuasa jahat yang merajalela di tengah manusia. Jadi,
melalui mukjizat Yesus, pemerintahan Allah yang
berkuasa sudah memasuki dunia ini. Melalui
perbuatan Yesus Allah sendiri mencari mereka
yang malang dan dikuasai Iblis, mereka yang
menurut pandangan umum tidak dapat masuk
Kerajaan Allah.

Empat Jenis Mukjizat


Berbagai mukjizat yang dibuat oleh Yesus dapat
dibagi menjadi empat kelompok.
1. Penyembuhan
Ibu mertua Petrus: Mat. 8:14-17; Mrk. 1:29-34; Luk.
4:38-41
Orang lumpuh: Mat. 9:1-8; Mrk. 2:1-12; Luk. 5:17-26
Perempuan yang sakit pendarahan: Mat. 9:20-22;
Mrk. 5:25-29; Luk. 8:43-48
Orang yang mati sebelah tangannya: Mat. 12:9-15a;
Mrk. 3:1-6; Luk. 6:6-11
Orang bisu dan tuli: Mrk. 7:31-37
Wanita yang bungkuk: Luk. 13:10-17
Orang yang sakit busung air: Luk. 14:1-6
Anak pegawai istana di Kapernaum: Yoh. 4:46-54
Orang sakit di kolam Betsaida: Yoh. 5:1-18
Orang kusta: Mat. 8:2-3; Mrk. 1:40-42; Luk. 5:12-13
Sepuluh orang kusta: Luk. 17:11-19
Dua orang buta: Mat. 9:27-31
Bartimeus dan orang buta yang lain: Mat. 20:29-34;
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

Mrk. 10:46-52; Luk. 18:35-43


Orang buta di Betsaida: Mrk. 8:22-26

2. Pengusiran Setan
Dua orang kerasukan/Gerasa: Mat. 8:28-34; Mrk.
5:1-20; Luk. 8:26-39
Seorang bisu: Mat. 9:32-34
Orang buta, bisu, kerasukan setan: Mat. 12:22-36;
Luk. 11:14-23
Anak perempuan dari seorang Kanaan: Mat. 15:2128; Mrk. 7:24-30
Anak muda yang sakit ayan: Mat. 17:14-20;
Mrk.9:14- 29; Luk. 9:37-43
Orang kerasukan di rumah ibadat: Mrk. 1:23-26;
Luk. 4:33-35

3. Mukjizat Alam
Meredakan angin ribut: Mat. 8:23-27; Mrk. 4:37-41;
Luk. 8:22-25
Berjalan di atas air: Mat. 14:22-33; Mrk. 6:45-52;
Yoh. 6:16-21
Roti untuk 5000 orang: Mat. 14:13-21; Mrk. 6:30-44;
Luk. 9:10-17; Yoh. 6:1-13
Roti untuk 4000 orang: Mat. 15:32-39; Mrk. 8:1-10
Mata uang dalam mulut ikan: Mat. 17:24-27
Mengutuk pohon ara: Mat. 21:18-22; Mrk. 11:12-14,
20-26
Menangkap ikan: Luk. 5:1-11
Air menjadi anggur: Yoh. 2:1-11
Menangkap ikan (yang lain): Yoh. 21:1-11

4. Menghidupkan Orang Mati


Anak Yairus: Mat. 9:18-19, 23-26; Mrk. 5:21-24, 3543; Luk. 8:40-42, 49-56
Anak janda di Nain: Luk. 7:11-17
Lazarus: Yoh. 11:1-44

10

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Bagaimana Membaca Mukjizat


Yesus?
Bagaimana kita seharusnya membaca kisah-kisah
mukjizat Yesus? Yang perlu dilakukan adalah
menemukan arti mukjizat yang sedang kita hadapi
(baik bagi Yesus sendiri maupun bagi para
penginjil) kemudian mengaitkan arti tersebut
dengan situasi dewasa ini. Para penginjil menaruh
minat pada mukjizat bukan sebagai suatu kejadian
di masa lampau. Mereka melihatnya sebagai
gambaran dari apa yang sedang dilakukan Kristus
yang sudah bangkit dalam Gereja pada masa
mereka sendiri.
Mereka tidak menaruh perhatian pada orang sakit
yang datang atau dibawa kepada Yesus demi
kepentingannya sendiri. Sebaliknya, mereka
memandang orang sakit sebagai contoh dari orangorang yang mendengarkan pewartaan Yesus dan
mengalami kasih-Nya. Mereka melihat para rasul
sebagai teladan tentang bagaimana menyaksikan
Allah yang hadir di tengah manusia untuk
menyatakan kehendak-Nya. Lebih dari itu, mereka
melihat Yesus sebagai pribadi yang datang untuk
melakukan kehendak Allah yang mengutus-Nya.
Mukjizat dalam Injil bukanlah merupakan kisah
mengenai apa yang terjadi jauh di Palestina 2000
tahun yang lalu, melainkan pewartaan karya-karya
Yesus sekarang ini. Kita percaya bahwa Allah dapat
mengadakan mukjizat di tengah-tengah kita bila
Ia menghendakinya. Seperti dahulu, sekarang pun
Yesus mengasihi orang sakit dan menyembuhkannya, mengadakan karya-karya ajaib, dan menyataKehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

11

kan kehendak Allah dalam peristiwa yang dialami


oleh manusia di dunia ini. Yesus memang tidak
hadir secara fisik dalam kehidupan kita, tetapi Ia
hadir dalam Roh dan kuasa-Nya. Untuk dapat
menyaksikan tangan Allah yang bekerja dalam
kehidupan dunia ini, kita memerlukan iman yang
hidup. Iman inilah yang dapat membuka mata kita
untuk melihat karya Allah di tengah kehidupan kita
dan untuk mengucap syukur atasnya.
Yesus memang telah mengadakan banyak mukjizat
dan kita mengaguminya. Ada yang menyangka
bahwa kalau orang mau mengikuti Yesus, ia harus
dapat membuat berbagai mukjizat seperti yang
telah dilakukan-Nya. Seolah-olah, semakin pandai
membuat mukjizat, orang menjadi semakin serupa
dengan Yesus. Tetapi, kita tidak diperintahkan
untuk melakukan karya-karya ajaib seperti yang
dilakukan oleh Yesus (mengusir setan, menggandakan roti, mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit). Yesus memang memiliki kuasa
itu dan Ia mempergunakannya untuk melaksanakan kehendak Bapa, yakni memberitakan datangnya Kerajaan Allah. Allah memberikan kepada kita
masing-masing berbagai anugerah. Dari Yesus kita
belajar untuk mempergunakan semua yang telah
dianugerahkan oleh Allah itu untuk melakukan
kehendak-Nya, terutama untuk mengasihi Allah
dan sesama.

12

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Pertemuan I

Menyembuhkan
Orang Busung Air
(Lukas 14:1-6)

Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

13

Doa Pembuka
Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon
bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah
yang hendak dibaca dan direnungkan.

Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan


yang tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk
memberikan penjelasan.

Undangan Makan

Pada suatu Hari Sabat, Yesus datang ke rumah salah


seorang pemimpin Farisi yang kemungkinan adalah
seorang kepala rumah ibadat (Luk. 8:41), anggota
Mahkamah Agama, atau tua-tua bangsa. Ia datang
untuk makan bersama orang-orang Farisi. Makan
bersama adalah tradisi orang Yahudi yang
menandakan suatu persahabatan (bdk. Kej. 26:30;
31:54). Namun, suasana persahabatan itu tidak
tampak karena orang-orang Farisi mencari-cari
kesalahan Yesus.
Hari itu adalah Hari Sabat. Kata sabat berarti
berhenti atau beristirahat. Seperti Allah
beristirahat pada hari ketujuh, orang Israel
diperintahkan untuk mengingat dan menguduskan
Hari Sabat. Ada enam hari untuk bekerja dan hari
ketujuh adalah Hari Sabat Tuhan, hari yang
dikuduskan oleh Tuhan (Kel. 20:8-11). Hari ketujuh
ini adalah anugerah Tuhan, tetapi orang Farisi
memahaminya hanya sebagai larangan: pada hari
ini orang tidak boleh bekerja. Makanan pada
perjamuan Hari Sabat disiapkan dan dimasak pada
14

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

hari sebelumnya dan kegiatan masak memasak


dihindari pada hari itu.
Perangkap untuk Yesus

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang hadir


di sana mengamat-amati Yesus dengan seksama
kalau-kalau Ia kembali menyembuhkan orang sakit
pada Hari Sabat seperti yang sudah-sudah. Mereka
ingin mempersalahkan Yesus karena menganggap
Yesus sebagaiancaman yang berbahaya. Banyak
orang yang percaya kepadanya dan semakin banyak
orang yang mengikuti-Nya; hal ini dapat merongrong kewibawaan mereka sebagai pemimpin agama
Yahudi. Ini adalah konflik ketiga kalinya antara
Yesus dengan para pemuka Yahudi setelah sebelumnya Yesus menyembuhkan orang yang mati
tangannya (Luk. 6:6-11) dan orang yang sakit punggungnya pada hari Sabat (Luk. 13:10-17).
Pada saat perjamuan, tiba-tiba datanglah seorang
sakit busung air berdiri di hadapan Yesus. Orang
yang sakit busung air (edema/dropsy) adalah orang
yang mengalami pembengkakan pada bagian-

Yesus menghadiri jamuan makan


Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

15

bagian tertentu seperti kaki, tangan, dan perut,


karena cairan tubuh terkumpul dalam ronggarongga badan, sela-sela jaringan, dan dalam sel
akibat berbagai penyakit seperti penyakit hati,
jantung dan ginjal. Kehadiran orang yang busung
air itu sungguh aneh sebab pada umumnya orang
segan memasuki rumah seorang tokoh masyarakat
tanpa diundang, apalagi orang sakit! Seperti halnya
penyakit kusta, pada zaman itu busung air
dianggap sebagai hukuman bagi orang berdosa dan
penderitanya dianggap najis. Keadaan tubuhnya
sangat tidak nyaman untuk dilihat apalagi di saat
perjamuan. Kehadiran tiba-tiba orang sakit busung
air di hadapan Yesus, di tengah-tengah para
undangan, mengundang kecurigaan.
Bagaimana mungkin tiba-tiba datang dan berdiri
seorang sakit busung air dihadapan Yesus saat
makan bersama? Mengapa tidak ada yang melarangnya masuk? Apakah orang sakit busung air
ini sengaja didatangkan dan dipersiapkan oleh
musuh-musuh Yesus untuk menjebak-Nya?
Mereka mengetahui bahwa Yesus akan berbelas
kasihan dan menyembuhkan orang itu. Dengan
demikian Yesus pasti terjebak melakukan
pelanggaran terhadap Hukum Taurat, karena
menyembuhkan orang sakit dipandang sebagai
bekerja dan hal ini dilarang pada Hari Sabat.
Apabila Yesus, yang juga dikenal sebagai tabib,
melakukan penyembuhan pada Hari Sabat, Ia
adalah pelanggar hukum Allah yang dapat
dipersalahkan.
Tanggapan Yesus

Mengetahui pikiran jahat mereka, Yesus kemudian


berkata kepada merekadengan bertanya, Diper16

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

bolehkankah menyembuhkan orang pada hari


Sabat atau tidak? Orang-orang Farisi dan para ahli
Taurat tersebut tidak memberi jawaban apa pun,
mereka hanya diam. Mungkin karena mereka takut
salah jawab. Bila mereka menjawab boleh berarti
mereka membenarkan pelanggaran Hukum Taurat
yang mereka junjung tinggi. Mereka juga tidak
dapat menjawab tidak boleh karena berbuat baik
tidak dapat dibatasi pada hari tertentu. Karena itu,
mereka diam dan tidak menjawab pertanyaan

Orang-orang Farisi

Yesus. Lalu, Yesus memegang tangan orang sakit


itu, menyembuhkannya, dan menyuruhnya pergi.
Setelah menyembuhkan orang sakit itu, Yesus
mengajukan pertanyaan kepada orang-orang Farisi
dan para ahli Taurat, Siapakah diantara kamu yang
tidak segera menarik keluar anaknya (terjemahan
lain: keledainya) atau lembunya kalau terperosok
ke dalam sebuah sumur, meskipun pada Hari
Sabat? Yesus berkata demikian karena tahu
mereka membawa hewan-hewan mereka ke tempat
minuman pada Hari Sabat. Kalau ada ternak yang
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

17

jatuh ke dalam sumur, niscaya mereka akan


menyelamatkannya (Luk. 13:15). Mereka semua
tidak sanggup membantah Yesus, sebab kalau
seekor hewan saja segera ditolong atau
diselamatkan pada Hari Sabat, apalagi seorang
manusia yang sedang sakit!
Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat gagal
memahami tindakan Yesus; mereka memandang
apa yang dilakukan-Nya sebagai pelanggaran
hukum. Sedangkan Yesus sendiri lebih mengutamakan perbuatan kasih dan menyelamatkan
manusia daripada sekedar ketaatan buta terhadap
peraturan. Melalui tindakan-Nya, Yesus ingin
menunjukkan kepada orang-orang Farisi dan para
ahli Taurat semangat Hari Sabat yang sebenarnya,
yakni Sabat merupakan anugerah Tuhan bagi umat
manusia (Kel. 16:21-30); dengan demikian Hari
Sabat bukanlah hambatan untuk berbuat kasih
terhadap sesama manusia, yang merupakan hukum
terutama dalam Taurat!

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana


hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu
meminta peserta untuk membayangkan peristiwa yang
dikisahkan dalam perikop ini.
b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang
dapat diteladan dari Yesus (perilaku, sikap), apa yang
dapat dipelajari dari Sabda Yesus, dan apa yang dapat
dipelajari dari orang-orang Farisi serta para ahli Taurat
bagi dirinya sendiri (bukan untuk mengajar orang lain).
c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil
renungannya.
d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
hasil renungan dalam meditasinya.

18

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Hasil Renungan:

______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai


tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop
tersebut.
b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup
dengan Bapa Kami.

Doa:

________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________

Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon
kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan
kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.

Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

19

Pertemuan II

Mengusir Roh Jahat


dari Anak yang Bisu
(Markus 9:14-29)

20

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Doa Pembuka
Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon
bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah
yang hendak dibaca dan direnungkan.

Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan


yang tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk
memberikan penjelasan.

Dalam perikop sebelumnya dikisahkan bagaimana


Yesus menampakkan kemuliaan-Nya di atas sebuah
gunung. Tiga orang murid-Nya, yaitu Petrus,
Yakobus, dan Yohanes, menyaksikan Yesus yang
berubah rupa dan pakaian-Nya menjadi putih
berkilau (Mrk. 9:2-13). Ketika turun dari gunung,
mereka melihat para murid lain sedang bersoal
jawab dengan beberapa ahli Taurat. Ketika melihat
Yesus, orang banyak yang mengerumuni para
murid itu tercengang dan mereka bergegas
menyambut Yesus. Ada yang berubah di wajah

Gunung Tabor: menurut tradisi di atas gunung inilah


Yesus menampakkan kemuliaan-Nya.
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

21

Yesus karena pancaran kemuliaan ilahi di atas


gunung itu masih tampak di wajah-Nya, seperti
waktu Musa turun dari Gunung Sinai (Kel. 34:29).
Anak Yang Kerasukan, Murid Yang Gagal

Yesus bertanya kepada orang banyak tentang apa


yang sedang mereka persoalkan dengan para
murid-Nya. Salah seorang dari orang banyak itu
menjelaskan kepada Yesus bahwa dia membawa
anaknya yang kerasukan roh jahat yang telah
menyebabkan anaknya bisu dan tuli (ay. 17, 25).
Demikian jahatnya roh tersebut sehingga sering
menyerang anaknya, membantingnya ke tanah; jika
roh itu menyerang, mulut anak itu berbusa, giginya
bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Ayah
dari anak itu membawanya kepada murid-murid
Yesus dan meminta mereka mengusir roh jahat
yang menyerangnya, tetapi mereka tidak dapat.
Inilah yang sedang dipersoalkan oleh orang banyak
dan para ahli Taurat dengan para murid Yesus.
Bukankah para murid sebelumnya telah menerima
kuasa mengusir setan dari Yesus (Mrk. 3:14-15)
dan orang banyak telah melihat mereka berhasil
mengusir banyak setan (Mrk. 6:6b-13)? Mengapa
sekarang mereka tidak sanggup melakukannya?
Para murid tidak dapat menjelaskan apa yang
terjadi, mereka bahkan menjadi pusat perhatian
banyak orang yang percaya maupun para ahli
Taurat yang selalu ingin melihat kegagalan Yesus
dan murid-murid-Nya. Yesus tidak dapat menutupi
kekecewaan-Nya terhadap murid-murid-Nya dan
berkata kepada mereka, Hai kamu angkatan yang
tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal
22

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar


terhadap kamu? Ia merasa kecewa karena muridmurid-Nya telah gagal mengusir roh jahat. Dari
perkataan Yesus tersirat bahwa kegagalan mengusir
roh itu karena ketidakpercayaan para murid. Lalu
Yesus menyuruh mereka membawa anak yang
kerasukan roh jahat itu kepada-Nya, karena Ia
sendiri yang akan mengambil tindakan.
Yesus Mengusir Roh Jahat

Ketika melihat Yesus, roh itu kembali membuat


penderitaan yang hebat kepada anak itu dengan
mengguncang-guncangnya; anak itu terpelanting
ke tanah, terguling-guling, dan mulutnya berbusa,
seperti seorang yang terkena penyakit ayan (epilesi).
Sang ayah menjelaskan bahwa sudah sejak kecil
anak tersebut menderita akibat perbuatan roh itu;
bahkan seringkali anak itu hampir binasa karena
roh itu sering menyeretnya ke dalam api atau ke
dalam air .
Setelah menjelaskan penderitaan yang dialami
anaknya itu, ia mengharapkan pertolongan dari
Yesus, ...jika Engkau dapat berbuat sesuatu,
tolonglah kami dan kasihanilah kami. Yesus tidak
serta merta memenuhi permohonannya, namun
berkata, Katamu: jika Engkau dapat? Yesus
seolah-olah ingin menunjukkan padanya bahwa
Dia memerlukan iman untuk mempercayai bahwa
Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!
Orang yang percaya menjadikan kehendak dan
kuasa Allah sebagai landasan hidupnya bukan pada
kekuatan dan kehendak diri sendiri. Mendengar
perkataan Yesus tersebut segera orang itu berteriak,
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

23

Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya


ini! Orang itu ingin sekali percaya namun dalam
permohonannya, ia secara jujur di hadapan Yesus
mengakui dan menyerahkan ketidakpercayaannya
dan kebimbangannya serta berserah sepenuhnya
kepada kebijaksanaan Yesus.
Melihat orang banyak semakin berkerumun, Yesus
menegur keras roh jahat yang menyebabkan anak
itu bisu dan tuli dan memerintahkan roh itu keluar
dari anak itu dan melarangnya untuk memasukinya
kembali. Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak
dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan
hebat. Banyak orang mengira anak itu telah mati,
kemudian Yesus memegang tangan anak itu dan
membangunkannya,lalu anak itu bangkit sendiri.
Kekuatan Doa

Sesampainya di rumah murid-murid-Nya bertanya


kepada Yesus, mengapa mereka tidak bisa
memahami kegagalan mereka dalam mengusir roh
itu. Yesus kemudian menjelaskan kepada mereka,
Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.
Dalam pandangan Yesus, jenis roh jahat ini lebih
sulit diatasi daripada jenis roh-roh jahat lain. Doa
yang dimaksud Yesus adalah bukanlah rangkaian
kata yang harus diucapkan supaya roh jahat itu
takut dan pergi. Doa adalah ungkapan iman dan
kebergantungan pada kuasa Allah. Doa merupakan
ungkapan keyakinan bahwa bukan kita yang
memegang kendali, melainkan Yesus sendiri.
Kedua belas murid Yesus memang telah diberi
kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, tetapi
bukanlah kuasa yang dapat digunakan secara
24

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

mekanis seolah-olah kuasa itu milik mereka,


melainkan pernyataan diri Allah yang bekerja
melalui seseorang sehingga semua itu hanya dapat
bekerja dalam kebergantungan pada kuasa Allah.
Doa mengungkapkan ketergantungan manusia
pada Allah dan kepercayaan pada-Nya. Kegagalan
para murid sebelumnya dikarenakan terlalu percaya
diri dan kurang menaruh kepercayaan kepada
Allah, sehingga mereka gagal dalam mengusir roh
jahat yang merasuki anak itu.

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana


hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu
meminta peserta untuk membayangkan peristiwa yang
dikisahkan dalam perikop ini.
b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang
dapat diteladan dari Yesus (perilaku, sikap), apa yang
dapat dipelajari dari Sabda Yesus, dan apa yang dapat
dipelajari dari ayah yang anaknya disembuhkan oleh
Yesus bagi dirinya sendiri (bukan untuk mengajar orang
lain).
c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil
renungannya.
d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
hasil renungan dalam meditasinya.
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

25

Hasil Renungan:

______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai


tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop
tersebut.
b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup
dengan Bapa Kami.

Doa:

________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________

Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon
kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan
kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.

26

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Pertemuan III

Mengutuk
Pohon Ara
(Matius 21:18-22)

Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

27

Doa Pembuka
Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon
bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah
yang hendak dibaca dan direnungkan.

Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan


yang tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk
memberikan penjelasan.

Mukjizat Yesus mengutuk pohon ara sehingga


menjadi kering, merupakan lambang kenabian,
seperti tindakan para nabi di dalam Perjanjian
Lama (1Raj. 11: 26-32), yang menggunakan benda
atau tindakan sebagai lambang untuk menyampaikan pesan Allah. Tindakan Yesus ini harus dipahami dalam kaitannya dengan perikop sebelumnya,
yaitu Yesus menyucikan Bait Allah (Mat. 21:1217). Pengutukan pohon ara ini merupakan lambang
yang dipergunakan oleh Yesus untuk menyatakan
apa yang akan terjadi dengan Bait Allah.
Penyucian Bait Allah

Menjelang Paskah Yesus pergi ke Yerusalem, sama


seperti semua orang Yahudi lainnya, untuk
merayakan pembebasan Bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir. Ketika memasuki Bait Allah,
Yesus mendapati halaman Bait Allah sangat ramai
dan penuh orang yang berdagang. Ia mengusir para
pedagang dan menjungkirbalikkan meja-meja
penukar uang dan bangku-bangku pedagang
merpati.
28

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah

Di tengah kerumunan orang banyak itu, Yesus


mengatakan, Rumah-Ku seharusnya menjadi
rumah doa, tetapi kamu telah merubahnya menjadi
sarang penyamun. Pada zaman kuno, para
penyamun menggunakan gua-gua di pegunungan
sebagai tempat persembunyian untuk menghindari
hukuman. Yesus menegur orang-orang Yahudi
yang memeras dan menindas orang asing, para
janda, maupun anak yatim, untuk kepentingan
pribadi mereka. Kemudian mereka bersembunyi
di Bait Allah untuk menghindari penghakiman
Allah. Mereka yakin bahwa Bait Allah adalah
jaminan keselamatan mereka, sehing-ga apa pun
salah dan dosa mereka, asal mereka membawa
kurban persembahan ke Bait Allah, dosa mereka
akan diampuni oleh Allah! Yesus menyucikan Bait
Allah untuk menyampaikan pesan bahwa bukan
persembahan, melainkan ting-kah laku dan
perbuatanlah yang berkenan kepada Allah.

Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

29

Sesudah menyucikan Bait Allah, Yesus pergi ke


Betania, yang terletak di Bukit Zaitun, dan
bermalam di situ.
Mengutuk Pohon Ara

Keesokan harinya, ketika berjalan kembali ke


Yerusalem, Yesus merasa lapar. Di pinggir jalan,
Ia melihat sebatang pohon ara lalu menghampirinya. Ia berharap mendapatkan buah ara untuk dimakan. Tetapi Ia tidak menemukan apa-apa karena
waktu itu memang bukan musimnya berbuah (bdk.
Mrk 11:13). Lalu Ia mengutuk pohon ara itu,
sehingga menjadi kering. Mengapa Ia mengutuk
pohon ara itu? Apakah karena Ia lapar dan kecewa?
Tindakan Yesus ini berhubungan dengan peristiwa
penyucian Bait Allah di hari sebelumnya.
Tindakan Yesus mengutuk pohon ara ini
menggambarkan tindakan kenabian. Pohon ara itu
melambangkan ibadah di Bait Allah. Banyak
perayaan dilangsungkan dan banyak kurban
dipersembahkan, tetapi tidak menghasilkan buah

Pohon ara dan buahnya

30

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

dalam kehidupan. Mereka rajin beribadah di Bait


Allah, tetapi tetap melakukan hal-hal yang tidak
berkenan pada Allah: mereka tidak melakukan
kehendak Allah dan tidak mengasihi sesama.
Seperti pohon ara yang tidak berbuah itu dikutuk
dan menjadi kering, demikianlah yang akan
dilakukan Tuhan atas Bait Allah. Tempat yang
dianggap paling suci oleh orang Yahudi itu akan
dihancurkan dan tidak akan dapat dipergunakan
lagi untuk beribadah. Hal ini menjadi kenyataan
pada tahun 70 M, ketika Bait Allah dihancurkan
oleh pasukan Romawi.
Kekuatan Iman

Tindakan Yesus ini membuat para murid


tercengang, Bagaimana mungkin pohon ara itu
sekonyong-konyong menjadi kering?Reaksi ini
menandakan bahwa para murid masih belum
begitu percaya akan kehebatan Yesus, meskipun
Yesus telah sering membuat mukjizat. Karena itu,
Ia mengingatkan bahwa mereka dapat melakukan
apa yang telah diperbuat-Nya, asalkan percaya
kepada-Nya dan tidak bimbang. Bahkan, jika para
murid berkata kepada gunung ini, Beranjaklah dan
tercampaklah ke dalam laut! Hal itu akan terjadi.
Mereka masih berada di Bukit Zaitun dan dari
bukit itu mereka dapat melihat Laut Mati di
kejauhan. Dengan kata lain, orang yang percaya
dapat berkata kepada Bukit Zaitun untuk
terangkat dan terbuang ke dalam Laut Mati dan
hal itu akan sungguh-sungguh terjadi. Dengan
ucapan ini, Yesus menyatakan bahwa iman sanggup
melakukan hal-hal yang tampak mustahil bagi
manusia.
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

31

Bagaimana mungkin iman dapat memiliki kekuatan


yang demikian dahsyat? Iman bukanlah kekuatan
sugestif yang sanggup melakukan sesuatu yang
tampak mustahil. Iman merupakan penyerahan diri
yang sepenuhnya kepada Allah dan membiarkan
Allah melakukan kehendak-Nya. Dialah yang
sebenarnya melakukan hal-hal yang dahsyat dan
tampak mustahil bagi manusia, karena dialah
Pencipta dan Penguasa alam semesta. Iman kepada
Allah terungkap ketika orang berdoa kepada Allah.
Pada kesempatan ini Yesus mengajarkan kuasa
Allah dalam menanggapi doa yang disampaikan
oleh orang yang memiliki iman. Apa saja yang
kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya. Allah mengetahui apa
yang diperlukan manusia bahkan sebelum ia
memintanya. Allah sepenuhnya bersedia
menanggapi doa yang disampaikan dengan
keyakinan kepada-Nya.

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana


hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu
meminta peserta untuk membayangkan peristiwa yang
dikisahkan dalam perikop ini.
b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang
dapat diteladan dari Yesus (perilaku, sikap) dan apa yang
dapat dipelajari dari Sabda-Nya (bukan untuk mengajar
orang lain).
c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil
renungannya.
d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
hasil renungan dalam meditasinya.

32

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Hasil Renungan:

______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai


tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop
tersebut.
b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup
dengan Bapa Kami.

Doa:

________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________

Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon
kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan
kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.

Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

33

Pertemuan IV

Membangkitkan
Anak Muda di Nain
(Lukas 7:11-17)

34

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Doa Pembuka
Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon
bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah
yang hendak dibaca dan direnungkan.

Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan


yang tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk
memberikan penjelasan.

Duka Seorang Janda

Yesus diikuti oleh banyak orang, termasuk muridmuridNya, berjalan dari Kapernaum menuju ke
kota yang bernama Nain. Kota Nain terletak kirakira 25 km di sebelah selatan Kapernaum. Dekat
pintu gerbang kota, Yesus berjumpa dengan
rombongan orang yang mengantar jenazah seorang
anak laki-laki, anak tunggal seorang janda. Di situ
rombongan Yesus bertemu dengan rombongan
yang mengusung jenazah. Menurut kebiasaan
Yahudi, usungan jenazah itu bukanlah peti yang
tertutup.

Kota Nain pada zaman sekarang


Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

35

Sebuah kuburan Yahudi kuno

Perhatian Yesus tertuju kepada janda dan baru saja


kehilangan anak laki-laki tunggalnya. Menurut
orang Yahudi, anak laki-laki berkewajiban
memelihara dan merawat orangtuanya, serta
menjadi penerus keluarga. Anak laki-laki adalah
jaminan hari tua bagi ibunya, apalagi setelah ayah
anak itu meninggal. Dalam masyarakat Yahudi,
wanita sering dianggap sebagai warga negara kelas
dua. Karena itulah seorang wanita menggantungkan hidupnya pada suami dan anak laki-lakinya.
Kematian anak laki-laki tersebut telah membuat
janda itu kehilangan segala-galanya. Rombongan
orang banyak yang ikut mengantarkan jenazah anak
laki-laki itu menunjukkan bahwa mereka ikut ambil
bagian dalam kepedihan sang janda yang malang.
Tuhan Membangkitkan Anak Si Janda

Tuhan tergerak oleh belas kasihan ketika melihat


janda yang ditinggal mati anaknya itu. Yesus di sini
disebut Tuhan untuk menunjukkan bahwa Dia
adalah pemilik kehidupan sehingga Dia berkuasa
36

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

untuk membangkitkan orang mati. Yesus yang


tergerak hati-Nya oleh belas kasihan, menunjukkan
bahwa Dia peduli dengan keadaan orang lain dan
dapat merasakan penderitaan orang lain, sehingga
penderitaan janda itu telah mengoyak hati Yesus.
Karena Yesus adalah penguasa kehidupan, Dia
katakan kepada janda itu, Jangan menangis, Ibu!
Dia dapat memberikan kembali kehidupan anak
tunggalnya itu. Lalu Ia mendekati usungan dan
menyentuhnya ketika para pengusung berhenti.
Menyentuh usungan jenazah merupakan tindakan
yang najis menurut adat istiadat Yahudi. Hal ini
dijelaskan dalam Bilangan 19:11: orang yang kena
kepada mayat, ia najis tujuh hari lamanya. Tetapi,
bagi Yesus, belas kasih lebih utama daripada
peraturan dan hukum. Kemudian Ia berkata
kepada anak yang sudah meninggal itu, Hai anak
muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!
Seketika itu, anak laki-laki tersebut bangun, duduk,
dan berbicara. Dengan kata-kata Yesus yang penuh
kuasa terjadilah mukjizat, sehingga anak laki-laki
yang telah meninggal itu hidup kembali. Anak lakilaki yang sebelumnya telah meninggal dan pergi
jauh dari ibunya dibangkitkan oleh Yesus dan
kembali ke pada ibunya. Kemudian Yesus
menyerahkan anak laki-laki itu kepada ibunya.
Orang banyak yang ada disitu ketakutan pada
mulanya, tetapi kemudian memuliakan Allah.
Mereka berkata, Seorang nabi besar telah muncul
ditengah-tengah kita dan Allah telah datang untuk
menyelamatkan umat-Nya. Kebesaran Yesus yang
tampak dalam mukjizat-Nya, membuat orangorang ketakutan, karena mengingatkan mereka
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

37

pada saat Nabi Elia membangkitkan anak perempuan seorang janda di Sarfat.
Cara Nabi Elia membangkitkan anak perempuan
itu adalah dengan menelungkupkan badannya di
atas anak itu tiga kali dan berseru kepada Tuhan,
Ya Tuhan Allahku, pulangkanlah kiranya nyawa
anak ini ke dalam tubuhnya. Tuhan mendengar
permintaan Elia dan nyawa anak itu kembali ke
dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali (1Raj.
17:21-22). Yesus hanya mengatakan Bangkitlah!
Kata-kata-Nya yang penuh kuasa membuat anak
muda itu seketika bangun, duduk dan berkata-kata.

Elia membangkitkan anak janda Sarfat

Tanggapan Orang Banyak

Perbuatan Yesus mengingatkan orang banyak


kepada Nabi Elia yang membangkitkan anak janda
di Sarfat dengan memohon pertolongan Allah.
38

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Mereka mengakui Elia sebagai abdi Allah dan


segala firman Tuhan yang diucapkannya adalah
benar. Melihat perbuatan Yesus yang membangkitkan anak muda dengan kuasa-Nya sendiri,
mereka pun mengakui Dia sebagai nabi besar.
Kehadiran Tuhan yang berkarya menimbulkan
keinginan orang untuk memuliakan Allah dan
mereka memusatkan perhatian kepada pribadi
Yesus yang membangkitkan orang mati. Bagi
mereka Yesus adalah utusan Allah yang diperintahkan untuk mengunjungi umat-Nya. Pembangkitan
orang mati itu memberikan bukti kepada mereka
bahwa Allah bukanlah Allah yang jauh duduk di
atas tahta-Nya, melainkan Allah yang datang
menyelamatkan manusia. Kabar ini tersebar di
selur uh Yudea dan sekitarnya dan menjadi
percakapan banyak orang.

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana


hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu
meminta peserta untuk membayangkan peristiwa yang
dikisahkan dalam perikop ini.
b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang
dapat dipelajari/diteladan dari Yesus (sikap/ kepribadian
dan kehendak-Nya), dari janda Nain, dari orang banyak
itu, bagi diri-nya sendiri (bukan untuk mengajar orang
lain).
c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil
renungannya.
d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
hasil renungan dalam meditasinya.

Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus

39

Hasil Renungan:

______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai


tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop
tersebut.
b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan
doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup
dengan Bapa Kami.

Doa:

________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________

Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon
kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan
kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.

40

Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012

Anda mungkin juga menyukai