Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK I
Adhimas Galih H
Bayu Mahendra L.S.P.
M. Denny Murappal
Wedya Ardhini
Yulia Trisaptya
Kelompok i
F1314002
F1314024
F1314058
F1314089
F1314107
harus
tahu
bahwa
banyak
kecurangan
dilakukan
dengan
persekongkolan sehingga harus memiliki indra atau intuisi yang tajam untuk
merumuskan teori mengenai persekongkolan
5. Mengenali pola fraud yang memungkinkan investigator menerapkan teknik
investigatif yang ampuh
KARAKTERISTIK SEORANG PEMERIKSA FRAUD
Menurut ACFE, Pemeriksa Fraud adalah profesi gabungan antara pengacara, akuntan,
kriminolog, dan detektif (investigator). Pemeriksa Fraud harus memiliki keahlian teknis,
kemampuan mengumpulkan fakta dari saksi secara fair, tidak memihak, sahih, dan akurat
serta mampu melaporkan fakta-fakta secara akurat dan lengkap.
Selain itu seorang investigator juga harus memiliki kualifikasi tertentu antara lain :
-
Kelompok i
Kelompok i
Kode etik berisi nilai luhur (virtues) yang amat penting bagi eksistensi profesi. Eksistensi
profesi bisa terwujud apabila adanya :
-
Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai
jasanya, stakeholder lainnya dan masyarakat.
Tiga wilayah tingkah manusia menurut Lord John Flecther Moulton
1. Wilayah hukum positif
Wilayah dimana seseorang patuh karena ada hukum dan adanya hukuman bagi yang
tidak patuh.
2. Wilayah kebebasaan (free choice)
Wilayah dimana seseorang mempunyai kebebasan penuh dalam menentukan
sikapnya.
3. Wilayah kesopan-santunan (manners) atau etik
Dalam wilayah ini tidak ada hukum yang memaksakan tindak tanduk kita, namun kita
merasakan bahwa kita tidak bebas memilih/melakukan apa yang kita inginkan.
Wilayah ini sering disebut wilayah kepatuhan yang tidak dapat dipaksakan.
Kepatuhan ini adalah kepatuhan seseorang terhadap hal-hal yang tidak dipaksakan
kepadanya untuk diikutinya.
STANDAR AUDIT INVESTIGATIF
Standar adalah ukuran mutu, dengan standar ini pihak yang diaudit (auditee), pihak yang
memakai laporan audit, dan pihak-pihak lain dapat mengukur mutu kerja si auditor.
K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett merumuskan beberapa standar untuk melakukan
investigasi terhadap fraud yang dilakukan oleh pegawai di perusahaan.
1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui (accepted best
practices)
Dalam hal ini tersirat dua hal, yang pertama adanya upaya membandingkan antara
praktik-praktik yang ada dengan merujuk kepada yang terbaik saat itu
(benchmarking), yang kedua upaya benchmarking dilakukan terus menerus untuk
mencari solusi terbaik.
2. Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian (due care) sehingga bukti-bukti
tadi dapat diterima di pengadilan
3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks
dan jejak audit tersedia
Kelompok i
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
tujuan
pemeriksaan,
dan
harus
Kelompok i
secara
signifikan
mempengaruhi
tujuan
pemeriksaan,
apabila
ternyata
Kelompok i
a. Lemahnya manajemen yang tidak bisa menerapkan pengendalian intern yang ada atau
tidak bisa mengawasi proses pengendalian
b. Pemisahan tugas yang tidak jelas
c. Transaksi-transaksi yang tidak lazim dan tanpa penjelasan yang memuaskan
d. Kasus di mana pegawai cenderung menolak liburanatau menolak promosi
e. Dokumen-dokumennya hilangatau tidak jelas, atau manajemen selalu menunda
memberikan informasi tanpa alasan yang jelas
f. Informasi yang salah atau membingungkan
g. Pengalaman pemeriksaan atau investigasi yang lalu dengan temuan mengenai
kegiatan-kegiatan yang perlu dipertanyakan atau bersifat kriminal.
Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan atau penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan, maka mungkin saja tidak ada hukum, atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang dilanggar.
Apabila indikasi terjadinya ketidakpatutan memang ada dan akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan secara signifikan, pemeriksa harus memperluas langkah dan prosedur
pemeriksaan, untuk:
1) Menentukan apakah ketidakpatutan memang benar-benar terjadi, dan
2) Apabila memang benar-benar terjadi, maka pemeriksa harus
menentukan
Kelompok i
forensik
harus
mempunyai
kemampuan
yang
baik
dalam
perencanaan
pengumpulan bukti
evaluasi bukti
komunikasi hasil penugasan
Kelompok i