Anda di halaman 1dari 55

KEGIATAN USAHA HULU

PADA SUB SEKTOR MIGAS.

Pengertian umum dalam


kegiatan usaha hulu
Wilayah Kerja daerah tertentu di dalam
wilayah hukum pertambangan Indonesia
untuk pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi.
Wilayah Terbuka bagian dari Wilayah Hukum
Pertambangan
Indonesia
yang
belum
ditetapkan sebagai Wilayah Kerja.

Kontrak Bagi Hasil suatu bentuk Kontrak


Kerja Sama dalam kegiatan Usaha Hulu
berdasarkan
prinsip
pembagian
hasil
produksi.
Kontrak Jasa suatu bentuk Kontrak kerja
Sama untuk pelaksanaan Eksplorasi Migas
berdasarkan prinsip pemberian imbalan jasa
atas produksi yang dihasilkan.

Kontraktor, adalah Badan Usaha atau Bentuk Usaha


Tetap
yang
diberikan
wewenang
untuk
melaksanakan Eksplorasi dan Eksploitasi pada suatu
Wilayah Kerja berdasarkan Kontrak Kerja Sama
dengan SKK Migas.
Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak bagi Hasil atau
bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan
Eksplorasi
dan
Eksploitasi
yang
lebih
menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kegiatan Usaha Hulu


Migas.
Mencakup
kegiatan
eksplorasi,
eksploitasi dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerja

Kegiatan yang mengatur :


Pembinaan dan pengawasannya,
Mekanisme pemberian Wilayah Kerja,
Survey Umum,
Data,
Kontrak Kerja Sama,
Pemanfaatan Migas untuk kebutuhan dalam
negeri,
Penerimaan negara,

Penyediaan dan pemanfatan lahan,


Pengembangan lingkungan dan masyarakat
setempat,
Pemanfaatan barang, jasa, teknologi dan
kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam
negeri
Penggunaan tenaga kerja dalam Kegiatan Usaha
Hulu Migas.

Wilayah Kerja Kegiatan Hulu.


Kegiatan usaha Hulu
dilaksanakan pada
Wilayah Kerja (WK) dengan memperhatikan
pertimbangan dari SKK Migas.
Menteri menetapkan WK terlebih dulu
berkonsultasi dengan Gubernur yang wilayah
administrasinya meliputi WK yang akan
ditawarkan.

Penawaran WK kepada BU atau BUT


dilakukan oleh Menteri berkoordianasi
dengan SKK Migas.
BU dan BUT dapat mengajukan permohonan
kepada Menteri untuk mendapatkan WK.

PT Pertamina (Persero) mengajukan permohonan kepada Menteri untuk mendapatkan


WK terbuka tertentu, Menteri dapat
menyetujui dengan pertimbangan :
1.Program Kerja
2.Kemampuan teknis.
3.Keuangan
4.Sepanjang saham PT Pertamina (Persero)
dimiliki oleh Negara.

PT Pertamina (Persero) tidak dapat


mengajukan permohonan WK yang telah
ditawarkan.
Menteri menetapkan BU dan BUT sebagai
Kontraktor yang diberi wewenang melakukan
kegiatan Usaha Hulu yang dilaksanakan pada
suatu WK.

Dalam penetapan BU atau BUT sebagai Kontraktor


yang diberi wewenang melakukan Kegiatan Usaha
Hulu pada WK, Menteri berkoordinasi dengan SKK
Migas.
Untuk setiap BU dan BUT hanya diberi satu WK.
Kontraktor wajib mengembalikan sebagian WK
secara bertahap atau seluruhnya kepada Menteri
melalui SKK Migas, sesuai dengan Kontrak Kerja
Sama (KKS). Bila dikehendaki bisa juga sebelum
jangka waktu KKS berakhir.

Dalam hal Kontraktor mengembalikan seluruh


WK kepada Pemerintah terlebih dulu wajib
memenuhi seluruh komitmen pasti Eksplorasi
dan kewajiban lain berdasarkan Kontrak
Kerja Sama.
WK yang dikembalikan kepada Pemerintah
oleh BU atau BUT menjadi Wilayah Terbuka

Survey Umum
Untuk menunjang penyiapan Wilayah Kerja,
Menteri melakukan kegiatan Survey Umum.
Kegiatan Survey Umum dilakukan pada Wilayah
Terbuka di dalam wilayah Hukum Pertambangan
Kegiatan Survey Umum meliputi survey geologi,
geofisika dan geokimia.

Survey Umum dapat dilaksanakan melintasi


Wilayah Kerja setelah lebih dahulu
melakukan koordinasi dengan SKK Migas
untuk pemberitahuan kepada Kontraktor yang
bersangkutan.
Dalam rangka pelaksanaan Survey Umum
Menteri dapat memberikan izin kepada Badan
Usaha sebagai pelaksana Survey Umum.

Pelaksanaan Survey Umum oleh Badan Usaha


dilaksanakan atas biaya dan resiko sendiri.
Sebelum melaksanakan Survey Umum Badan Usaha
wajib menyampaikan terlebih dahulu jadwal dan
prosedur pelaksanaan kepada Menteri.
Badan Usaha yang melakukan Survey Umum dapat
menyimpan dan memanfaatkan Data hasil Survey
Umum sampai dengan berakhirnya izin yang
diperolehnya.

Data yang diperoleh dari Survey Umum dan


Eksplorasi dan Eksploitasi adalah milik
negara yang dikuasai oleh Pemerintah.
Menteri menetapkan pengaturan pengelolaan
dan pemanfaatan data yang diperoleh dari
survey umum dan eksplorasi dan eksploitasi.

Pengelolaan
data
meliputi
perolehan,
pengadministrasian, pengolahan, penataan, penyimpanan, pemeliharaan dan pemusnahan data.
Pengiriman, penyerahan dan atau pemindahtanganan data wajib mendapatkan izin dari Menteri.
Menteri menetapkan jenis data yang wajib
mendapatkan izin pengiriman, penyerahan dan atau
pemindahtanganan.

Kontraktor dapat mengelola data hasil


kegiatan Eksplorasi dan Ekploitasi di WK-nya
selama jangka waktu Kontrak Kerja Sama,
kecuali pemusnahan data.
Kontraktor wajib menyimpan data yang
dipergunakan
di
wilayah
Hukum
Pertambangan Indonesia.
Kontraktor dapat menyimpan salinan data di
luar
Wilayah
Hukum
Pertambangan
Indonesia, setelah mendapatkan ijin Menteri.

Badan Usaha yang melakukan Survey Umum


wajib menyerahkan seluruh data yang
diperoleh kepada Menteri setelah berakhirnya
ijin yang diberikan.
Apabila Kontrak Kerja Sama berakhir,
Kontaktor wajib menyerahkan seluruh data
yang diperoleh dari hasil Eksplorasi dan
Eksploitasi kepada Menteri melalui SKK
Migas.

Kontraktor yang KKS-nya telah berakhir atau


mengalihkan semua interesnya kepada Badan
Usaha atau Bentuk Usaha Tetap lain, dapat
mengajukan permohonan ijin kepada Menteri
untuk menyimpan dan menggunakan salinan
data dari WK-nya.
Data yang ada pada Kontaktor tidak boleh
dialihkan pada pihak lain tanpa ijin Menteri.

Kontraktor melalui SKK Migas wajib


menyerahkan data hasil eksplorasi dan
eksploitasi kepada Menteri paling lambat 3
bulan
sejak
berakhirnya
perolehan,pengolahan dan interpretasi data.
Pertukaran data antar Kontraktor di dalam
negeri atau antar Kontraktor dalam negeri
dengan pihak lain di luar negeri dapat
dilakukan setelah mendapatkan ijin Menteri.

KLASIFIKASI KERAHASIAAN DATA.


Data Umum, merupakan data mengenai
identifikasi dan letak geografis potensi,
cadangan dan sumur Migas serta produksi
Migas.
Data Dasar, merupakan deskripsi atau besaran
dari hasil rekaman atau pencatatan dari
penyelidikan geologi, geofisika, geokimia,
kegiatan pemboran dan produksi.

Data Olahan, merupakan data yang diperoleh


dari hasil analisis dan evaluasi Data Dasar.
Data Interpretasi, merupakan data yang
diperoleh dari hasil interpretasi Data Dasar
dan/atau Data Olahan.
Data Dasar, Data Olahan dan Data Interpretasi
bersifat rahasia untuk jangka waktu tertentu.

MASA KERAHASIAAN DATA.


Data Dasar, ditetapkan 4 (empat) tahun.
Data Olahan, ditetapkan 6 (enam) tahun.
Data Interpretasi, ditetapkan 8 (delapan) tahun.
Apabila WK dikembalikan kepada Pemerintah
maka seluruh data dari WK yang bersangkutan
tidak lagi diklasifikasikan data yang bersifat
rahasia.

PELAKSANAAN KEGIATAN
USAHA HULU.
Kegiatan Usaha Hulu dilaksanakan Badan Usaha
atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Kontrak
Kerja Sama dengan SKK Migas.

Kontrak Kerja Sama paling sedikit memuat


persyaratan :
1. Kepemilikan sumber daya Migas tetap
ditangan Pemerintah sampai pada titik
penyerahan.
2. Pengendalian manajemen atas operasi
yang dilaksanakan oleh Kontraktor berada
pada SKK Migas.
3. Modal dan resiko seluruhnya ditanggung
oleh Kontraktor.

Kontrak Kerja Sama memuat


ketentuan sbb.:
1.
2.
3.
4.

Penerimaan Negara.
Wilayah Kerja dan pengembaliannya.
Kewajiban pengeluaran dana.
Perpindahan kepemilikan hasil produksi
Migas.
5. Jangka waktu dan kondisi perpanjangan
kontrak.
6. Penyelesaian perselisihan

7. Kewajiban pemasok Migas untuk


kebutuhan dalam negeri.
8. Berakhirnya kontrak.
9. Kewajiban pasca operasi pertambangan.
10. Keselamatan dan kesehatan kerja.
11. Pengelolaan lingkungan hidup.
12. Pengalihan hak dan kewajiban.
13. Pelaporan yang diperlukan.
14. Rencana pengembangan lapangan.

15. Pengutamaan pemanfaatan barang dan


jasa dalam negeri.
16. Pengembangan masyarakat sekitar-nya
dan jaminan hak-hak masyarakat adat.
17. Pengutamaan penggunaan tenaga kerja
Indonesia.

Jangka Waktu KKS.


Jangka Waktu Kontrak Kerja Sama paling lama
30 tahun.
Jangka Waktu KKS 30 tahun terdiri atas jangka
waktu eksplorasi dan eksploitasi.
Jangka waktu eksplorasi adalah 6 tahun dan
dapat diperpanjang hanya 1 kali paling lama 4
tahun.

Apabila jangka waktu 10 tahun Kontraktor


tidak menemukan cadangan Migas yang dapat
diproduksikan secara komersial, Kontaktor
wajib mengembalikan seluruh WK-nya
kepada Pemerintah.
KKS dapat diperpanjang jangka waktu
perpanjangan paling lama 20 tahun untuk
setiap kali perpanjangan.

Ketentuan atau Bentuk KKS dalam


perpanjangan KKS harus tetap menguntungkan bagi Negara.

Amandemen Kontrak
Kontraktor melalui SKK Migas dapat
mengusulkan kepada Menteri perubahan
(amandemen) ketentuan dan persyaratan
Kontrak Kerja Sama.
Menteri dapat menyetujui atau menolak usulan
amandem berdasarkan pertimbangan SKK
Migas dan menfaat yang optimal bagi negara.

Kontraktor dalam jangka waktu paling lama 180


hari setelah tanggal efektif berlakunya Kontrak
Kerja Sama wajib memulai kegiatannya.
Dalam hal kontraktor tidak dapat melaksanakan
kewajibannya, SKK Migas dapat mengusulkan
kepada
Menteri
untuk
menda-patkan
persetujuan pengakhiran Kontrak Kerja Sama.

Selama 3 tahun pertama dalam kegiatan


Eksplorasi, kontraktor wajib melakukan
program kerja pasti dengan perkiraan jumlah
pengeluaran yang menetapkan dalam Kontrak
Kerja Sama.
Apabila dalam pelaksanaan program kerja,
secara teknis dan ekonomis tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, Kontraktor melalui
SKK Migas dapat mengusulkan perubahan
kepada Menteri mendapatkan persetujuan.

Menteri dapat menyetujui atau menolak usul


perubahan program kerja pasti berdasarkan
pertimbangan SKK Migas.
Dalam hal Kontraktor mengakhiri Kontak Kerja
Sama dan tidak dapat melaksanakan sebagian
atau seluruh progam kerja pasti, Kontraktor
wajib membayar kepada Pemerintah melalui
Badan Pelaksana.

Apabila Kontraktor mengakhiri Kontrak Kerja


Sama dan tidak dapat melaksanakan sebagian
atau seluruh program kerja pasti, Kontraktor
wajib membayar kepada Pemerintah melalui
SKK Migas senilai jumlah pengeluaran yang
terkait dengan program kerja pasti yang belum
dapat dilaksanakan.

Apabila Kontraktor tidak dapat melaksanakan


kewajiban sesuai dengan Kontrak Kerja
Samanya dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, SKK Migas dapat mengusulkan
kepada Menteri untuk mengakhiri Kontrak
Kerja Sama.

Kontraktor dapat mengalihkan, menyerahkan


dan memindahtangankan sebagian atau seluruh
hak dan kewajibannya (perticipating interest)
kepada pihak lain seetelah mendapat
persetujuan Menteri berdasarkan pertimbangan
SKK Migas.
Terlebih dulu menawarkan kepada perusahaan
nasional.
Wajib mendapat ijin dari Menteri.

Sejak disetujui rencana pengembangan


lapangan yang pertama kali akan diproduksi
dari suatu Wilayah Kerja, Kontraktor wajib
menawarkan participating interest 10 %
kepada BUMD.
Pernyataan minat dan kesanggupan untuk
mengambil participating interest paling lama
60 hari sejak tanggal penawaran dari
Kontraktor.

Apabila BUMD tidak sanggup, ditawarkan


kepada perusahaan Nasional.
Apabila perusahaan nasional dalam jangka 60
hari tidak memberikan pernyataan minat, maka
penawaran dinyatakan tertutup.

Kontaktor wajib mengalokasikan dana untuk


kegiatan pasca operasi Kegiatan Usaha Hulu.
Kewajiban
mengalokasikan
dana
sejak
dimulainya dan dianggarkan dalan RAB.

Bahasa dalam KKS.


Kontrak Kerja Sama dibuat dalam bahasa
Indonesia dan/atau bahasa Inggris.
Apabila KKS dibuat dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris, bila terjadi perbedaan
penafsiran maka yang dipergunakan penafsiran dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris sesuai kesepakatan para pihak.
Terhadap KKS tunduk dan berlaku hukum
Indonesia

HASIL SERTIFIKASI CADANGAN MINYAK


Kontraktor wajib melaporkan penemuan dan
hasil sertifikasi cadangan Migas kepada
Menteri melalui SKK Migas.
.

Kontraktor wajib melaporkan kepada Menteri


melalui SKK Migas bila diketemukan dan
memperoleh bukti adanya pelamparan
reservoir Migas yang memasuki WK
Kontraktor lainnya, Wilayah Terbuka atau
wilayah/landas kontinen negara lain

Menteri menentukan operator pelaksana unitisasi


berdasarkan
kesepakaan
diantara
para
Kontraktor yang melakukan unitisasi dan
pertimbangan SKK Migas.

Untuk pelamparan reservoar yang memasuki


wilayah
landas
kontinen
negara
lain
penyelesaiannya akan ditetapkan Menteri
berdasarkan perjanjian landas kontinen antara
Pemerintah RI dengan Pemerintah negara
lainnya yang terkait serta pertimbangan manfaat
yang optimal bagi negara.

Kegiatan pengolahan lapangan, pengangkutan,


penyimpanan dan penjualan hasil produksi
sendiri yang dilakukan Konntraktor yang
bersangkutan merupakan Kegiatan Usaha Hulu.

Apabila kapasitas berlebih pada fasilitas


pengolahan lapangan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan eengan persetujuan SKK
Migas,
Kontraktor
dapat
memanfaatkan
kelebihan itu digunakan pihak lain berdasarkan
prinsip pembebanan biaya operasi secara
proporsional.

Fasilitas yang dibangun Kontraktor untuk


melaksanakan kegiatan pengolahan lapangan,
pengangkutan, penyimpanan dan penjualan hasil
produksi tidak ditujukan untuk memperoleh
keuntungan/atau laba.

Dalam hal fasilitas digunakan bersama dengan


pihak lain dengan memungut biaya atau sewa
sehingga memperoleh keuntungan/atau laba,
Kontraktor wajib membentuk Badan Usaha
Kegiatan Hilir yang terpisah dan wajib
mendapatkan Ijin Usaha

PEMANFAATAN MIGAS UNTUK


MEMENUHI DALAM NEGERI.
Kontrakor
bertanggungjawab
ikut
serta
memenuhi kebutuhan Minyak Bumi dan/atau
Gas Bumi untuk keperluan dalam negeri.
Bagian Kontraktor dalam memenuhi keperluan
dalam negeri ditetapkan berdasarkan sistim
prorata hasil produksi Minyak Bumi dan/atau
Gas Bumi.

Besaran kewajiban Kontraktor paling banyak


25% bagiannya dari hasil produksi Minyak
Bumi dan/atau Gas Bumi.
Menteri menetapkan besar kewajiban setiap
Kontraktor dalam memenuhi kebutuhan Minyak
Bumi dan/atau Gas Bumi.

Menteri menetapkan kebijakan pemasokan


Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk
keperluan dalam negeri setiap tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai