PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Krisis hutang yang dialami oleh Amerika dan Eropa pada tahun 2008
telah memberikan pengaruh besar
untuk menanamkan modal (Marisa, 2013). Pada tahun 2008, IHSG (Indeks Harga
Saham Gabungan) hanya turun hingga setengahnya sebelum kemudian menguat
kembali (Teguh Hidayat, 2011).
Investor harus menganalisis terlebih dahulu keadaan suatu perusahaan
sebelum memutuskan untuk berinvestasi, apakah perusahaan memiliki kinerja
yang bagus atau tidak agar investor tidak salah dalam berinvestasi. Baik atau
buruknya perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan tersebut di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Perusahaan perusahaan yang mempunyai kinerja
memuaskan terdaftar dalam LQ-45. Dikatakan memuaskan karena saham LQ-45
adalah saham pilihan yang beranggotakan 45 perusahaan pilihan dan sahamsaham paling lancar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan memiliki kriteria yang
digunakan untuk pemilihan saham-saham tersebut (Reza Priyambada,2013).
Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar yang besar. Kriteria-kriteria untuk memilih 45 saham yang
masuk dalam LQ-45 yaitu : 1) masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi
saham di pasar regular (rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir). 2) Urutan
berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan
terakhir). 3) telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan. 4) Kondisi
keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari
transaksi di pasar regular.
Saham LQ-45 diperkirakan akan semakin membaik, hal ini didukung
oleh membaiknya pasar global dan harganya yang berada di level rendah.
Menurut pendapat Reza Priyambada (2012) pergerakan saham LQ-45 sedang
berada di area jenuh jual, tapi kenaikan harga saham anggota LQ-45 diprediksi
berlangsung secara bertahap dan menantikan perkembangan ekonomi global.
Saham yang berpotensi memimpin laju indeks LQ-45 adalah saham sektor
perbankan, selama sektor perbankan membaik, maka kinerja LQ-45 ikut
membaik. Selain perbankan, kinerja saham emiten konglomerasi seperti BHIT
juga semakin membaik. Menurut Janson Nasril (2012) dalam Marisa (2013)
menyatakan bahwa yang menjadi pendorong perusahaan yang berbasis pasar
domestik yang terdaftar pada LQ-45 adalah sektor perbankan, infrastruktur dan
consumer goods. Menurut James Wahyudi (2012), prospek emiten batubara
kurang cerah akibat dari krisis Eropa yang berlarut-larut, namun demikian di
dalam pasar domestik beberapa emiten batu bara yang terdaftar di LQ-45
menunjukkan kinerja pasar yang bagus yaitu 60% - 70%.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu perusahaan LQ-45 membutuhkan
modal yang besar untuk mendanai opeerasional perusahaan, baik dengan dana
yang bersumber dari dalam perusahaan (internal) maupun dana yang bersumber
dari luar perusahaan (eksternal), Manajer keuangan berkewajiban memutuskan
untuk memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syaratsyarat yang menguntungkan. Keputusan dalam menentukan sumber dana yang
akan digunakan akan menghasilkan dampak yang berbeda. Pemenuhan dana dapat
dilihat dari modal sendiri, modal saham dan hutang jangka pendek atau jangka
panjang yang akan membentuk struktur modal. Perusahaan harus benar-benar
memperhitungkan sumber dana yang akan dipilih agar diperoleh struktur modal
yang optimal. Dengan struktur modal yang optimal, maka tingkat pengembalian
perusahaan juga akan optimal. Meningkatnya leverage pada struktur modal akan
mengubah komposisi struktur modal perusahaan menjadi tidak baik, karena
memberikan beban dan resiko finansial yang berat kepada perusahaan.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007, hal. 240), struktur modal
merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan
yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri. Sumber-sumber untuk struktur modal terdiri dari : long-term debt, shortterm debt, preferred stock, common stock, earned surplus. Struktur modal dapat
dilihat dengan menghitung Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan. Penggunaan
hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki keuntungan dan kerugian,
keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak dimana bunga hutang adalah
pengurangan pajak (Purwitasari, 2013) .
Struktur modal merupakan salah satu keputusan penting bagi perusahaan
dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan dapat melakukan
tingkat pengembalian yang baik akan cenderung memiliki hutang yang lebih
kecil. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat
menghasilkan laba yang maksimal (Limiati, 2007). Dimana semakin optimal
struktur modal yang digunakan perusahaan maka akan semakin tinggi laba yang
diperoleh perusahaan sehingga akan semakin rendah hutang yang akan digunakan
oleh perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba yang baik
menunjukkan perusahaan memiliki struktur modal yang baik. Menurut Warren,
dkk (2005) dalam Eny Rizkiyah (2010) mengatakan pengertian laba adalah
selisih antara jumlah yang diterima oleh pelanggan atas barang atau jasa yang
dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam
dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Sedangkan pertumbuhan laba
adalah presentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan, dimana perusahaan
dengan laba yang bertumbuh akan memiliki aktiva yang besar sehingga memberi
peluang besar di dalam menghasilkan profitabilitasnya. Porter (1980) dalam
Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah
perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualian yang tinggi
(Taruh, 2011). Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Erwita Dewi (2007) dan Fenny Irawan, dkk (2002) bahwa struktur modal
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimalisasi laba, modal sendiri dan
hutang jangka panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.
Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Fadli (2012)
yang menemukan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba.
Berdasarkan fenomena yang terjadi menjadikan peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul :
ANALISIS
PENGARUH
STRUKTUR
MODAL
TERHADAP
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
penelitian
di
atas,
maka
penulis
Maksud dari penelitian ini adalah untuk diajukan sebagai salah satu
syarat menyelesaikan program studi Manajemen S-1, Fakultas Bisnis dan
Manajemen Universitas Widyatama serta gambaran sekaligus masukan mengenai
pengaruh struktur modal terhadap perubahan laba pada perusahaan yang terdaftar
dalam LQ-45 periode 2008-2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis perkembangan struktur modal pada perusahaan non
perbankan yang terdaftar pada LQ-45 periode 2008-2012
2. Menganalisis perkembangan perubahan laba pada perusahaan non
perbankan yang terdaftar pada LQ-45 periode 2008-2012
3. Menganalisis pengaruh struktur modal terhadap perubahan laba pada
perusahaan non perbankan yang terdaftar pada LQ-45 periode 2008-2012
1.4
Kegunaan Penelitian
Penulis
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat untuk memperdalam dan mengaplikasikan teori yang diperoleh
dalam perkuliahan.
b.
Universitas
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian
berikutnya dengan materi yang berhubungan.
c.
Bagi Perusahaan
Dapat memberi tambahan informasi mengenai struktur modal perusahaan dan
sebagai referensi bagi manajer keuangan untuk memprediksi pertumbuhan
laba di masa mendatang.
1.5
Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan yang berskala kecil ataupun besar didirikan dengan
tujuan yang sama yaitu agar perusahaan yang didirikan dapat tumbuh dan
berkembang secara pesat dengan laba yang maksimal. Menurut Gitman (2012,
hal. 14), The goal of the firm, should be to maximize the wealth of the owners
from whom it is being operated or equivalently, to maximize the stock price.
Perusahaan memiliki tugas yang berbeda dalam menjalankan fungsi
manajerialnya. Secara umum perusahaan memiliki empat manajemen, yaitu :
10
modal asing. Menurut Riyanto (2001, hal. 238), modal asing merupakan modal
yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam
perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan
hutang yang ada pada saatnya akan dibayar kembali, untuk itu agar tujuan
perusahaan dapat terpenuhi dengan efektif dan efisien maka manajer keuangan
harus benar-benar mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumbersumber modal atau dana yang akan digunakan membiayai kegiatan usahanya.
Kebutuhan akan dana mengakibatkan perusahaan bersaing untuk meningkatkan
kinerjanya. Untuk mencapai kinerja yang optimal, maka perusahaan harus mampu
menentukan perbandingan sumber modal yang proporsional untuk perusahaannya.
Apakah
perusahaan
akan
menggunakan
modal
sendiri
(internal)
atau
menggunakan modal asing (eksternal) atau bahkan kombinasi dari keduanya yang
akan digunakan perusahaan untuk membiayai seluruh kegiatan usahanya, yang
disebut dengan struktur modal. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007, hal.
240), struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri. Sumber-sumber untuk struktur modal terdiri dari : longterm debt, short-term debt, preferred stock, common stock, earned surplus.
Struktur modal dapat dilihat dengan menghitung Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan.
Perusahaan yang menggunakan struktur modal optimal maka akan
memperoleh laba yang tinggi sehingga semakin rendah hutang yang digunakan
perusahaan untuk mendanai operasional perusahaan. Menurut Warren dkk
11
(2005) dalam Eny Rizkiyah (2010), laba adalah selisih antara jumlah yang
diterima oleh pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah
yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang
atau jasa tersebut. Perusahaan akan berusaha untuk menaikkan laba yang
diperoleh dari tahun ke tahun. Pertumbuhan laba yang baik menunjukkan
keoptimalan struktur modal perusahaan. Menurut Simorangkir (1993) dalam
Hapsari (2003), perubahan laba merupakan perubahan presentase kenaikan laba
yang diperoleh perusahaan (Taruh, 2011). Perusahaan dengan laba yang sedang
tumbuh memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang yang
besar didalam menghasilkan profitabilitasnya.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Erwita Dewi (2007) dan Fenny Irawan, dkk (2012) bahwa struktur modal
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimalisasi laba, modal sendiri dan
hutang jangka panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.
Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Fadli (2012)
yang menemukan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba.
12
BAGAN
KERANGKA PEMIKIRAN
PERUSAHAAN
LABA
Manajemen
Keuangan
LABA
Investment
Financing
Internal
Eksternal
Struktur Modal
DER
Keterangan :
= yang diteliti
= yang tidak di teliti
Deviden
13
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
penelitian
SM
(DER)
1
Erwita
Dewi Pengaruh
(2007)
yang
signifikan
Struktur Modal
dimana
Terhadap
Optimalisasi
Laba
(Studi
margin).
Kasus
Pada
struktur
modal
Perusahaan Go
profit
Public Masuk ke
Dalam
JII
Daftar
Periode
tinggi
2001-2005)
Hasil
margin
yang
dengan
struktur
Fenny Irawan,
Pengaruh
Yosi Yulia,
Struktur Modal
pengaruh
Roni Andri
Terhadap
terhadap profitabilitas .
Wijaya
Profitabilitas
Hutang
signifikan
jangka
panjang
14
(2012)
Pada
Perusahaan
signifikan
Manufaktur
di
terhadap
profitabilitas.
BEI
sebesar
48,2%
pada profitabilitassedangkan
51,8%
dipengaruhi
oleh
Yeni
(2007)
Limiati Pengaruh
struktur
terhadap
per
Perkembangan
struktur
modal
modal
industri
farmasi
laba
selama
tahun
2003-2004
lembar
pada
saham
kelompok
industri farmasi
untuk
pengujian
koefisien
statistik
korelasi
15
menyiumpulkan
bahwa
dapat
diterima.
4
Agus
Endro Manfaat
Suwarno
Informasi Rasio
bukti
bahwa
tiga
rasio
(2003)
Keuangan
dalam
untuk
memprediksi
Peruabahan laba
memprediksi
laba
tahun
2001.
Rasio keuangan tahun 2001
tidak dapat digunakan untuk
memprediksi
2002.
laba
tahun
16
Pengaruh Ratio
Fadli,
Keuangan
Kamaliah,
Terhadap
terhadap
Rofika
Perubahan Laba
sedangkan
OPM,NPM,
(2012)
(Studi
ROE,
berpengaruh
Empiris
Muhammad
perubahan
ROI
Pada
signifikan
Perusahaan
perubahan laba.
Perbankan yang
Sebanyak
Terdaftar
variabel
BEI
Pada
Periode
2008-2011)
(perubahan
dijelaskan
laba.
terhadap
68,2%
dari
dependent
laba)
oleh
dapat
variabel
to
Rquity
Ratio,
17
1.6
Metode Penelitian
18