Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


1. Mempelajari analisis hardness dalam air.
2. Mengetahui logam penyebab hardness dalam air.
3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air.
1.2. Landasan Teori
1.2.1. Kondisi Airtanah Di Sekitar Tpa Desa Tanggan Kecamatan Gesi
Kabupaten Sragen
Pendahuluan
Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan
yang dapat diamati secara kasat mata. Yang termasuk dalam parameter
fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/ padatan, warna, rasa,
bau, suhu, dan sebagainya. Masalah kualitas air timbul ketika terjadi
pencemaran yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia, salah satunya
adalah penumpukan sampah. Tumpukan sampah yang terbuka akan
menimbulkan pembusukan. Pembusukan akan menimbulkan bau yang
tidak sedap dan gas yang berbahaya bagi manusia.
Desa Tanggan adalah salah satu Desa yang terletak di
Kabupaten Sragen tepatnya di Kecamatan Gesi. Desa Tanggan memiliki
luas wilayah yaitu 578,7 ha. Desa ini merupakan pusat berkumpulnya
sampah-sampah yang berada di Kabupaten Sragen, kemudian
ditampung di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. TPA Tanggan
memiliki luas 3,2 ha.

Keberadaan lokasi TPA yang berdekatan dengan permukiman


penduduk dapat menyebabkan zat pencemar dari timbunan sampah
masuk ke dalam air tanah yang berada di sumur penduduk sehingga
air tanah dapat tercemar. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kondisi air tanah di sekitar TPA Desa Tanggan;
2. Mengetahui kualitas air tanah di sekitar TPA Desa Tanggan;
3. Mengetahui pengaruh TPA terhadap kondisi air tanah di Desa
Tanggan.
Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain mengenai air tanah,
kualitas air, parameter kualitas air, dan tempat pembuangan akhir
sampah. Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah
pada zone jenuh air dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar
daripada tekanan udara. Secara vertikal mintakat/ zona airtanah
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, mintakat aerasi atau tidak
jenuh di bagian atas dan mintakat jenuh di bagian bawah. Mintakat
aerasi rongga-rongga tanah sebagian ditempati air dan sebagian terisi
udara. Air yang terdapat pada mintakat ini disebut air vadose,
sedangkan pada mintakat jenuh semua rongga terisi air dan telah
memiliki tekanan hidrostatis. Air yang terdapat di mintakat ini
disebut air tanah Kualitas air adalah tingkat kesesuaian air yang
digunakan untuk pemenuhan tertentu bagi kehidupan manusia,
seperti untuk mengairi tanaman, minuman ternak, dan kebutuhan
untuk minum, mandi, mencuci dan sebagainya. Kondisi kualitas air
di suatu tempat tertentu berbeda dengan kondisi kualitas air di
tempat lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor alami atau faktor
buatan (aktivitas manusia). Faktor alami yang berpengaruh terhadap
kualitas air adalah kondisi geologi, iklim, dan vegetasi, sedangkan
beberapa faktor buatan antara lain pupuk dan limbah pertanian,
insektisida, dan pestisida, limbah domestik, dan limbah industri.
Kualitas air akan bervariasi menurut ruang dan waktu.

Parameter kualitas air terdiri dari sifat fisik, sifat kimia, dan sifat
biologi. Sifat fisik yaitu warna, rasa, bau, suhu, dan konduktivitas.
Sifat kimia meliputi pH, amonia, nitrat, nitrit, sulfat, besi total, dan
kesadahan. Sifat biologi di dalam air yang terutama ditinjau adalah
kandungan bakteri coliform yang terdapat pada airtanah. Air yang
mengandung bakteri coliform dianggap telah terkontaminasi dengan
kotoran manusia atau binatang. Kandungan bakteri coliform yang
tinggi dapat menyebabkan sakit perut, sehingga kandungan bakteri
coliform pada air tanah berdasarkan standar kesehatan diisyaratkan
untuk penggunaan air minum adalah nihil.
Tempat pembuangan akhir sampah adalah tempat di mana
sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya yaitu sejak
dari

sumber,

pengumpul,

pengangkutan,

pengelolaan,

dan

pembuangan. Sampah yang tidak dapat membusuk adalah sampah


yang

memiliki

bahan

dasar

plastik,

Pemusnahannya

dapat

dilakukan

logam,

gelas,

karet.

pembakaran

tetapi

dapat

menimbulkan dampak lingkungan karena menghasilkan zat kimia,


debu dan abu yang berbahaya. Secara umum pembuangan sampah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan dapat mengakibatkan
beberapa hal sebagai berikut yaitu sebagai tempat dan sarang dari
serangga dan tikus untuk berkembang biak, menjadi sumber polusi
dan pencemaran tanah, air, udara serta menjadi sumber dan tempat
kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
Metode Penelitian
Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Data kedalaman sumur untuk mendapatkan tinggi muka airtanah
sebagai dasar untuk pembuatan Peta Kontur dan Arah Aliran
Airtanah (flownet)
2. Sifat fisik air tanah yaitu suhu, warna, rasa, bau, dan DHL;

3. Sifat kimia airtanah yaitu unsur amoniak, nitrat, nitrit, sulfat, besi
total, kesadahan dan pH;
4. Sifat biologi air tanah yaitu Bakteri Coli.
Proses pengumpulan data untuk memperoleh keempat data
tersebut dilakukan dengan metode survei langsung dilapangan. Data
pertama yaitu pengukuran tinggi muka airtanah. Pengukuran tinggi
muka airtanah adalah ketinggian muka airtanah dari muka air laut
rata-rata dalam satuan meter (mdpl). Arah aliran air tanah
digambarkan dengan flownets, yaitu peta yang menunjukan arah
aliran dan ketinggian muka airtanah. Arah aliran selalu membentuk
garis tegak lurus terhadap garis ketinggian airtanah. Penentuan titik
sampel airtanah dilakukan secara purposive sampling yaitu sampel
diambil dengan maksud atau tujuan tertentu yaitu dengan
mempertimbangkan Penggunaan Lahan yang berupa permukiman
dan arah aliran air tanah. Sehingga dipilih 45 sumur sebagai untuk
dijadikan sampel penelitian,yang terdiri dari 33 sumur gali dan 12
sumur bor.
Pengukuran sifat fisik dapat dilakukan langsung dilapangan
dengan melihat secara kasat mata seperti warna, rasa, dan bau.
Pengukuran nilai daya hantar listrik (DHL)\ dilakukan untuk
memperoleh data nilai daya hantar listrik airtanah yang ada di daerah
penelitian. Daya Hantar Listrik (DHL) adalah Kemampuan air untuk
menghantarkan arus listrik. Sampel DHL yang diukur yaitu 33
sampel. Pengukuran DHL dilakukan dengan alat yang namanya EC
meter. Cara kerja EC meter yaitu dengan mencelupkan elektroda
konduktometer kedalam air sumur, maka di dalam layar EC meter
akan muncul angka besaran nilai yang terkandung dalam air tersebut
dengan satuan mhos/cm. Pengukuran EC meter juga dapat
digunakan untuk mengetahui suhu yang ada dalam air.
Pengambilan sampel kimia airtanah menggunakan botol
plastik. Sampel ini tidak memerlukan perlakuan khusus seperti pada

sampel untuk analisis besi total. Cara pengambilan sampel ini


dicelupkan dalam air sampai penuh dengan penutupan botol
dilakukan di dalam air sampai tidak ada gelembung udara dalam
botol. Sedangkan untuk pH dapat diukur langsung di lapangan
dengan menggunakan pH stik, sehingga hasilnya langsung bisa
diketahui. Sampel airtanah yang di ambil dalam penelitian ini ada 10
sampel. Setiap sampel diharapkan dapat mewakili permukimanpermukiman yang ada di Desa Tanggan. Pada pengambilan sampel
untuk sifat biologi airtanah yaitu mengambil sampel Bakteri Coli.
Sampel Bakteri Coli yang di ambil dalam penelitian ini ada 10
sampel. Cara pengambilan sampel yaitu pada saat pengambilan
sampel, botol harus dalam keadaan kering dan bersih serta botol
dimasukan seluruhnya kedalam air agar botol tersebut benar-benar
penuh, sehingga tidak ada udara yang terdapat dalam botol karena
apabila ada udara dalam botol membuat adanya reaksi tertentu yang
dapat mengurangi Bakteri Coli dalam sampel sehingga sampel yang
diambil tidak sama keadaanya pada saat dilapangan. Hasil sampel
airtanah yang diambil langsung dimasukan kedalam wadah yang
berisi es batu ini bertujuan agar Bakteri Coli yang berada pada botol
tidak berkurang atau mati.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis laboratorium,
grafis, spasial, dan deskriptif. Analisis laboratorium dilakukan dalam
laboratorium untuk mengetahui kandungan apa saja yang berada
dalam sampel yang diambil pada daerah penelitian. Unsur yang
dianalisis adalah pH, nitrat, nitrit, amoniak, bakteri coli, amoniak,
sulfat, besi total, kesadahan, dan bakteri coli, analisis grafis yaitu
hasil analisis yang disajikan. Bentuk analis grafis yang dapat
digunakan adalah dengan pembuatan diagram batang. Analisis
spasial merupakan cara analisis dengan menyajikan data dalam
bentuk peta dapat dijelaskan berbagai macam hal. Analisis deskriptif
dilakukan dengan menjelaskan kondisi kualitas air tanah yang ada

pada daerah penelitian, yaitu dalam penjelasannya dikaitkan pula


dengan unsur-unsur lingkungan yang mempengaruhinya. Dalam
analisis deskriptif ini dijelaskan pula mngenai kondisi air tanah
berkaitan dengan peruntukkannya yaitu dalam hal ini adalah untuk
air minum.
Hasil Dan Pembahasan
Air tanah di Desa Tanggan mempunyai kedalaman muka air
tanah yang cukup bervariasi, karena topografi Desa Tanggan yang
datar hingga berbukit. Pada umumnya kemiringan air tanah akan
mengikuti arah dan besarnya sudut lereng permukaan tanah.
Pengukuran kedalaman muka air tanah dilakukan terhadap 33 sumur
gali dan 12 sumur bor yang tersebar di desa Tanggan. Berdasarkan
hasil pengukuran diperoleh bahwa kedalaman muka air tanah di
daerah penelitian memiliki rentang kedalaman dari 0,5 meter hingga
17,49 meter, seperti yang disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Kelas Kedalaman Muka Air Tanah


Arah aliran air tanah di daerah penelitian mengalir menyebar,
tetapi karena pada arah selatan merupakan dataran, maka arah
alirannya dominan ke selatan. Arah aliran ai tanah ini sesuai dengan

arah kemiringan topografi. Arah aliran air tanah mengalir k arah


Tnggara yang dipengaruhi oleh adanya sungai Bengawan Solo yang
berada di bagian timur Desa Tanggan, sehingga air tanah tersebut
masuk ke dalam sungai atau bisa disebut juga dengan sungai
effluent,

dimana

air

tanah

bergerak

menuju

sungai

yang

mngakibatkan kondisi sungai selalu mengalir sepanjang tahun.

Gambar 2. Peta Peta Arah Aliran Air Tanah


Pengukuran suhu dilakukan dengan EC Mter, hasil dari suhu
air tanah di daerah penelitian yaitu berkisar antara 27,5oC hingga
30,1oC. Rata-rata suhu air tanah di daerah penelitian masih dapat
dikatakan normal dan sesuai kriteria air minum. Pengukuran pH
dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan pH stik. Hasil
dari pengukuran pH dalam penelitian ini diperoleh kisaran antara 6
hingga 7,03. Berdasarkan baku mutu air minum yang dipergunakan
dalam penelitian ini, pH pada sumur sampel masih berada dalam
batas aman digunakan sebagai air minum. Batas pH yang digunakan
sebagai persyaratan untuk air minum antara 6,5 sampai 8,5.

Nilai DHL diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan. Nilai


DHL di daerah penelitian secara keseluruhan berkisar antara 328
mhos/cm sampai dengan 948 hos/cm dan rata-rata DHL- nya
adalah 665,76 mhos/cm. Dari persyaratanbaku mutu air untuk
minum, DHL di daerah peneliian termasuk dalam kriteria yang
sesuai dengan baku mutu air minum yaitu kurang dari 1500
mhos/cm dan layak untuk digunakan sebagai air minum. Nilai DHL
air tanah tertinggi yang diambil dari sampel air tanah yaitu sebesar
948 dan 921 mhos/cm yang terletak cukup jauh dari TPA yaitu pada
titik 17 dan titik 19, sedangkan nilai terendah terdapat pada titik 23
dengan nilai 328 mhos/cm. Tingginya DHL diperkirakan karena
sumur yang terletak di sekitar area persawahan, sehingga air tanah
sudah terkontaminasi dengan pupuk pestisida yang digunakan di
sawah. Disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Peta Kelas Daya Hantar Listrik


Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, warna pada air
tanah di daerah penelitian rata-rata memiliki warna yang jernih,

tetapi ada 2 sampel yang berwarna agak keruh dan keruh yaitu pada
sampel sumur pantau atau titik 2 dan pada titik 16. Penentuan bau
pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan cara
pengkajian secara langsung di lapangan. Hasil pengujian di lapangan
menunjukkan bahwa pada sumur-sumur di daerah penelitian secara
keseluruhan tidak berasa dan tidak berbau. Parameter rasa dan bau
dari air sumur yang dipergunakan sebagai sampel masih sesuai
dengan persyaratan air minum dan masih layak untuk diminum dan
dikonsumsi.
Pengambilan sampel air tanah dilakukan pada 10 titik sumur.
Sampel yang berada di Desa Tanggan mengandung Amonia dengan
kadar yang sangat kecil. Dari semua sampel tidak ada kadar amonia
yang melebihi ambang baku mutu air minum. Kadar amonia paling
tinggi yaiu pada sampel titik 18 dengan kadar amonia sebesar 0,568
mg/L, sedangkan kadar amonia yang terendah yaitu 0,0094 mg/L
pada titik 4, 16, 20. Dan 26. Kadar amonia dari baku mutu air minum
yang aman untuk dikonsumsi yaitu kurang dari 1,5 mg/L. Disajikan
pada gambar 4 dan gambar 5.

Gambar 4. Kadar Amonia Daerah Penelitian

Gambar 5. Peta Sebaran Amonia Desa Tanggan


Kandungan nitrat yang tinggi dalam tubuh manusia dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah dalam mengikat
Oksigen yang disebabkan terjadinya proses perubahan nitrat menjadi
nitrit dalam suasana aerob sehingga dalam darah terjadi kekurangan
kandungan hemoglobin. Penelitian yang dilakukan di Desa Tanggan
menunjukkan bahwa kadar nitrat dalam air tanah berkisar antara
brkisar abtara 0,066-14,4 mg/L. Kadar nitrat pada daerah penelitan
rata-rata masih dalam keadaan normal dimana menurut persyaratan
baku mutu air menunjukkan bahwa nitrat pada air tanah masih di
bawah standar baku mutu air minum yaitu 50 mg/L. Sampel yang
memiliki kandungan nitrat paling tinggi yaitu terdapat pada sampel
titik 9 dan titik 10 dengan kadar nitrat sebesar 11,3 mg/L dan 14,4
mg/L. Disajikan pada gambar 6 dan gambar 7.

Gambar 6. Kadar Nitrat Daerah Penelitian

Gambar 7. Peta Sebaran Nitrat di Desa Tanggan

Kandungan nilai nitrit yang tinggi menyebabkan air tanag ini


tidak layak dikonsumsi untuk keperluan air minum. Nitrit adalah zat
kimia yang bersifat racun sehingga keracunan nitrit akan
mengakibatkan wajah membiru dan kematian. Dari seluruh sampel
yang diambil di daerah penelitian menunjukkan bahwa kadar nitrit
yang ada dalam air tanah masih di bawah persyaratan baku mutu air
minum. Nilai yang ditetapkan dari syarat baku mutu air adalah 3
mg/L, sedangkan dari hasil analisis laboratorium menunjukkan
semua sampel memiliki kandungan antara 0,0009 hingga 0,01
mg/L, sehingga air di Desa Tanggan masih dapat dikonsumsi.
Disajikan pada gambar 8 dan gambar 9.

Gambar 8. Kadar Nitrit Daerah Penelitian

Gambar 9. Peta Sebaran Nitrit Desa Tanggan

Dari sepuluh sampel penelitian yang diambil di lapangan, kadar


sulfat tertinggi sebesar 74,7 mg/L yang trdapat pada sampel di titik
16 dan 89,2 mg/L yang ada pada sampel di titik 20. Sedangkan kadar
sulfat terendah yaitu pada sampel pada titik 23 yaitu 10,9 mg/L.
Kadar sulfat dari baku mutu air minum yang aman untuk dikonsumsi
yaitu kurang dari 250 mg/L sehingga air tanah yang ada di daerah
penelitian memenuhi kriteria untuk air minum. Disajikan pada
gambar 10 dan gambar 11.

Gambar 10. Kadar Sulfat Daerah Penelitian

Gambar 11. Peta Sebaran Sulfat Desa Tenggan

Kadar besi yang ada pada Desa Tanggan yang diambil dari
sepuluh sampel ada lima sampel yang melebihi batas baku mutu air
minum yaitu pada sampel titik 4, 16, 18, 20, dan 26 dengan nilai
masing-masing titik adalah 0,75 mg/L; 0,72 mg/L; 0,93 mg/L; 0,46
mg/L; 0.67 MG/L. Persyaratan baku mutu air minum yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010
menyebutkan bahwa kadar maksimal yang diperboleh dalam besi
adalah 0,3 mg/L. Jadi apabila kadar besi lebih dari 0,3 mg/L maka
sudah tidak layak untuk diminum. Kadar besi yang tinggi pada Desa
Tanggan dipengaruhi oleh faktor batuan yang ada pada daerah
tersebut. Disajikan pada Gambar 12 dan Gambar 13.

Gambar 12. Kadar Besi Total Daerah Penelitian

Gambar 13. Peta Sebaran Besi Total Desa Tanggan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di


dalam air yang berupa ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Dari sepuluh sampel yang diambil di
lapangan, hasil uji kesadahan menunjukkan angka tertinggi kadar
kapurnya adalah 588 mg/L yaitu pada titik 18, sedangkan kadar
kapur yang terendah terdapat pada sampel titik 20 dengan nilai 252
mg/L. Kadar kapur di Desa Tanggan bisa dikatakan cukup tinggi.
Dilihat dari persyaratan baku mutu air yang menetapkan batas
amannya adalah 500 mg/L. Ada satu sumur yang memiliki nilai yang
melebihi standar baku mutu ar minum yaitu pada titik 18 dengan
nilai 588 mg/L, sehingga pada sumur titik 18 tidak layak
dikonsumsi. Tingginya nilai kesadahan dipengaruhi oleh faktor
batuan yang ada di Desa Tanggan. Disajikan pada Gambar 14 dan
Gambar 15.

Gambar 14. Kadar Kesadahan Daerah Penelitian

Gambar 15. Peta Sebaran Kesadahan Desa Tanggan

Bakteri Coli merupakan bagian organisme yang biasa hidup


dalam pencernaan manusia dan heab yang berdarah panas. Pada
penelitian imi penggunaan bakteri coli digunakan sebagai indikator
penentu kualitas air tanah, agar dapat diketahui apakah air tanah
pada darah desa Tanggan layak dikonsumsi oleh masyarakat atau
tidak. Hasil analisis dari pengambilan sepuluh sampel air tanah pada
Desa Tanggan menunjukkan sampel titik 23, titik 1, titik 18 dan titik
10 memiliki kandungan bakteri yang sangat tinggi yaitu 2400
MPN/100 ml yang melewati standar baku mutu air minum yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun
2010 yaitu 0. Kandungan bakteri coli yang tinggi disebabkan karena
jarak sumur terlalu dekat dengan septik tank, sehingga sumur
tercemar dengan bakteri coli yang bersumber dari septik tank
tersebut. Agar bisa dikonsumsi dan diminum maka untuk
menghilangkan bakteri coli yang ada dalam air tanah perlu dilakukan
pengolahan terlebih dahulu. Disajikan pada Gambar 16 dan Gambar
17.

Gambar 16. Kadar Bakteri Coli Daerah Penelitian

Gambar 17. Peta Sebaran Bakteri Coli Desa Tanggan


Pengaruh adanya TPA terhadap air tanah secara umum tidak
menunjukkan adanya pencemaran air tanah di sekitar TPA, karena
unsur pencemar dari TPA masih berada dibawah standar baku mutu
air minum. Faktor batuan yang ada di daerah penelitian juga sangat
berpengaruh terhadap masuknya air lindi ke dalam tanah. Batuan
yang berada di sekitar TPA merupakan batuan kedap air, shingga
TPA tidak mencemari sumur-sumur yang berada di sekitarnya.
KESIMPULAN
Kondisi air tanah di Desa Tanggan mempunyai kedalaman
muka air tanah yang cukup bervariasi, hal ini dikarenakan keadaan
topografi daerah tersebut juga bervariasi, antara datar hingga
berbukit. Di daerah yang datar kedalaman muka air tanahnya relatif
dangkal, sedangkan di daerah yang bebukit kedalaman muka air
tanahnya cukup dalam. Arah aliran air tanahnya cukup dalam. Arah
aliran ai tanah di daerah penelitian mengalir menyebar, tetapi karena
pada arah selatan merupakan dataran maka arah alirannya dominan
ke selatan. Arah aliran air tanah yang ke tenggara dipengaruhi oleh
adanya sungai Bengawan Solo yang berada di bagian timur Desa
Tanggan, sehingga air tanah tersebut masuk ke dalam sungai atau
bisa disebut juga dengan sungai effluent.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 492 tahun 2010


kualitas air tanah di desa Tanggan masih memenuhi persyaratan baku
mutu air minum. Hal ini dibuktikan dengan jumlah sampel yang
diambil dari sepuluh sampel air tanah lima diantaranya masih berada
pada ambang batas yang aman untuk dikonsumsi, sedangkan lima
sampel lainnya memiliki ambang batas yang melebihi untuk
digunakan sebagai air minum, sehingga perlu adanya pengolahan air
terlebih dahulu agar layak untuk dikonsumsi.
Pengaruh adanya TPA terhadap air tanah sevara umum tidak
menunjukkan adanya pencemaran air tanah di sekitar TPA, karena
unsur pencemar dari TPA masih berada dibawah standar baku mutu
air minum, dan batuan yang berada di sekitar TPA merupakan batuan
kedap air.

1.2.2. Hardness
Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam
kalsium dan magnesium air sadah tidak baik untuk mencuci karena ionion Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada
sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawasenyawa kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air,
sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah dari larutan
dalam bentuk endapan atau precipitation yang kemudian melekat pada
logam (wadah) dan menjadi keras sehingga mengakibatkan timbulnya
kerak.
1.2.2.1. Pengertian Hardness
Hardness adalah kandungan mineral-mineral tertentu

di

dalam air, umumnya ion kalsium (Ca 2+) dan ion magnesium
(Mg2+) dalam bentuk garam karbonat.

1.2.2.2. Klasifikasi Hardness


Kesadahan dapat dibedakan menjadi :
1. Kesadahan Sementara
Kesadahan sementara adalah kesadahan yang
disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti
Ca(HCO ) , Mg(HCO ) . Kesadahan sementara dapat
32
32
dieliminir

dengan

pemanasan

(pendidihan),

sehingga

terbentuk endapan CaCO atau MgCO . Reaksinya sebagai


3
3
berikut :
Ca(HCO )
3 2 (dipanaskan)

CO + H O + CaCO
2
2
3

(endapan)

Mg(HCO )
3 2 (dipanaskan)

CO + H O + MgCO
2
2
3

(endapan)
2. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan
oleh adanya garam-garam klorida, sulfat, dan karbonat
(endapan) dan magnesium hidroksida (endapan) dalam air.
Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan penambahan
natrium karbonat atau kalsium hidroksida menjadi endapan
CaCO dan Mg(OH) seperti reaksi berikut :
3
2
CaCl2 + Na2CO3(endapan) CaCO3(endapan) + 2NaCl(larut)
CaSO4 + Na2CO3

CaCO3(endapan) + Na2SO(larut)

MgCl2 + Ca(OH)2

Mg(OH)2(endapan) + CaCl2(larut)

MgSO4 + Ca(OH)2

Mg(OH)2(endapan) + CaSO4(larut)

3. Kesadahan umum ( General Hardness )

Kesadahan

umum

atau

General

Hardness

merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium


(Ca2+) dan ion magnesium ( Mg2+) dalam air. Ion-ion lain
sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi
pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur
sehingga diabaikan.GH pada umumnya dinyatakan dalam
satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian)
kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau
dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3.
4. Kesadahan Karbonat
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran
yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan
karbonat (CO3) di dalam air. KH sering disebut sebagai
alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk
mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat
H+)Kesadahan ini umumnya dihilangkan menggunakan
resin penukar ion. Untuk proses air minum sampai sekarang
hanya dipakai resin dengan sifat anionik.

1.2.3. Faktor Faktor yang mempengaruhi Hardness


Faktor yang mempengaruhi hardness adalah kandungan mineral
mineral umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Selain iti hardness juga dipengaruhi oleh ion
logam maupun garam garam bikarbonat dan sulfat.
1.2.4. Penanggulangan Hardness
Yang paling baik adalah dengan menggunakan reverse osmosis
(RO) atau deisioner (DI). Celakanya metode ion termasuk dalam

metode yang mahal. Hasil reverse osmosis akan memiliki kesadahan =


0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran sedemikian
rupa

sehingga

mencapai

nilai

kesadahan

yang

diperlukan.

Penanggulangan lain dapat digunakan dengan melakukan ion


exchanger, dsb.

1.2.4.1. Penanggulangan kesadahan sementara


Kesadahan sementara dapat dieliminir dengan pemanasan
(pendidihan), sehingga terbentuk endapan CaCO3- atau
MgCO3-. Garam MgCO3 mempunyai kelarutan yang lebih di
air panas,namun semakin rendah temperature air kelarutan
MgCO3 semakin kecil , bahkan menjadi tidak larut dan dapat
mengendap. Garam CaCO3 kelarutannya lebih kecil dari
MgCO3

sehingga

mengendap,pada air

pada

air

panas

sebagian

CaCO3

dingin pengendapannya akan lebih

banyak lagi.
1.2.4.2. Penanggulangan kesadahan tetap
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan pengendapan
kimia dapat dilakukan dengan proses kapur soda ash (lime
soda softening) atau dengan proses soda kaustik. Dengan
penambahan kapur tersebut dapat terjadi pengendapan.
Endapan yang terjadi dapat dipisahkan dari air dengan cara
pengendapan.
1.2.5. Metoda Analisis Hardness
Metode Analisis Hardness yaitu :
1. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah
dengan sabun. Dalam air lunak , sabun akan menghasilkan busa
yang banyak . Pada air sadah sabun tidak akan menghasilkan busa
atau menghasilkan sedikit sekali busa.

2. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi , dimana EDTA


digunakan sebagai titran dan menggunakan indicator yang peka
terhadap semua kation tersebut.

BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat
1. Buret 50 ml
2. Statif & kleim
3. Pipet volume 25 ml
4. Pipet volume 1 ml
5. Corong
6. Labu ukur 100 ml
7. Erlemeyer 250 ml
8. Gelas ukur 250 ml
9. Gelas ukur 100 ml
10. Pipet tetes
11. Beaker glass 500 ml
12. Botol semprot
13. Spatula
14. Bola karet
15. Tisu

2.2. Bahan
1.
2.
3.
4.

Larutan KCN 10%


Larutan HONH2HCl 10%
Larutan buffer pH=10
Larutan KOH 50%

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
5 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya

5. Indikator NaNa
6. Larutan EDTA 0,01M
7. Indikator EBT
8. Aquades
9. Air mineral merk Nestle
10. Air mineral merk Vit
11. Air mineral merk Prim-O

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1. Prosedur Kerja Penetapan Kadar Ca2+ dalam air


1. Sampel dimasukkan ke dalam erlemeyer sebanyak 25 ml dan
ditambahkan aquades sebanyak 50 ml.
2. Ditambahkan larutan KOH 50% 4 ml.
3. Setelah tercampur sempurna, didiamkan selama 5 menit. Kemudian
ditambahkan 0,5 ml larutan HONH2HCl 10%
4. indikator NaNa (bubuk) dicampurkan ke dalam larutan secukupnya.
5. Larutan sampel di titrasi dengan larutan standar EDTA 0,01M sampai
larutan bewarna biru.
6. Dengan cara yang sama, perlakuan di atas di lakukan pada semua
sampel.

3.2. Prosedur Kerja Penetapan Kadar Mg2+ dalam air


1. Sampel dimasukkan ke dalam erlemeyer sebanyak 25 ml dan
ditambahkan aquades 50 ml
2. 0,5 ml KCN 10%, ditambahkan ke dalam larutan sampel kemudian di
tetesi dengan larutan HONH2HCl 10% beberapa tetes.
3. buffer pH=10 ditambahkan sebanyak 2 ml dan indikator EBT (bubuk)
secukupnya.
4. Larutan sampel di titrasi dengan larutan standar EDTA 0,01M sampai
larutan bewarna biru.
5. Dengan cara yang sama, perlakuan di atas di lakukan pada semua
sampel.

3.3. Prosedur Kerja Penetapan Kesadahan Total Dalam Air.

1. Sampel dimasukkan ke dalam erlemeyer sebanyak 25 ml dan


ditambahkan aquades 50 ml
2. KCN 10% ditambahkan ke dalam larutan sampel sebanyak 0,5 ml.
3. Larutan HONH2HCl 10% 0,5 ml ditetesi ke dalam larutan sampel
4. Setelah itu ditambahkan 2 ml buffer pH=10 dan indikator EBT
(bubuk) secukupnya.
5. Larutan sampel di titrasi dengan larutan standar EDTA 0,01M sampai
larutan bewarna biru.
6. Dengan cara yang sama, perlakuan di atas di lakukan pada semua
sampel.

BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN
4.1. Penetapan kadar Ca2+

1. Sampel dipersiapkan terlebih dahuulu

2. Dimasukkan sampel ke dalam beaker glass

3. Dimasukkan sampel pada erlenmeyer

4. Ditambahkan aquades pada sampel

5. Penambahan KOH pada sampel

6. Penambahan larutan HONH2HCL pada sampel

7. Penambahan Indikator NaNa pada sampel

8. Titrasi dengan larutan EDTA

4.2. Penetapan kadar Mg2+


1. Sampel dipersiapkan terlebih dahuulu

2. Dimasukkan sampel ke dalam beaker glass

3. Dipipet sampel ke dalam erlenmeyer

4. Penambahan aquades pada sampel

5. Penambahan KCN pada sampel

6. Penambahan larutan HONH2HCL pada sampel

7. Penambahan Larutan buffer pH 10

8. Penambahan indicator EBT pada sampel

9. Titrasi dengan EDTA

BAB V
DATA PENGAMATAN

Tabel 5.1. Tabel Analisis Kadar Ca2+ dalam air


No
1
2
3

Nama Sampel
Nestle
Vit
Prim-O

V. Sampel
25 ml
25 ml
25 ml

V. EDTA yang terpakai


1,0 ml
0,7 ml
0,8 ml

Reagen yang digunakan


1. aquades 50 ml
2. KOH 50% 4 ml
3. EDTA 0,01M
4. Indikator NaNa secukupnya
5. HONH2HCl 10% 0,5 ml
Perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel

1. Sampel + aquades + KOH 50%

diamkan
larutan tidak berwarna
5 menit
diaduk
sampai rata

2. Lar tak berwarna + HONH2 HCl 10 %


berwarna
3. Lar tidak Berwarna + indicator NaNa
4. Larutan merah gelap dititrasi
larutan biru

lar tidak

lar merah gelap

EDTA 0.01M

Tabel 5.2. Tabel Analisis Kadar Mg2+ dalam air


No
1
2
3

Nama Sampel
Nestle
Vit
Prim-O

V. Sampel
25 ml
25 ml
25 ml

V. EDTA yang terpakai


4,1 ml
3,5 ml
1,9 ml

Reagen yang digunakan


1. aquades 50 ml
2. Larutan buffer pH 10
3. Larutan EDTA 0,01M
4. Indikator EBT secukupnya
5. Larutan HONH2HCl 10% beberapa tetes
6. Larutan KCN 10% 0,5 ml

Perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel

1. Sample + aquadest + KCN 10%

larutan tak berwarna

2. Larutan tak Berwarna + HONH2HCl 10%

larutan tak berwarna

3. Larutan tak berwarna + Buffer pH 10

larutan tak berwarna

4. Larutan tak berwarna + indikator EBT

larutan merah gelap

5. Larutan merah gelap

dititrasi

larutan biru

EDTA 0.01 M

BAB VI
PENGOLAHAN DATA
6.1 Perhitungan Kadar Ca2+
a. Untuk sampel air mineral merk Nestle
Volume titrasi EDTA 0,01 M = 1,0 ml
Volume Sampel

= 25 ml

0,4 mgr Ca+2 = 1 ml EDTA


Ca2+(mg/l)

= a x 1000/v x 0,4 mgr


= 1,0 ml x 1000/25 ml x 0,4 mgr
= 16 mg/l

b. Untuk sampel air mineral merk Vit


Volume titrasi EDTA 0,01 M

= 0,7 ml

Volume Sampel

= 25 ml

0,4 mgr Ca+2 = 1 ml EDTA


Ca2+(mg/l)

= a x 1000/v x 0,4 mgr


= 0,7 ml x 1000/25 ml x 0,4 mgr
= 11,2 mg/l

c. Untuk sampel air mineral merk Prim-O


Volume titrasi EDTA 0,01 M

= 0,8 ml

Volume Sampel

= 25 ml

0,4 mgr Ca+2 1 ml EDTA


Ca2+(mg/l)

= a x 1000/v x 0,4 mgr


= 0,8 ml x 1000/25 ml x 0,4 mgr
= 12,8 mg/l

6.2. Perhitungan Kadar Mg2+


a. Untuk sampel air mineral merk Nestle
Diketahui :
b (volume EDTA untuk titrasi penentuan Mg) = 4,1 ml
a (volume EDTA untuk titrasi penentuan Ca) = 1,0 ml
VMg (volume sampel yang dipipet untuk Mg) = 25 ml

VCa (volume sampel yang dipipet untuk Ca) = 25 ml


0,243 = 1 ml EDTA = 0,243 mg Mg+2
Mg2+ = b/VMg a/VCa x 1000 x 0,243
= 4,1/ 25 1,0 / 25 x 1000 x 0,243
= 30,132 mg/l

b. Untuk sampel air mineral merk Vit


Dik : b (volume EDTA untuk titrasi penentuan Mg) = 3,5 ml
a (volume EDTA untuk titrasi penentuan Ca) = 0,7 ml
VMg (volume sampel yang dipipet untuk Mg) = 25 ml
VCa (volume sampel yang dipipet untuk Ca) = 25 ml
0,243 = 1 ml EDTA = 0,243 mg Mg+2
Mg2+ = b/VMg a/VCa x 1000 x 0,243
= 3,5 / 25 0,7 / 25 x 1000 x 0,243
= 27,216 mg/l

c. Untuk sampel air mineral merk Prim-O


Dik : b (volume EDTA untuk titrasi penentuan Mg) = 1,9 ml
a (volume EDTA untuk titrasi penentuan Ca) = 0,8 ml
VMg (volume sampel yang dipipet untuk Mg) = 25 ml
VCa (volume sampel yang dipipet untuk Ca) = 25 ml

0,243 = 1 ml EDTA = 0,243 mg Mg+2


Mg2+ = b/VMg a/VCa x 1000 x 0,243
= 1,9 / 25 0,8 / 25 x 1000 x 0,243
= 10,692 mg/l

6.3. Reaksi
6.3.1. Reaksi Penetapan Kadar Ca2+
Ca++ + 2 KOH
Kalsium

kalium
hidroksida

Ca(OH)2

Kalsium
hidroksida

2CaCl2 +

+ 2 K+ + H2O

Ca(OH)2
kalsium
hidroksida

kalium air

2 HONH2HCl

CaCl2 + 2 NH4OH + 2 H2O

hidroksi amonium
klorida

kalsium ammonium
klorida
hidroksida

H2O(CH2)NH2CH2N CH2COOH2

Ca2(CH2) NH2CH2N CH2COOCl2 + 2H+

HOOCCH2

CH2COOH
N - CH2 - CH2 - N

HOOCH2

CH2COOH
EDTA

HOOCCH2

CH2COOCa
N - CH2 - CH2 N

H2O +

air

HOOCH2

CH2COOCa

Kalsium EDTA
H2O (CH2)2 NH2- CH2 N CH2COOCl2
Larutan Biru

6.4.1. Reaksi Penetapan Kadar Mg2+


Mg++

+ KCN

Magnesium kalium sianida

MgCN2

magnesium sianida

+ 2HONH2HCl

ammonium hidroksida air

OH

MgCl2 + O3S
N=N

NO2
Magnesium klorida

indikator EBT

Cl

magnesium klorida

+ H2O

OH

kalium

MgCl2

magnesium sianida hidroksi magnesium klorida

2NH4 OH

+ K+

MgCN2

Cl

Mg (OH)2 + O3S

N=N

Magnesium hidroksida
HOOCCH2

CH2COOH

N - CH2 - CH2 N
HOOCH2

CH2COOH
EDTA

HOOCCH2

CH2COMg

N - CH2 - CH2 N
HOOCH2

CH2COMg
Magnesium EDTA

Cl

O3S

Larutan biru

Cl

N=N

+ H2O

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan bahwa pada mineral merk Nestle diperoleh kadar
Ca2+ sebesar 16 mg/l, kadar Mg2+ sebesar 30,132 mg/l.
2. Dari hasil percobaan bahwa pada air mineral merk Vit diperoleh kadar
Ca2+ sebanyak 11,2 mg/l, kadar Mg2+ sebanyak 27,216 mg/l.
3. Dari hasil percobaan bahwa pada air mineral merk Prim-O diperoleh
kadar Ca2+ sebanyak 12,8 mg/l,kadar Mg2+ sebanyak 10,692 mg/l.

4. Dari Analisa data dapat disimpulkan bahwa air mineral merk Nestle
memiliki kandungan Ca2+ yang paling besar. Dan kandungan Ca 2+ yang
paling kecil adalah air mineral merk Vit.
5. Dari Analisa data dapat disimpulkan bahwa air mineral merk Nestle
memiliki kandungan Mg2+ yang paling besar. Dan kandungan Mg2+ yang
paling kecil adalah air mineral merk Prim-O.
7.2 Saran
1. Pada saat melakukan praktikum sebaiknya praktikan melakukannya
dengan lebih hati-hati karena terdapat bahan-bahan yang berbahaya
yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Serial Pustaka IPB Press
Karmono dan Joko Cahyono. 1978. Pengantar Penentuan Kualitas Air. Fakultas
Geografi. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Persyaratan Kualitas Air Minum.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 907/ MENKES/
PER/ IV/ 2010. Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum.


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 492/ MENKES/
PER/ IV/ 2010. Jakarta
Purnama, I. 2000. Bahan Ajar Geohidrologi. Yogyakarta: Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada

LAMPIRAN
Karakteristik Air
PARAMETE

SATUAN

MAKSIMUM MAKSIMUM
YANG

YANG

DIANJURKA DIBOLEHKA
N

Temperatur air

Temperatur air

Fisika
Temperatur

KETERANGA
N

alam
Warna

mg Pt-Co/1 5

alam
50

Bau

Tidak berbau

Tidak berbau

Rasa

Tidak berasa

Tidak berasa

25

500

1500

micromhola 400

1250

Kekeruhan

mg S1O2/1

Residu terlarut mg/1


Daya hantar
listrik

Kimia
pH

6,5 - 8,5

6,5 - 8,5

nilai antara
(range)

Kalsium (Ca) mg/1

75

200

mg/1

30

150

Kesadahan

mg/1

350

Barium (Ba)

mg/1

Nihil

0,05

Besi (Fe)

mg/1

0,1

Mangan (Mn) mg/1

0,05

0,5

Tembaga (Cu) mg/1

Nihil

Magnesium
(Mg)

Seng (Zn)

mg/1

15

Krom

mg/1

Nihil

0,05

heksavalen

minimum 10

(Cr(VI))
Kadmium (Cd) mg/1

Nihil

0,01

mg/1

0,0005

0,001

Timbal (pb)

mg/1

0,05

0,1

Arsen (As)

mg/1

Nihil

0,05

Raksa Total
(Hg)

Anda mungkin juga menyukai