Oleh :
Ratna Surya Ningsih (070111b066)
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN RASA NYAMAN NYERI
A Konsep Dasar
I
Definisi.
1
Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa
pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan
menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Sehingga
seseorang yang mengalami nyeri akan merasa terganggu kenyamanan. Nyeri
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
II Klasifikasi nyeri
a
Berdasarkan sumbernya
1
Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada
cutaneus.
Contoh: Sprain sendi
isceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga abdomen,
cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, ischemia,
regangan jaringan.
Berdasarkan Penyebabnya
1
Nyeri akut
Selang waktunya lebih singkat dengan tandatanda klinis antara lain :
berkeringat banyak, tekanan darah naik, nadi naik, pucat dan dengan respon
pasien, umunya menaggis, teriak atau mengusap daerah yang nyeri.
Nyeri kronik
Mempunyai selang waktu yang lebik lama dan dapat berlangsung lebih dari
enam bulan.
Perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis
Nyeri akut
1
2
Nyeri kronik
bulan).
Respon
pasien:
2
fokus
pada
nyeri,
mengerang.
4
Berdasarkan Tempatnya
1
Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam
atau pada organ-organ tubuh visceral.
Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf
pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.
Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu lama.
Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali. Nyeri tersebut biasanya 10-15 menit lalu menghilang kemudian
timbul lagi.
lokasi
nyeri,
dapat
mendeskripsikannya,
dapat
III
Etiologi
1
Trauma
a
Mekanik
Yaitu nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan,
misalnya akibat benturan luka.
Thermis
Adalah nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsang akibat panas,
dingin, misal karena api dan air.
Khemis
Adalah nyeri timbul karena zat kimia yang berasal dari asam atau basa kuat.
Elektrik
Nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang mengenai reseptor rasa nyeri
yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2 Neoplasma
Jinak dan Ganas
3 Peradangan
Adalah nyeri yang timbul karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat
adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan, contohnya abses.
4
Trauma psikologi
fisiologis
a
Dilatasi pupil.
Muka pucat.
Otot mengeras.
Respon tubuh
a
Respon Muskuler
Mudah
Pernapasan naik.
sakit.
tersinggung.
Berkeringat banyak.
Mengambil
tertentu.
Berteriak.
Menangis.
Respon Emosional
1
Gelisah.
3
posisi
Perubahan tingkah
laku.
Imobilitas.
Pucat.
Mengusap
daerah 6
Dilatasi bronchial.
Glikogenolisis.
yang nyeri.
Bergejolak.
Diam.
Kewaspadaan.
10 Dilatasi pupil.
Adalah Usia, Jenis Kelamin, Kultur, Makna nyeri, Perhatian, Ansietas, Pengalaman
masa lalu, Pola koping, Support keluarga dan social.
VII
Manifestasi Klinis
Gangguam Tidur
Pucat
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat
berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi
kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih
untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat.
Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir
dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
VIII
1
Penatalaksanaan Nyeri
Pemeriksaan laboratorium Meliputi : pemeriksaan daerah rutin, pemeriksaan
urin rutin, pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan serologi.
Analgesik opioids
Analgesik opioids termasuk opium derivate, seperti morfin dan kodein.
Obat-obat ini bekerja dengan cara mengubah mood, perhatian, perasaan
pasien menjadi lebih baik, dan lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
cAnalgesik adjuvant.
Analgesik adjuvant adalah terapi pengobatan selain menggunakan analgesic,
tetapi dapat mengurangi tipe-tipe nyeri kronik. Contohnya Diazepam
(Valium) yang dapat menggunakan rasa nyeri pada saat terjadi spasme otot
membantu bisa tidur nyenyak.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi di area nyeri, palpasi dengan menekan secara pelan dan sistematik,
raba daerah nyeri yang paling ringan dulu, observasi respon klien, kaji
adanya peningkatan atau penurunan hipersensitifitas dan fungsi nervus I
VII.
b
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan ROM
Dapat dilakukan untuk memperkirakan derajat nyeri, ada tidak penyebab nyeri
f
Cutaneous Stimulation
Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot. Splint ini harus diubah
posisinya tiap 30 menit untuk mencegah terjadinya penyakit baru seperti
dicubitus.
TENS
Transcutaneous electrice nerve stimulation (TENS) adalah noninvasive,
teknik control nyeri nonalgesic untuk klien dengan nyeri akut ataupun
kronik.
Akupuntur
Akupuntur telah diterapkan di China dan mendapat perhatian tinggi dari
Amerika Utara. Biasanya digunakan untuk nyeri akut.
Placebo
Placebo adalah salah satu bentuk treatment seperti medikasi atau tindakan
keperawatan ya ng menghasilkan efek pada klien, bahwa tindakan yang
dilakukan atau yang diberikan perawat dapat menyembuhkan penyakit.
Distraksi
Menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan pada hal hal lain. Contoh
dari distraksi adalah pada saat klien dipindahkan dari ruang bedah mungkin
tidak merasakan nyeri saat melihat pertandingan sepak bola di televisi, tapi
nyeri akan dirasakan lagi pada saat pertandingan itu sudah selesai.
m Hypnosis
Hypnosis digunakan untuk memfokuskan konsentrasi dan
meminimalisirdistraksi.
Relaksasi
Macam-macam teknik relaksasi : meditasi, yoga, dan latihan relaksasi
progresif. Teknik ini tidak dilakukan pada pasien yang nyeri akut karena
ketidakmampuan berkonsentrasi. Latihan relaksasi progresif mencakup
latihan control nafas, kontraksi, dan relaksasi otot.
Pemijatan
Tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan otot, Meningakatkan
relaksasi fisik dan psiklogis serta Meningkatkan peredaran darah yang
dipijat.
Kompres
Yaitu dengan cara menggunakan kompres dengan air hangat.
IX Asuhan Keperawatan
A Pengkajian Fokus
1
Riwayat Keperawatan :
a
Keluhan Utama
Adalah keluhan yang dirasakan pasien pada saat pengkajian. Pasien dapat
datang hanya dengan keluhan nyeri akibat trauma. Pada umumnya
keluhan utama adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik
tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang
lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
Region : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
Scale of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa
sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman: nyeri akut.
3
Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya riwayat alergi,
stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.
4
Pengkajian Fungsional :
a
Meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa
mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga
atau tidak.
b
Pola Nutrisi-Metabolik
yang
kurang
merupakan
faktor
predisposisi
masalah
Pola Eliminasi
Kaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi fekal.
Sedangkan pada pola eliminasi urin dikaji frekuensi, kepekatannya,
warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan
atau tidak.
f
Pola kognitif-perseptual
Klien mempunyai identitas diri yang dianutnya, baik di dalam keluarga dan
saudara juga di dalam masyarakat. Apa yang diinginkannya menjadi
konsep diri dalam hidupnya.
h
Pola Koping
Pola seksual-reproduksi
Pola peran-berhubungan
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena
klien harus menjalani rawat inap.
k
Pola nilai-kepercayaan
Terkait agama dan kepercayaan yang dianut klien, serta usaha klien untuk
tetap melakukan aktivitas spiritualnya selama sehat maupun sakit.
5
Pengkajian primer
a
Airways
Breathing
Circulation
Bagaimana nadi klien, frekuensi, teratur atau tidak, lemah atau kuat
?
capillary refillnya < 3 detik atau > 3 detik, warna kulit bagaimana,
produksi urin juga bagaimana ?
Pemeriksaan
meliputi
kesadaran,
tanda-tanda
vital
dan
Data Penunjang
Tgl.
1605-12
Data
Data Subjektif :
Pasien mengatakan merasakan sakit dan
nyeri pada bagian post operasi di anusnya
yang mengalami hemoroid.
P : Klien mengatakan sakit dan nyeri di
bagian post operasi bag. anusnya yang
mengalami hemoroid. Menjadi lebih buruk
apabila bergerak.
Q : Nyeri yang dirasakan seperti di tusuktusuk.
R : Nyeri tidak menjalar ke bagian tubuh
lain, nyeri tekan (+).
S : Skala nyeri 8.
T : Nyeri yang dirasakan terus menerus.
Klien mengatakan masih nyeri dan terlihat
menahan nyeri.
Data Objektif :
Problem
Gangguan
Etilogi
Luka
post
Keadaan
umum (cukup),
nyeri skala 8,
kesadaran (compos mentis),
klien terlihat menahan meringis menahan
nyeri, nyeri tekan (+).
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 82
x/menit, Suhu: 36,4oC, RR :20 x/menit.
C Diagnosa Keperawatan
1
D Intervensi Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d dengan luka post operasi, trauma jaringan
yang ditandai dengan keluhan nyeri, wajah klien meringis, perilaku berhatihati, yeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk, Nyeri dirasakan terus
menerus, Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 82 x/menit, Suhu: 36,4oC,
RR :20 x/menit.
Intervensi keperawatan
intensitas/beratnya
nyeri,
dan
faktor
presipitasi.
Rasional : Pengkajian secara komprehensif dapat memberikan kecepatan,
dan keefektifan dalam penanganan nyeri.
b
Rasional : Setiap
Monitor
kenyamanan
klien
terhadap
manajeme
nyeri
non
farmakologis
Rasional : Mengetahui keefektifan teknik non farmakologis untuk
mengatasi nyeri.
j
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito, L.J. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
NANDA. 009. Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2009-2011. NANDA
International. Philadelphia.
Peace, Evelyn c. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka utama.
Potter, Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktek,
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Smeltzer dan Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.
Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperwatan. Jakarta: Salemba
Medika.