Anda di halaman 1dari 44

Perbedaan Nyeri Somatik dan Nyeri

Psikogenik
Klasifikasi nyeri:
Waktu: akut dan kronis
Patofisiologi :

Nyeri Neuropatik
Nyeri Psikogenik
Fisiologik
Nosiseptif :
Nyeri somatik
Nyeri Visceral
Nyeri alih/referred pain

Nyeri somatik:
Aktivasi nosiseptor dijar.kulit dan
jar.dalam
Akut
Terlokalisir,tajam,menggerogoti
Kelainan pd pemeriksaan
Nyeri Psikogenik:
Mekanisme adaptasi mental,gangg.psikiatri
cth:gangg.somatisasi
Kronis
Menyebar,tidak terbatas,banyak lokasi

Hubungan Atara Psikis dan Somatik


dan sebaliknya
Konflik psikis
Frustasi (kecewa)
Takut,malu,khawatir (real anxiety)
Diselesaikan secara sadar (fight,menarik
diri,kompromi)
Tidak Berhasil
Represif

Tidak Berhasil
Asietas bebas mengambang (sebagai penyebab
gangguan jiwa)
Mekanisme defensif spesifik
Keluhan/gejala tertentu
Gangguan jiwa tertentu

Meningkatkan kadar gula darah


Menurunkan sistem kekebalan tubuh
Meningkatnya asam lambung
Osteoporosis

DEFENISI

GANGGUAN SOMATOFORM
Istilah somatoform berasal dari
bahasa Yunani soma artinya tubuh.
Gangguan somatoform adalah suatu
kelompok penyakit yang luas dengan
keluhan masalah atau simptom fisik
yang tidak dapat di jelaskan oleh
penyebab kerusakan fisik.

ETIOLOGI

1. FAKTOR BIOLOGIS
2. FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL
3.FAKTOR PERILAKU
4. FAKTOR EMOSI DAN KOGNITIF

Faktor Resiko

Faktor Resiko
Gangguan Somatisasi
Terjadi pada usia dewasa muda / usia remaja
Riwayat keluarga gangguan somatisasi
Kelas sosial yang lebih rendah dengan tingkat
pendidikan yang rendah
Individu yang mungkin sangat emosional.
Individu dengan gangguan kepribadian antisosial,
gangguan penyalahgunaan zat, kecemasan, depresi,
panik
Individu yang tidak mampu mengekspresikan
gangguan emosi mereka melalui bahasa (karena
gangguan saraf atau cacat intelektual)

Faktor Resiko
Gangguan Konversi
Gangguan konversi lebih sering terjadi pada wanita
dewasa dan remaja wanita.
Sebuah riwayat kepribadian atau penyakit psikologis
Fisik atau pelecehan seksual, terutama pada anakanak
Masalah ekonomi, status sosial ekonomi rendah
Riwayat Keluarga (+)
depresi atau kecemasan
Histerionik, gangguan kepribadian pasif-dependen,
atau pasif-agresif

Faktor Resiko
Hipokondriasis
Memiliki penyakit serius selama masa kanakkanak
Riwayat keluarga dengan penyakit yang serius
Riwayat keluarga dengan Hipokondriasis
Depresi dan gangguan kecemasan
Kepercayaan bahwa kesehatan yang baik berarti
bahwa bebas dari semua gejala fisik atau
sensasi tubuh yang tidak biasa
Merasa sangat rentan terhadap penyakit
Memiliki orang tua yang lalai atau kasar
Terjadi pada dewasa muda pria dan wanita.

Faktor Resiko
Gangguan Dismorfik Tubuh
Riwayat keluarga dengan gangguan
dismorfik tubuh
Pengalaman hidup yang negatif, seperti
sering disindir/diejek pada masa anak-anak
Merasa rendah diri
Tekanan sosial (expectation of beauty)
kecemasan atau depresi
Terjadi pada saat remaja pria dan wanita

Faktor Resiko
Gangguan Nyeri
Riwayat kekerasan fisik atau seksual
Kekerasan masa kanak-kanak
Depresi dan khawatir

Gejala Klinis
Somatoform Disorders
Berdasarkan klasifikasi

1. Somatization Disorder
Patients with somatization disorder have many somatic
complaints and long, complicated medical histories.
Nausea and vomiting (other than during pregnancy),
difficulty swallowing, pain in the arms and legs, shortness
of breath unrelated to exertion, amnesia, and complications
of pregnancy and menstruation are among the most
common symptoms.
Patients frequently believe that they have been sickly most
of their lives.
Patients classically (but not always) describe their
complaints in a dramatic, emotional, and exaggerated
fashion, with vivid and colorful language
Somatization disorder is commonly associated with other
mental disorders, including major depressive disorder,
personality disorders, substance-related disorders,
generalized anxiety disorder, and phobias.

2. Conversion Disorder
Paralysis, blindness, and mutism are the most
common conversion disorder symptoms.
Conversion disorder may be most commonly
associated with passive-aggressive,
dependent, antisocial, and histrionic
personality disorders.
Depressive and anxiety disorder symptoms
often accompany the symptoms of
conversion disorder, and affected patients are
at risk for suicide.

3. Hypochondriasis
Patients with hypochondriasis believe that they
have a serious disease that has not yet been
detected, and they cannot be persuaded to the
contrary
They may maintain a belief that they have a
particular disease or, as time progresses, they
may transfer their belief to another disease.
Hypochondriasis is often accompanied by
symptoms of depression and anxiety and
commonly coexists with a depressive or anxiety
disorder.

4. Body Dysmorphic
Disorder
The most common concerns (Table 17-9)
involve facial flaws, particularly those
involving specific parts (e.g., the nose)
Common associated symptoms include
ideas or frank delusions of reference
(usually about persons' noticing the alleged
body flaw), either excessive mirror checking
or avoidance of reflective surfaces, and
attempts to hide the presumed deformity
(with makeup or clothing).

5. Pain Disorders
6. Gangguan Somatoform yang tidak
terinci
7. Gangguan soamtoform yang tidak
tergolongkan

Patofisiologi Somatoform
Disorder
1.Amplification of body
sensation
2.Patien identification
3.The need to be sick
4.Disociation

Patofisiologi
Unknown
Associated with heightened awareness of normal
bodily sensations
Autonomic Arousal
Takikardia atau
hipermotilitas gaster
Arousal
Induce muscle tension and pain
Brain Imaging
Reduce Volume of amygdala
Connectivity between the amygdala and brain
regions (controlling executive and motor function)

Diagnosis Banding Somatoform


Disorders
Annisa Nidya RS

Sklerosis Multiple
Merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh
pembentukan antibodi terhadap mielin SSP
Gejala :
Kelemahan ekstremitas
Gejala sensoris termasuk parestesia
Neuritis optikus, menimbulkan berbagai gangguan
pengelihatan
Neuralgia trigeminal
Gangguan GI, kandung kemih (inkontinensia)

Diagnosis :
Peningkatan IgG dalam plasma dan CSF
MRI dan CT Scan dapat memperlihatkan lokasi plak dalam
SSP

Hipertiroidisme
Merupakan penyakit autoimun, dimana tubuh
menghasilkan antibodi TSHR
Gejala :
Lemah otot
Palpitasi, nyeri dada
Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi
Kehilangan BB, nafsu makan meningkat, mual, muntah
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan
Penurunan libido, hipomenore, amenore, impoten

Diagnosis :
Pengukuran kadar TSH, fT3, fT4, TSI
Tiroid scan untuk melihat pembesaran tiroid
Penurunan kadar lemak serum

Hiperparatiroidisme
Merupakan suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid

memproduksi lebih banyak hormon paratiroid daripada biasanya


Gejala :
Kelainan tulang kortikal selektif
Manifestasi ginjal termasuk poliuri, batu ginjal, hiperkalsiuri
Manifestasi GI termasuk anoreksia, mual, muntah, sakit perut, penyakit
ulkus peptikum
Manifestasi neuromuskular dan psikologis termasuk miopati proksimal,
kelemahan dan debar, depresi, ketidakmampuan konsentrasi
Masalah kardiovaskuler termasuk hipertensi, bradikardia, hipertrofi
ventrikel kiri

Diagnosis :
Kadar paratiroid utuh tinggi dengan tingkat kalsium terionisasi serum
tinggi
Asidosis hiperkloremik ringan, hipofosfatemia, peningkatan laju ekskresi
kalsiun urin dari ringan sampai sedang

Systemic Lupus Erithematous


Merupakan

penyakit

autoimun

dimana

organ dan sel mengalami kerusakan yang


disebabkan

oleh

tissue-binding

autoantibody dan kompleks imun, yang


menimbulkan

peradangan

dan

bisa

menyerang berbagai organ.


Gejala :
Sistem

muskuloskeletal

termasuk

artralgia,

artritis, nyeri tekan dan nyeri ketika bergerak,


rasa kaku pada pagi hari
Sistem integumen termasuk lesi kulit butterfly

Pada berbagai gangguan jiwa, gejala


depresi,

ansietas

atau

psikosis

akhirnya akan mendominasi keluhan


somatis.

DIAGNOSIS GANGGUAN
SOMATOFORM
DSM-IV-TR

GANGGUAN SOMATISASI
A. Riwayat banyak keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama
suatu periode beberapa tahun dan menyebabkan pencarian terapi atau
hendaya fungsi sosial,pekerjaan,atau area fungsi penting lain yang signifikan
B. Masing-masing kriteria berikut ini harus dipenuhi,dengan setiap gejala terjadi
pada waktu kapanpun selama perjalanan gangguan :
(1) empat gejala nyeri
(2) dua gejala gastrointestinal
(3) satu gejala seksual
(4) satu gejala pseudoneurologis
C. Baik (1) atau (2):
(1) setelah penelitian yang sesuai,setiap gejala kriteria B tidak
dapat dijelaskan secara utuh dengan keadaan medis umum
yang diketahui atau efek langsung suatu zat
(2) jika terdapat keadaan medis umum,keluhan fisik,atau hendaya sosial atau
pekerjaan yang diakibatkan jauh melebihi yang diperkirakan dari
anamnesis,pemeriksaan fisik,atau temuan laboratorium
D.
Gejala dihasilkan tanpa disengaja atau dibuat-buat

GANGGUAN KONVERSI
A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mempengaruhi fungsi sensorik
atau motorik volunter yang mengesankan adanya keadaan neurologis
atau keadaan medis umum lain
B. Faktor psikologis dinilai terkait dengan gejala maupun defisit karena awal
atau perburukan gejala atau defisit didahului konflik atau stresor lain
C. Gejala atau defisit ditimbulkan tanpa disengaja atau dibuat-buat
D. Setelah pemeriksaan yang sesuai,gejala atau defisit tidak dapat benarbenar dijelaskan oleh keadaan medis umum atau oleh efek langsung
suatu zat,maupun sebagai perilaku atau pengalaman yang disetujui
buadaya
E. Gejala atau defisit menyebabkan distress yang bermakna secara klinis
atau hendaya dalam fungsi sosial,pekerjaan,atau area penting lain,atau
memerlukan evaluasi medis
F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual,tidak
hanya terjadi selama perjalanan gangguan somatisasi,dan sebaiknya
tidak disebabkan gangguan jiwa lain

HIPOKONDRIASIS
A. Preokupasi dengan rasa takut atau gagasan bahwa seseorang
memiliki penyakit serius berdasarkan pada kesalahan interpretasi
seseorang terhadap gejala tubuh
B. Preokupasi tetap ada walaupun telah dilakukan evaluasi dan
penjelasan medis yang sesuai
C. Keyakinan pada kriteria A tidak memiliki intensitas waham dan
tidak terbatas pada kekhawatiran terbatas mengenai penampilan
D. Preokupasi ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya di dalam fungsi sosial,pekerjaan,dan area
fungsi penting lain
E. Durasi gangguan sedikitnya 6 bulan
F. Preokupasi ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan
ansietas menyeluruh,gangguan obsesif kompulsif,gangguan
panik,episode depresif berat,ansietas perpisahan,atau gangguan
somatoform lain

GANGGUAN DISMORFIK
TUBUH
A. Preokupasi mengenai defek khayalan
terhadap penampilan. Jika terdapat sedikit
anomali fisik,kepedulian orang tersebut
sangat berlebihan
B. Preokupasi ini menimbulkan penderitaan
yang secara klinis bermakna atau hendaya
dalam fungsi sosial,pekerjaan,atau fungsi
penting lain
C. Preokupasi ini tidak lebih mungkin
disebabkan oleh gangguan jiwa lain

GANGGUAN NYERI
A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis adalah fokus
dominan gambaran klinis dan cukup parah sehingga
memerlukan perhatian klinis
B. Nyeri menimbulkan distres yang secara klinis bermakna
atau hendaya fungsi sosial,pekerjaan,dan area fungsi
penting lain
C. Faktor psikologis dinilai memiliki peranan penting dalam
awitan,keparahan,eksaserbasi,atau menetapnya nyeri
D. Gejala atau defisit tidak dibuat dengan sengaja atau
dibuat buat
E. Nyeri sebaiknya tidak disebabkan gangguan
mood,ansietas,atau gangguan psikotik dan tidak
memenuhi kriteria dispareunia

GANGGUAN SOMATOFORM yang tidak


TERINCI
A. Satu atau lebih keluhan fisik (cth : lelah,hilang nafsu makan,keluhan
gastrointestinal,atau saluran kemih)
B. Baik (1) atau (2) :
(1) setelah pemeriksaan yang sesuai,gejala
tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh
keadaan medis yang diketahui atau efek
langsung suatu zat
(2) jika terdapat keadaan medis umum terkait;keluhan
fisik atau hendaya sosial atau pekerjaan yang
diakibatkan melebihi yang diperkirakan dari
anamnesis,pemeriksaan fisik,atau temuan laboratorium
C. Gejala menimbulkan distres yang secara klinis bermakna atau
hendaya fungsi sosial,pekerjaan,dan area fungsi penting lain
D. Durasi gangguan sedikitnya selama 6 bulan
E. Gangguan tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan jiwa lain
F. Gejala tidak dibuat dengan sengaja atau dibuat-buat

GANGGUAN SOMATOFORM yang


tidak TERGOLONGKAN
Kategori ini mencakup gangguan dengan gejala
somatoform dan tidak memenuhi kriteria
diagnostik gangguan somatoform spesifik
manapun. Contohnya mencakup
1. Pseudosiesis
2. Gangguan yang melibatkan gejala hipokondriak
nonpsikotik yang durasinya kurang dari 6 bulan
3. Gangguan yang melibatkan keluhan fisik yang
tidak dapat dijelaskan dengan durasi kurang
dari 6 bulan dan tidak disebabkan gangguan
jiwa lain

Kriteria Diagnosis
DSM 5
sumber: dsm5.org

Diagnostic and Statistical


Manual V
Pada DSM 5, Somatoform Disorders diubah menjadi Somatic Symptom and
Related Disorders karena DSM-IV dinilai tumpang tindih mengenai
klasifikasinya sehingga DSM 5 yang dipublikasikan pada 18 Mei 2013
membuat sub-kategori baru untuk mempermudah diagnosis. Diagnoses of
somatization disorder, hypochondriasis, pain disorder, and undifferentiated
somatoform disorder have been removed. Berikut pembagiannya :

Somatic symptoms disorders


Individuals previously diagnosed with somatization disorder will usually
meet DSM-5 criteria for somatic symptom disorder, but only if they have
the maladaptive thoughts, feelings, and behaviors that define the disorder,
in addition to their somatic symptoms.

Medically Unexplained Symptoms


Remain as a key feature in conversion disorder and pseudocyesis because
it is possible to demonstrate definitively in such disorders that the
symptoms are not consistent with medical pathophysiology.

Hypochondriasis and Illness Anxiety Disorder


Most individuals who would previously have been diagnosed with hypochondriasis
(health phobia; excessive preoccupancy or worry about having a serious illness) have
significant somatic symptoms in addition to their high health anxiety and without
somatic symptoms would receive a diagnosis of illness anxiety disorder.
Pain Disorder
In DSM-5, some individuals with chronic pain would be appropriately diagnosed as
having somatic symptom disorder, with predominant pain. For others, psychological
factors affecting other medical conditions or an adjustment disorder would be more
appropriate
Psychological Factors Affecting Other Medical Conditions and Factitious Disorder
This disorder and factitious disorder are placed among the somatic symptom and
related disorders because somatic symptoms are predominant in both disorders, and
both are most often encountered in medical settings. The variants of psychological
factors affecting other medical conditions are removed in favor of the stem diagnosis.
Conversion Disorder (Functional Neurological Symptom Disorder)
Modified to emphasize the essential importance of the neurological examination, and
in recognition that relevant psychological factors may not be demonstrable at the time
of diagnosis.

Pharmacotherapy
Dapat diberikan Antidepresant

Penatalaksanaan non-farmakologi
Intervensi Psikosocial (primary care management)
Cognitive behavioral psychotherapy (talking therapy): mengurangkan depressi
serta intensitas dan frekuensi gejala
Hubungan antara dokter-pasien
Psikoedukasi: 4 steps (1)menjelaskan penyakit, (2)problem solving, (3)komunikasi
dan (4)self traing
Terjadual untuk reaccessment dan reinforcement bahawa tidak ada gejala pada
pasien yang bisa mematikan : menurunkan anxietas dan health care seeking
behaviour
Menjelaskan bahawa ada pasien lain dengan gejala sama bisa sembuh spontan
Diedukasi supaya tetap aktif supaya efek terhadap kualitas hidup minimal
Hypnosis: relaksasi dan membantu pasien fokus, efektif untuk chronic pain
syndrome
Group psychotherapy care: social support dan mengurangkan anxietas
Edukasi pada keluarga:
Tidak preoccupied terhadap gejala fisik pasien (eg. Pay attention to patient when gejala tidak
ada supaya pasien mengerti gejalanya tidak akan memberikan perhatian)
Direct pasien ke physician bila pasien mengeluh adanya gejala
Distraksi bila ada gejala (eg. Berjalan-jalan)

komplikasi
ketergantungan pada substansisubstansi pengontrol yang
diresepkan
komplikasi iatrogenik akibat prosedur
diagnostik yang invasif/prosedur
surgery
kehidupan yang bergantung pada
orang lain

prognosis
perjalanan penyakit yang kronik
dapat meyebabkan prognosis yang
buruk,bahkan dapat menetap
seumur hidup
pengobatan yang lebih awal
menjadikan prognosis yang lebih
baik,sangat sedikit kasus mengalami
eksaserbasi
tidak meningkatkan resiko
kematian,kematian lebih disebabkan

Anda mungkin juga menyukai