Anda di halaman 1dari 17

FISIOLOGI

Kontraksi otot
-Potensial Aksi
1.Tahap Istirahat (-90 milivolt dalam membrane)
2.Tahap Depolarisai ( membrane permeable terhadap ion natrium (muatan positif) dari -90
milivolt makin mendekati positif.
3.Tahap Repolarisaai (kanal natrium mulai menutup) kalium terbuka membuat potensial
membrane berangsur kembali ).
Mekanisme Kontraksi Otot
1.Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada
serabut otot.
2.Di setiap ujung, saraf mensekresi substansi neurotransmitter, yaitu astikolin ke celah sinap.
3.Asetilkolin membuka kanal bergebang asetilkolin pada membrane serabut otot.
4.Terbukanya kanal- ion natrium berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot- potensial
aksi pada membrane.
5.Potensial aksi berjalan di sepanjang membrane serabut otot.
6.Potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah ion kalsium.
7.Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan tarik menarik antara filamin aktin dan myosin
bergeser kontraksi.
Kelainan Muskuloskeletal Akibat Kerja
(Work Related Musculoskeletal Disorder, WMSDS)
WMSD adalah Kelainan muskuloskeletal (musculoskeletal disorder, MSD) meliputi saraf,
tendon, otot, dan struktur pendukung tubuh lainnya yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Keadaan timbulnya WMSD pada pekerja umumnya diketahui dari keluhan pada otot pekerja
tersebut. Secara garis besar, keluhan pada otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a.Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi akibat otot dikenai suatu
beban, dan keluhan ini akan hilang bila pembebanan dihentikan.
b.Keluhan menetap (irreversible), yaitu keluhan otot yang walaupun pembebanan telah
dihentikan, sakit atau nyeri pada otot masih terasa.
A. ETIOLOGI
1.Pekerjaan yang sangat berulang
2.Pekerjaan yang membutuhkan sejumlah tenaga kerja atau menggunakan tenaga pada lengan
3.Postur yang janggal saat melakukan aktifitas tertentu
4.Tidak cukup waktu istirahat sehingga menjadi sangat letih
5.Tenaga kerja yang sudah berumur dengan daya tahan yang berkurang
6.Kelelahan saat bekerja
B. MEKANISME NYERI, KRAM, RASA BAAL DAN KEKAUAN
a. Mekanisme nyeri
secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf
sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A
delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks
serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan
kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.
Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu
(panas atau dingin) danagen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.

Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai
stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system
saraf pusat. Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:
1.Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus
mekanis terhadap nosiseptor.
2.Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf
3.Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.
4.Nyeri spikologik
Berdasarkan faktor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri
osteoneuromuskuler, yaitu :
1.Nociceptor mechanism.
2.Nerve or root compression.
3.Trauma ( deafferentation pain ).
4.Inappropiate function in the control of muscle contraction.
5.Psychosomatic mechanism
Refrensi lain mengatakan sensasi rasa nyeri dapat kita rasakan karena adanya suatu
mekanisme penghantaran impuls dalam tubuh kita. Nyeri berasal dari adanya jaringan yang
rusak. Jaringan yang rusak menginduksi biosintesis phospolipase menjadi asam arachidonat.
Kemudian asam arachidonat menghasilkan enzim Cyclooxygenase (COX) yang akan
merangsang pelepasan mediator nyeri berupa prostaglandin dan Tromboxant. Prostaglandin
(PGE2) kemudian mengaktifkan voltage gated channel sehingga terjadi perubahan potensial
membran (Ion Na+ masuk kedalam sel), perubahan ini menghasilkan action potential, terjadi
depolarisasi nociceptor pada Free Nerve Ending. Transmisi impuls menjalar sepanjang saraf
sensoris sampai ke dorsal horn di spinal cord, bersilangan di medulla spinalis dan menuju
Neospinothalamic tract (fast pain) atau Paleospinothalamic tract (slow pain). Impuls
kemudian masuk ke thalamus (yang merupakan pusat emosi). Impuls kemudian menuju
cortex cerebrum dan Interpretasi rasa nyeri pun terjadi.
b. Rasa kebas/baal (numbness)
dapat dirasakan apabila mekanisme interpretasi sensasi nyeri dihambat karena ketidakstabilan
proses biokimiawi ion Na+. Sama halnya pada contoh dengan local anestesi mengahambat
pengeluaran ion Na+ dengan memblokir Na+ gated.
c. Hypertonus (Kaku) otot
dapat menyebabkan rasa sakit. Pada umumnya otot-otot yang terlibat adalah postural
system.
Nosiseptif stimulus diterima oleh serabut-serabut afferent ke spinal cord, menghasilkan
kontraksi beberapa otot akibat spinal motor reflexes. Nosiseptif stimuli ini dapat dijumpai
di beberapa tempat seperti kulit visceral organ, bahkan otot sendiri. Reflek ini sendiri
sebenarnya bermanfaat bagi tubuh kita, misalnya withdrawal reflex merupakan mekanisme
survival dari organisme.
Disamping berfungsi tersebut, kita juga sadari bahwa kontraksi-kontraksi
tadidapat
meningkatkan rasa sakit, melalui nosiseptor di dalam otot dan tendon. Makin sering dankuat
nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat reflek aktifitas terhadap otot-otot tersebut. Hal ini
akan meningkatkan rasa sakit, sehingga menimbulkan keadaan vicious circle,
kondisi ini akan diperburuk lagi dengan adanya ischemia local, sebagai akibat dari kontrksi
otot yang kuat dan terus menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat sebagai akibat dari
disregulasi system simpatik.

C. MEKANISME KRAM/BAAL OTOT


Ganong, menguraikan bahwa rangsang berulang yang diberikan sebelum masa relaksasi akan
menghasilkan penggiatan tambahan terhadap elemen kontraktil, dan tampak adanya respon
berupa peningkatan kontraksi. Fenomena ini dikenal sebagai penjumlahan kontraksi.
Tegangan yang terbentuk selama penjumlahan kontraksi jauh lebih besar dibandingkan
dengan yang terjadi selama kontraksi kedutan otot tunggal. Dengan rangsangan berulang
yang cepat, penggiatan mekanisme kontraktil terjadi berulang-ulang sebelum sampai pada
masa relaksasi. Masing-masing respon tersebut bergabung menjadi satu kontraksi yang
berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau kontraksi otot yang berlebihan (kram otot).
Setiap pulsa kalsium berlangsung sekitar 1/20 detik dan menghasilkan apa yang disebut
sebagai kedutan otot tunggal. Penjumlahan terjadi apabila kalsium dipertahankan dalam
kompartemen intrasel oleh rangsangan saraf berulang pada otot. Penjumlahan berarti masingmasing kedutan menyebabkan penguatan kontraksi. Apabila stimulasi diperpanjang, maka
kedutan-kedutan individual akan menyatu sampai kekuatan kontraksi maksimum. Pada titik
ini, terjadi kram otot sampai dengan tetani yang ditandai oleh kontraksi mulus
berkepanjangan.
Menurut Ganong, satu potensial aksi tunggal menyebabkan satu kontraksi singkat yang
kemudian diikuti relaksasi. Kontraksi singkat seperti ini disebut kontraksi kedutan otot.
Potensial aksi dan konstraksi diplot pada skala waktu yang sama. Kontraksi timbul kira-kira 2
mdet setelah dimulainya depolarisasi membran, sebelum masa repolarisasi potensial aksi
selesai. Lamanya kontraksi kedutan beragam, sesuai dengan jenis otot yang dirangsang.
Jadi mekanisme kram dapat disimpulkan
Rangsang berulang yang diionkan sebelum masa relaksasimenghasilkan penggiatan
tambahan pada elemen kontraktil, dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi.
Tegangan yangterbentuk sebelum penambahan kontraksi lebih besar dari kontraksikedutan.
Dengan rangsangan yang hilang dengan cepat penggiliran mekanisme kontraksi terjadi
berulang-ulang sebelum mencapai masa relaksasi.
Masing-masing respon tersebut digabung jadi satu kontraksi berkesinambungan yang
dinamakan tetanik atau mekanisme otot berlebihan atau kram otot.
D.PENEGAKAN DIAGNOSA
Anamnesis
a)Anamnesis Umum : Identitas penderita
b)Anamnesis khusus:
1.Keluhan utama penderita
2.Lokasi keluhan utama
3.Sifat keluhan utama
4.Lamanya keluhan
5.Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
c)Inspeksi : Dilakukan dalam posisi statis dan dinamis penderita.
d)Tes Orientasi : Untuk melihat kemampuan aktivitas lengan.
e)Pemeriksaan Fungsi Dasar : Gerakan aktif, pasif dan tes isometrik melawan tahanan sendi
bahu.
f)Pemeriksaan Spesifik:
1.Tes intra artikular (Joint Play Movement) sendi bahu.
2.Tes kekuatan otot.
3.Tes koordinasi gerakan.
4.Tes sirkumferentia otot (lingkar otot) daerah bahu.

Pemeriksaan Penunjang
Rontgen
MRI
Penegakan diagnosis pada kasus
A. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Atau sindrom terowongan carpal mungkin merupakan contoh WMSD yang paling dikenal.
CTS ini merupakan kondisi WMSD di area pergelangan tangan hingga ujung jari. CTS terjadi
akibat gerakan repetitif dari pergelangan tangan yang menekuk, memegang benda kerja atau
perkakas dengan sangat erat, atau secara terus-menerus menekankan pergelangan tangan pada
benda kerja yang keras. Gejala-gejala umum pada CTS ini adalah pergelangan tangan yang
mati rasa, terasa kebas, terasa seperti terbakar, dan nyeri. Dalam beberapa kasus, bahkan
timbul tonjolan otot di dasar ibu jari, telapak tangan yang kering dan memucat, serta keadaan
tangan yang sulit digerakkan.
B.Raynauds syndrome
Atau yang lebih dikenal dengan white finger disease merupakan masalah WMSD di saraf dan
pembuluh darah tangan. Sindrom ini sering disebabkan oleh penggunaan peralatan kerja yang
menimbulkan getaran. Akibat getaran ini serta rendahnya temperatur lingkungan kerja,
pekerja kemudian mengalami mati rasa dan kebas pada jari-jari tangannya. Jemari pekerja
kemudian berubah menjadi putih pucat, kemudian biru, dan akhirnya merah. Keadaan mati
rasa dan lemas pada tangan ini kemudian membatasi gerakan pekerja untuk memegang benda
kerja dengan baik dan turut mengganggu kemampuan pekerja secara keseluruhan untuk
bekerja dengan baik. Kondisi pekerja yang merokok dapat memperburuk kondisi ini dengan
mengurangi pasokan oksigen ke dalam jari-jari tangan.
C.Thoraris outlet syndrome
Merupakan diagnosa WMSD lainnya. Sindrom ini berupa pengurangan aliran darah di daerah
bahu dan lengan, yang disebabkan oleh pekerjaan di atas kepala atau membawa beban berat
di tangan dengan posisi lengan yang lurus ke bawah terus-menerus. Diagnosa lainnya adalah
Carpet layers knee, yaitu sindrom WMSD yang disebabkan oleh lutut yang berulang kali
bertumpu di lantai, saat melakukan pekerjaan menggelar karpet.
E.PENATALAKSANAAN
Penanganan nyeri punggung akan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, keadaan, dan
preferensi. Tergantung pada penyebab rasa sakit Anda, pengobatan dapat mencakup satu atau
lebih hal berikut:
1.Obat Dalam banyak kasus, pasien yang diresepkan pengobatan sebelum menerima bentukbentuk lain dari terapi. Obat-obatan untuk nyeri dapat mencakup:
1.Penghilang rasa sakit non-aspirin
Obat-obatan ini, Seperti asetaminofen (Tylenol), meringankan nyeri ringan dan kadangkadang dikombinasikan denga nobat lain untuk memberikan pereda nyeri yang lebih besar.
2. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)
Termasuk ibuprofen (Motrin) atau naproxen (Aleve, Naprosyn) digunakan untuk mengobati
nyeri dan peradangan.
3.Kortikosteroid.
4.Obat nyeri opioid
Suntikan anestesi local
Kadang-kadang dikombinasikan dengan kortikosteroid, dapat disuntikkan di sekitar akar
saraf atau ke dalam otot dan sendi untuk meringankan iritasi, bengkak, dan kejang otot.

Terapi fisik dan air.


Sebuah physiatrist (dokter yang mengkhususkan diri dalam rehabilitasi obat-obatan) atau ahli
terapi fisik mungkin meresepkan dirancang khusus program latihan untuk meningkatkan
fungsi dan mengurangi nyeri. Pilihan terapi lain fisik di klinik nyeri mungkin termasuk terapi
whirl pool, USG, dan dalam-otot pijat.
StimulasiListrik .
Bentuk yang paling umum dari stimulasi listrik yang digunakan dalam manajemen nyeri saraf
stimulasi listrik transkutan (TENS), suatu teknik yang menggunakan kecil, bateraidioperasikan perangkat untuk merangsang serat saraf melalui kulit.
Akupunktur
Teknik relaksasi.
Selain konseling, kesehatan mental professional dapat mengajarkan Anda teknik self- help
seperti pelatihan relaksasi atau biofeedback untuk mengurangi stress dan meredakan nyeri.
Bedah.
Meskipun kadang-kadang diperlukan operasi jelas untuk meringankan masalah yang
menyebabkan nyeri, ini adalah pengobatan pilihan terakhir.
F.KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Sebagian besar individudengan cederastres yang berulangsembuh sepenuhnyadandapat
menghindari cedera kembali dengan cara:
Mengubah cara mereka melakukan gerakan-gerakan berulang
Mengubah frekuensi dari gerakan yang mereka lakukan
Mengubah jumlah waktu antara mereka beristirahat dan melakukan gerakan.
Tanpa pengobatan, cedera yang berulang dapat mengakibat kancedera permanen dan
hilangnya fungsi didaerah yang terkena secara menyeluruh.
Dalam banyak kasus, gejala hilang dan pergi jika langkah-langkah yang diambil untuk
menghentikan atau mengurangi tugas yang berulang-ulang segera setelah gejala mulai
berkembangdilakukan. Namun, meskipun istirahat dan pengobatan beberapa orang
mengalami gejala yang menetap jangka panjang yang dapat melemahkanbagian yang terkena
G.PENCEGAHAN
1.Selalu melakukan peregangan sebelum kegiatan fisik lainnya yang berat.
2.Jangan membungkuk ketika berdiri atau duduk. Ketika berdiri, jaga titik berat badan Anda
agar seimbang pada kaki Anda. Saat bekerja di rumah atau di kantor, pastikan permukaan
pekerjaan Anda berada pada ketinggian yang nyaman untuk Anda. Duduklah di kursi dengan
sandaran yang baik dan posisi dan ketinggian yang tepat untuk tugas tersebut.
3.Selingi duduk Anda dengan secara berkala berjalan-jalan atau melakukan peregangan otot
ringan untuk mengurangi ketegangan. Jika Anda harus duduk untuk jangka waktu yang
panjang, istirahatkan kaki Anda di bangku rendah atau tumpukan buku.
4.Kenakan sepatu yang nyaman dan bertumit rendah.
5.Tidurlah dengan miring untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang Anda. Selalu tidur
di permukaan yang cukup padat, jangan terlalu empuk.
6.Mintalah bantuan orang lain bila Anda mengangkat benda yang berat.
7.Jangan mengangkat dengan membungkuk. Angkat objek dengan menekuk lutut Anda dan
berjongkok untuk mengambil objek. Jaga punggung lurus dan terus dekatkan objek ketubuh
Anda. Hindari memutar tubuh saat mengangkat. Lebih baik mendorong dari pada menarik
ketika Anda harus memindahkan benda berat.

8.Jaga nutrisi dan diet yang tepat untu kmengurangi dan mencegah berat badan berlebihan,
terutama lemak di sekitar pinggang. Diet harian yang cukup kalsium, fosfor, dan vitamin D
membantu menjaga pertumbuhan tulang baru.
9.Jika Anda merokok, berhentilah. Merokok mengurangi aliran darah ketulang punggung
bagian bawah dan menyebabkan cakram tulang belakang mengalami degenerasi.
10.Berolahragalah secara teratur. Gaya hidup aktif berkontribusi dalam mencegah nyeri
pinggang.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
A. Pengertian Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja
1. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana
kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
a.Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
1)Baju kerja
2)Helm
3)Kaca mata
4)Sarung tangan
5)Sepatu
b.Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
1)Buku petunjuk penggunaan alat
2)Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3)Himbauan-himbauan
4)Petugas keamanan
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan

Kerja

adalah suatu

kondisi kesehatan yang

bertujuan agar
masyarakat
maupun
rohani,
sosial,
gangguan kesehatan yang

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik


jasmani,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan,
keselamatan, dan
keamanan kerja tidak
hanya
sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. MenurutUndang-Undang Pokok
diartikan
Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan seha diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
3. Keselamatan Kerja

keadaan terhindar dari bahaya


selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
salah sau faktor yang harus
merupakan
dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini
menginginkan terjadinya
yang
enis, bentuk, dan lingkungan
kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada
dimana
pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
Keselamatan

kerja dapat

diartikan

sebagai

a)Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b)Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c)Teliti dalam bekerja
d)Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan
selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat
terdapatnya sumber- sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1.Mesin
2.Alat angkutan
3.Peralatan kerja yang lain
4.Bahan kimia
5.Lingkungan kerja
6.Penyebab yang lain
B. Tujuan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja.
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan
atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.Secara
singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai berikut :
a.Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b.Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
c.Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
d.Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
e.Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
f.Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap
terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi
kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan,keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan
sejak tahap
perencanaan,
pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
pembuatan,
penggunaan,
teknis,
dan
dan penyimpanan
bahan,barang,
produk
pemeliharaan,
aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
C. Undang-undang Keselamatan
Kerja
UU
digunakan
kecelakaan
Kerja
yang
Mencegah terjadinya
Keselamatan
untuk
kerja,
menjamin suatu proses
dan sesuai rencana, dan mengatur agar
berjalan
teratur
produksi
proses
produksi
produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
Mengatur
agar proses
tidak
merugikan semua pihak. Setiap
kerjaberhak mendapatkan perlindungan keselamatan
tenaga
dalam
melakukan
produksi
untuk
kesejahteraan Dan
meningkatkan
pekerjaannya
serta
produktivitas

nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja
(UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang
memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di
segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 asal 27 (2) dan UU No. 14 tahun
1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti setiap warga Negara
berhak hidup
layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan penyakit.
kecelakaan/
UU
No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana
dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi
secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
a.Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b.Adanya tenaga kerja, dan
c.Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan
kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan
undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi
dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan,
sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan
lancar.
D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KERJA
Pasal 2
1)Tenaga Kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak mendapatkan jaminan kecelakaan
kerja yang terdiri dari :
a.pengangkutan dari tempat kejadian ke Rumah Sakit yang terdekat atau ke rumahnya;
b.pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan di Rumah Sakit
c.biaya pemakaman.
2)Selain jaminan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) juga diberikan santunan berupa uang
yang terdiri dari :
a.santunan sementara tidak mampu bekerja sebagai pengganti upah;
b.santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya;
c.santunan cacad total untuk selama-lamanya
d.santunan kematian.
3)Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
1)Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja maka santunan kematian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf d dibayarkan kepada janda atau duda
atau anak yang menjadi tanggungannya.

2)Dalam hal janda atau duda atau anak tidak ada maka Jaminan Kematian dibayar sekaligus
kepada keturunan sedarah yang ada dari tenaga kerja menurut garis lurus ke bawah dan garis
lurus ke atas dihitung sampai derajat kedua.
3)Dalam hal tenaga kerja tidak mempunyai keturunan sedarah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), maka Jaminan Kematian dibayarkan sekaligus kepada pihak yang ditunjuk oleh
tenaga kerja dalam wasiatnya.
4)Dalam hal tidak ada wasiat biaya pemakaman dibayarkan kepada pengusaha atau pihak lain
guna pengurusan pemakamn
5)Dalam hal janda atau anak lebih dari satu orang, maka santunan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dibagi rata dan sama banyaknya antara mereka.
Pasal 4
Tenaga kerja berkewajiban memberikan daftar susunan keluarga yang menjadi
tanggungannya kepada perusahaan termasuk perubahannya
Pasal 12:
Huruf d: Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
Huruf e: Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimanasyarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dipertanggungjawabkan.
Kewajiban tenaga kerja :
Pasal 12:
Huruf a: memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
ahli keselamatan kerja.
Huruf b: Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Huruf c: Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
E.Kewajiban Pengusaha
Kewajiban pengusaha/pengurus adalah :
1.Pasal 3 ayat 1: Melaksanakan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a.Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b.Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
c.Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d.Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e.Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
f.Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g.Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, gas, dan hembusan.
h.Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi, dan penularan.
i.Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j.Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup.
k.Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l.Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
m.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara, dan proses kerjanya.

n.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan penyimpanan


barang.
o.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p.Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
q.Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaan
menjadi bertambah tinggi.
2.Pasal 8:
Ayat 1: Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifatsifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Ayat 2: Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh
direktur.
3.Pasal 9:
Ayat 1: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang:
a.Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja.
b.Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c.Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d.Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Ayat 2: Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia
yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
Ayat 3: Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran
serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Ayat 4: Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
4.Pasal 10 ayat 1: Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna memperkembangkan kerjasama, saling
pengertian, dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam
tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban bersama di bidang K3, dalam
rangka melancarkan usaha berproduksi.
5.Pasal 11 ayat 1: Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6.Pasal 14: Pengurus diwajibkan:
a.Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat- syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksananya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
b.Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
c.Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.

ERGONOMI
A.Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi
yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya. (Dr.
Sumamur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang
lingkup
hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale
balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di
meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah
penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan
pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja
berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah ketenagakerjaan.
Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.
Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia.
Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi
tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu
upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh
agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar
sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa
ergonomi bertujuan untuk fitting the job to the worker. Ergonomi juga bertujuan sebagai
ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan
lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya. (ILO)
B.Tujuan Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada
tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang
cocok,
aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
1.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja
tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan
kerja
2.Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame
pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam
tempat kerja.
3.Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi
sistem manusia-mesin.
C.Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1.Tehnik
2.Fisik
3.Pengalaman psikis
4.Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5.Sosiologi

6.Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7.Desain, dll
D.Manfaat Ergonomi
1.Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2.Menurunnya kecelakaan kerja.
3.Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4.Stress akibat kerja berkurang.
5.Produktivitas membaik.
6.Alur kerja bertambah baik.
7.Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8.Kepuasan kerja meningkat
E. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik
pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treathment
Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang
sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja
3. Follow up
Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu
dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.
F.Pengembangan penerapan ergonomi
1.Pengorganisasian kerja
Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari.
Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke
depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.
Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus
dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi
ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.
Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan
duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya
satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan
berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih
cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.
2. Bangku atau meja kerja
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab
kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang
benar adalah sebagai berikut :
Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak
optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat
optimal dan makin tinggi area kerja.
Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan
sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan
dalam keadaan fleksi.

Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku,
lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut
dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.
3.Sikap kerja
Tempat duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap
duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian
tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada
saat bekerja.
Luas pandangan
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 030 vertical kebawah, dan 0-50 horizontal ke kanan dan ke kiri
4.Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
5.Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
6.Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah
sebagai berikkut :
1.Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2.Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.
3.Keterampilan bekerja
4.Peralatan kerja beserta keamanannya
Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu :
1.Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
2.Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Penerapan :
1.Pegangan harus tepat
2.Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
3.Punggung harus diluruskan
4.Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan
5.Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang
terjadi dalam posisi mengangkat
6.Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat
grafitas tubuh.
7.menjinjing beban
Jenis
Umur(th)
Beban yang disarankan (kg)
G.Keluhan-keluhan di tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomia.
Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong,
lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha
1. Kelelahan fisik

Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang
setelah istirahat dan tidur yang cukup.
a) Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b) Kebisingan
Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:
Kerusakan pada indera pendengaran
Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom
Efek psikologis
2. Kelelahan
yang
patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat
gejalanya.
3. Psikologis
dan
emotional
fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme
melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
kelelahan:
1.Monotomi
2.Beban dan lam
kerja
3.Lingkungan
4.Faktor kejiwaan
5.Sakit , rasa saki
gizi
Penyegaran:
1.Kepemimpi-nan
2.Manajemen
3.Pehatian terhadap keluarga
4.Perorgani-sasian kerja
5.Kesehatan dan kesejah-teraan ter-masuk upah d
gizi
H.Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja
a)Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 8 jam sisanya untuk istirahat
atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi
ketentuan- ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi
kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan
kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.
b)Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.
Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan
Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau prosedurprosedur kerja

I.Upaya kesehatan kerja


1)Gizi dan produktivitas
Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup
demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah
sebagai berikut :
a.Makan pokok, yakni :
1.Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat menjamin
tenaga (kalori) yang besar pula
2.Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga
3.Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll
b.Lauk pauk, yakni :
1.Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian badan
yang aus dan rusak
2.Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dll
c.Sayuran, yakni :
1.Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau
mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit
2.Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dll
d.Buah yakni;
1.Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran
2.Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut
3.Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan.
Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah
2)Penerangan dan dekorasi
Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas
dasar faktor kejiwaan.
Intensitas penerangan
Tabel 2 Pedoman intensitas penerangan
Pekerjaan Contoh-contoh Tingkat penerangan yan perlu
Tidak teliti
Penimbunan barang
80 70
Agak teliti

Pemasangan (tidak teliti)

170 350

Teliti

Membaca, menggambar

350 700

Sangat teliti

Pemasangan(teliti)

700 10.000

Warna di tempat kerja


Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan penciptaan
kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal.
3)Pemeliharaan pendengaran dan penggunaan musik a. Kebisingan,efek dan pencegahannya
Adapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:
Kerusakan pada indera pendengaran
Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom
Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan
b. Music dan pekerjaan

Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak
dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan
seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat

sebelum bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.
4)Olahraga dan kesegaran jasmani
Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka
pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik
berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai
kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan
yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.

DAFTAR PUSTAKA
Jayaratnam J, Buku Ajar Praktek Kedokteran Kerja.EGC : Jakarta , 2010
Harrington JM, Gill. Buku Saku Kesehatan Kerja. EGC : Jakarta , 2005
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta
Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11st ed. Pennsylvania: Elsevier
Saunder, 2006
______________, Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2000. Ditjen
Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Depnakertrans RI.
Jakarta.
Kumpulan Peraturan Perundangan Pemerintah Mengenai Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
1999. PT Jamsostek. Jakarta.
Pungky W. (Editor). 2003. Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi
Kedua. Depnakertrans RI. Jakarta.
Yanri, Z., S. Harjani, dan M. Yusuf (Editor). 1999. Himpunan Peraturan Perundangan
Kesehatan Kerja. Edisi Kedua. PT Citratama Bangun Mandiri. Jakarta.
Yanri, Z. (Editor). 2002. Himpunan Peraturan Perundangan Kesehatan Kerja. Cetakan
Kedua. Dicetak oleh Sekretariat ASEANOSHNET. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai