PENDAHULUAN
adanya
pengulangan
pikiran
obsesif
atau
kompulsif,
dimana
membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam perhari) dan dapat menyebabkan
penderitaan. Gangguan ini prevalensinya diperkirakan 2 3% dari populasi.
Gangguan obsesif kompulsif menduduki peringkat keempat dari
gangguan jiwa setelah fobia, gangguan penyalahgunaan zat dan gangguan depresi
berat. Kebanyakan pasien dengan gangguan obsesif kompulsif datang ke
beberapa dokter sebelum mereka ke psikiater dan umumnya 9 tahun mendapat
terapi, baru kemudian mendapat diagnosis yang benar. Hal ini menunjukkan
bahwa dokter selain psikiater penting untuk mendapat diagnosis yang benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Suatu obsesi adalah pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang mengganggu
(intrusif). Suatu kompulsi adalah pikiran atau perilaku yang disadari, dibakukan,
dan rekuren, seperti menghitung, memeriksa atau menghindari. Obsesi
meningkatkan
kecemasan
seseorang,
sedangkan
melakukan
kompulsi
Data
biologis
elektroensefalogram
lainnya.
(EEG)
Penelitian
tidur,
dan
elektrofisiologis,
penelitian
penelitian
neuroendokrin
telah
obsesif-kompulsif
merasa
terancam
oleh
kecemasan
tentang
pembalasan dendam atau kehilangan objek cinta yang penting, mereka mundur
dari fase oedipal dan beregresi ke stadium emosional yang sangat ambivalen yang
berhubungan dengan fase anal. Adanya benci dan cinta secara bersama-sama
kepada orang yang sama menyebabkan pasien dilumpuhkan oleh keragu-raguan
dan kebimbangan. Suatu ciri yang melekat pada pasien dengan gangguan obsesifkompulsif adalah derajat dimana mereka terpaku dengan agresi atau kebersihan,
baik secara jelas dalam isi gejala mereka atau dalam hubungan yang terletak di
belakangnya. Dengan demikian, psikogenesis gangguan obsesif-kompulsif,
mungkin terletak pada gangguan dan perkembangan pertumbuhan normal yang
berhubungan dengan fase perkembangan anal-sadistik.
Ambivalensi. Ambivalensi adalah akibat langsung dari perubahan dalam
karakteristik kehidupan impuls. Hal ini adalah ciri yang penting pada anak normal
selama fase perkembangan anal-sadistik; yaitu anak merasakan cinta dan
kebencian kepada suatu objek. Konflik emosi yang berlawanan tersebut mungkin
ditemukan pada pola perilaku melakukan-tidak melakukan pada seorang pasien
dan keragu-raguan yang melumpuhkan dalam berhadapan dengan pilihan.
Pikiran magis. Pikiran magis adalah regresi yang mengungkapkan cara pikiran
awal, ketimbang impuls; yaitu fungsi ego, dan juga fungsi id, dipengaruhi oleh
regresi. Yang melekat pada pikiran magis adalah pikiran kemahakuasaan. Orang
merasa bahwa mereka dapat menyebabkan peristiwa di dunia luar terjadi tanpa
tindakan fisik yang menyebabkannya, semata-mata hanya dengan berpikir tentang
peristiwa tersebut. Perasaan tersebut menyebabkan memiliki suatu pikiran agresif
akan menakutkan bagi pasien gangguan obsesif-kompulsif.
D. Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk gangguan obsesif-kompulsif menurut DSM IV:
1. Salah satu obsesi atau kompulsi
8
realistik dengan apa mereka dianggap untuk menetralkan atau mencegah, atau
jelas berlebihan.
2. Pada suatu waktu selamaperjalanan gangguan, orang telah menyadari bahwa
obsesi atau kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan: ini tidak
berlaku bagi anak-anak
3. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan yang jelas, menghabiskan
waktu (menghabiskan lebih dari satu jam sehari), atau secara bermakna
mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau
aktifitas atau hubungan sosial yang biasanya.
4. Jika terdapat gangguan aksis I lainnya, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas
padanya (misalnya preokupasi dengan makanan jika terdapat gangguan makan,
menarik rambut jika terdapat trikotilomania, permasalahan pada penampilan jika
terdapat gangguan dismorfik tubuh, preokupasi dengan obat jika terdapat suatu
gangguan penggunaan zat, preokupasi dengan menderita suatu penyakit serius jika
terdapat hipokondriasis, preokupasi dengan dorongan atau fanatasi seksual jika
terdapat parafilia, atau perenungan bersalah jika terdapat gangguan depresif
berat).
5. Tidak disebabkan oleh efek langsung suatu zat (misalnya obat yang
disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum.
Sebutkan jika: Dengan tilikan buruk:jika selama sebagian besar waktu selama
episode terakhir, orang tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah
berlebihan atau tidak beralasan.
10
11
Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau menurunnya gejala
depresif umumnya dibarengi secara paralel dengan perubahan gejala obsesif. Bila
terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari
gejala-gejala yang timbul lebih dahulu.
Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan
depresif pada saat gejalobsesif kompulsif tersebut timbul. Bila dari keduanya
tidak adayang menonjol, maka baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang
primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang
paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.
Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom
Tourette, atau gangguan mental organk, harus dianggap sebagai bagian dari
kondisi tersebut
E. Gambaran Klinis
Obsesif dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum:
Suatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara bertubi-tubi dan
terus-menerus ke dalam kesadaran seseorang.
Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai manifestasi sentral
dan seringkali menyebabkan orang melakukan tindakan kebalikan melawan
gagasan atau impuls awal.
12
Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien), yaitu dialami sebagai
suatu yang asing bagi pengalaman seseorang tentang dirinya sendiri sebagai
makhluk psikologis.
Tidak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesi atau kompulsi tersebut,
orang biasanya menyadarinya sebagai mustahil dan tidak masuk akal.
Orang yang menderita akibat obsesi dan kompulsi biasanya merasakan suatu
dorongan yang kuat untuk menahannya.
Tetapi kira-kira separuh dari semua pasien memiliki pertahanan yang kecil
terhadap kompulsi. Kira-kira 80 persen dari semua pasien percaya bahwa
kompulsi adalah irasional.
Gambaran obsesi dan kompulsi adalah heterogen pada dewasa, pada anak-anak
dan remaja. Gejala pasien individual mungkin bertumpang tindih dan berubah
dengan berjalannya waktu, tetapi gangguan obsesif-kompulsif memiliki empat
pola gejala yang utama. Pola yang paling sering ditemukan adalah suatu obsesi
tentang kontaminasi, diikuti oleh mencuci disertai penghindaran obsesif terhadap
objek yang kemungkinan terkontaminasi.
Objek yang ditakuti seringkali sukar untuk dihindari, sebagai contoh feses, urin,
debu atau kuman. Pasien mungkin secara terus-menerus menggosok kulit
tangannya dengan mencuci tangan secara berlebihan atau mungkin tidak mampu
pergi keluar rumah karena takut akan kuman. Walaupun kecemasan adalah respon
emosional yang paling sering terhadap objek yang ditakuti, rasa malu dan rasa
jijik yang obsesif juga sering ditemukan. Pasien dengan obsesi kontaminasi
13
biasanya percaya bahwa kontaminasi ditularkan dari objek ke objek atau orang ke
orang oleh kontak ringan.
Pola kedua yang sering adalah obsesi keragu-raguan, diikuti oleh pengecekan
yang kompulsi. Obsesi seringkali melibatkan suatu bahaya kekerasan, seperti lupa
mematikan kompor atau tidak mengunci pintu.
Pengecekan tersebut mungkin menyebabkan pasien pulang beberapa kali ke
rumah untuk memeiksa kompor. Pasien memiliki keragu-raguan terhadap diri
sendiri yang obsesional, saat mereka selalu merasa bersalah karena melupakan
atau melakukan sesuatu.
Pola ketiga yang tersering adalah pola dengan semata-mata pikiran obsesional
yang mengganggu tanpa suatu kompulsi. Nobsesi tersebut biasanya berupa pikiran
berulang akan suatu tindakan seksual atau agresi yang dicela oleh pasien. Pola
keempat yang tersering adalah kebutuhan akan simetrisitas atau ketepatan, yang
dapat menyebabkan perlambatan kompulsi. Pasien secara harfiah menghabiskan
waktu berjam-jam untuk makan atau mencukur wajahnya. Trikotilomania dan
menggigit kuku mungkin merupakan kompulsi yang beruhubungan dengan
gangguan obsesif-kompulsif.
F. Diagnosis Bandimg
Kondisi medis
Gangguan neurologis utama yang dipertimbangkan dalam diagnosis banding
adalah gangguan Tourette, gangguan tik lainnya, epilepsi lobus temporalis, dan
14
psikiatrik
utama
di
dalam
diagnosis
banding
gangguan
Farmakoterapi
Data yang tersedia menyatakan bahwa semua obat yang digunakan untuk
mengobati gangguan depresif atau gangguan mental lain, dapat digunakan dalam
rentang dosis yang biasanya. Efek awal biasanya terlihat setelah empat sampai
enam minggu pengobatan, walaupun biasanya diperlukan waktu delapan sampai
enam belas minggu untuk mendapatkan manfaat terapeutik yang maksimum.
Walaupun pengobatan dengan obat antidepresan adalah masih kontroversial,
sebagian pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif yang berespon terhadap
pengobatan dengan antidepresan tampaknya mengalami relaps jika terapi obat
dihentikan. Pengobatan standar adalah memulai dengan obat spesifik-serotonin,
contohnya clomipramine (Anafranil) atau inhibitor ambilan kembali spesifik
serotonin (SSRI-serotonin specific reuptake inhibitor), seperti Fluoxetine
(Prozac).
Clomipramine. Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis 25 sampai 50 mg
sebelum tidur dan dapat ditingkatkan dengan peningkatan 25 mg sehari setiap dua
sampai tiga hari, sampai dosis maksimum 250 mg sehari atau tampak efek
samping yang membatasi dosis. Karena Clopramine adalah suatu obat trisiklik,
obat ini disertai dengan efek samping berupa sedasi, hipotensi, disfungsi seksual
dan efek samping antikolinergik, seperti mulut
kering.
SSRI.
Penelitian
tentang
Fluoxetine
dalam
gangguan
obsesifkompulsif
16
percekcokan
perkawinan
yang
disebabkan
gangguan,
dan
18
Terapi kelompok berguna sebagai sistem pendukung bagi beberapa pasien. Untuk
pasien yang sangat kebal terhadap pengobatan, terapi elektrokonvulsif (ECT) dan
bedah psiko (psychosurgery) harus dipertimbangkan. ECT tidak seefektif bedah
psiko tetapi kemungkinan harus dicoba sebelum pembedahan.
Prosedur bedah psiko yang paling sering dilakukan untuk gangguan obsesif
kompulsif adalah singulotomi, yang berhasil dalam mengobati 25 sampai 30
persen pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan lain. Komplikasi yang
paling sering dari bedah psiko adalah perkembangan kejang, yang hampir selalu
dikendalikan dengan pengobatan Phenytoin (Dilantin). Beberapa pasien yang
tidak respon dengan bedah psiko saja dan dengan farmakoterapi atau terapi
perilaku sebelum operasi menjadi respon terhadap farmakoterapi atau terapi
perilaku setelah bedah psiko.
H. Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Lebih dari setengah pasien dengan gangguan obsesif kompulsif memiliki onset
gejala yang tiba-tiba. Kira-kira 50 sampai 70 persen pasien memiliki onset gejala
setelah suatu peristiwa yang menyebabkan stres, seperti kehamilan, masalah
seksual, dan kematian seorang sanak saudara. Karena banyak pasien tetap
merahasiakan gejalanya, mereka seringkali terlambat 5 sampai 10 tahun sebelum
pasien datang ke psikiater, walaupun keterlambatan tersebut kemungkinan
dipersingkat dengan meningkatkan kesadaran akan gangguan tersebut diantara
orang awam dan profesional. Perjalanan penyakit biasanya lama tetapi bervariasi.
19
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22