Anda di halaman 1dari 211

TAHAP II:

IDENTIFIKASI PELUANG PERBAIKAN


C. ANALISA PERMASALAHAN
C1. ANALISA DATA

Analisa Permasalahan-R0

1/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Tony A Himawan

Analisa Permasalahan-R0

2/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATURAN
TEPAT WAKTU
PROAKTIF
HP SILENT
MENERIMA
TELEPON DI
LUAR RUANGAN
Analisa Permasalahan-R0

3/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PRE-TEST

Analisa Permasalahan-R0

4/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

NEW TEAMS
PERIOD: 16 Maret 6 June 2009 (Classroom)
KELAS A : 5 team

KELAS C : 6 team

Team 2 & 3 : 8 org


Team 4 & 5 : 8 org
Team 1 & 6 : 6 org
Team 11 & 12 : 5 org
Team 10 : 4 org

Team 8 & 9 : 7 org


Team 13 & 14 : 7 org
Team 28 & 29 : 7 org
Team 30 & 31 : 7 org
Team 33 & 34 : 7 org
Team 32 & 20 : 7 org

KELAS B : 6 team

Team 7 & 15 & 16 : 9 org


Team 18 & 19 : 7 org
Team 21 & 22 : 7 org
Team 23 & 24 : 7 org
Team 26 & 27 : 6 org
Team 17 & 25 : 8 org

Analisa Permasalahan-R0

5/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : DATA COLLECTION PLAN


1

Project measurements
Operational Definition
Data Sources
Sample Size
Sampling scheme
PIC
Form
Procedure

AnalisaAnalysis
Permasalahan-R0

6/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MARS PTBA
PT BA. PT BA ..
PT BA MILIK KITA
YUK KITA BANGUN BERSAMA
UNTUK PT BA EMAS
Analisa Permasalahan-R0

7/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

SASARAN MODUL
Setelah mengikuti pelatihan ini MT
memahami dan mampu melakukan
Analisa Data dengan menggunakan
teknik yang sesuai

Analisa Permasalahan-R0

8/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TAHAP II: IDENTIFIKASI PELUANG PERBAIKAN

C. ANALISA PERMASALAHAN
TEKNIK ANALISA DATA
Hari Pertama:
08.00 10.00

Grafik Visualisasi Data


- Grafik: Balok, Garis, Pie, Pareto

10.00 -10.15

Rehat

10:15 -12.00

Grafik Visualisasi Data


- Pareto

12.00 -13.00

Makan Siang

13:00 -14.30

Grafik Visualisasi Data


- Histogram

14:30 -14.45

Rehat

14.45 -16.30

Menetapkan Target
- SMART

Analisa Permasalahan-R0

9/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TAHAP II: IDENTIFIKASI PELUANG PERBAIKAN

C. ANALISA PERMASALAHAN
TEKNIK ANALISA DATA
Hari Kedua:
08.00 10.00

Analisa Sebab
- 5xMengapa?

10.00 -10.15

Rehat

10:15 -12.00

Analisa Sebab:
- Diagram Tulang Ikan/Sebab-Akibat

12.00 -13.00

Makan Siang

13:00 -14.30

Analisa Sebab
- Verifikasi Sebab Diagram Tebar/Scatter

14:30 -14.45

Rehat

14.45 -16.30

Analisa Sebab
- Verifikasi Sebab

Analisa Permasalahan-R0

10/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAPH
(BALOK, GARIS, PIE)

Analisa Permasalahan-R0

11/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK BALOK
DEFINISI
Grafik Balok adalah grafik dalam bentuk balok
yang menunjukkan perbandingan kuantitas/jumlah
dari dua atau lebih faktor / item dalam periode
tertentu

MANFAAT
Membandingkan dua atau lebih faktor/ item pada
periode tertentu

Analisa Permasalahan-R0

12/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK BALOK
LANGKAH

1. Kumpulkan data berbentuk kategori


Tetapkan periode waktu
Jenis data : dapat berupa data continuous (hasil
pengukuran) atau data atribut (hasil penghitungan)
2. Gambar sumbu horizontal dan vertikal dan buat skalanya
Sumbu Horizontal : kategori
Sumbu Vertical
: hasil pengukuran atau penghitungan
3. Gambar dan beri label balok dari tiap kategori
dimana setiap balok dapat mencerminkan perhitungan suatu
kategori, suatu fungsi (rumus) dari kategori (seperti ratarata, jumlah, atau standard deviasi ) atau jumlahan nilai
dari suatu tabel
4. Analisa Grafik Balok
Analisa Permasalahan-R0

13/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK BALOK
CONTOH
Problem Tile di FT 1 - Januari 2001
50
40
30

39
31

29

27

20

12

18

10

Si
ze

Th
ic
kn
es
s

Sh
ad
in
g

ra
zi
ng
C

Pi
nh
ol
e

hi
pp
in
g

Kesimpulan: Problem tile terbesar pada Januari 2001 adalah


Pinhole (39 pcs)
Analisa Permasalahan-R0

14/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK BALOK
CONTOH
Graph batang vertikal

Graph batang horizontal

Jumlah
penjualan
100

Line A

200

300

400

Jumlah
produk

200
Line B
Line C

100

Line D

pabrik pabrik pabrik pabrik


D
A
B
C

Analisa Permasalahan-R0

15/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK GARIS
DEFINISI :
Grafik Garis adalah grafik dalam bentuk garis yang
menunjukkan PERGERAKAN hasil pengukuran
suatu parameter dalam periode tertentu
Contoh Parameter : suhu, kelembaban, jumlah produk cacat

MANFAAT :
Untuk memonitor kecenderungan / perubahan hasil
pengukuran suatu pengamatan dalam periode
tertentu
.

Analisa Permasalahan-R0

16/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK GARIS
LANGKAH
1.

2.
3.

3.
2.

Kumpulkan data dalam kurun waktu tertentu


Data yang diplot bisa berupa data continuous (hasil
pengukuran) atau data atribut (hasil penghitungan)
Contoh : suhu, berat jenis, # defect, Rp Sales
Tentukan frekwensi pengamatan (misal setiap 1 jam, setiap 1
shift, dll).
Gambar sumbu horizontal dan vertikal dan buat skalanya
Sumbu Horizontal : interval waktu
Sumbu Vertical
: hasil pengukuran atau penghitungan
Plot data secara kronologis ke dalam grafik dan hubungkan
dengan garis
Analisa Grafik

Analisa Permasalahan-R0

17/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK GARIS
CONTOH
KERUSAKAN MESIN JAN JULI 02

CACAT CHIPPING TAHUN 2001

persentase
kerusakan
jml Chipping

30

Mesin A

25
20
15
10

Mesin B

Bulan
1

Kesimpulan: Mesin A
mengalami kerusakan lebih
sering dibanding mesin B

5
1 2 3

4 5 6

7 8 9 10 11 12

Kesimpulan: Cacat Chipping


selama tahun 2001 cenderung
menunjukkan penurunan

Analisa Permasalahan-R0

18/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK LINGKARAN / PIE CHART

DEFINISI :
Suatu grafik lingkaran yang menggambarkan proporsi
dua atau lebih data kategori dengan pengukuran yang
sama pada periode waktu tertentu
Contoh: kg, Rp, newton, unit
MANFAAT
Berguna untuk menunjukkan proporsi dari setiap
kategori data relatif terhadap keseluruhan data

Analisa Permasalahan-R0

19/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK LINGKARAN / PIE CHART


LANGKAH:

1. Data disusun dalam tiga kolom : kolom pertama berisi kategori


data dan 2 (dua) kolom berikutnya adalah rekapitulasi data
(Hitungan & %)
2. Hasil dari grafik lingkaran / pie chart berupa potongan -potongan
untuk setiap kategori yang diurutkan dari yang paling besar
proporsinya hingga yang paling kecil. Kategori pertama dimulai
dari puncak pie chart dan semua kategori diatur searah putaran
jarum jam.
3. Analisa Grafik
Analisa Permasalahan-R0

20/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

GRAFIK LINGKARAN (PIE CHART)


CONTOH

Problem Tile di FT 1 - Januari 2001


Shading; 12; 8%
Pinhole; 39; 24%

Size; 18; 12%

Thickness; 27;
17%

Chipping; 29;
19%

Crazing; 31; 20%

Kesimpulan: Problem tile terbesar pada Januari 2001 adalah


Pinhole (24%= 39/156)

Analisa Permasalahan-R0

21/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO

Analisa Permasalahan-R0

22/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
LATAR BELAKANG

Pernahkah anda berada dalam situasi ini?


1. Anda sebagai Production Manager baru melihat bahwa
banyak sekali pemborosan yang terjadi di
perusahaan, dan anda bertekad melakukan perbaikan
namun kalau semua program perbaikan dijalankan
maka sudah kebayang bakalan lembur tiap hari
2. Seorang Supervisor harus mengalokasikan waktu kerja
sebaik-baiknya. Namun sering dijumpai beberapa
Supervisor lebih senang mengerjakan pekerjaan yang
mudah, dan pekerjaan yang sulit dilakukan belakangan
yang akhirnya tidak selesai
Apa yang salah ?
Analisa Permasalahan-R0

23/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
DEFINISI
Diagram Pareto adalah suatu Grafik Balok berbentuk

vertikal yang mengurutkan hasil pengukuran dari yang


tertinggi ke yang terendah
Diagram Pareto merupakan salah satu bentuk Bar Chart , dimana
setiap balok dapat merupakan mencerminkan perhitungan suatu
kategori, suatu fungsi (rumus) dari kategori (seperti ratarata, jumlah, atau standard deviasi ) atau jumlahan nilai dari suatu
tabel
Pada umumnya digunakan untuk menunjukkan masalah yang disusun
dari prioritas tertinggi ke yang terendah untuk menentukan masalah
yang harus ditangani terlebih dahulu

Pertama kali ditemukan oleh Vilfredo Pareto , ahli ekonomi Italia

Analisa Permasalahan-R0

24/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
MANFAAT
Merupakan pedoman memilih peluang perbaikan
berdasarkan prinsip vital few dari trivial many
Memfokuskan sumber daya pada area/ defect/
penyebab yang menghasilkan keuntungan yang
terbesar
Membandingkan frekuensi dan/atau dampak dari
berbagai penyebab masalah

Analisa Permasalahan-R0

25/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
LANGKAH
1. Tetapkan kategori yang relevan dengan topik yang akan
dianalisis untuk menjabarkan masalah menjadi komponen yang
lebih kecil

Pareto umumnya terdiri dari 5 kategori atau kurang


Kategori yang dibuat harus saling eksklusif sesuai
jenis kelompok masalah
Urutkan balok berdasarkan jumlahan atau biaya
2. Tetapkan periode waktu
3. Kumpulkan data
Jenis data
Berdasarkan jumlahan atau biaya
Membutuhkan data tambahan (Total/jumlahan)
Data tidak dapat berupa : hal-hal yang tidak bisa
ditambahkan (mis: Yields, Rates , tingkat kecelakaan ,
tingkat komplain , dsb.)
Analisa Permasalahan-R0

26/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
LANGKAH
4.

Buat tabel frekuensi (item, jumlah , jumlah kumulatif , % , %


kumulatif)

5.

Buatlah segi empat dan buat skalanya

6.

Gambarkan grafik baloknya dan beri keterangan untuk setiap


kategori

7.
8.

Sumbu Horizontal : kategori


Sumbu Vertical kiri : hasil pengukuran
Sumbu Vertical kanan : persentase

Setiap balok vertikal menunjukkan besarnya kontribusi


terhadap total masalah
Balok disusun berdasarkan urutan nilai, yang paling tinggi
diletakkan sebelah kiri. Balok paling kiri memberikan kontribusi
tertinggi dalam jumlah kejadian maupun biaya.

Gambarkan garis persentase kumulatif


Analisa Diagram Pareto yang dihasilkan

Analisa Permasalahan-R0

27/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
Defect Produksi FT 1 - Periode : 1-7 Juli 2001

Jenis Cacat

Chipping

Frekwensi Akumulasi

40

40

%
Akumulasi

37,38%

37,38%

Crawling

20

60

18,69%

56,07%

Fallen dirty

16

76

14,02%

70,09%

100,00%
100,00%100%
94,39%
94,39%

100

82,24%
82,24%

70,09%
70,09%

12

88

12,15%

82,24%

Dimple

96

7,48%

89,72%

Pinhole

101

4,67%

94,39%

70%

60%

Jumlah

Cam pana
defect

80%

80

60

90%

89,72%
89,72%

56,07%
56,07%

50%

40

40

40%
37,38%
37,38%
30%

20
20

Lain-lain

107

5,61%

20%
15

100,00%

13
8
5

Pinhole

Lain-lain

10%

TOTAL

107

100,00%

0%
Chipping

Crawling

Fallen Dirty

Campana
Dimple
Def ect
Jenis Cacat

Kesimpulan : Defect paling besar di FT 1 pada 1- 7 Juli 2001


adalah Chipping (40 pcs = 37.38%)
Analisa Permasalahan-R0

28/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ANALISA PARETO DIAGRAM

Type of Furniture Returns - Store # 1 - Jan 07

Type of Furniture Returns - Store # 1 - Jan 07


100

80

40
20
10

10

C 11
C 12
Percent
Cum %

20

8
5

Chairs
30
50,0
50,0

C ouches Fine Dining Sets


10
8
16,7
13,3
66,7
80,0

Lamps
5
8,3
88,3

Beds
4
6,7
95,0

$USD

30

Percent

FREQ

60

80

20000

40
30

100

25000

50

15000

60

15000

40

10000
4500

5000

3000

3
Other
3
5,0
100,0

C17
C18
Percent
Cum %

Percent

60

30000

Fine Dining Sets


15000
56,3
56,3

Chairs
4500
16,9
73,2

Couches
3000
11,3
84,4

20
2000

Beds
2000
7,5
91,9

1800

Dressers
1800
6,8
98,7

350

Other
350
1,3
100,0

Note : Pareto Diagram dari Furniture return berdasar Frequency dan berdasar losses
$USD beda prioritasnya mana yang dipilih?
Analisa Permasalahan-R0

29/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ANALISA PARETO DIAGRAM


Type of Furniture Returns - Store # 1 - Jan 07

Number of Returns of Furniture by Store - Jan 07


60

100

100

50

80

60

40
40

60
30

40

20

15
8

Store # 1
60
50,0
50,0

Store # 6
32
26,7
76,7

30

20

32

20
0
C8
C9
Percent
Cum %

80

40

Number

60

Percent

Number

80
60

100

Percent

120

Store # 2
15
12,5
89,2

Store # 4
8
6,7
95,8

Other
5
4,2
100,0

10

10

C 11
C 12
Percent
Cum %

Chairs
30
50,0
50,0

20

C ouches Fine Dining Sets


10
8
16,7
13,3
66,7
80,0

Lamps
5
8,3
88,3

Beds
4
6,7
95,0

Other
3
5,0
100,0

Type of Chairs Returned - Store # 1 - Jan 07


30

100

25

80

Number

60
15
40

Percent

20

10
20

5
0

C14
C15
Percent
Cum %

Analisa Permasalahan-R0

Dining Room
22
73,3
73,3

Occasional
5
16,7
90,0

Wood Fine Dining Sets


2
6,7
96,7

Other
1
3,3
100,0

30/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ANALISA PARETO DIAGRAM

Pareto Chart Defect - Jan 07

IMPROVEMENT

140
100
120

60

68

60

40

100
60

30

20

10

Defect A
68
51,9
51,9

Defect B
30
22,9
74,8

80

50

20

20

Defect C
20
15,3
90,1

Defect D
10
7,6
97,7

Other
3
2,3
100,0

40

60

33

30

40

20

15

Percent

40

0
C2
C3
Percent
Cum %

Pareto Chart Defect- April 07


70

FREQ

FREQ

80

Percent

80

100

15

20

10
2

0
C5
C6
Percent
Cum %

Defect B
33
50,8
50,8

Defect A
15
23,1
73,8

Defect D
15
23,1
96,9

Other
2
3,1
100,0

AFTER IMPROVEMENT

BEFORE IMPROVEMENT

Kesimpulan: Penurunan Defect keseluruhan dapat dilihat.bukan hanya pada Defect A


yang dominan saja
Analisa Permasalahan-R0

31/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Membuat Diagram Pareto dengan EXCELL


1. Buka File Excell
2. Siapkan lembar data Pareto dengan data yang
sudah diurutkan dari besar hingga terkecil
3. Blok Range yang berisi 3 kolom: Item
masalah, frekwensi, %kumulatif
4. Klik : Chart Wizard
5. Pilih Custom Types
6. Pda Chart type: pilih Line Column on 2 axes
7. Klik : Next
8. Klik : Next ,
1.
2.

klik Title : beri judul


Klik Data labels: Pada Label contains Klik value

9. Klik Next
10. Finish muncul Diagram Pareto awal bersambung
Analisa Permasalahan-R0

32/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Membuat Diagram Pareto dengan EXCELL


Lanjutan

11. Klik pada Diagram Pareto awal, pada sumbu Y sebelah kiri
hingga muncul value axis
12. Klik kanan: Format axis
13. Klik Scale
14. Maximum : disesuaikan nilai total frekwensi
15. Minimum : 0, Klik : OK
16. Klik pada Diagram Pareto awal, pada sumbu Y sebelah
kanan hingga muncul secondary value axis
17. Klik kanan: Format axis
18. Klik Scale
19. Maximum : 1 , Minimum : 0 , Klik : OK
20. Supaya baloknya rapat, klik kanan pada salah satu
baloknya, klik format data series , klik Options. Klik
pada kotak Gap width = 0, klik OK
21. Diagram Pareto selesai (jika perlu dapat dirapikan ukuran
font)
Analisa Permasalahan-R0

33/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM PARETO
LATIHAN
Identifikasi data-data di area kerja yang dapat dianalisa dengan Diagram
Pareto, dan buatlah Diagram Paretonya

Analisa Permasalahan-R0

34/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM

Analisa Permasalahan-R0

35/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM
LATAR BELAKANG

Pernahkah anda berada dalam situasi ini?


1.

2.

3.

Berdasar data lalu menunjukkan bahwa rata-rata lead time dari


order barang dari supplier hingga delivery adalah 7 hari.
Berdasar data tersebut anda melakukan pemesanan barang H7, Namun pada hari H ternyata barang belum datang, dan anda
kecewa.
Anda sedang kehabisan uang sehingga pergi ke ATM terdekat
dari rumah Anda, namun untuk kesekian kalinya anda kecewa
karena ternyata uang di ATM tersebut habis, sehingga terpaksa
pindah ke ATM lainnya
Anda suka jeruk Medan yang memang manis, namun tidak
semua supermarket menjualnya sehingga harus ke
supermarket tertentu

Apa yang salah ?


Analisa Permasalahan-R0

36/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DEFINISI:

HISTOGRAM

Grafik balok yang menggambarkan penyebaran data sebagai hasil


dari satu macam pengukuran ,atas suatu kejadian atau proses
MANFAAT:

Berguna untuk menguji bentuk dan penyebaran sample data :

Untuk melihat range dan distribusi dari data continuous


(misalnya: berat barang yang dikirim, dolar yang dibelanjakan
dalam setiap PO , dsb)

Untuk melihat variasi dan tingkat pemenuhan


spesifikasi/persyaratan pelanggan (size, cycle time, suhu,
dsb). Hanya berlaku untuk data continuous saja

Analisa Permasalahan-R0

37/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM
LANGKAH
1.

Kumpulkan dan tabulasikan data continuous (data hasil


pengukuran) : n data

2.

Urutkan data dari data yang terendah nilainya (min) sampai


nilai yang tertinggi (max)

3.

Kurangi nilai tertinggi dengan nilai terendah untuk


menghitung range dari data yang diobservasi

4.

Hitung jumlah balok (sel) sebagai berikut : akar pangkat dua


dari jumlah nilai data

5.

range = max - min

k = sqrt ( n)

Hitung lebar tiap balok dengan membagi range dari data


(max-min) dengan jumlah balok
h = Range / k

Analisa Permasalahan-R0

38/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM
LANGKAH
6.

Beri label di sumbu X dengan nilai dari tiap balok


(dari balok pertama s/d balok ke k)

balok pertama : min + h


balok kedua : min + 2h
..
balok ke -k : min + (kxh)

7.
8.

Hitung jumlah data dari tiap balok


Sumbu vertikal (Y) menunjukkan jumlah data pada
tiap balok
9. Sumbu horizontal (X) menunjukkan nilai data dari
setiap balok
10. Analisa Histogram

Analisa Permasalahan-R0

39/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DATA BERAT SUSU 400 gr


407,2

406,8

400,1

405,0

401,3

402,4

403,2

405,6

404,3

406,2

NO KELAS

INTERVAL KELAS

400,10 -

401,65

||||

401,65 -

403,20

|||| ||
|||| ||
||||
||||

T O T AL

30

401,4

409,0

402,0

402,6

403,20 -

404,75

406,5

402,6

404,4

404,0

401,4

404,75 -

406,30

406,30 -

407,85

402,8

406,1

403,2

404,0

409,4
6

407,85 -

409,40

404,0

404,0

403,2

FREKUENSI

406,9

403,5

TALLY

404,4

8
5
5

Maximum : 409,4 ; Minimum :400,1


Jumlah data = n = 30 k = sqrt (30) = mendekati 6
Range = max min = 409, 4 400,1 = 9,3
H = Range / k = 9,3/6 = 1,55
Rata-rata : Mean : Excel formula =average (..) = 404,25
Standard Deviasi : Excel formula = STDEV(..) = 2,26
Analisa Permasalahan-R0

40/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM Berat Susu- 400 gr


Rata
2

Center

Spread
7

Mean
Median
StDev
Range
Var

404,3
404,0
2,262
9,3
5,1

0
1

Analisa Permasalahan-R0

41/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM
DATA BERDISTRIBUSI NORMAL

Mean : Rata-rata
Median : Nilai Tengah
Mode : Nilai yang sering
muncul

Mean
Median
Mode
Analisa Permasalahan-R0

42/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM
DATA BERDISTRIBUSI NORMAL

Untuk Data berdistribusi Normal


a. 68.27% data berada dalam area X dan X +
b. 95.45% data berada dalam area X 2 dan X + 2
c. 99.73% data berada dalam area X- 3 dan X + 3

95.45%

68.27%

-3

-2

-1

mean +

-3

-2

-1

mean + 2

Analisa Permasalahan-R0

99.73%

-3

-2

-1

mean + 3
43/211

Copyright 2009 - PQM Consultants


http:\\www.pqm.co.id

ANALISA HISTOGRAM
Pelajari bentuk/ pola histogram
Membandingkan Histogram dengan spesifikasi
yang ditetapkan
Jika ada spesifikasi, buatlah garis batas spesifikasi
pada histogram untuk membandingkan distribusi dari
histogram dengan batas spesifikasi yang ditentukan.
Kemudian perhatikan apakah histogram berada
dalam batas spesifikasi tersebut.
Membandingkan histogram dengan spesifikasi ini
lebih lanjut dianalisa dengan pengukuran Process
Capability Analysis
Analisa Permasalahan-R0

44/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ANALISA HISTOGRAM
Stratifikasi Histogram
Untuk menganalisa lebih lanjut sebuah histogram (terutama bila
terjadi penyimpangan) dengan data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber/cara, stratifikasikanlah data yang ada
(misalnya berdasar material, mesin, kondisi
operasional, pekerja, dll) dan buatlah masing-masing histogram
untuk data yang sudah distratifikasikan itu.
Dengan stratifikasi, persoalan akan lebih jelas.
Histogram of Torque
Normal

Machine
1
2

0,09
0,08

Mean StDev N
18,67 4,395 36
24,19 7,119 32

0,07

Density

0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0,00

12

18

24
Torque

30

Analisa Permasalahan-R0

36

45/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

POLA HISTOGRAM
S
35

er
S

30
er
25
S
20

er

15

S
er

10

5
0

Normal

Distribusi Normal (Simetris)

Anda bisa memberi tanda spesifikasi pelanggan pada


histogram sehingga secara visual dapat diketahui
seberapa baik kemampuan proses memenuhi (tidak
memenuhi) persyaratan pelanggan
Anda juga dapat memunculkan nilai rata-rata dan
Standard Deviasi pada histogram ini sebagai angka
yang mewakili proses
Analisa Permasalahan-R0

46/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

POLA HISTOGRAM
30

30

25

25

20

20

15

15

10

10

25
20
15
10

Skewed Distribution
(kelompok data mendekati
salah satu ekor histogram)

Contoh : waktu proses, cycle


time, biaya
Analisa kondisi apa yang
terjadi di area ekor yang
membedakan dengan area
lain nya, jika kondisi tersebut
tidak diinginkan lakukan
perbaikan, eliminir
kejadiannya, tetapi jika
merupakan kondisi yang
diinginkan maka pertahankan
dan dapat diterapkan di area
lain

Distribusi Bimodal
(data memiliki dua puncak)
Pola ini muncul bila sesuatu
yang anda perkirakan sebagai
sebuah proses ternyata adalah
dua proses
Jika anda melakukan
stratifikasi, anda bisa
mengidentifikasi sumber data
dari setiap puncak

Analisa Permasalahan-R0

Nilai data tersebar rata


(jarang sekali terjadi)
Model ini muncul di pabrik bila
sebuah gauge atau TOOLS
pengukuran sudah tidak lagi sensitif
dalam mendeteksi perbedaan antara
unit (seperti sebuah penggaris yang
seluruhnya hanya memiliki tanda
inci)

47/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HISTOGRAM
LATIHAN
Identifikasi data-data di area kerja yang dapat dianalisa dengan
Histogram, dan buatlah Histogramnya

Analisa Permasalahan-R0

48/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LEMBAR DATA (1) UNTUK HISTOGRAM


DATA:
LOKASI :
PERIODE:

MAX =

MIN =

Analisa Permasalahan-R0

49/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LEMBAR DATA (2) UNTUK HISTOGRAM


DATA:
LOKASI :
PERIODE:
NO KELAS

INTERVAL KELAS

TALLY

FREKWENSI

TOTAL
Analisa Permasalahan-R0

50/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Data :
Lokasi
Periode :

HISTOGRAM

Kesimpulan :..
Analisa Permasalahan-R0

51/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MENETAPKAN
TARGET

Analisa Permasalahan-R0

52/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MENETAPKAN TARGET
Target menggambarkan hasil yang ingin dicapai dari masalah yang
dikemukakan dalam Proposal perbaikan
MANFAAT:
1. Memberikan arah perbaikan
2. Mendorong pencapaian tujuan yang lebih baik
CARA :
1. Penetapan Target dilakukan setelah dibuat kesimpulan dari Analisa Data
2. Target biasanya mengandung prinsip SMART : Specific, Measurable,
Attainable, Relevant & Time Bounded
S
M
A
R
T

pesific,
easureable
ttainable
elevant
ime bounded

> tertentu
> dapat diukur atau diamati
> realistik dan dapat dicapai
> terkait dengan misi/cita-cita
> ada batas waktu

Analisa Permasalahan-R0

53/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MENETAPKAN TARGET
CARA

3. Target biasanya dimulai dengan kata kerja:


Mengurangi, meningkatkan, atau
Mengeliminasi
4. Target harus menunjukkan perbaikan dari kondisi
sebelumnya
Baseline data yang digunakan : data
lampau, pengalaman, kompetitor, hasil
Benchmarking
Target yang akan ditetapkan hendaknya
menunjang pencapaian sasaran perusahaan
Analisa Permasalahan-R0

54/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MENETAPKAN TARGET
CARA
5.

Target seharusnya tidak berisi bagaimana akan


dicapai. Jika demikian akan banyak solusi dari problem
tersebut.
Contoh SALAH : Mengurangi defect pada Customer Application
sebesar 50% sebelum April 30, 2006 dengan meng- install
suatu Web Site

Tulisan dengan tanda italic di atas merupakan solusi. Kita harus


menggali dahulu penyebab-penyebab defect sebelum install
solusi, jika tidak, kita bisa gagal menyelesaikan masalah
(sementara kita telah mengeluarkan banyak waktu dan biaya
untuk Web site).
6. Jelaskan bagaimana target tersebut ditetapkan (bagaimana
perhitungan atau mengapa angka tersebut ditetapkan)
Analisa Permasalahan-R0

55/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MENETAPKAN TARGET
Contoh:
Kesimpulan dari Analisa Data :
PH merupakan sumber dominan kebocoran gas SO2= 52.92 ppm

Target Perbaikan:
Menurunkan kebocoran gas SO2 di PH menjadi 5 ppm dalam waktu 2
bulan ke depan

Latar Belakang Penetapan Target:


- Merupakan target perusahaan
- Pernah dicapai 2 thn lalu
Analisa Permasalahan-R0

56/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : ANALISA DATA


Berdasar data yang telah dikumpulkan, analisalah data anda dengan 7QC Tools
yang sesuai & Tetapkan Target Perbaikan

Analisa Permasalahan-R0

57/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CAUSE & EFFECT


ANALYSIS

Analisa Permasalahan-R0

58/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT


LATAR BELAKANG

Pernahkah anda berada dalam situasi ini?


1. Menghadapi suatu problem, kemudian berhasil
diselesaikan , tetapi dalam beberapa waktu
kemudian problem yang sama berulang kembali
2. Menganalisa sebab-sebab permasalahan produksi
namun penyebabnya senantiasa berujung pada
mesin yang yang harus diganti, padahal kondisi
perusahaan sedang payah dan tidak
memungkinkan mengganti mesin yang tua dan
sering rusak
Apa yang salah ?
Analisa Permasalahan-R0

59/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Menggali Faktor Penyebab


Gunakan prinsip 5 Why, untuk:
Menghindari jebakan mengobati gejala
Menggali akar penyebab yang sebenarnya
Merangsang tim melakukan perbaikan optimal

Analisa Permasalahan-R0

60/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH 1: BERTANYA 5-MENGAPA


Masalah:
Banyak karyawan
keluar

1 Mengapa?
Tidak betah

2 Mengapa?
Beban kerja tak seimbang

3 Mengapa?
Skill tidak merata

4 Mengapa?
Tidak ada program
pengembangan karyawan
Penanggulangan:

5 Mengapa?

Menyusun kompetensi needs

Ketidakjelasan kompetensi yang dibutuhkan

Analisa Permasalahan-R0

61/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : BERTANYA 5-MENGAPA


Masalah:

1 Mengapa?
2 Mengapa?
3 Mengapa?

4 Mengapa?
Penanggulangan:

5 Mengapa?
Analisa Permasalahan-R0

62/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT


DEFINISI
Suatu diagram yang terstruktur untuk mengidentifikasi
penyebab dari masalah (xs) dan hubungan sebabakibat berdasarkan pengalaman dan keahlian dari
sekelompok orang dengan melakukan brainstorming
secara terstruktur.

Juga dapat digunakan untuk brainstorming cara-cara


yang perlu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

Diagram Sebab dan Akibat ini dikembangkan tahun


1943 oleh Prof Kaoru Ishikawa. Sehingga juga disebut
dengan Diagram Ishikawa atau diagram Tulang Ikan
karena bentuknya mirip gambar tulang ikan

Analisa Permasalahan-R0

63/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT

MANFAAT
Mengidentifikasi sebab-sebab utama
masalah
Mengidentifikasi akar masalah
Mengidentifikasi beberapa
alternative cara penyelesaian
masalah
Analisa Permasalahan-R0

64/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT


(CAUSEANDEFFECT DIAGRAM)

Penyebab
Akibat (masalah)
Sub-Penyebab 1

Sub-Penyebab

Sub-Penyebab 3
Sub-Penyebab 2

Penyebab

Sub-Penyebab ke 4, dsb

Analisa Permasalahan-R0

65/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT


LANGKAH

1. Tuliskan secara singkat Masalah atau Akibat yang akan


dianalisa pada kepala Diagram Tulang Ikan
2. Tetapkan kategori penyebab yang sesuai dengan
permasalahan yang dianalisa
Umumnya menggunakan kategori sbb:
5M & 1 E:
Manusia, Mesin, Metoda, Material, Measurement
(Pengukuran), Environment (Lingkungan)
4 P : Policy, Prosedur, Plant (Pabrik), People
Jika permasalahannya cukup kompleks dapat dibuat tulang
ikan untuk setiap sub proses baru kemudian di setiap sub
proses dianalisa 5M + 1E
3. Lakukan brainstorming sebab-sebab yang mungkin di setiap
kategori
Analisa Permasalahan-R0

66/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT


LANGKAH
4. Identifikasi hubungan sebab-akibat di antara faktor
di dalam setiap kategori dan sub kategori
5. Buat Diagram Tulang Ikan

Kategori utama menjadi tulang terbesar dari diagram


tulang ikan
Susun setiap penyebab dan sub penyebab di tulang yang
lebih rendah (penyebab paling spesifik dituliskan di
tulang terkecil)

6. Gunakan data atau lakukan konsensus untuk


memilih akar penyebab yang paling mungkin atau
paling penting untuk dianalisa lebih lanjut

Pilih 3-5 penyebab dari tulang terkecil


Penyebab tersebut ditandai tanda bintang atau lingkaran

Analisa Permasalahan-R0

67/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH: DIAGRAM SEBAB DAN AKIBAT


da
ka n
Td itme
m
ko

Komite Min- Max

Cataloging

Tidak Akurat

Merubah Spec. Tanpa


Persetujuan komite

Kurang
Koordinasi

Penyimpagan Spec.
Material Absolut

Keterbatasan
waktu

Spec. Material sudah Absolut

Min-Max Level
Tidak optimal

Check Listing terganggu

Merubah Spec. dicataloging Tanpa


Persetujuan komite

Printer
Sering Hang

Penyimpagan Qty Order


Tidak ada
Standarisasi
Perhitungan Min-Max Level

Over Night Run


Perubahan data
Tanpa otorisasi

Perhitungan Min Max Level


Tidak Akurat

Unit Of Measure
Tidak Standart

Perubahan Qty Order


Tanpa persetujuan Komite

Quideline tidak ada

Masalah Zero stock & Below Stock


Consumable (Min-Max)
Proses penerimaan
Material lambat dari
supplier

Distribusi RO to
Buyer tidak merata

Pengetahuaan Buyer
Tentang Material Kurang

Pengiriman material
Belawan-Porsea sering terlambat

Stock tidak cukup

Schedule transportasi
Tidak bagus

Material Lambat
dikirim

User punya Sub store


Material yang diterima
Tidak sesuai dengan
permintaan

Kominikasi Expeiditer
Dengan buyer kurang

Follow upEke Supplier


Kurang oleh Expeiditer

Baring tidak jadi ambil tetapi


Request Material disystem MIMS tidak
dibatalkan

Penyimpangan
schedule

Tidak review RO
Disystem MIMS

Picking slip yang sudah


Diprint tapi Material tidak
diambill

Proses RTS lambat

Penawaran harga
Yang berulang-ulang

Kurang Trainning

SOP tidak dijalankan


Kominikasi buyer
Dengan Mill store
kurang

Material Sulit diperoleh

Pembagian RO ke Buyer
Yang tidak Sistematis

Pengetahuan User tentang


Online system MIMS Minim

Cataloging merubah
Spec.tanpa
Persetujuan buyer
Seleksi supplier
Kurang teliti

Receiving

Analisa Permasalahan-R0

Penyerahan dari Issuing


Ke user sering terlambat

Setting printer
Dari MIS tidak sempurna

Salah Spec.
Performance
Supp. Yang jelek

Procurement
S

User ambil material melebihi


Yang dibutuhan

Issuing

Printer sering hang

68/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : DIAGRAM SEBAB AKIBAT

Sebab Dominan: 1; 2..: 3: 4


Analisa Permasalahan-R0

69/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

SCATTER DIAGRAM

Analisa Permasalahan-R0

70/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR
LATAR BELAKANG

Pernahkah anda berada dalam situasi ini?


1. Dari survai karyawan menunjukkan bahwa kinerja
karyawan yang kurang disebabkan gaji
kurang, namun setelah dinaikkan gajinya, ternyata
kinerjanya tidak meningkat
2. Dalam rapat mingguan disimpulkan bahwa semakin
sering dilakukan visit ke customer maka penjualan
semakin meningkat, namun anda kecewa ternyata
peningkatan visit ke customer pada bulan Oktober
ini tidak meningkatkan penjualan
Apa yang salah ?
Analisa Permasalahan-R0

71/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR ( SCATTER DIAGRAM )

DEFINISI :
Diagram yang menggambarkan hubungan (korelasi)
antara dua variabel (faktor )
MANFAAT :
Menyajikan data untuk mengkonfirmasikan hipotesa
apakah dua variable (faktor) saling berhubungan
/berkorelasi
Mengetahui seberapa erat hubungan antara faktor
tersebut
Sebagai tools untuk memverifikasi akar penyebab
yang diperoleh dari analisa sebab dan akibat
Analisa Permasalahan-R0

72/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR ( SCATTER DIAGRAM )

CONTOH KORELASI :
antara jumlah kunjungan ke pelanggan dengan hasil
penjualan
antara keluhan pelanggan dengan pendapatan usaha
antara lama kerja dengan prestasi kerja
antara jumlah salesmen dengan hasil penjualan
antara waktu pelayanan dengan tingkat kepuasan
pelanggan
antara umur mesin dengan jumlah breakdown
antara jumlah sampel yang diinspeksi dengan jumlah
defect
antara frekwensi perawatan dengan dengan jumlah
reject/breakdown
antara tingkat inventory dengan jumlah produk kedaluarsa
antara jumlah buku dengan kompetensi karyawan
antara jam training dengan kecelakaan/kesalahan kerja
Analisa Permasalahan-R0

73/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

JENIS KORELASI ANTARA DUA VARIABEL


y

x
Korelasi Positif

Tidak ada Korelasi

Korelasi Positif
Mungkin Terjadi
y

x
Korelasi Negatif

Korelasi Negatif
Mungkin Terjadi

Analisa Permasalahan-R0

x
Pola Kurvalinear

74/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR ( SCATTER DIAGRAM )


LANGKAH PEMBUATAN:
1. Tetapkan dua variabel yang akan diteliti korelasinya, yaitu variabel X
& Y.
Variabel X: variabel independen (sebab, akan dirubahrubah, dipengaruhi). Misal: jumlah kunjungan, dan

Variabel Y: variabel dependen( akibat, diharapkan


berubah, terpengaruh, goal /dampak yang terjadi). Misalnya hasil
penjualan
2.

Tentukan sumber data/darimana data itu diperoleh untuk setiap


pasangan X dan Y
Misalnya : X = 10 kunjungan, hasilnya Y= 2 penjualan; data ini
merupakan data kunjungan & penjualan Pak Budi(Salesman).
Jadi dalam hal ini sumber data adalah: data Salesman(nama
seluruh Salesman)

Analisa Permasalahan-R0

75/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR ( SCATTER DIAGRAM )


LANGKAH PEMBUATAN : (lanjutan)
3.
4.

Tentukan periode pengumpulan data (misal : tgl 1 31 Juli)


Buat Lembar Data Scatter Diagram yang terdiri dari 4 kolom:
Kolom 1 nomor urut data
Kolom 2 Sumber Data
Kolom 3 variabel X
Kolom 4 variabel Y

5.

Kumpulkan data dengan melakukan pengukuran aktual (pada


umumnya data yang dibuat Scatter Diagram adalah > 50
pasang data )

6.

Gambarkan Diagram Tebar dengan sumbunya:


Gambarkan garis horizontal (sumbu X atau variabel
independen) dan
vertikal (sumbu Y atau variabel dependen); Beri Label pada
setiap titik skala dalam diagram

Analisa Permasalahan-R0

76/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR ( SCATTER DIAGRAM )


LANGKAH PEMBUATAN : (lanjutan)

7. Plot data pada diagram sehingga dipeoleh titik-titik yang


berpencar (scatter)
8. Interpretasikan data
Analisa Scatter Diagram, apakah ada kecenderungan
positif, negatif, atau tidak ada pola tertentu
Untuk memastikan ada tidaknya korelasi, buatlah
garis regresi dengan type regresi sesuai pola
data(linier, kurve, dll) ,
kemudian hitung koefisien korelasinya ( r )
Korelasi dua variabel adalah kuat, bila |r| > 0.75
Analisa Permasalahan-R0

77/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

KOEFISIEN KORELASI ( r )
DEFINISI :
Koefisien yang menunjukkan korelasi antara dua faktor atau
variabel

Koefisien Korelasi

r = -1 < r < 1

r = 0, tidak ada korelasi


r > 0 , korelasi positif, bila X meningkat , maka Y juga
meningkat
r < 0 , korelasi negatif, bila X meningkat, Y menurun

Analisa Permasalahan-R0

78/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

KOEFISIEN KORELASI ( r )
1. Perhitungan Manual

-1

-1

Korelasi Negatif
Kuat

Korelasi Positif
Kuat

Analisa Permasalahan-R0

79/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR (SCATTER DIAGRAM)

PEMBUATAN DIAGRAM TEBAR Microsoft Excel


LANGKAH
1. Buka File Excell
2. Blok Range yang terdiri dari : Data X & Y (berisi faktor yang
akan dianalisa hubungannya)
3. Klik : Chart Wizard
4. Pilih: XY (Scatter)
5. Klik : Chart Subtype, pilih paling atas
6. Klik Next
7. Ketik Judul
8. Klik : Finish
9. Klik value (X) axis
10. Klik Kanan: Format axis
11. Klik Scale
12. Minimum : tulis sesuai dengan data minimum
13. Scatter Diagram selesai
Analisa Permasalahan-R0

80/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

KOEFISIEN KORELASI ( r )
PEMBUATAN GARIS TREND PADA DIAGRAM TEBAR & r Microsoft Excel

LANGKAH
1.
Klik salah satu titik pada Diagram Tebar
2.
Klik kanan : Format Trend line
3.
Klik : Add trend line, Klik: OK
4.
Klik : Linier Correlation *), Klik : OK
5.
Klik kanan pada trend line
6.
Klik : Format trend line
7.
Klik: Option
8.
Klik: Display squared value on chart
9.
OK nilai R2 muncul

10. Hitung r = sqrt(R2)


*) Note: Dalam contoh soal ini pola diagramnya mendekati linier sehingga
didekati dengan regresi linier dan korelasi linier
Analisa Permasalahan-R0

81/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

DIAGRAM TEBAR
CONTOH SOAL

Kita ingin mengetahui dan melihat , apakah ada korelasi


antara jumlah kunjungan salesmen - sales calls dengan
hasil penjualan
1.

Mengumpulkan data, misalnya ada 40 orang salesmen dengan


jumlah kunjungan dan hasil penjualan mereka.

Dibuatkan tabel seperti dalam Tabel 1.


2.

Membuat diagram tebar mengenai jumlah kunjungan vs hasil


penjualan. Caranya dengan menggambarkan titik-titik data ke
dalam sumbu datar/ absis (X) dan sumbu tegak/ ordinat (Y)
dimana: Sumbu datar (X) : jumlah kunjungan
Sumbu tegak (Y) : hasil penjualan
dengan menggunakan Scatter Diagram

3. Hitung koefisiensi korelasi (r)


Analisa Permasalahan-R0

82/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TABEL: 1

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

NAMA
SALESM
AN

LEMBAR DATA SCATTER DIAGRAM


X
JUMLAH
KUNJUNGAN
90
130
140
100
123
121
133
95
88
135
117
125
92
132
105
129
102
118
107
135

Y
HASIL
PENJUALAN
4
3
8
5
7
6
8
3
2
10
6
9
7
7
5
11
4
3
2
12

Analisa Permasalahan-R0

NO
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

NAMA
SALESM
AN

X
JUMLAH
KUNJUNGAN
125
131
137
100
128
85
110
113
139
80
122
130
127
95
103
115
105
135
124
97

Y
HASIL
PENJUALAN
6
9
7
7
8
3
5
4
10
2
9
10
8
8
3
5
4
11
9
1

83/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

hasil penjualan

SCATTER DIAGRAM

15
R2 = 0,5121

10
5
0
60

80

100

jml kunjungan

120

140

160

Kesimpulan : karena nilai r = 0.735 mendekati 1 maka bisa disimpulkan ada


korelasi yang cukup kuat antara variabel X dan variabel Y (peningkatan
kunjungan mempengaruhi peningkatan sales)
Analisa Permasalahan-R0

84/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LEMBAR DATA UNTUK SCATTER DIAGRAM


DATA:
LOKASI :
PERIODE:
NO

SUMBER DATA

X : .

Analisa Permasalahan-R0

Y: .

85/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : SCATTER DIAGRAM


100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Kesimpulan :..
Analisa Permasalahan-R0

86/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VERIFIKASI SEBAB

Analisa Permasalahan-R0

87/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VERIFIKASI SEBAB
DEFINISI
Suatu kegiatan untuk memverifikasi / mengkonfirmasikan /
membuktikan terjadinya penyebab masalah

MANFAAT
Mendapatkan data / bukti / evidence yang menunjukkan bahwa
penyebab masalah tersebut memang ada dan dapat
dipertanggungjawabkan, bukan berdasar opini, dan berkorelasi
dengan akibat masalah
LANGKAH
1.
Dari setiap sebab dominan yang diperoleh pada analisa sebab
akibat , kumpulkan data kuantitatif atau bukti-bukti lainnya
2.
Analisa data / evidence yang telah dikumpulkan. Tools yang dapat
digunakan antara lain : Grafik, Scatter Diagram, Hyphothesis
Test, tabel atau dengan menampilkan nilai kuantitatifnya
3.
Buat kesimpulan apakah sebab dominan tersebut valid atau tidak

Sebab dominan yang valid ditindaklanjuti dengan menyusun Rencana


Penanggulangan
Sebab dominan yang tidak valid , didrop (tidak ditindaklanjuti)

Analisa Permasalahan-R0

88/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH : VERIFIKASI SEBAB


SEBAB

EVIDENCE

Tidak ada standarisasi perhitungan min max masih pakai perhitungan sederhana (average per month)
dan belum dibakukan
1 level
valid
Feb 2006 : 0 kejadian ; Maret 2006 terjadi 19 kejadian
Perubahan quantity order tanpa persetujuan perubahan quantity order tanpa persetujuan komite min
max
2 komite
valid
actual : terima PR dari store dibagikan oleh Section Head
secara manual, dampaknya terjadi double job (2 org
Pembagian RO ke buyer yang tidak
mengerjakan 1 pekerjaan sama): ideal : dimasukkan
dalam sistem Mincom, dll
3 sistematis
valid
Catalouging merubah spec tanpa persetujuan Catalouging rubah spec setelah ada cut order, dlm bln
December 05 terjadi 3 kejadian
4 buyer

valid

tidak meresponse undangan meeting dari level yang


lebih rendah
valid

5 no Commitment dari higher level


Note : Data No 3 & 4 dilampirkan
Analisa Permasalahan-R0

89/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

SEBAB DOMINAN WASTE JUAL


NO

10

11

SEBAB DOMINAN

Bag di tusuk saat


Pengecekan

Mutu Impeller Centrifugal


kurang bagus

EVIDENCE

Bag di
tusuk saat
pengecekan

Impeller
sering
Putus

KESIMPULAN

Valid

Valid

Prongkolan Akibat
Pisau Aus

12

Pisau Rotary Aus

Valid

Analisa Permasalahan-R0

90/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : VERIFIKASI SEBAB


Dari Sebab Dominan yang dipilih pada Diagram Sebab dan Akibat, lakukan
Verifikasi untuk setiap Sebab Dominan

NO

SEBAB DOMINAN

Analisa Permasalahan-R0

EVIDENCE

KESIMPULAN
(Valid/Invalid)

91/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TAHAP II:
IDENTIFIKASI PELUANG PERBAIKAN
C. ANALISA PERMASALAHAN
C2. TEKNIK STATISTIK

Analisa Permasalahan-R0

92/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

SASARAN MODUL
Setelah mengikuti pelatihan ini MT
memahami dan mampu melakukan
Analisa Data dengan menggunakan
teknik statistik lanjutan

Analisa Permasalahan-R0

93/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TAHAP II: IDENTIFIKASI PELUANG PERBAIKAN

C. ANALISA PERMASALAHAN
TEKNIK STATISTIK

Hari Pertama:
08.00 10.00

Teknik Statistik: Statistical Process Control (SPC)


- Variable Control Chart

10.00 -10.15

Rehat

10:15 -12.00

Teknik Statistik: Statistical Process Control (SPC)


- Variable Control Chart

12.00 -13.00

Makan Siang

13:00 -14.30

Teknik Statistik: Statistical Process Control (SPC)


- Atribute Control Chart

14:30 -14.45

Rehat

14.45 -16.30

Teknik Statistik: Statistical Process Control (SPC)


- Process Capability Analysis

Analisa Permasalahan-R0

94/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TAHAP II: IDENTIFIKASI PELUANG PERBAIKAN

C. ANALISA PERMASALAHAN
TEKNIK STATISTIK
Hari Kedua:
08.00 10.00

10.00 -10.15
10:15 -12.00

12.00
13:00
14:30
14.45

-13.00
-14.30
-14.45
-16.30

Advanced analytical Tools (Continuous Data)


- Concept of Hypothesis Test
- p Value
- One sample Z - test
Rehat
Advanced analytical Tools (Continuous Data) -lanjutan
- Two sample T test
- Paired T Test
Makan Siang
Analysis of Varian (ANOVA)
Rehat
Advanced analytical Tools (Discrete Data)
- One Sample Proportion test
- Two Samples Proportion test
- Goodness of fit chi square test

Analisa Permasalahan-R0

95/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

STATISTICAL PROCESS CONTROL


(SPC)
- Variable Control Chart
- Attribute Control Chart

Analisa Permasalahan-R0

96/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

DEFINISI:
SPC adalah suatu metode pengendalian proses
dengan menggunakan data dan teknik statistik
dalam pengambilan keputusan

MANFAAT:
Meminimalkan variasi yang muncul di dalam
proses
Analisa Permasalahan-R0

97/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

SPESIFIKASI vs. CONTROL

MENGONTROL PROSES
TERHADAP SPESIFIKASI =
TAMPERING
Tampering mengakibatkan
meningkatnya variasi proses
Analisa Permasalahan-R0

98/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

MENGONTROL PROSES
BERBASIS SPESIFIKASI LIMIT
Kondisi awal

Setelah Adjustment

USL

LSL

Analisa Permasalahan-R0

99/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Proses Tampering
Kondisi awal

Stlh Adjustment #1

USL

LSL
Stlh Adjustment #2
Analisa Permasalahan-R0

100/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Effect Tampering
Kondisi Awal

Stlh Adjustment #1

Original Variation

Resulting Variation

USL

LSL
Stlh Adjustment #2

Analisa Permasalahan-R0

101/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTROL LIMIT vs SPESIFIKASI LIMIT

Control limit:
Control Limit merupakan garis batas yang menggambarkan
(potret) kemampuan berdasarkan pengalaman dan
kemampuan teknik .
Control Limit bukanlah Spesifikasi Limit !!!!

Spesifikasi Limit ;
Spesifikasi Limit adalah limit/batas-batas/spesifikasi yang
ditentukan oleh konsumen (dalam maupun luar) atau target
yang harus dicapai.
Walaupun proses menunjukkan keadaan terkontrol (di dalam control limit) harus
diperhatikan juga apakah proses sesuai dengan Spesifikasi Limit

Analisa Permasalahan-R0

102/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTROL LIMIT
Adalah garis yang menunjukkan
dispersi/penyebaran data dan memberitahu
apakah situasi abnormal terjadi dalam
produksi, dengan demikian kita dapat segera
mengambil tindakan yang tepat
Ada tiga macam garis kendali yaitu :
UCL (Upper Control Limit) atau garis/batas
kontrol atas
LCL (Lower Control Limit) atau garis/batas
kontrol bawah
CL (Central line) atau garis tengah
Analisa Permasalahan-R0

103/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTROL CHART
DEFINISI:
Control Chart adalah suatu grafik garis yang
mencantumkan garis-garis control (Control Limit) sebagai
dasar pengendalian proses (untuk menunjukkan proses
dalam keadaan terkontrol atau tidak)
MANFAAT:
Control Chart ini digunakan untuk memonitor variasi hasil
pengukuran parameter proses
Apakah prosesnya normal atau menunjukkan trend?

Mengidentifikasi penyimpangan dini dan mengambil


tindakan sebelum proses out of control

Analisa Permasalahan-R0

104/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH CONTROL CHART


x-chart and R-chart
UCL

x-chart

LCL
time

UCL

R-chart

R
LCL
time

Analisa Permasalahan-R0

105/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

JENIS-JENIS CONTROL CHART


1. Variable Control Chart :
adalah Control Chart dimana data yang
dikumpulkan dan akan dianalisa adalah
data variabel (data yang diperoleh
dengan melakukan pengukuran dengan
alat ukur).
Contoh : X-R , X-S, Individual Moving Range
Analisa Permasalahan-R0

106/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

JENIS-JENIS CONTROL CHART


2. Attribute Control Chart :
adalah Control Chart dimana data
yang dikumpulkan dan akan
dianalisa adalah data yang
diperoleh dengan melakukan
menghitung
contoh : c-chart, u-chart, np-chart, pchart
Analisa Permasalahan-R0

107/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

JENIS-JENIS CONTROL CHART

Individual
& Moving
range
chart

Analisa Permasalahan-R0

108/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTROL CHART BASICS


Special Cause Variation:
Range of unexpected variability

UCL
Common Cause
Variation: range of
expected variability

+3

Process Average

-3

LCL
time

UCL = Process Average + 3 Standard Deviations


LCL = Process Average 3 Standard Deviations
Analisa Permasalahan-R0

109/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS VARIABILITY
Special Cause of Variation
UCL
3 99.7% of
process values
should be in this
range

Process Average
LCL

time

UCL = Process Average + 3 Standard Deviations


LCL = Process Average 3 Standard Deviations
Analisa Permasalahan-R0

110/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh Form untuk pengontrolan proses dengan menggunakan X bar - R Chart


( UCL & LCL dihitung berdasar kinerja proses lalu yang stabil dan memenuhi
spesifikasi yang dijadikan acuan untuk mengontrol proses mendatang )

Analisa Permasalahan-R0

111/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS IN CONTROL
Process in control: Titik-titik
terdistribusi secara random di sekitar
center line dan semua titik berada di
dalam control limit
x
UCL

x
LCL

time
Analisa Permasalahan-R0

112/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS OUT OF CONTROL


Nine or more points in a

One or more points


outside control limits
UCL

row on one side of the


center line

UCL

LCL

LCL

Six or more points

moving in the same


UCL
direction

14 or more points

alternating above and


below the center line UCL

LCL

LCL

Analisa Permasalahan-R0

113/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS OUT OF CONTROL


Jika control chart menunjukkan out-ofcontrol
Maka ada dua penyebab : common causes
of variation dan assignable causes of
variation
Assignable causes of variation harus
diidentifikasi
Jika menunjukkan gejala penurunan mutu, maka
assignable causes of variation harus dihilangkan
Jika menunjukkan gejala peningkatan
mutu, maka assignable causes of variation harus
diintegrasikan dalam proses
Analisa Permasalahan-R0

114/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VARIABLE CONTROL CHART


1. X bar-R Chart
Definisi:
Adalah variabel control chart dimana data yang
dikumpulkan dalam setiap pengamatan berbentuk
subgroup yang besarnya 2-9
Kapan digunakan:
Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses

Jika datanya adalah data variabel


Jika setiap data yang dikumpulkan dalam bentuk
subgroup yang besarnya 2 - 9
Analisa Permasalahan-R0

115/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart :


X bar - R Chart

Analisa Permasalahan-R0

116/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VARIABLE CONTROL CHART


1. X bar R Chart
Contoh penerapan X bar R Chart:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Panjang potongan pelat baja yang diproduksi


Welding strength (2 tiap 2jam)
Porosity (n=4, tiap 4jam)
Freeness ( 2x / shift)
Ph (2 x / shift)
Thickness solder paste (n=2, 2 jam)
Punch terminal pressure (n=5, 2 jam)
Impact test (n=2, 1 jam)
Intermediate test (n=10, per lot)
Sliding impact test (n=6, per lot)
Berat piston motor grm (n= 5 per shift)
Bending strength kg/cm2 (n=3 per shift)

Analisa Permasalahan-R0

117/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart :


X bar - R Chart
. Rumus garis kendali, yaitu:
Peta X :

Peta R :

UCL = X + A2.R
LCL = X - A2.R
CL = X

UCL = D 4.R
LCL = D 3.R
CL = R

A2, D3, D4 diambil dari Table A. Factors for Computing Control


Chart Lines
X = rata-rata hasil pengukuran dalam sekali pengamatan
R = range/selisih hasil pengukuran terbesar dengan terkecil dalam
sekali pengamatan
X= X/N
R= R/N
N = jumlah pengamatan.
Untuk membuat peta kendali ini N = data (subgroup) yang dibutuhkan
minimum 25

Analisa Permasalahan-R0

118/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

X bar R Chart

Analisa Permasalahan-R0

119/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

X bar R Chart
X BAR CHART - UJI LIMIT (BOLT DIAMETER)
14,5
14,0

ucl

AVERAGE

13,5

cl

13,0
12,5
12,0

lcl

11,5
11,0
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

PENGAMATAN KE

R CHART - UJI LIMIT (BOLT DIAMETER)


3,5

ucl

3,0

RANGE

2,5
2,0

cl
1,5
1,0
0,5

lcl

0,0
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

PENGAMATAN KE

Analisa Permasalahan-R0

120/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VARIABLE CONTROL CHART


2. X bar-S Chart
Definisi:
Adalah Variable Control Chart dimana data
yang dikumpulkan dalam setiap
pengamatan, dalam subgroup yang besarnya
10 atau lebih
Kapan digunakan:
Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses
Jika datanya adalah data variabel
Jika setiap data yang dikumpulkan dalam
bentuk subroup yang besarnya 10 atau lebih
Analisa Permasalahan-R0

121/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VARIABLE CONTROL CHART


2. X bar S Chart
Contoh penerapan Peta X bar - S:
1. Berat rokok hasil lintingan
2. Diameter hasil potongan ampul
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
Analisa Permasalahan-R0

122/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart :


X bar - S Chart

Rumus garis kendali, yaitu:

Peta X :

Peta S :

UCL = X + A3.S
LCL = X - A3.S
CL = X

UCL = B4.S
LCL = B3.S
CL = S

A3, B3, B4 diambil dari Table A. Factors for Computing Control Chart
Lines
X = rata-rata hasil pengukuran dalam sekali pengamatan
S = standard deviasi setiap sub group
X = X / N (N = jumlah pengamatan)
S=
( Xi - X )2
S= S/N
n-1

Analisa Permasalahan-R0

123/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart : X bar - S Chart


Berat Pasta (gr)

Analisa Permasalahan-R0

124/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart : X bar - S Chart


Berat Pasta (gr)

Analisa Permasalahan-R0

125/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart : X bar - S Chart

Analisa Permasalahan-R0

126/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VARIABLE CONTROL CHART


3. X- Moving Range Chart
Definisi:
Adalah Variable Control Chart dimana data yang dikumpulkan dalam setiap
pengamatan jumlahnya satu (=1)

Disebut Moving Range karena: range diperoleh dari data yang bergerak
yakni data dari pengujian satu ke pengujian berikutnya

Kapan digunakan:

Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses

Jika datanya adalah data variabel

Jika setiap data yang dikumpulkan adalah data individu

Umumnya digunakan dalam industri yang berjalan 24 jam seperti


semen, pupuk kimia, minyak dimana dalam setiap pengambilan data
hasilnya relatif homogen sehingga cukup diambil satu sampel

Dapat juga digunakan dimana pengujian hanya dapat dilakukan sedikit


saja, karena faktor biaya, atau memang sedikit produksi yang tersedia

Analisa Permasalahan-R0

127/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

VARIABLE CONTROL CHART


3. X- Moving Range Chart
Contoh penerapan Peta X - Moving Range
1. Konsentrasi larutan
2. Daya ledak peluru
3. Kadar air dalam pupuk
4. Daya tahan baterai handphone
5. Kadar TS (per batch)
6. Kadar protein ransum (per no formula)
7. Dimensi komponen (per komponen)
8. Running test break-m (per unit)
9. PH larutan (per batch)
10. Viskositas poise (per batch)
Analisa Permasalahan-R0

128/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart :


X Moving Average
Rumus garis kendali, yaitu:
Peta X :

Peta Moving Range :

UCL

= X + E2.mR

UCL = D 4.mR

LCL
CL

= X - E2.mR
= X

LCL = D 3.mR
CL = mR

E2, D3, D4 diambil dari Table A. Factors for Computing


Control Chart Lines (untuk n= 2--> E2 = 2.66)
X = hasil pengukuran dalam sekali pengamatan
mR = range dari sekelompok data yang berturutan
X = X / N (N = jumlah pengamatan)
mR = mR / (N-n+1)

Analisa Permasalahan-R0

Subgroup Size
(n)
2
3
4
5
6
7
8
9
10

E2
2.660
1.772
1.457
1.290
1.184
1.109
1.054
1.010
0.975

129/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart : X Moving Average

Analisa Permasalahan-R0

130/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Variable Control Chart : X Moving Average

mR

MOVING RANGE (LEBAR SISI AXIS)-UJI LIMIT


0,04
0,03
0,03
0,02
0,02
0,01
0,01
0,00

mR
UCL
CL
LCL

PENGUKURAN KE

Analisa Permasalahan-R0

131/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


DEFECT vs DEFECTIVE
Dalam pembuatan ATTRIBUTE CONTROL CHART akan
ditemui istilah - istilah yang perlu diperhatikan yaitu :
defect dan defective
n Produk disebut memiliki defect(nonconformity) jika terdapat
sekurang-kurangnya satu spesifikasi yang tak dipenuhi
Misal : tergores, dinding menggelombang, cat mengelupas

n Produk disebut defective(nonconforming) jika terdapat defect (satu


atau lebih) yang mengakibatkan produk tersebut ditolak / tak
berfungsi lagi
Misal : ubin pecah, gelas retak, produk yang rusak, dan lain-lain

Analisa Permasalahan-R0

132/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


1. p - chart
Definisi:
Adalah Attribute Control Chart dimana data yang dikumpulkan
digo-longkan diterima atau ditolak (mengecek defective), dan
dalam setiap pengamatan besarnya subgroup berbeda

Kapan digunakan:
n Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses
n Jika datanya dalam setiap subgroup berupa jumlah
produk defective / nonconforming
n Jika dalam setiap pengamatan besarnya subgroup
berbeda
n Jika ingin mengamati karakteristik kualitas, dimana
produk diklasifikasikan diterima atau ditolak
Analisa Permasalahan-R0

133/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


1. p - chart
Contoh penerapan p - chart:
1.
Proporsi waste per hari dalam pembuatan produk
2.
Proporsi reject item dalam pembelian barang
3.
Proporsi pasien meninggal dari seluruh pasien dirawat
4.
Proporsi ubin yang pecah dalam pemasangan lantai
5.
Jml Lampu mati pada saat pengujian
6.
Reject kropos casting process
7.
Jml pengujian salah per bulan
8.
Salah kirim
9.
Salah bayar wesel
10. Jml nasabah yang dilayani vs yg complain
11. Jml transaksi kiriman uang vs jml salah bayar
12. Jml unit terjual vs jml retour
13. Jml ATM vs ATM yang rusak
14. Jml PO vs delivery terlambat
15. Jml panggilan vs jml panggilan gagal
Analisa Permasalahan-R0

134/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart : p - chart


Rumus garis kendali, yaitu:

UCL = p + 3

p(1-p)
ni

LCL = p - 3

p(1-p)
ni

CL

p = proporsi defective per unit


p = pn / ni
ni = besarnya subroup/ pengamatan ke - i

Analisa Permasalahan-R0

135/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

p - chart

Analisa Permasalahan-R0

136/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

p - chart

Analisa Permasalahan-R0

137/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


2. np - chart
Definisi:
Adalah Attribute Control Chart dimana data yang dikumpulkan digolongkan diterima atau ditolak (mengecek defective/nonconforming ) dan
dalam setiap pengamatan besarnya subgroup sama
Kapan digunakan:
n Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses
n Jika datanya dalam setiap subgroup berupa jumlah produk defective /

nonconforming
n Jika dalam setiap pengamatan besarnya subgroup sama
n Jika ingin mengamati karakteristik kualitas, dimana produk
diklasifikasikan diterima atau ditolak
Analisa Permasalahan-R0

138/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


2. np - chart
Contoh penerapan np - chart:
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Lama waktu breakdowm mesin setiap seminggunya


(mesin beroperasi 24 jam dalam sehari)
Jml reject item dalam setiap karton box(isi 12 lusin), bolpen yang
dibeli
Jml bayi meninggal setiap 100 kelahiran
Jml landing pesawat yang kurang mulus dari setiap 1000 kali
landing
Inspeksi 100% untuksemua item setiap lot (ukuran sama)
Setiap 1000 ton dihitung complain
Setiap 1000 debitur, yg macet brp
Box tercampur dalam tiap palet
Setiap box dihitung salah size

Analisa Permasalahan-R0

139/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

np - chart
Rumus Garis kendali, yaitu:
UCL =
CL

np

+3

np ( 1 - p )

= np

LCL = np - 3

np ( 1 - p )

np = proporsi defective per subgroup=> jumlah


np = np / N
p = np / ni
N = banyaknya pengamatan/ jumlah subgroup

Analisa Permasalahan-R0

140/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

np - chart

Analisa Permasalahan-R0

141/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

np - chart

Analisa Permasalahan-R0

142/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


3. u - chart
Definisi:
Adalah Attribute Control Chart dimana data yang dikumpulkan
adalah defect-defect / nonconformity dalam subroup dimana dalam
setiap pengamatan besarnya subgroup berbeda
Kapan digunakan:
n Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses
n Jika datanya adalah berupa banyaknya defect / nonconformity
setiap subgroup
n Jika dalam setiap pengamatan besarnya subgroup berbeda
n Jika ingin mengamati karakteristik kualitas, berapa banyaknya
defect per unit pengamatan
Analisa Permasalahan-R0

143/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


3. u - chart
Contoh penerapan u - chart:
1. Jml nasabah yang transfer vs jumlah kesalahan
penulisan form
2. Jml kehadiran karyawan vs tindakan indisipliner
3. Jml produksi harian vs jumlah cacat
4. Jumlah pelanggan datang vs Jumlah keluhan
5. Jml siswa vs kesalahan penggunaan pemadam
kebakaran
6. .
7. .
8. .
Analisa Permasalahan-R0

144/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

u - chart
Rumus Garis kendali, yaitu:
UCL =

+ 3

CL =

ni
LCL = u - 3

u
ni

u = proporsi defect per unit =>juml defect/juml yg di inspect


u = c / ni
c = jumlah defect per subgroup
ni = besarnya subroup/ pengamatan ke- i
Analisa Permasalahan-R0

145/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

u - chart

Analisa Permasalahan-R0

146/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

u - chart

Analisa Permasalahan-R0

147/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


4. c - chart
Definisi:
Adalah Attribute Control Chart dimana data yang dikumpulkan
adalah defect-defect / nonconformity dalam subgroup dimana dalam
setiap pengamatan besarnya subgroup sama
Kapan digunakan:
n Jika ingin mengetahui stabilitas suatu proses
n Jika datanya adalah berupa banyaknya defect / nonconformity
setiap subgroup
n Jika dalam setiap pengamatan besarnya subgroup sama
n Jika ingin mengamati karakteristik kualitas, berapa banyaknya
defect pada setiap artikel produk
Analisa Permasalahan-R0

148/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ATTRIBUTE CONTROL CHART


4. c - chart
Contoh penerapan c - chart:
1. Setiap 10 halaman buku vs jumlah salah
2. Setiap 10 m luas bidang yang dicat vs jumlah cacat
3. Setiap botol obat vs banyaknya gelembung udara
dalam satu botol obat
4. Setiap 100 sambungan telepon vs salah sambung
5. Setiap area dalam roll yang diperiksa vs jml defect
6. .
7. .
8. .
Analisa Permasalahan-R0

149/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

c - chart
Rumus Garis kendali, yaitu:
UCL =

CL

LCL

+ 3

= c - 3

c = proporsi defect per subgroup =>jumlah


c=

c/N

c = jumlah defect per subgroup

N = banyaknya pengamatan atau jumlah subgroup

Analisa Permasalahan-R0

150/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

c - chart

Analisa Permasalahan-R0

151/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Attribute Control Chart :

c - chart

Analisa Permasalahan-R0

152/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Analisa Permasalahan-R0

153/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Process Capability
Analysis
Cp
Cpk

Analisa Permasalahan-R0

154/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS

Definisi: adalah suatu analisa untuk memprediksi seberapa


konsisten proses memenuhi spesifikasi yang ditentukan
pelanggan internal atau eksternal

Proses disebut capable jika mampu menghasilkan hampir


100% output sesuai spesifikasi
Capability: kemampuan proses untuk menghasilkan
output sesuai spesifikasi
Capability Index: adalah suatu index yang
menggambarkan seberapa jauh proses memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan :
1. Potential Capability Index = Cp

2. Real Capability Index = Cpk


Analisa Permasalahan-R0

155/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Mengapa perlu Process Capability Analysis?


Problem with Spread
Problem with Centering
Current situation
Accurate
(but not precise)

LSL

Desired

Current Situation
Desired

Precise
(but not
accurate)
T

USL

LSL

USL

Precise but not


Accurate

Accurate but not


Precise

Analisa Permasalahan-R0

156/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS


Dengan mengetahui Capablility Index, membantu
memfokuskan pada target value, yaitu value yang
paling diinginkan pelanggan. Meskipun output 100%
berada di dalam spesifikasi limit, bisa jadi pelanggan
tidak puas & memungkinkan hilangnya bisnis
PENERAPAN:
Menguji apakah setup mesin baru sudah OK,
Menguji seberapa baik performance dari suatu alat/
mesin / sekelompok pekerja terhadap suatu
parameter (dimensi, dll) dalam periode tertentu
(daily, weekly, monthly, dll)
Sebagai persyaratan untuk penerimaan produk
Analisa Permasalahan-R0

157/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS


Sebelum melakukan Process Capability Analysis harus
dipastikan prosesnya stabil. Proses yang tidak stabil
tidak bisa dijadikan acuan untuk memprediksi. Jika
proses stabil maka dapat diprediksi performance
mendatang dan meningkatkan capability
Process capability harus senantiasa diukur dan dianalisa
Dengan melakukan Process Capability Analysis dapat
diketahui:

Apakah proses memenuhi spesifikasi


Bagaimana kinerja proses di masa mendatang
Apakah perlu dilakukan perbaikan di dalam proses
Apakah improvement yang dilakukan bisa
mempertahankan kinerja, atau malah menurun?

Analisa Permasalahan-R0

158/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS


LANGKAH ANALYSIS:
Tetapkan parameter yang akan dianalisis :
temperatur, dimensi, viskositas, dll (data variabel)
Kumpulkan data untuk setiap parameter yang
akan dianalisa, n> 25(populasi homogen)
Buatlah Control Chart yang sesuai, analisa
apakah Chart dalam keadaan in control atau out
of control
Buat histogramnya, analisa apakah berdistribusi
normal? (Test: Anderson-Darling test atau
Kolmogorov-Smirnov statistic, atau
Mean=Median=Mode)
Hitung Cp dan/atau Cpk
Analisa Permasalahan-R0

159/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS


Istilah yang perlu diperhatikan dalam mengukur proses
Capability Index:
Control Limit:
Control Limit merupakan garis batas yang
menggambaran kemampuan (potret) proses
berdasarkan pengalaman dan kemampuan
teknik
Spesifikasi Limit :
Spesikfikasi Limit adalah limit/batas-batas
/spesifikasi yang ditentukan oleh konsumen
(dalam maupun luar) atau target yang harus
dicapai
Analisa Permasalahan-R0

160/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

PROCESS POTENTIAL CAPABILITY INDEX - Cp


Cp = Index yang menunjukkan kemampuan suatu proses dalam
memenuhi Spesifikasi Limit (atas & bawah), dimana
perhitungannya hanya memperhatikan spread (sebaran
data) namun Tidak memperhatikan centering /titik tengah

dari proses.
Cp ini mengukur seberapa presisi suatu parameter proses
Karena Cp tidak memperhitungkan centering dari proses, maka nilai
Cp tak dapat digunakan sebagai index tersendiri dalam
menggambarkan performance proses, dan harus disertai dengan Cpk

Cp =

Spec. Atas - Spec. Bawah

Jika ada 2 batas Spec. :


Spec. Atas & Spec. Bawah

Analisa Permasalahan-R0

161/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

dapat diestimasi dari


1.

Standard deviasi sampel s:


X : rata-rata
S : Std. Deviasi
S=

2.

Dalam Minitab, jika


menggunakan rumus
ini , maka hasilnya
adalah Ppk

( X - X )2
n-1

Data dari Peta Kendali Xbar- R atau X bar-S:


= R
d2

= S
c4

Dalam Minitab, jika


menggunakan rumus
ini , maka hasilnya
adalah Cpk

R = rata-rata range pada peta kendali X bar-R


d2 = konstanta yang besarnya tergantung jumlah
observasi dalam menghitung range (besar subgroup)
S = rata-rata satndard deviasi pada peta kendali X bar-S
c4 = konstanta yang besarnya tergantung jumlah
observasi dalam menghitung standard deviasi(besar
subgroup)

Analisa Permasalahan-R0

162/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

INTERPRETASI
PROCESS POTENTIAL CAPABILITY - Cp

Variabilitas Proses dikatakan memenuhi


spesifikasi yang ditetapkan, jika:
Index Capability Process

1 , atau

Cp 1

Analisa Permasalahan-R0

163/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

INTERPRETASI PROCESS POTENTIAL CAPABILITY -

Cp

Upper

Lower

Specification

Specification

Limit

Limit

Cp <1

=1

= 1.5

= 2.0

Improvement

Analisa Permasalahan-R0

164/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

INDEX PROCESS REAL CAPABILITY - Cpk


Cpk = Index yang menunjukkan kemampuan suatu proses
dalam memenuhi spesifikasi limit (atas &/ atau
bawah) dimana dalam perhitungannya
memperhatikan sebaran data dan centering/titik
tengah proses
Cpk ini mengukur seberapa

Cpk =

min

presisi dan akurasi suatu parameter proses

Spec. Atas - X , X - Spec Bawah


3

Cpk =

Spec. Atas - X

Jika ada 2 batas Spec. :


Spec. Atas & Spec. Bawah

Jika ada 1 batas Spec. :


Spec. Atas saja

Cpk =

X - Spec. Bawah

Jika ada 1 batas Spec. :


Spec. Bawah saja

3
Analisa Permasalahan-R0

165/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

INTERPRETASI PROCESS REAL CAPABILITY - Cpk

Proses dikatakan memenuhi spesifikasi


yang ditetapkan, jika:
Index Capability Process - Cpk

Catatan :
nilai Cp

Cpk

Analisa Permasalahan-R0

166/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Cp & Cpk BERBAGAI PROSES


Lower
specification

Upper
specification

Potential
capability

Increase in the number of rejects

Analisa Permasalahan-R0

= 2.0

Real
capability
C

pk

= 2.0

= 2.0

= 2.0

= 2.0

= 2.0

= 2.0

pk

pk

pk

pk

pk

=1

<1

=0

<0

< -1

167/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH PERHITUNGAN Cp
Jika Manajemen telah menetapkan spesifikasi
bahwa berat susu tidak boleh kurang dari
400 gr dan tidak boleh lebih dari 404 gr
Berapa nilai index Cp dari proses tersebut ?

HISTOGRAM Berat Susu- 400 gr

LSL

Rata
2

9
8

USL

Jawaban :

n = 30 ; X = 404,3 gr ; s = 2,262 gr;


Spec bawah = LSL= 400 gr; Spec Atas = USL= 404
gr

4
3
2

Center

0
1

Cp =

USL - LSL
6

404 - 400

Spread

Mean
Median
StDev
Range
Var

404,3
404,0
2,262
9,3
5,1

= 0.29

6 ( 2,262)

Interpretasi :
Karena Cp = 0,29 < 1 , maka variabilitas berat susu melebihi batas
spesifikasi perlu dilakukan perbaikan untuk memperkecil
variabilitas
Analisa Permasalahan-R0

168/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH PERHITUNGAN Cpk


Jika Manajemen telah menetapkan spesifikasi bahwa
berat susu tidak boleh kurang dari 400 gr dan tidak
boleh lebih dari 404 gr
Berapa nilai index Cpk dari proses tersebut ?

HISTOGRAM Berat Susu- 400 gr

LSL

Rata
2

9
8

Jawaban :
n = 30 ; X = 404,3 gr ; s = 2,262 gr;
Spec bawah = LSL= 400 gr; Spec Atas = USL= 404
gr

USL

7
6
5

Center

3
Spread

Mean
Median
StDev
Range
Var

404,3
404,0
2,262
9,3
5,1

0
1

Cpk

min

{ Spec atas - X , X - Spec bawah } = min { 404 - 404,3 ; 404,3 - 400 }


3s
3 s
3 x 2,262
2 x 2,262
Cpk = min { -0,04 ; 0,63} = - 0,04

Kesimpulan :
Karena Cpk = -0,064 < 1 , maka variabilitas berat susu melebihi batas spesifikasi
dan rata-rata berat susu jauh menyimpang dari titik tengah spesifikasi
Analisa Permasalahan-R0

169/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

INTERPRETASI PROCESS REAL CAPABILITY - Cpk


Cpk > 1.3 :
Jika terjadi peningkatan variasi di masa mendatang, kecil
kemungkinannya menyimpang dari spesifikasi (proses menjadi lebih
murah, lebih produktif)

1.1 < Cpk < 1.3 :


Kondisi ideal, variasi dalam batas yang diijinkan

1.0 < Cpk < 1.1 :


Perubahan sedikit dalam proses produksi mengakibatkan munculnya
penyimpangan

0.9 < Cpk < 1.0 :


Produk cacat (penyimpangan produk) kadangkala muncul, proses
harus diperiksa lebih ketat untuk mengeliminasi
cacat/penyimpangan

Cpk < 0.9 :


Produk cacat (penyimpangan produk) terjadi secara teratur, proses
tak terkontrol. harus diperiksa bagaimana proses kerja, atau design
spesifikasi perlu ditinjau ulang
Analisa Permasalahan-R0

170/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Cpm

Cpm (Taguchi Index): indeks yang menggambarkan kemampuan


proses memenuhi spesifikasi. Dimana target prosesnya bukan
merupakan titik tengah spesifikasi limit.

Cpm =
LSL
6

LSL

T: Target

USL ( T )2 +

USL

LSL

: rata-rata ;
T: target/nominal ;
standard deviasi populasi
T: Target

USL

OR

Analisa Permasalahan-R0

171/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CONTOH PERHITUNGAN Cpm


Diketahui :
Specification limit : 28 + 3/-4 . Rata-rata X = 29.0, dan standard deviasi S = 0.43
Berapa nilai Cpm?

Cpm =
LSL
6

( T )2 +
LSL

24

31 24

USL -

26

27

28

29

(29 28 )2 + 0.43 2
USL

Target

25

= 1.07

30

Analisa Permasalahan-R0

31
172/211

Copyright 2009 - PQM Consultants


http:\\www.pqm.co.id

Capability Analysis untuk Data Attribute


Index Capability Process data attribute diperoleh langsung hasil pembuatan
control chart, tidak diperlukan perhitungan tersendiri.
Capability dari data yang dituangkan dalam p chart adalah nilai p bar
(average nonconforming items )
Capability dari data yang dituangkan dalam np chart adalah nilai np
bar (average number of nonconforming items generated by the
system
Capability dari data yang dituangkan dalam c chart adalah nilai c bar
(average number of nonconformities per subgroup)
Capability dari data yang dituangkan dalam u chart adalah nilai u bar
(average number of nonconformities per unit )
Kelemahan Capability analisis untuk data attribute ini adalah tidak menjelaskan
mengapa system tidak capable.
Contoh: - apakah system tidak capable karena tidak centered, atau terlalu
dekat dengan spesifikasi limit atau variabilitas yang tinggi di anatara unit .
Untuk improvement harus dipelajari sebab-sebab permasalahannya secara
menyeluruh (Source : PQ Systems)
Analisa Permasalahan-R0

173/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HYPHOTHESIS TEST

Analisa Permasalahan-R0

174/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Hypothesis Test
Untuk mendapatkan keputusan, umumnya
digunakan asumsi terhadap populasi. Asumsi
untuk mendapatkan keputusan tersebut (bisa
benar, bisa salah), dinamakan STATISTICAL
HYPHOTHESIS atau Hypothesis Test
Hypothesis test dapat digunakan untuk:
Menilai kinerja proses (rata-rata dan variasi) terhadap suatu
standard atau spesifikasi,
Menentukan apakah terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi
selama proses,
Menguji peningkatan proses dengan membandingkan data lama
dan yang baru,
Dan sebagainya

Analisa Permasalahan-R0

175/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HYPOTHESIS TEST
Dalam melakukan hypothesis test, digunakan dua
hypothesis yang berlawanan:
Hipotesis Nol (Null Hypothesis) (H0) : Yaitu suatu statement
mengenai persamaan atau ketidaksamaan mengenai
parameter populasi. Peneliti ingin mendeskreditkan
(menyangkal) statement ini.
Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis) (H1) : Yaitu suatu
statement yang berkontradiksi dengan null hyphothesis.
Peneliti mengharapkan statement ini yang aktual terjadi.
Menolak H0 = Menerima H1, Menerima H1 = Menolak H0
Analisa Permasalahan-R0

176/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HYPOTHESIS TEST
Starting point untuk hypothesis test adalah null
hypothesis - Ho. Ho merupakan hypothesis mengenai suatu
kesamaan atau tidak ada perbedaaan
Contoh : H0: Rata-rata Populasi = rata-rata hasil pengujian

Hypothesis Ha adalah alternative hypothesis. Menyajikan


hyphothesis mengenai adanya perbedaan
Contoh Ha: rata-rata Populasi # rata-rata hasil pengujian

Dengan Hypothesis test dapat dibuktikan apakah perbedaan


memang terjadi secara signifikan atau secara kebetulan

Analisa Permasalahan-R0

177/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Analisa Permasalahan-R0

Note: based on the graph above, the Ho


wouldnt be , but =, , or . And the Ha is
178/211
the opposite.

Copyright 2009 - PQM Consultants


http:\\www.pqm.co.id

HYPOTHESIS TEST
Contoh :
1. Jika ingin memutuskan apakah suatu coin itu imbang,
maka formulasi hipotesa tsb adalah :
Ho: p = 0.5, dan Coin disebut imbang (dengan
probabilitas muncul gambar kepala = 0.5)
H1: p # 0.5 atau p > 0.5 atau p = 0.7 (pilih salah satu)
2. Jika ingin memutuskan apakah suatu prosedur lebih baik
dari yang lain, maka formulasi hipotesa tsb adalah:

Ho: Tidak ada perbedaan antara prosedur


H1 : Ada perbedaan prosedur

Analisa Permasalahan-R0

179/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LEVEL OF SIGNIFICANCE,
Dalam melakukan pengujian terhadap suatu
hipotesa, probabilitas maksimum bahwa akan muncul
error type I disebut Level of Significance / tingkat
signifikan dari suatu pengujian,
Dalam statistic, , (level of significance) : merupakan
tingkat kesalahan yang ditolerir
Nilainya ditentukan secara bebas sesuai tingkat ketelitian
yang diinginkan, yang sering digunakan adalah 0,01 atau
0,05
Jika suatu hipotesa dengan Level of Significance
sebesar 0.05 (5%) , artinya:
kita 95% yakin bahwa kita mengambil keputusan
tepat
hipotesa tersebut ditolak pada tingkat signifikan 5%
atau kemungkinan salah sebesar 5%
Analisa Permasalahan-R0

180/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Critical Values of Z
Dari Tabel Distribusi Normal, untuk setiap level of significant ( ), dapat
dihitung confidence koefisien atau critical value/daerah kritis yang
dinyatakan dalam Z
Level of
significance( )

0.10

0.05

0.01

0.005

0.002

Critical Values of z
for One Tailed Test

-1.28
atau
1.28

-1.645
atau
1.645

-2.33
atau
2.33

-2.58
atau
2.58

-2.28
atau
2.28

Critical Values of z
for Two Tailed Test

-1.645
dan
1.645

-1.96
dan
1.96

-2.58
dan
2.58

-2.81
dan
2.81

-3.08
dan
3.08

(Untuk

lainnya, Critical values of Z

dapat dilihat dalam tabel Distribusi Normal)


Analisa Permasalahan-R0

181/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Mapping Statistical Tools

Analisa Permasalahan-R0

182/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LANGKAH-LANGKAH UJI HYPOTHESIS


1.

Define the hypothesis.


Tetapkan Hypothesis Awal (Ho), dan Hypothesis Alternatif/Kontra (Ha/H 1),
Misal; untuk menguji apakah rata-rata populasi ( ) sama atau tidak dengan nilai tertentu,

2.

H0:

X vs H1:

H0:

< X vs H1:

X (tanda nantinya menuntun kita untuk melakukan uji dua sisi/tail).

>X (tanda > atau < nantinya menuntun kita untuk melakukan uji satu sisi).

Define the hypothesis test & Calculate the value of the test statistic. Tetapkan
test statistik yang digunakan (Z, t,

atau F, atau p value )

Misal untuk mengetes rata-rata populasi dengan n> 30, test statistiknya:
Z =
X
hitung hingga diperoleh suatu nilai
s
n

3.

Define the confidence level and error level ( level).


Definisikan tingkat kesalahan ( ) dan kuasa uji (1- ).
Misal, dengan tingkat error 5%, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%.

4.

Carry out the test.


Hasil test statistik pada no 3 dibandingkan dengan rejection region. Buat keputusan
terima/tolak Ho

5.

State a conclusion.
Buat kesimpulan. (Gunakan bahasa sehari-hari, jangan pakai jargon statistik).

Analisa Permasalahan-R0

183/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

p-Value
p-value adalah suatu test statistik yang digunakan di dalam
hypotesis testing untuk menerima atau menolak null hypothesis.
p-value ditunjukkan oleh tail area di dalam table distribusi normal
yang diperoleh dari konversi hasil pengukuran aktual (rata-rata)
ke dalam Statistic ( Z , t atau c2 statistic )

= .05

= .05

= .05

= .05

A
B

A
P value = area A yg diarsir

B
P value = area B (yg diarsir)
Analisa Permasalahan-R0

P value = area A + B
(yg diarsir)

184/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

P-value

p-value menunjukkan peluang untuk membuat Type I error, menolak null


hypothesis yang benar.

Type I Error : Menolak null hypothesis padahal null hypothesis itu benar.
Probabilitas Type I Error = .
Contoh: peneliti menolak klaim/hipotesa bahwa rata-rata tinggi populasi =
160 cm, padahal kenyataannya adalah benar
Type II Error : Menerima null hypothesis padahal null hypothesis itu salah.
Probabilitas Type II Error = .
Contoh: Peneliti tidak menolak (menerima) klaim/hipotesa bahwa rata-rata
tinggi populasi = 160 cm, padahal kenyataannya rata-rata tinggi 160 cm

Semakin kecil p-value, semakin kecil pula peluang untuk membuat kesalahan
untuk menolak null hypothesis (H0).

Nilai cut-off value yang sering dipergunakan untuk p-value adalah 0.05 ().

Analisa Permasalahan-R0

185/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

p-Value
Acuan menerima atau menolak hypothesis, pada significance
level ( )
Jika p-value < , menerima H1
Jika p-value
, menerima H0
Nilai umumnya yang digunakan adalah 0, 01 atau 0,05 ( = 0,05
yang paling sering ), sehingga:

Kriteria penerimaan:
Jika p-value < 0,05, diterima H1 atau tolak Ho
Jika p-value > 0,05, diterima Ho atau tolak H1

= .05

= .05

Terima Ho /Tolak H1

p value
Analisa Permasalahan-R0

p value

Terima H1 / Tolak Ho
186/211

Copyright 2009 - PQM Consultants


http:\\www.pqm.co.id

HYPHOTHESIS TEST
- Data Variable -

Analisa Permasalahan-R0

187/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ONE SAMPLE Z-TEST


One Sample Z-Test
Digunakan untuk membandingkan rata-rata sample
dengan nilai tertentu ketika standard deviasi populasi ( )
diketahui.

Langkah melakukan One Sample Z-Test :


Tentukan uji normalitas (normality test)
Jika p-value > 0,05 : Data berdistribusi normal
Jika p-value < 0,05 : Data tidak berdistribusi normal

Lakukan uji one sample Z-Test


Tentukan keputusan berdasarkan analisa

Analisa Permasalahan-R0

188/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh: One Sample Z-Test

(dengan Excel Calculator)

PT Crunchy yang memproduksi cereal mengklaim bahwa kadar protein dalam setiap 1
cup cereal adalah 3 gram. Dari data sebelumnya diketahui bahwa standar deviasi
populasi ( )= 0,25 gr. Sebagai karyawan baru, anda ingin membuktikan apakah
pernyataan tersebut masih valid dengan melakukan pengujian terhadap 100 sample .
Dari hasil pengujian diketahui bahwa rata-rata kadar protein 2,88 gr dan standard
deviasi (s) = 0,41 gr.
Ho :
H1:

> 3 gr (kadar protein dalam cereal benar > 3 gr)


< 3 gr, (kadar protein dalam cereal < 3 gr)
2

1
3

4
Karena p-value =
0,0000 < 0,05, maka
diterima H1, artinya
dengan kepercayaan
95% (1-0.05) terbukti
bahwa kadar protein
dalam cereal <
3gram
Analisa Permasalahan-R0

189/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

One Sample T-Test


One Sample T-Test
Digunakan untuk membandingkan sebuah sample
dengan sebuah nilai tertentu ketika standard deviasi
populasi ( ) tidak diketahui.

Langkah melakukan One Sample T-Test :


Tentukan uji normalitas (normality test)
Jika p-value > 0,05 : Data berdistribusi normal
Jika p-value < 0,05 : Data tidak berdistribusi normal

Lakukan uji one sample T-Test


Tentukan keputusan berdasarkan analisa

Analisa Permasalahan-R0

190/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh: One Sample T-Test


(dengan Excel Calculator)

PT Merah Delima yang memproduksi cereal mengklaim bahwa kadar gula dalam
cerealnya adalah 8 gram. Tidak diketahui standar deviasi populasi ( ) sebelumnya.
Anda melakukan pengujian dengan mengambil 10 sampel, dan diperoleh rata-rata
berat gula 7,84 gr, std dev sample : 0,39 gr. Kita akan menguji apakah klaim tersebut
benar atau tidak dengan signifikan level 5%? Gunakan One sample t Test

Ho : beratgula dalam cereal > 8 gr


H1 : berat gula dalam cereal < 8 gr
2
3

Karena p-value =
0,1114 > 0,05, maka
terima H0, artinya
dengan kepercayaan
95% terbukti bahwa
berat gula dalam
cereal
> 8 gram
Analisa Permasalahan-R0

191/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Two Sample T-Test

Two Sample T-Test


Digunakan untuk membandingkan dua rata-rata dari dua proses jika
standard deviasi tidak diketahui, dimana data didapat dari sampling

dua

populasi independen.
Ingin membandingkan mutu dari 2 produk /proses /area yang berbeda
(data contonuous) mana yang lebih baik

Langkah melakukan Two Sample T-Test :


Tentukan uji normalitas (normality test)
Jika p-value > 0,05 : Data berdistribusi normal
Jika p-value < 0,05 : Data tidak berdistribusi normal

Tentukan uji homogeneity dengan melakukan Two variation test

Jika p-value

> 0,05 : tidak ada perbedaan varians antar sample

Jika p-value < 0,05 : ada perbedaan varians antar sample

Lakukan uji two sample T-Test

Tentukan keputusan berdasarkan analisa


Analisa Permasalahan-R0

192/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh: Two Sample T-Test


Tahap 1: Two Variation Test

Anda akan melakukan pengamatan untuk mengevaluasi efsiensi penggunaan bahan bakar dari dua alat
electric vent damper (Mesin A )dan thermally activated vent damper (Mesin B) . Untuk itu anda akan
melakukan two sample t test, tetapi sebelumnya anda harus melakukan two- variation test untuk menguji
apakah kedua mesin tersebut varians nya berbeda. (syarat untuk melakukan two sample t test adalah
varians kedua mesin tersebut berbeda)
Ho : varians konsumsi bahan bakar (ltr/hr) kedua mesin sama
H1 : varians konsumsi bahan bakar (ltr/hr) kedua mesin tidak sama
1

2
3
4

Analisa Permasalahan-R0
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Karena p-value =
0,0030 < 0,05, maka
diterima H1, artinya
dengan kepercayaan
95% terbukti bahwa
varians konsumsi
bahan bakar kedua
mesin tidak
sama, dengan
demikian anda bisa
melan-jutkan
pengujian two sample
193/211
t test.

Contoh: Two Sample T-Test


Tahap 2: Two Sampe t -Test
Anda akan melakukan pengamatan untuk mengevaluasi efsiensi penggunaan bahan bakar dari dua alat
electric vent damper (Mesin A )dan thermally activated vent damper (Mesin B) . Anda telah melakukan
two variation test, (sebagai syarat melakukan two sample t test), dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa varians kedua mesin tersebut beda, sehingga anda sekarang bisa melakukan two sample t test,
H0: rata2 konsumsi bahan bakar (ltr/hr) kedua mesin sama
H1 : rata2 konsumsi bahan bakar (ltr/hr) antara dua mesin berbeda
2

3
Karena p-value =
0,5276> 0,05, maka
diterima H0, artinya
dengan kepercayaan
95% terbukti bahwa
rata2 konsumsi bahan
bakar kedua mesin
sama.

Analisa Permasalahan-R0

194/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Paired T-Test

Paired T-Test
Digunakan untuk membandingkan rata-rata perbedaan antara dua
sample jika standard deviasinya tidak diketahui, dimana data didapat
dari sampling dua

populasi dependen.

Ingin dilihat pengaruh mutu suatu Produk (data continuous)


atas penggunaan suatu jenis material : A vs B
Ingin dilihat pengaruh mutu suatu Produk (data continuous)
jika diberi perlakukan A vs perlakuan B

Langkah melakukan Paired T-Test :


Tentukan uji normalitas (normality test)
Jika p-value > 0,05 : Data berdistribusi normal
Jika p-value < 0,05 : Data tidak berdistribusi normal
Lakukan uji paired T-Test
Tentukan keputusan berdasarkan analisa

Analisa Permasalahan-R0

195/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh: Paired T-Test


PT Merah Delima yang memproduksi roti menyatakan bahwa tepung terigu dari vendor A
dan dari vendor B kadar proteinnya tidak sama sehingga berpengaruh pada kualitas roti
yang dihasilkan. Kita akan menguji apakah benar bahwa material kedua vendor tersebut
berbeda dengan signifikan level 5%?

Ho : kadar protein terigu dari vendor A # vendor B


Ha : kadar protein terigu dari vendor A = vendor B
2

3
Karena p-value =
0,0085 <
0,05, maka terima
H1, artinya dengan
kepercayaan 95%
terbukti bahwa
kadar protein terigu
dari vendor A =
vendor B
Analisa Permasalahan-R0

196/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)


DEFINISI :
Adalah suatu analisa statistik yang digunakan dalam rancangan
percobaan untuk menguji ada/tidaknya perbedaan dampak yang
signifikan atas perlakuan yang berbeda
Contoh Penerapan Anova:
Akan diuji coba apakah suatu serum apakah dapat menyembuhkan
penyakit hepatitis.
obyek yang diamati adalah pasien hepatitis,
serumnya yang diuji beda-beda, misal A, B, C,
pasien ada yang diberi serum jenis A, B, atau C;
selain kondisi di atas, pasien yang diobservasi mendapat
perlakuan yang sama

Analisa Permasalahan-R0

197/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)


Istilah yang digunakan dalam Anova: Observasi, Faktor & Perlakuan

Observasi: adalah frekwensi pengamatan yang dilakukan untuk


percobaan tersebut. Biasanya observasi untuk percobaan dilakukan > 3
kali.

Faktor: adalah variabel yang diujicoba dan diduga akan mempengaruhi


hasil percobaan. Contoh. Mesin, manusia, metode, material
Perlakuan: adalah jenis perlakuan dari Faktor yang diujicobakan.
Contoh: Faktor Mesin perlakuan dengan menggunakan mesin A, B, C

Analisa Permasalahan-R0

198/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

JENIS-JENIS ANOVA

One Way ANOVA : yaitu Anova dimana faktor yang diuji adalah 1 faktor
Contoh: Misal ingin diuji jenis pupuk mana di antara pupuk A, B, C, yang
memberikan hasil panen terbaik
Ho : 1 = 2 = 3 = (Rata-rata berbagai jenis pupuk Sama)
H1 : Minimal ada satu rata-rata yang berbeda

Two Way ANOVA : yaitu Anova dimana faktor yang diuji adalah 2 faktor .
Contoh: Misal ingin diuji varietas padi apa serta pupuk jenis apa yang
memberikan hasil panen yang terbaik
Ho : 11 = 2 =
3 = =
1= 2=
3 (Rata-rata berbagai jenis padi
dan jenis pupuk Sama)
H1 : Minimal ada satu rata-rata yang berbeda

Multiple Way ANOVA : yaitu Anova dimana faktor yang diuji adalah > 2 faktor
Contoh: Misal ingin diuji kombinasi faktor (suhu, kekentalan, kelembaban, daya
tekan, lama tekan, dll) seperti apa yang memberikan daya rekat lem yang terbaik

Note: Dalam bab ini, yang dibahas adalah khusus One Way & Two way Anova
Analisa Permasalahan-R0

199/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Langkah-langkah pengujian dengan One way Anova


1.

Tentukan output hasil percobaan .


Misal ingin diuji apakah terdapat perbedaan hasil panen dari penggunaan pupuk A, B, C
di suatu petak sawah.

2.

Menetapkan faktor & jenis perlakukan :


Sawah diberi pupuk A, B, C. dalam hal ini faktor adalah pupuk(1 faktor), sedangkan
perlakuan ada 3 , yaitu : A, B, C

3.

Menentukan jumlah observasi:


Misalnya untuk analisa ini akan diobservasi periode panen selama 10 periode. Dalam 10
periode tersebut, 3 periode menggunakan pupuk A, 3 periode menggunakan pupuk B, 4
periode menggunakan pupuk C. (jumlah periode observasi dengan pupuk A, B, C
sebaiknya proporsional)

4.

Lakukan percobaan.
Gunakan masing-masing pupuk tersebut sesuai ketentuan di atas.Percobaan dapat
dilakukan sekaligus atau bergantian (sesuai dengan kondisi lapangan)

5.

Analisa output hasil percobaan.


Analisa output hasil percobaan (hasil panen) dengan rumus One Way Anova. Apakah
ada indikasi bahwa pupuk jenis tertentu memberikan hasil panen yang lebih baik
dibanding pupuk lainnya

Analisa Permasalahan-R0

200/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh: One Way Anova


(Excel Calculator)
Botol kemasan plastik diproduksi dari 3 mesin (A, B, C). Ingin diuji apakah terdapat
perbedaan berat botol (dalam gram) dari ke-tiga mesin tersebut, pada tingkat signifikan
0.05? Customer menginginkan berat botol adalah 80 gr +/- 0.2 gr
Dari mesin A & B & C diambil masing-masing 7 botol, kemudian ditimbang berat botol
tersebut dan masukkan hasil pengukuran tersebut ke dalam lembar data berikut:
Ho : Rata-rata berat botol dari mesin A = mesin B = mesin C
H1 : Di antara mesin A , B, C rata-rat berat botol ada yang berbeda

Berat Botol
Observasi

Mesin A

Mesin B

Mesin C

3
Karena p-value =
0,021 < 0,05, maka
terima H1, artinya
dengan
kepercayaan 95%
terbukti bahwa : Di
antara mesin A
, B, C rata-rata
berat botol ada
yang berbeda

Analisa Permasalahan-R0

201/211

Copyright 2009 - PQM Consultants


http:\\www.pqm.co.id

Contoh: Two Way Anova


Seorang karyawan di departemen Litbang sedang meneliti bagaimana bakteri hidup di dalam
susu sapi. Dia menyediakan enam wadah di dalam laboratorium. 3 wadah diisi susu dari sapi
jenis 1, dan 3 wadah diisi susu jenis 2. Kemudian dia menambahkan satu dari tiga zat kimiawi
ke dalam masing-masing wadah dan setelah 30 hari dia menghitung jumlah bakteri di dalam
setiap wadah.
Dia menggunakan two way ANOVA untuk menguji apakah rata-rata jumlah bakteri sama / tidak
di setiap wadah

Ho : Jumlah bakteri tidak dipengaruhi oleh jenis sapi dan zat kimiawi (jml bakteri sama di
semua wadah)
H1 : Jumlah bakteri dipengaruhi oleh jenis sapi dan zat kimiawi (ada minimal 1 wadah yang
tidak sama)

Data : Jumah bakteri per ml


1

Karena p-value = 0,915 >


0,05, maka terima H0, artinya
dengan kepercayaan 95%
terbukti bahwa Jumlah bakteri
tidak dipengaruhi oleh jenis sapi
dan zat kimiawi (jml bakteri
sama di semua wadah)

Analisa Permasalahan-R0

202/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

HYPHOTHESIS TEST
- Data Attribute -

Analisa Permasalahan-R0

203/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

ONE SAMPLE PROPORTION TEST

One Sample Proportion Test adalah pengujian proporsi pada data


discrete jika jumlah sample yang dipelajari adalah satu sample/faktor

Mengapa menggunakan one sample proportion test?

Guna menentukan apakah defect rate berbeda terhadap kriteria


penerimaan (level of significant) atau terhadap suatu defect
target

Kapan Menggunakan one sample proportion test?

Membandingkan proporsi tunggal dari sample acak/random


dengan suatu nilai tertentu
Membandingkan proporsi defect dengan jumlah sample

Analisa Permasalahan-R0

204/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh : One Sample Proportion Test


PT Tinatoon produsen pembuat kaleng makanan menyatakan bahwa yield
ratio dari proses pembuatan kaleng makanan adalah 90%. Kemudian
diperiksa 100 kaleng dan hasilnya 87 diantaranya adalah bagus dan 13 part
adalah leaking. Kita ingin mengetahui apakah pernyataan orang tersebut tadi
bisa diterima atau tidak.
Ho : yield ratio = 90%
H1: yield ratio # 90%

Karena p-value = 0,4047


> 0,05, maka terima
H0, artinya dengan
kepercayaan 95%
terbukti bahwa yield
ratio proses pembuatan
kaleng = 90%

Analisa Permasalahan-R0

205/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

TWO SAMPLE PROPORTION TEST


Two Sample Proportion Test adalah pengujian proporsi pada data
discrete jika jumlah sample yang dipelajari adalah dua sample/faktor
Mengapa menggunakan one sample proportion test?

Guna menentukan apakah dua defect rate berbeda


Sebelum dan sesudah perbaikan
Dua supplier, shift, setting proses, dll

Kapan Menggunakan one sample proportion test?

Membandingkan dua proporsi dari sample acak/random


dengan suatu nilai tertentu
Membandingkan proporsi defect dengan jumlah sample

Analisa Permasalahan-R0

206/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Contoh : Two Sample Proportion Test


Kita ingin mengetahui apakah yield ratio proses pembuatan kaleng susu
dari Plant A (dancow) dengan Plant B (Milo) sama atau tidak. Diambil
sampel 100 kaleng dari masing-masing plant. Dari Plant A (dancow) 74
part bagus, dan dari Plant B (Milo) 78 kaleng adalah bagus.
H0: tidak ada perbedaan yield ratio antara Dancow Plant dan Milo Plant
H1: ada perbedaan yield ratio antara Dancow Plant dan Milo Plant
2
1

Berdasarkan hasil
analisa, didapatkan nilai p-value =
0,5078 > 0,05, maka terima
Ho, artinya dengan kepercayaan
95% terbukti tidak ada perbedaan
yield ratio antara Plant Dancow
dan Milo Plant
Analisa Permasalahan-R0

207/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CHI-SQUARE TEST
Chi-Square Goodness-of-Fit Test: pengujian untuk
melihat/menganalisa data discrete yang lebih dari 2
faktor/sample, apakah hasil sampling sama dengan hasil yang
diharapkan

Contoh:

Faktor X : lokasi (Jkt, Sby, Lampung) , method (manual, otomatis) , product type (A, B, C, D)
Faktor Y : performance ( OK, NOK); customer satisfaction (poor, fair, good, excellent), defect
(kotor, bau, warna tak sesuai, rasa tak sesuai)

DEGREES OF FREEDOM

Jumlah degrees of freedom dari statistik dinyatakan dengan simbol d.f., adalah
jumlah N independen observasi dalam sampel (sample size ) dikurangi jumlah
k parameter dari populasi yang diestimasi dari sampel.

Simbolnya: d.f. = N k
Analisa Permasalahan-R0

208/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

CHI-SQUARE TEST
Ho: tidak ada perbedaan proporsi secara signifikan di antara
kelompok yang diamati
H1 : minimal ada 1 kelompok yang berbeda dari semua kelmpok yang
diamati
Kriteria Penerimaan
Jika p
.05
Terima Ho (tidak cukup bukti bahwa terjadi perbedaan proporsi
secara signifikan di antara kelompok yang diamati
Jika p < .05
Tolak H0, (minimal ada 1 kelompok dengan proporsi yang
berbeda secara signifikan di banding kelmpok lainnya)

Analisa Permasalahan-R0

209/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : CHI SQUARE TEST


Sebuah perusahaan electronic mengevaluasi product cacat yang
dihasilkan dalam suatu periode. Jumlah total cacat = n = 309 yang terdiri
dari 4 kategori cacat(A,B,C, D). Perusahaan menduga bahwa perbedaan
shift berpengaruh terhadap banyaknya cacat
Buktikan apakah terjadi perbedaan jumlah cacat antar shift
Ho: tidak ada perbedaan jumlah cacat antar shift
Ha: ada perbedaan jumlah cacat antar shift
Type Cacat
A : Dents
B : Sealed system Leaks.
C : Switch failure
D : Missing Parts

Shift
1
2
3

A
15
26
33

Analisa Permasalahan-R0

B
21
31
17

C
45
34
49

D
13
5
20

210/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

LATIHAN : CHI SQUARE TEST

Berdasarkan
hasil
analisa, didapatk
an nilai p-value =
0,004 <
0,05, maka
terima
H1, artinya
dengan
kepercayaan
95% terbukti
ada perbedaan
cacat antar shift
Analisa Permasalahan-R0

211/211
Copyright 2009 - PQM Consultants
http:\\www.pqm.co.id

Anda mungkin juga menyukai