Tiap kebijakan mempunyai tujuan serta ada sasaran yang ingin dicapai.
Artinya tiap kebijakan bukan saja dibuat karena kebetulan ada kesempatan
membuat. Bila tidak ada tujuan, tidak perlu adanya suatu kebijakan.
b. Policy consist of course of action rather-than separate, discrete
decision or actions-performed by government official.
Maksudnya sebuah kebijakan tidak dapat berdiri sendiri atau terpisahkan
dari kebijakan lain, tetapi berkaitan dengan berbagai kebijakan
masyarakat, berorientasi pada pelaksanaan, interpretasi, dan penegak
hukum.
c. Policy is what government do-not what they say they will do or what
they intend to do.
Kebijakan adalah sesuatu yang dilakukan pemerintah bukan sesuatu yang
ingin atau diniatkan akan dilakukan pemerintah. Contohnya kebijakan
distribusi makanan melibatkan apa yang sebenarnya dilakukan untuk
menyediakan makanan kepada yang lapar.
d. Public policy may be either negative or positive.
Kebijakan dapat berbentuk negatif seperti larangan dan bisa juga
berbentuk
positif
seperti
pengarahan
untuk
melaksanakan
atau
menganjurkan.
e. Public policy based on law and is authoritative.
Kebijakan didasarkan atas hukum karena itu memiliki kewenangan untuk
memikat dan memaksa agar masyarakat mengikutinya.
1.4 Kesimpulan
Kebijakan adalah aturan yang mejadi pedoman untuk melaksanakan suatu
kegiatan. Kebijakan memiliki sifat distributif (pengalokasian), redistributif
(pemindahan alokasi), dan regulatory (pembatasasan atau larangan). Sifat
Kebijakan antara lain bertujuan, saling terikat, sesuatu yang dilakukan,
bisa berbentuk positif atau negatif, dan mengikat.
Tambahin yg protektif dan kompetitif
BAB 2
JENIS DAN CONTOH KEBIJAKAN DI BIDANG KESEHATAN
Kesehatan,
dikatakan
stratejik
karena
bersifat
bentuk
Kesehatan
RI
Nomor
tertentu
(terlalu
muda,sering,banyak,tua)
yang
Meso
Mikro
BAB 3
BERBAGAI KEBIJAKAN LINGKUP KESEHATAN
sentral.
Mempunyai kemampuan analisis multidisiplin.
Mampu memikirkan jenis tindakan kebijakan yang dapat diambil.
Mampu mengatasi ketidakpastian.
Mampu membuat rumusan analisa yang sederhana namun jelas.
Mampu memeriksa fakta yang diperlukan.
dan
termanfaatkannya
hasil
penelitian
dan
kesehatan
dan
teknologi
yang
dimanfaatkan
untuk
10
b.
11
jumlah dan persebaran penduduk, pola penyakit, pemanfaatannya, fungsi sosial, dan
kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.
c.
Perbekalan kesehatan;
perbekalan kesehatan
terpenuhi.
d.
berarti
12
d.
e.
f.
g.
13
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan
keluarga berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
h.
i.
j.
k.
l.
Kesehatan gigi dan mulut; pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Usaha ini dilaksanakan
14
o.
Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan; sumber sediaan
farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat dan aman
digunakan dalam pencegahan, pengobatan, atau perawatan, serta pemeliharaan
kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya. Masyarakat diberi kesempatan seluasnya
untuk mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan
menggunakan sediaan farmasi yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan
keamanannya. Dalam hal ini pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan
sediaan farmasi ini.
p.
Pengamanan makanan dan minuman; setiap orang atau badan hukum yang
memproduksi, mengolah, serta mendistribusikan makanan dan minuman yang
diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetik yang
diedarkan harus menjamin agar aman bagi manusia, hewan yang dimakan manusia,
dan lingkungan serta juga dilarang menggunakan kata yang mengecoh atau yang
disertai klaim yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
q.
Pengamanan zat adiktif; pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif
diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan,
15
keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Zat adiktif ini meliputi tembakau, produk yang
mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang
penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya atau masyarakat
sekelilingnya.
r.
b.
c.
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia serta penyandang cacat harus
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun
ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. Pemerintah wajib menjamin
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia
16
serta penyandang cacat ini untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial
dan ekonomis.
d.
e.
f.
Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pemerintah dan
masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai
risiko buruk bagi kesehatan. Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum.
g.
Kesehatan Kerja
17
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan baik pekerja di sektor formal maupun informal.
h.
Pengelolaan Kesehatan
Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah serta
masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber
daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan
pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
i.
Informasi Kesehatan
Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
j.
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan
yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan
secara
berhasil
guna
dan
berdaya
guna
untuk
menjamin
3.4 Kesimpulan
18
19
BAB 4
BERBAGAI KEBIJAKAN LINGKUP SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
4.1 Pendahuluan
Berbagai faktor atau determinan yang mempengaruhi derajat kesehatan
antara lain adalah lingkungan (fisik, biologik, dan sosial), perilaku dan gaya
hidup, faktor genetis, dan pelayanan kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2009, terdapat enam subsistem yang turut menentukan
kinerja Sistem SKN yaitu subsistem upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumber
daya
manusia
kesehatan,
obat
dan
perbekalan
kesehatan,
20
pembinaan,
dan
pengawasan
mutu
tenaga
kesehatan
dalam
rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari
subsistem sumber daya manusia kesehatan yaitu dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Untuk memberi gambaran secara ringkas tentang peran
subsistem tenaga kesehatan dalam sistem kesehatan nasional, dibawah ini
digambarkan kerangka keterkaitan berbagai subsitem dalam SKN.
Kondisi saat ini :
Jumlah belum memadai
Distribusi tidak merata
Kompetensi kurang
Pengembangan profesi
belum baik
Kebijakan Depkes :
Perencanaan
Pendidikan dan
pelatihan
Pendayagunaan
kesehatan
Kebijakan kab/kota :
Proses Perencanaan
Pelatihan
Rekruitmen dan
penempatan
Sistem insentif
Faktor
lingkungan
strategis :
Desentralisasi
Geografis
Kemampuan
fiskal
Pelayanan Kesehatan
Lebih Baik
Status
Kesehatan
meningkat
21
bahwa
pemerintah
mengatur
perencanaan,
pengadaan,
23
dan
kewajiban
perorangan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
25
jabatannya sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif
dan efisien. Standar kompetensi yang dimiliki seorang tenaga kesehatan tersebut dibedakan
menjadi :
a.
b.
kompetensi bidang meliputi orientasi pada pelayanan, orientasi pada kualitas, berpikir
analitis, berpikir konseptual, keahlian tehnikal, manajerial, dan professional, serta
memiliki inovasi.
c.
2)
3)
Organisasi profesi;
4)
b.
27
28
Menurut
RUU
tentang
tenaga
kesehatan
dijelaskan
beberapa
dapat
memenuhi
kebutuhan
untuk
pembangunan kesehatan;
2) Perencanaan kebijakan dan program tenaga kesehatan
masih lemah dan belum didukung sistem informasi
tenaga kesehatan yang memadai;
3) Masih kurang serasinya antara
kebutuhan
dan
sistem
penghargaan,
dan
sanksi
belum
dengan
kebutuhan
berdasarkan
masalah
29
yang
telah
ditetapkan.
Setiap
penyimpangan
maupun
masyarakat
penerima
yang
tidak
pelayanan
langsung,
itu
dan
sendiri,
kepada
diperlukan
4.8 Kesimpulan
SDM (Sumber Daya Manusia) Kesehatan adalah seseorang yang
bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
dalam melakukan upaya kesehatan. Menurut SKN tujuan subsistem sumber
daya manusia kesehatan yakni tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu
secara mencukupi, terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil
guna dan berdayaguna sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
30
BAB 5
BERBAGAI KEBIJAKAN LINGKUP PUSKESMAS
31
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
kerjanya
agar
menyelenggarakan
pembangunan
yang
32
berupaya
agar
pemuka
masyarakat,
keluarga
dan
masyarakat perorangan :
a) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
b) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan.
c) Ikut Menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan.
d) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
e) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
f) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.
3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (kontinyu).
Minimal ada 6 jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan
puskesmas, yaitu promosi kesehatan; pelayanan ibu; anak dan KB;
perbaikan
gizi;
kesehatan
lingkungan;
pemberantasan
penyakit
33
kesadaran,
kemauan
dan
kemampuan
hidup
sehat
masyarakat yang tinggi. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan. Namun disamping itu, setiap orang juga tidak
luput dari kewajiban di bidang kesehatan. Oleh karena itu pemerintah
bertanggung jawab untuk memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat.
Salah satu kegiatan yang dilakukan dengan strategi yang berbasis
model pendekatan dan kebersamaan itu adalah desa siaga. Tujuan desa
siaga adalah memfasilitasi pencapaian dan peningkatan derajat kesehatan
bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat
desa. Desa siaga dikembangkan sejak tahun 2006 sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga.
34
35
berbasis
masyarakat
adalah
pengamatan
dan
dalam
pencarian
tempat
yang
aman
untuk
mengungsi.
b) Promosi kesehatan dan bimbingan dalam mengatasi masalah
kesehatan.
c) Bantuan atau fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi
dasar (air bersih, jamban dan pembuangan limbah) di tempat
pengungsian.
d) Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah.
e) Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.
36
Penyehatan
lingkungan
adalah
upaya
yang
dilakukan
petugas
keseahatan.
c) Makan makanan bergizi seimbang.
d) Menyerahkan pertolongan persalinan kepada petugas kesehatan.
e) Menyediakan rumah dan atau kendaraannnya untuk pertolongan
dalam keadaan darurat (misalnya untuk ambulan).
f) Menghimpun dana masyarakat desa untuk kepentingan
kesehatan, termasuk bantuan pengobatan dan persalinan.
37
c. Apotek Rakyat
Kebijakan apotek rakyat terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/PerIII/2007 tentang Apotek
Rakyat. Pengertian apotek rakyat yang dijelaskan pada pasal 1 adalah
sebagai berikut : Apotek Rakyat adalah sarana kesehatan tempat
dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat
dan perbekalan kesehatan, dan tidak melakukan peracikan. Apotek Rakyat
adalah pengembangan dari pedagang eceran obat yang bertujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh obat dan untuk
meningkatkan pelayanan kefarmasian.
1) Standar dan persyaratan apotek rakyat
a) Ketenagaan
Apotek rakyat harus memiliki seorang apoteker sebagai
penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker.
b) Sarana dan prasana
(1) Komoditi
Apotek rakyat dapat menyimpan dan menyerahkan obat-obatan
yang termasuk golongan obat keras, obat bebas terbatas , obat
bebas dan perbekalan kesehatan rumah tangga.
(2) Lemari Obat
Lemari obat harus dapat melindungi obat yang disimpan
didalamnya dari pencemaran, pencurian dan penyalahgunaan.
(3) Lingkungan
38
Lingkungan
apotek
rakyat
harus
dapat
dijaga
suplai
kegiatannya,
serta
listrik
yang
lemari
cukup
pendingin
untuk
apabila
menjalankan
diperlukan.
39
Masyarakat
b) Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi.
c) Penyimpanan
(1) Obat serta bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan
tanggal daluwarsa.
(2) Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai,
layak dan menjamin kestabilan bahan.
d) Administrasi
(1) Pengarsipan resep sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
(2) Pencatatan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang masuk
dan keluar (Kartu stok)
5.3 Kesimpulan
Puskesmas
merupakan
unit
pelaksana
teknis
dinas
kesehatan
40
mayarakat.
Kebijakan
lingkup
puseksmas
meliputi
BAB 6
KEBIJAKAN LINGKUP RUMAH SAKIT
bagian
integral
dari
suatu
organisasi
sosial
dan
penyembuhan
penyakit
(kuratif)
dan
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
perorangan
41
Sakit
Umum
kesehatan
yang
mempunyai
bermutu
misi
dan
memberikan
terjangkau
oleh
dilaksanakan
secara
serasi
dan
terpadu
dengan
pelayanan
pengobatan
dan
pemulihan
dalam
rangka
peningkatan
kemampuan
dalam
42
d. Penyelenggaraan
penapisan
penelitian
teknologi
bidang
dan
pengembangan
kesehatan
dalam
serta
rangka
sesuai
dengan
kemampuannya.
Pelayanan
dan
subspesialistik.
Rumah
sakit
umum
43
dan
Pemerintah
Daerah
diselenggarakan
mendapatkan
izin
45
kegiatan usahanya
hanya
bergerak di bidang
perumahsakitan.
c. kebijakan berdasarkan lokasi
Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit pasal 7 bahwa :
47
mengenai
kesehatan
dan
keselamatan
lingkungan
48
perlindungan
dan
keselamatan
bagi
semua
orang
termasuk
49
p. ruang dapur;
q. laundry;
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.
e. kebijakan berdasarkan prasarana
Menurut UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 11
Rumah Sakit dapat meliputi:
a) instalasi air;
b) instalasi mekanikal dan elektrikal;
c) instalasi gas medik;
d) instalasi uap;
e) instalasi pengelolaan limbah;
f) pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
g) petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat;
h) instalasi tata udara;
i) sistem informasi dan komunikasi; dan
j) ambulan.
Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan rumah sakit.
50
didokumentasi
dan
dievaluasi
secara
berkala
dan
berkesinambungan.
f. kebijakan berdasarkan sumber daya manusia
Menurut UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 12,
13, dan 14, kebijakan berdasarkan sumber daya manusia di rumah sakit
yaitu :
1) Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga
medis
dan
penunjang
medis,
tenaga
keperawatan,
tenaga
51
prosedur
operasional
yang
berlaku,
etika
profesi,
52
53
54
55
56
3) Melakukan
kerjasama
dengan
pihak
lain
dalam
rangka
mengembangkan pelayanan.
4) Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5) Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
6) Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.
7) Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8) Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah
Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.
j. kebijakan dalam hal kewajiban dan hak pasien
Menurut UU No 44 tentang Rumah Sakit bahwa setiap pasien
mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang diterimanya,
yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah. Hak pasien diatur dalam
pasal 32 UU No 44 tentang Rumah Sakit. Hak pasien tersebut meliputi :
a.
b.
c.
57
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
oleh
tenaga
kesehatan
terhadap
penyakit
yang
dideritanya.
l.
58
n.
o.
p.
q.
r.
59
60
62
63
64
3) Rumah
Sakit
wajib
menyelenggarakan
penyimpanan
terhadap
masyarakat;
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
Keselamatan pasien;
Pengembangan jangkauan pelayanan; dan
Peningkatan kemampuan kemandirian Rumah Sakit.
Dalam
melaksanakan
tugas
pengawasan,
Pemerintah
dan
65
1) Teguran;
2) Teguran tertulis; dan atau
3) Denda dan pencabutan izin.
Pembinaan dan pengawasan nonteknis perumahsakitan yang
melibatkan unsur masyarakat dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Pembinaan dan pengawasan secara internal dilakukan oleh
Dewan Pengawas Rumah Sakit. Sedangkan pembinaan dan pengawasan
secara eksternal dilakukan oleh Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia.
v. kebijakan tentang hal dewan pengawas rumah sakit.
Pemilik Rumah Sakit dapat membentuk Dewan Pengawas Rumah
Sakit, yang merupakan suatu unit nonstruktural yang bersifat independen
dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah Sakit terdiri dari unsur
pemilik Rumah Sakit, organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan
tokoh masyarakat. Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah Sakit berjumlah
maksimal 5 (lima) terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan
4 (empat) orang anggota.
Dewan Pengawas Rumah Sakit bertugas:
1) Menentukan arah kebijakan Rumah Sakit;
2) Menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana strategis;
3) Menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
4) Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
5) Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
66
Pengawas
Rumah
Sakit
Indonesia merupakan
unit
Badan
Pengawas
Rumah
Sakit
Indonesia
dalam
67
analisis
hasil
pengawasan
dan
memberikan
68
Pemerintah
Daerah
untuk
digunakan
sebagai
bahan
pembinaan; dan
6) Menerima pengaduan dan melakukan upaya penyelesaian sengketa
dengan cara mediasi.
x. Kebijakan tentang hal ketentuan pidana.
Menurut UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 62 dan 63
dijelaskan bahwa :
1) Setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan Rumah Sakit
tidak memiliki izin dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00- (lima milyar
rupiah);
2) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi, selain pidana
penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan
terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga)
kali dari pidana denda;
69
b)
6.5 Kesimpulan
Rumah
sakit
menyelenggarakan
adalah
institusi
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
perorangan
yang
secara
Conclusion
70
change behavior
Policy consist of course of action rather-than separate, discrete decision
71
include the human resources planning, education and training, and utilization
of human resources.
Community Health Center is a technical implementation unit health
districts or cities which are not only as a central driving force of development
in health and health services, but also as a center for empowerment of society.
The policy of community health centre includes the Village and Village
Development Active Standby, the procurement of the People's Pharmacy and
Health Center Revitalization. That program are expected to improve public
access in obtaining treatment, help themselves in the field of health and active
role of the health of the community.
The hospital is a health care institution that organizes a plenary
individual health care that provides inpatient care, outpatient, and emergency
department. The hospital has a mission of providing quality health services
and affordable by the community in order to improve community health status.
Duties, functions, all policies regarding hospital has been set by the
government through the Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 about Rumah
Sakit.
Daftar Pustaka
Anderson, J 2010, Public Policy Making : An Introduction, Cengage Learning,
Boston.
72
Departemen
Kesehatan,
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor/971/Menkes/Per/XI/2009, viewed 10 May 2011
<http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.
%20971%20ttg%20Standar%20Kompetensi%20Pejabat%20Struktural
%20Kesehatan.pdf>
Departemen Kesehatan, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 Tentang Rumah Sakit, viewed 10 May 2011
<http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_uu/UU%20No.%2044%20Th
%202009%20ttg%20Rumah%20Sakit.pdf>
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 81/Menkes/SK/I/2004, viewed 05 May 2011
<http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/Peraturan/kmk%20pedoman
%20penyusunan%20perencanaan%20sdm%20kesehatan%2081-2004.pdf>
Draft tanggal 21 Maret 2011, viewed 16 May 2011
<http://xa.yimg.com/kq/groups/18349759/383569538/name/RUU>
73
Kedai Obat, Definisi, tugas dan fungsi rumah sakit menurut WHO,
viewed 03 May 2011
<http://www.kedaiobat.co.cc/2010/05/definisi-tugas-dan-fungsirumah-sakit.html>
Kedai Obat, Klasifikasi Rumah Sakit di Indonesia, viewed 03 May
2011
<http://www.kedaiobat.co.cc/2010/05/klasifikasi-rumah-sakit-diindonesia.html>
74