Pangan dan gizi merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Tersedianya pangan
yang cukup, bergizi dan aman akan dapat mewujudkan SDM yang berkualitas untuk
melaksnakan pembangunan nasional.
Oleh karena itu, penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) untuk
memfasilitasi kebutuhan informasi lokasi keberadaan kantong-kantong yang rentan
terhadap rawan pangan.
>> 2. Tujuan
Menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan
program, penentuan target serta intervensi kerawanan pangan dan gizi di
tingkat provinsi dan kabupaten
Menjawab 3 pertanyaan
* Definisi Indikator:
Sesuatu yg dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan:
Kamus Besar Bahasa Indonesia-KBBI
Indikator
Definisi
Sumber Data
Keterangan
Aspek Ketersediaan Pangan
Rasio konsumsi
Rasio konsumsi normatif per kapita Kabupaten
Untuk
terhadap produksi bersih serealia
normatif per
dalam Angka
menyesuaikan
(padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) 2010-2012, BPS dengan data di
kapita terhadap
ketersediaan
Pusat, maka dibuat
serealia
proporsi untuk
data produksi per
kecamatan
Aspek Akses Pangan
Persentase
Nilai rupiah pengeluaran per kapita SUSENAS 2013 Diolah dengan
penduduk hidup
setiap bulan untuk memenuhi
dan Sensus
metode SAE (Small
di bawah garis
stdanar minimum kebutuhanPenduduk 2010 Area Estimation)
kemiskinan
kebutuhan konsumsi pangan dan
non pangan yang dibutuhkan oleh
seorang individu untuk hidup secara
layak
Persentase desa
Persentase desa yang tidak
PODES 2011,
PODES 2011 diolah
yang tidak
memiliki akses penghubung yang
BPS
memiliki akses
dapat dilalui kendaraan roda 4/lebih
penghubung yang atau sarana transportasi air
memadai
Persentase rumah Persentase rumah tangga yang
SUSENAS 2013 Diolah dengan
tangga tanpa
tidak memiliki akses terhadap listrik dan Sensus
metode SAE (Small
akses listrik
dari PLN dan/atau non PLN,
Penduduk 2010 Area Estimation)
misalnya generator
Indikator
Angka harapan
hidup pada saat
lahir
Persentase balita
tinggi kurang
(stunting)
Definisi
Sumber Data
Aspek Pemanfaatan Pangan
Keterangan
Persentase
perempuan buta
huruf
Diolah dengan
metode SAE (Small
Area Estimation)
Persentase rumah
Persentase rumah tangga yang
tangga tanpa akses tidak memiliki akses ke air minum
ke air bersih
yang berasal dari leding meteran,
leding eceran, sumur bor/pompa,
sumur terlindung, mata air
terlindung dan air hujan dengan
memperhatikan jarak ke jamban
minimal 10 m
Persentase
Persentase keluarga yang tinggal
keluarga yang
di desa dengan jarak lebih dari 5
tinggal di desa
km dari fasilitas kesehatan
dengan jarak lebih
dari 5 Km dari
fasilitas kesehatan
Diolah dengan
metode SAE (Small
Area Estimation)
Diolah dengan
metode SAE (Small
Area Estimation)
Indikator
Definisi
Sumber Data
Keterangan
Aspek Ketersediaan Pangan
Rasio konsumsi
Rasio konsumsi normatif per kapita Kabupaten
Untuk
terhadap produksi bersih serealia
normatif per
dalam Angka
menyesuaikan
(padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) 2012-2014, BPS dengan data di
kapita terhadap
ketersediaan
Pusat, maka dibuat
serealia
proporsi untuk
data produksi per
kecamatan
Aspek Akses Pangan
Persentase
Nilai rupiah pengeluaran per kapita SUSENAS 2014 Diolah dengan
penduduk hidup
setiap bulan untuk memenuhi
dan Sensus
metode SAE (Small
di bawah garis
stdanar minimum kebutuhanPenduduk 2010 Area Estimation)
kemiskinan
kebutuhan konsumsi pangan dan
non pangan yang dibutuhkan oleh
seorang individu untuk hidup secara
layak
Persentase desa
Persentase desa yang tidak
PODES 2014,
PODES 2014 diolah
yang tidak
memiliki akses penghubung yang
BPS
memiliki akses
dapat dilalui kendaraan roda 4/lebih
penghubung yang atau sarana transportasi air
memadai
Persentase rumah Persentase rumah tangga yang
SUSENAS 2014 Diolah dengan
tangga tanpa
tidak memiliki akses terhadap listrik dan Sensus
metode SAE (Small
akses listrik
dari PLN dan/atau non PLN,
Penduduk 2010 Area Estimation)
misalnya generator
Indikator
Angka harapan
hidup pada saat
lahir
Persentase balita
tinggi kurang
(stunting)
Definisi
Sumber Data
Aspek Pemanfaatan Pangan
Keterangan
Persentase
perempuan buta
huruf
Diolah dengan
metode SAE (Small
Area Estimation)
Persentase rumah
Persentase rumah tangga yang
tangga tanpa akses tidak memiliki akses ke air minum
ke air bersih
yang berasal dari leding meteran,
leding eceran, sumur bor/pompa,
sumur terlindung, mata air
terlindung dan air hujan dengan
memperhatikan jarak ke jamban
minimal 10 m
Persentase
Persentase keluarga yang tinggal
keluarga yang
di desa dengan jarak lebih dari 5
tinggal di desa
km dari fasilitas kesehatan
dengan jarak lebih
dari 5 Km dari
fasilitas kesehatan
Diolah dengan
metode SAE (Small
Area Estimation)
Diolah dengan
metode SAE (Small
Area Estimation)
Indikator
Definisi
Sumber Data
Pendataan Program
Perlindungan Sosial
(PPLS) 2011
Jumlah warung
atau toko
kelontong
Persentase
penduduk miskin
Akses penghubung
yang memadai
Persentase
penduduk tanpa
akses listrik
Indikator
Definisi
Sumber Data
PODES 2011
pertanyaan 704
PODES 2011
pertanyaan 709
PODES 2011
pertanyaan 710
* Untuk indikator FSVA Kabupaten 2016, saat ini masih dalam pembahasan.
FSVA NASIONAL
11
Aspek Ketersediaan
Pangan
Rasio konsumsi
terhadap
ketersediaan
bersih serealia
Aspek Pemanfaatan
Pangan
Persentase
penduduk hidup
dibawah garis
kemiskinan
Angka harapan
hidup pada saat
lahir
Persentase desa
tanpa akses
penghubung yang
memadai
Persentase desa
tanpa akses
penghubung yang
memadai
12
Persentase balita
tinggi kurang
Persentase
perempuan buta
huruf
Persentase rumah
tangga tanpa akses air
bersih
Persentase desa
dengan jarak > 5 km
dari fasilitas
kesehatan
Indikator
Definisi
Sumber Data
Rasio konsumsi
Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap
produksi bersih serealia (padi, jagung, ubi
normatif per kapita
terhadap ketersediaan kayu dan ubi jalar)
serealia
Provinsi dalam
Angka 2011-2013,
BPS
Persentase penduduk
hidup di bawah garis
kemiskinan
Persentase rumah
tangga tanpa akses
listrik
Indikator
Definisi
Sumber Data
Persentase perempuan
buta huruf
Persentase rumah
tangga tanpa akses ke
air bersih
15
Kabupaten Tanpa
Pemekaran *
1
2
3
4
5
6
2
24
46
64
61
110
3
9
3
10
11
5
Total
307
41
Total
9
11
3
10
13
4
14
44
52
84
85
119
3,52
11,06
13,07
21,11
21,36
29,90
50
398
100,00
Prioritas 1 & 2 kelompok yang dikategorikan relatif rentan terhadap kerawanan pangan (14,58 %).
Prioritas 3 & 4 kelompok yang dikategorikan pada tingkat sedang terhadap kerawanan pangan
(34,18 %).
Prioritas 5 & 6 kelompok yang dikategorikan relatif tahan terhadap kerawanan pangan (51,26%).
Keterangan:
*)
Kabupaten tanpa pemekaran mengacu pada 307 kabupaten yang tidak berubah dari FSVA 2009
hingga FSVA 2015.
**)
Kabupaten lama (induk) menunjukkan kabupaten yang mengalami perubahan batas (pemekaran)
pada tahun 2009 2015 yang umumnya tetap menggunakan nama kabupaten yang lama.
16
***)
Kabupaten baru mengacu pada unit administrasi
kabupaten baru yang dibuat pada saat mengalami
pemekaran dan masih tergabung dengan kabupaten induk pada FSVA 2009.
10
12
14
Sumatera Barat
Riau
Maluku
Maluku Utara
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
12
17
0
10
12
14
16
PROVINSI
KABUPATEN
PAPUA
PUNCAK
PAPUA
INTAN JAYA
PAPUA
NDUGA
PAPUA
LANNY JAYA
PAPUA
PEGUNUNGAN BINTANG
PAPUA
TOLIKARA
PAPUA
PUNCAK JAYA
PAPUA
MAMBERAMO TENGAH
PAPUA
YAHUKIMO
10
PAPUA
MAMBERAMO RAYA
11
PAPUA
DEIYAI
12
PAPUA
DOGIYAI
13
PAPUA
YALIMO
14
PAPUA
19
ASMAT
PROVINSI
KABUPATEN
NO.
PROVINSI
KABUPATEN
SUMATERA BARAT
KEPULAUAN MENTAWAI
23
MALUKU UTARA
KEPULAUAN SULA
SUMATERA UTARA
NIAS
24
PAPUA BARAT
TAMBRAUW
SUMATERA UTARA
NIAS SELATAN
25
PAPUA BARAT
TELUK BINTUNI
SUMATERA UTARA
NIAS BARAT
26
PAPUA BARAT
TELUK WONDAMA
SUMATERA UTARA
NIAS UTARA
27
PAPUA BARAT
MAYBRAT
RIAU
KEPULAUAN MERANTI
28
PAPUA BARAT
SORONG
NTT
SUMBA TENGAH
29
PAPUA BARAT
SORONG SELATAN
NTT
30
PAPUA BARAT
KAIMANA
NTT
31
PAPUA BARAT
MANOKWARI
10
NTT
SABU RAIJUA
32
PAPUA BARAT
RAJA AMPAT
11
NTT
SUMBA BARAT
33
PAPUA
JAYAWIJAYA
12
NTT
SUMBA TIMUR
34
PAPUA
PANIAI
13
NTT
MANGGARAI TIMUR
35
PAPUA
MAPPI
14
NTT
ALOR
36
PAPUA
SUPIORI
20
21
*)
22
PACITAN
PONOROGO
TRENGGALEK
TULUNGAGUNG
BLITAR
KEDIRI
MALANG
LUMAJANG
JEMBER
BANYUWANGI
BONDOWOSO
SITUBONDO
PROBOLINGGO
PASURUAN
SIDOARJO
MOJOKERTO
JOMBANG
NGANJUK
MADIUN
MAGETAN
NGAWI
BOJONEGORO
TUBAN
LAMONGAN
GRESIK
BANGKALAN
SAMPANG
PAMEKASAN
SUMENEP
24
Prioritas
6
6
6
6
6
6
6
6
3
6
3
3
3
3
6
6
6
6
6
6
6
6
6
5
4
3
3
3
3
PRIORITAS
JUMLAH KABUPATEN
PERSENTA
SE
PRIORITAS 1
PRIORITAS 2
PRIORITAS 3
31,03
PRIORITAS 4
3,45
PRIORITAS 5
3,45
PRIORITAS 6
18
25
62,07
TERIMA KASIH