Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak yaitu terdapat
pada 400-760 mm. Spektrofotometer ini hanya terjadi bila adanya perpindahan elektron dari
tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak
diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. Prinsip kerja
spektrofotometri berdasarkan Hukum Lambert-Beer, bila cahaya monokromatik melalui suatu
media, maka sebagian cahaya disebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian diteruskan
(Sabrina 2012).
Dalam tubuh manusia, kadar glukosa darah normal adalah 80-100 mg/dl (1 dl= 100 mL).
Namun, kadar glukosa darah tersebut tergantung dengan waktu setelah makan dalam satu jam
pertama setelah makan, kadar gula darah meningkat sekitar 130 mg/dl darah, lalu menurun
setelah 2-3 jam berikutnya setelah glukosa tersebut digunakan dalam berbagai jaringan.
Sejumlah glukosa diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati dan otot. Bila glukosa
diperlukan untuk energi atau glikogen, kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak. Glikogen
merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat
dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi
cadangan, lemak tidak pernah secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan
galaktosa lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati yang
mengkonversinya menjadi glukosa.
Hasil
Hasil
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
Blanko
glukosa
glukosa
glukosa
glukosa
glukosa 0,1
(10ml)
0,02 mg/ml
0,04 mg/ml
0,06 mg/ml
0,08 mg/ml
mg/ml
akuades
- Dimasukkan
ke
dalam
tabung reaksi (Tabuung 16)
- Ditambah 1,0 mL pereaksi
Nelson
- Dimasukkan ke dalam air
mendidih
selama
20
menit,
- kemudian
dimasukkan
dalam air dingin
- Ditambahkan
1,0
mL
pereaksi arsenomolibdat
- Diaduk hingga merata
- Dibaca absorbansinya
Hasil Pengamatan
NB : Penambahan Pereaksi Nelson , Dipanaskan pada penangas, dan ditambah pereaksi
arsenomolibdat dilakukan bersama antara cara kerja Nomer 2 dan 3, sehingga ada 7
tabung yang diukur absorbansinya.
F. Data Pengamatan
tabung reaksi keempat berwarna biru (++++); dan larutan tabung reaksi kelima berwarna
biru (+++++). Kemudian kelima tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam air dingin
sampai larutan terasa dingin pada suhu ruang yaitu 25 oC. Saat larutan kembali dingin, ke
dalam larutan ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat yang membuat larutan menjadi
berwarna biru yang semakin jernih. Lalu larutan diaduk sampai merata. Kemudian
larutan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
panjang gelombang 540 nm yang menghasilkan absorbansi larutan standar glukosa darah
sebesar 0 ; 0,05 ; 0,07 ; 0,11 ; 0,13 ; 0,118.
Kurva standar larutan glukosa darah
Berikut data absorbansi larutan standar glukosa darah :
Konsentrasi Sampel (M)
Absorbansi
0
0,05
0,07
0,11
0,13
0,118
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
Sehingga didapatkan persamaan garis dari kurva larutan standar glukosa darah, yaitu
sebagai berikut :
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.08
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.06
Linear (Absorbansi)
0.04
Linear (Absorbansi)
0.02
0
0
0.1
0.12
= 1.242x + 0.017
0.104
= 1.242x + 0.017
0.087
1.242
x = 0.07 mg/mL
Pada penentuan kadar glukosa darah, praktikan memasukkan sampel darah dalam
tabung reaksi, sampel darah diujidengan menambahkan 1 mL larutan reagen nelson yang
menghasilkan warna larutan menjadi biru(+). Lalu dilakukan pemanasan selama 20
menit, yang menghasilkan larutan pada tabung reaksi berwarna biru (++). Pemanasan
larutan pada percobaan ini berfungsi untuk menambah laju reaksi oleh 1mL reagen
nelson. Penambahan 1mL reagen nelson sendiri bertujuan untuk membentuk warna biru
ketika ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat. Karena larutan ini mengandung asam
laktat dan ion Cu+. Kemudian tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam air dingin
sampai larutan terasa dingin pada suhu ruang yaitu 25 oC. Saat larutan kembali dingin, ke
dalam larutan ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat yang membuat larutan menjadi
berwarna biru yang semakin jernih. Lalu larutan diaduk sampai merata. Kemudian
larutan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
panjang gelombang 640 nm yang menghasilkan absorbansi larutan standar glukosa darah
sebesar 0,104.Sehingga didapatkan kadar glukosa darah sebesar 0,07 mg/mL. Sedangkan
pada literatur, kadar glukosa normal dalam darah yaitu 70-90 mg/100mL (Anna
Poedji,2004). Maka, kadar glukosa yang praktikan dapatkan masih sangat rendah dari
kadar normal glukosa darah. Pada penambahan 1 mL reagen Cu Alkalis, ion kupri (Cu+)
akan direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O
(kuprooksida). Dengan menambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat, kuprooksida melarut
lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru jernih disebabkan oleh adanya oksidasi
Mo. Penambahan 1,5 mL larutan Ba(OH)2 0,3 N sebelumnya juga membantu terjadinya
reduksi ion Cu2+ karena reaksi terjadi dalam suasana basa. Intensitas warna larutan adalah
ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat (Girindra 1999).
H. Daftar Pustaka
I. Jawaban Pertanyaan
1. Karena Glukosa merupakan satu-sastunya gula yang terdapat di dalam darah dan
merupakan bahan bakar yang ideal bagi sebagian besar jaringan (Guyton & Hall, 1996),
2.
3. Diabetes militus, Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula
darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan
kerja insulin atau keduanya.
Galaktosemia. Galaktosemia merupakan suatu keadaan dimana kadar galaktosa di dalam
darah tinggi. Gangguan ini disebabkan oleh kurangnya salah satu enzim yang penting untuk
metabolisme galaktosa, yaitu gula yang terdapat pada laktosa. Metabolit yang bersifat toksik
untuk hati dan ginjal terakumulasi. Metabolit ini juga merusak lensa mata, sehingga
menyebabkan katarak.