ANEMIA
1.
PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 :
935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau akibat gangguan fungsi tubuh.
ETIOLOGI
1. Etiologi:
1) Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2) Perdarahan
3) Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4) Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1)
2)
2
3)
4)
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terusmenerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
5)
Obat-obatan
tertentu.
Beberapa
jenis
obat
dapat
menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat
menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil
KB, antiarthritis, dll).
6)
7)
8)
2.
Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1)
2)
Anemia aplastik
Penyebab:
a) agen neoplastik/sitoplastik
b) terapi radiasi
c) antibiotic tertentu
d) obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
e) benzene
3
infeksi virus (khususnya hepatitis)
Pansitopenia
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
a)
b)
c)
3)
Gejala-gejala:
a)
b)
c)
4)
5)
4
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
gangguan eritropoesis
b)
c)
d)
6)
Anemia megaloblastik
Penyebab:
a)
b)
2)
3)
4)
Proses autoimun
5)
Reaksi transfusi
Malaria
Anemia hemolisis
6
3.
KONSEP MAP
7
4.
b.
c.
d.
Takikardi
dan
bising
jantung
(peningkatan
f.
Sakit
kepala,
kelemahan,
tinitus
(telinga
5.
Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
b.
c.
d.
e.
f.
khusus anemia).
8
g.
h.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan
sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun
(aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi
(hemolitik)
i.
j.
BC serum
: meningkat
Feritin serum
: meningkat
: menurun
Tes schilling
Guaiak
h.
gagal jantung
b.
kejang
c.
d.
9
e.
7.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
a.
Anemia aplastik:
1)
2)
Pemberian
terapi
imunosupresif
dengan
globolin
antitimosit(ATG)
b.
2)
c.
d.
2)
e.
Anemia megaloblastik
1)
2)
3)
10
8.
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru (Boedihartono, 1994). Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges,
1999) meliputi :
A.
Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu
menurun, postur
menunujukkan keletihan.
B.
Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat, angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda: TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan:
pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). pucat
(aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara.
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara
premature.
C.
Integritas ego
Gejala: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfuse darah.
Tanda :depresi.
D.
Eliminasi
11
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.
Penurunan haluaran urine.
Tanda :distensi abdomen.
E.
Makanan/cairan
Gejala
penurunan
masukan
diet,
masukan
diet
protein
hewani
tepung
jagung,
dan
sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis,
misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
F.
Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik).
Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,
ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis.
G.
Nyeri/kenyamanan
Gejala :nyeri abdomen samara : sakit kepala
H.
Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea,ortopnea dan dispnea.
I.
Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan
pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker,
terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah
sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi
12
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
j.
Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore.
Hilang libido (priadan wanita). Imppoten.
Tanda :serviks dan dinding vagina pucat
9.
Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
13
h.
i.
Intervensi
Dx.
1
Setelah diberikan tindakan
1. Berikan oksigen
Rasional
1.
oksigen ke jaringan
Kriteria hasil :
2.
kulit/membrane mukosa,
Memberikan informasi
dasar kuku.
tentang
derajat/keadekuatan
membantu menetukan
dada/palpitasi.
5. Kolaborasi pengawasan
hasil pemeriksaan
keb. intervensi.
3.
Meningkatkan ekspansi paru
dan memaksimalkan
darah merah
oksigenasi untuk
lengkap/packed produk
kebutuhan seluler.
4.
Iskemia seluler
mempengaruhi jaringan
miokardial/ potensial
risiko infark.
5.
14
Mengidentifikasi defisiensi
dan kebutuhan
pengobatan /respons
2
1.
Observasi riwayat
terhadap terapi.
1.
Mengidentifikasi
defisiensi, memudahkan
yang disukai.
intervensi.
Kriteria hasil :
2.
2.
Mengawasi masukkan
menunujukkan
masukkan makanan
peningkatan/mempertahankan
pasien.
kekurangan konsumsi
3.
laboratorium normal.
tidak mengalami tanda mal
4.
makanan.
3.
Mengawasi
penurunan berat badan
nutrisi.
nutrisi.
Terjadi kenaikan BB
waktu makan.
Menununjukkan perilaku,
5.
4.
Menurunkan
kelemahan,
kejadian mual/muntah,
meningkatkan
pemasukkan dan
yang berhubungan.
yang sesuai.
6.
Gejala GI dapat
menunjukkan efek
organ.
gigi.
7.
5.
6.
Meningkatkan nafsu
makan dan pemasukkan
oral. Menurunkan
pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan mulut
khusus mungkin
diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan
15
dan nyeri berat.
7.
Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
1.
2.
Pertahankan
lingkungan yang tenang
tenang dapat
Mempertahankan
meningkatkan
Px mengungkapkan peningkatan
perasan nyaman
nyeri (akut)
3.
individual.
1.
Lingkungan yang
kenyamanan px
2.
Bantu px dalam
stimulasi / meningkatkan
relaksasi
3.
Pusing dan
penglihatan kabur sering
farmakologi untuk
berhubungan dengan
mengalami hipotensi
postural
relaksasi
5.
Meminimalkan
4.
Kolaborasi
Untuk mengurangi
sakit
5.
Untuk menurunkan
atau menngontrol nyeri
dan menurunkan
rangsang sisitem saraf
simpatis
1. Membantu
mengidentifikasi
jumlah.
penyebab /factor
usus
yang tepat
Kriteria hasil :
- menunjukkan perubahan pola
16
eliminasi BAB dengan konsistensi
lembek , frekuensi sesuai
kebiasaan, warna khas feses.
2500-3000 ml/hari
5. Hindari makanan yang
membentuk gas.
6. observasi kondisi kulit
dalam mengidentifikasi
defisiensi diet.
kerusakan. Lakukan
4. Membantu dalam
memperbaiki konsistensi
Akan membantu
memperthankan status
5. Menurunkan distress
Pantau keefektifan.
(kolaborasi)
abdomen.
pencernaan dan
alirannya sepanjang
traktus intestinal dan
dengan demikian
menghasilkan bulk, yang
bekerja sebagai
perangsang untuk
defekasi.
8. Menurunkan motilitas
usus bila diare terjadi.
9. Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
17
individual.
10. Kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan atau adanyan
masukkan oral yang
buruk dan defisiensi
yang diidentifikasi.
1. Observasi kemampuan
ADL pasien.
2. Observasi kehilangan
1. Mempengaruhi pilihan
intervensi/bantuan.
2. Menunjukkan perubahan
mempertahankan/meningkatkan
atau gangguan
neurology karena
ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
mempengaruhi
melaporkan peningkatan
3. Observasi tanda-tanda
aktivitas sehari-hari)
aktivitas.
4. Berikan lingkungan
keamanan pasien/risiko
cedera.
3. Manifestasi
kardiopulmonal dari
tenang, batasi
oksigen adekuat ke
normal.
jaringan.
indikasikan.
5. Anjurkan pasien istirahat
4. Meningkatkan istirahat
untuk menurunkan
kelemahan, anjurkan
dan menurunkan
pasien melakukan
aktivitas semampunya
paru.
18
kelemahan. Meingkatkan
harga diri dan rasa
terkontrol.
pengetahuan sehingga
diberikan.
rencana pengobatan.
persiapan untuk
dapat meningkatkan
menyatakan pemahamannya
pemeriksaan diagnostic.
kerjasama dalam
program terapi.
penatalaksanaan penyakit.
- mengidentifikasi factor
penyakitnya.
penyebab.
tentang ketidaktahuan
meningkatkan stress,
selanjutnya
meningkatkan beban
jantung. Pengetahuan
keluarga untuk
menurunkan ansietas.
memperhatikan diet
makanan nya.
6. Minta klien dan keluarga
mengulangi kembali
keluarga tentang
penyakitnya.
diberikan.
4. Dengan mengetahui
penyakit dan kondisinya
sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa
tenang dan mengurangi
rasa cemas
5. Diet dan pola makan
yang tepat membantu
19
proses penyembuhan.
6. Mengetahui seberapa
jauh pemahaman klien
dan keluarga serta
menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.
1. Mencegah kontaminasi
silang/kolonisasi
pemberi perawatan
bacterial.
kepada pasien.
perilaku untuk
2. Pertahankan teknik
2. Menurunkan risiko
kolonisasi/infeksi
mencegah/menurunkan risiko
infeksi.
- meningkatkan penyembuhan
cermat.
4. Motivasi perubahan
bakteri.
kerusakan kulit/jaringan
dan infeksi.
4. Meningkatkan ventilasi
semua segmen paru dan
posisi/ambulasi yang
membantu memobilisasi
napas dalam.
pneumonia.
5. Tingkatkan masukkan
cairan adekuat.
6. Pantau/batasi pengunjung.
5. Membantu dalam
pengenceran secret
pernapasan untuk
mempermudah
memungkinkan.
pengeluaran dan
tubuh misalnya
tanpa demam.
6. Membatasi pemajanan
pada bakteri/infeksi.
9. Berikan antiseptic
Perlindungan isolasi
topical ; antibiotic
20
sistemik (kolaborasi).
.
8.
1. monitor TTV
meningkatkan frekuensi
membran mukosa.
jantung, menurunkan
pengeluaran, dan
keseimbangan cairan.
diidentifikasi dengan
tampak
volume nadi
umum. Kecenderungan
keseimbangan cairan
indikasi.
negatif dapat
menunjukkan terjadinya
defisit.
4. Perubahan cepat
menunjukkan gangguan
21
dalam air tubuh total.
5. Memperbaiki atau
mempertahankan volume
sirkulasi dan tekanan
osmotik.
6. Elektrolit khususnya
kalium dan natrium
mungkin menurun
sebagai akibat penurunan
volume cairan
terjadi.
dan rusak.
2. Meningkatkan sirkulasi
kesemua kulit,
membatasi iskemia
jaringan/ mempengarhi
hipoksia seluler.
3. Area lembab,
terkontaminasi,
memberikan media yang
sangat baik untuk
pertumbuhan organisme
patogenik. Sabun dapat
22
penggunaan sabun.
mengeringkan kulit
secara berlebihan.
rentang gerak.
4. Meningkatkan sirkulasi
jaringan, mencegah
stasis.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses
keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih
bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan
Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien,
Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam
RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi,
By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing
Philadelphia, USA
Diagnosis:
Definitions
and
classification,
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA
I Nyoman DS, Bakri.B, Fajar I., 2001, Penilaian Status Gizi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
23
Mahasiswa
(Masnur Iasha)
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik