Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PELAYANAN

Pendahuluan

Sebelum kita membahas lebih jauh topik kita kali ini, perlu kita ketahui dan pahami terlebih
dahulu bahwa pelayanan dalam tubuh Kristus sangat banyak ragamnya dan bervariasi; baik
ditinjau dari sudut ukuran; besar dan kecilnya ruang lingkup pelayanan, maupun dari jenis
pelayanan; seperti gereja, organisasi dan pendidikan Kristen, demikian pula dengan jenis
pelayanan lainnya.

Prinsip, pengertian dan definisi manajemen tentunya bagi sebagian besar dari pembaca telah
memahami dan dapat membayangkannya. Dunia memberikan definisi tentang manajemen
yaitu “Memanfaatkan dan atau mengubah input yaitu sumber daya (termasuk manusia,
material, uang, mesin atau peralatan dan sistim serta teknologi) - melalui sebuah alur
proses perencanaan, koordinasi, pengorganisasian, pengawasan, pemeriksaan dan
evaluasi - menjadi output (hasil akhir) yang maksimal sesuai dengan rencana sebelumnya
dengan cara se-efisien mungkin.” Doing the right things rightly through others.
Melakukan hal-hal yang benar dengan cara yang benar melalui orang lain.

Kita juga dapat menerapkannya terhadap pelayanan yaitu bagaimana kita mengatur agar
pelayanan dimana kita berada, baik di gereja maupun institusi lain dapat berjalan efektip dan
efisien.

Mengingat luasnya ruang lingkup baik manajemen maupun pelayanan tentunya,


memerlukan pembahasan yang mendalam dan komprehensif dalam menghubungkan
manajemen sebagai teori,ilmu pengetahuan dan sebagai alat praktis dalam pelayanan.

Namun dengan terbatasnya tempat, maka dalam kesempatan ini kita akan mencoba
meringkas tanpa kehilangan makna, tujuan dan pengertian tentang Manajemen Pelayanan
yakni manajemen dengan fokus untuk pelayanan, walaupun dapat saja dipraktekkan dalam
dunia unit usaha atau bisnis, jika diinginkan jadi timbal balik, manajemen dunia dapat
diterapkan dalam pelayanan dan manajemen pelayanan dapat diterapkan terhadap unit usaha.

Dalam tulisan ini, Alkitab; Firman Tuhan, yang dirancang oleh Roh Kudus; yang juga
merupakan Buku Manajemen dan Kepemimpinan sejati dan terbaik di dunia sepanjang masa,
menjadi sumber utama dan otoritas tertinggi dalam kutipan pandangan, selain atau diatas
kutipan dan refleksi pemikiran dan hasil riset para pakar dan penulis manajemen dan
1
kepemimpinan seperti Peter Drucker, John P. Kotter, Warren Bennis, Henry Mintzberg, juga
para praktisi seperti Jack Welch dari General Electric John Beckett dari Beckett Corporation.

Sedangkan dari perspektif rohani, perlu disebut nama-nama seperti John Maxwell, Henry &
Richard Blackaby, Ed Silvoso, C. Peter Wagner, George Barna, Myles Monroe dan juga
banyak penulis lainnya termasuk Paulus W. Bambang dengan buku terlarisnya “ Built to
Bless” dan buku terbarunya “Lead to Bless”

Kiranya Tuhan Yesus Yang Mahatahu memberkati mereka semua atas pemikiran dan
tulisannya yang tersurat maupun tersirat dalam tulisan ini, yang telah ikut memberkati dan
menambah wawasan kita tentang manajemen dan kepemimpinan

Manajemen dan Kepemimpinan (Leadership)

“Managers lead; Leaders manage.” Manajer memimpin; pemimpin memanaje. Kedua aspek
ini tidak dapat dipisahkan.

Bagi seorang manajer yang ingin berhasil (efektip), ia harus dapat memimpin dan sebaliknya
bagi seorang pemimpin yang ingin berhasil ia harus dapat memanaje

Manajemen Kepemimpinan
+

Manajemen Kepemimpinan

2
Melalui ilustrasi diatas kita dapat memahami bahwa manajemen dan kepemimpinan adalah
dua aspek yang harus dijalankan selaras secara bersamaan, tidak bisa dipisahkan satu dengan
yang lain, namun bobot mana yang lebih diperlukan disesuaikan dengan jenjang dan juga
bobot tanggung jawab yang diembannya.

Semakin tinggi dan luas ruang lingkup (scope) tanggung jawab yang bersangkutan, semakin
cenderung aspek kepimpinan yang lebih menonjol; sebaliknya semakin kecil dan sempit
ruang lingkup (scope) tanggung jawab yang bersangkutan semakin cenderung aspek
manajemen yang lebih menonjol. Jika terbalik maka akan terjadi kekacauan dan atau
kelumpuhan dalam penerapan keduanya.

Dalam konteks Kristiani - yang juga sudah diadopsi oleh banyak perusahaan yang dimiliki
anak-anak TUHAN “lahir-baru” yang betul-betul menerapkan prinsip Alkitabiah - terdapat
perbedaan antara teori manajemen a la dunia - yang menganggap dan memasukkan unsur
manusia sebagai sumber daya - dengan manajemen a la Kristiani yang menjadikan manusia
sebagai subyek yang mengelola benda lainnya. Manajemen diberlakukan terhadap sumber
daya yang terdiri dari benda mati, sedangkan Kepemimpinan (Leadership) diterapkan
terhadap manusia hidup. Kepemimpinan terjadi antar atau sesama manusia sebagai subyek,
bukan manusia dengan atau terhadap benda, maupun antara benda dengan benda yang
menjadi sumber daya (lihat tabel dibawah ini)

INPUT OUTPUT

Kepemimpinan MAN
(Leadership) (Manusia)

Manajemen Material Money Machinery Technology Time


(Management) (Bahan (Uang) / Facility & System (Waktu)
dasar / (Mesin / (Teknologi
baku) Fasilitas) / Sistim)

INPUT

3
Dalam pemikiran dan hati kecilnya, manusia tidak senang di-manaje; mereka senang
dipimpin atau memimpin. Benda mati tidak bisa dipimpin, mereka harus di-manaje.

Lalu bagaimana dengan binatang atau tumbuhan yang hidup? Mereka tetap dalam kategori
bahan dasar / baku yang harus atau dapat di-manaje bukan dipimpin.

Unsur atau faktor yang ada di dalam suatu unit usaha maupun yang ada di organisasi Kristen
seperti gereja, sesungguhnya tidak berbeda jauh bahkan banyak persamaannya.

Yang membedakan adalah motivasi dari manusia yang menjalankannya.

Baik dalam unit usaha (laba, komersial) maupun dalam organisasi rohani (nirlaba, non-
profit) pasti dikehendaki output yang sama-sama maksimal dari dan atas ketersediaan sumber
daya yang sudah ada tersedia maupun yang akan dicari atau diperoleh kemudian.

Manajemen adalah sebuah Proses

Diatas kita kenali manajemen sebagai unsur atau faktor yang terkait satu dengan yang lain.
Manajemen juga merupakan sebuah proses baik bersifat horizontal maupun vertikal, yaitu:
Planning (perencanaan), coordinating (koordinasi), organizing (pengorganisasian),
supervising (supervisi, pengawasan), controlling (pemeriksaan) dan evaluation (evaluasi).
Dalam praktek, coordinating biasa digabung dengan organizing bahkan dianggap mempunyai
pengertian yang sama, demikian pula dengan supervision dengan control. Coordination
(koordinasi) berkaitan dengan timing, alur atau proses beberapa unsur secara paralel
sedangkan organizing (pengorganisasian) lebih ke pengaturan para pelaku a.l. otoritas,
tanggung jawab, pembagian tugas, termasuk juga polisi dan prosedur. Supervision
(pengawasan) dibedakan dengan controlling (pemeriksaan); Supervision (pengawasan)
dilakukan pada waktu pekerjaan sedang berlangsung dan sekaligus dengan proses koreksi
atau perbaikan yang dijalankan sedangkan pemeriksaaan dapat dilakukan ketika atau sudah
selesai dijalankan dengan tujuan untuk memastikan hasil akhir (output) yang dikehendaki,
mencari untuk menemukan kekurangan, kesalahan dan penyimpangan. Aspek lain yang biasa
juga dimasukkan adalah staffing dan directing yang kita akomodasi melalui coordinating dan
organizing, tanpa menghilangkan peran alur keduanya.

Manajemen merupakan proses yang berkesinambungan selama unit usaha atau organisasi
berjalan, baik itu secara formal, tertulis, maupun secara informal, tidak tertulis.

4
PROSES HORIZONTAL

Proses secara horizontal (biasanya diterapkan di sebuah departemen, division, unit atau kantor)

PROSES VERTIKAL

Proses secara vertikal (diterapkan antar unit atau kantor yang lebih tinggi (kantor Pusat) terhadap unit
atau kantor yang lebih rendah (contoh kantor Cabang)

Oleh karena itu pengertian manajemen selengkapnya mencakup dan merupakan perpaduan
dari unsur atau faktor dengan proses. Semakin besar unit usaha atau organisasi, semakin
kompleks perpaduannya; sebaliknya semakin kecil unit usaha atau organisasi semakin
sederhana perpaduannya
5
Manajemen dalam dan sebagai fungsi

Selain yang telah kita ketahui manajemen merupakan perpaduan beberapa unsur atau faktor
dan merupakan sebuah proses, hal lain yang perlu kita ketahui adalah bahwa manajemen
diterapkan di dalam dan sebagai fungsi didalam perusahaan atau organisasi nirlaba. Semakin
besar unit usaha atau organisasi; semakin banyak dan kompleks pula. Belum lagi tergantung
jenis, kelompok atau kategori unit usaha atau organisasi.
Jenis perusahaan berbeda-beda, walau secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 2(dua)
kelompok, yaitu perusahaan penjual barang (goods, products) dan penjual jasa (service).
Organisasi nirlaba mempunyai kemiripan dan karenanya cenderung mengadopsi manajemen
perusahaan penjual jasa.

Mari kita lihat fungsi-fungsi yang ada di unit usaha maupun organisasi nirlaba

FUNGSI Unit Usaha, Laba, Organisasi Nirlaba, Non-


Komersial profit
Manajemen Umum Diterapkan Diterapkan
(General Management)
Manajemen Keuangan Diterapkan Diterapkan
(Financial Management)
- Keuangan
- Akunting
- Audit
- Pembelian
Manajemen Manufaktur Diterapkan dengan pembedaan Diterapkan dalam analogi
(Manufacturing Management) antara perusahaan penjual barang perusahaan penjual jasa
- Riset atau produk dengan perusahaan
- Pembelian penjual jasa
- Produksi
- Penyimpanan/pergudangan
Manajemen Logistik Diterapkan Tidak diterapkan
(Logistics Management)
- Penyimpanan / pergudangan
- Transportasi
Manajemen Pemasaran Diterapkan Diterapkan oleh organisasi nirlaba
(Marketing Manajemen) yang cukup besar
- Riset
- Promosi
- Penjualan
Manajemen Sumber Daya Diterapkan Diterapkan
Manusia
(Human Resources Management)
- Penggajian
- Kesejahteraan
- Penilaian

6
Manajemen Teknologi Informasi Diterapkan Diterapkan oleh organisasi nirlaba
(Technology Information menengah dan besar
Management)
- Penyimpanan data
- Pengolahan Data
- Pelaporan Data
Manajemen International Diterapkan oleh perusahaan yang Diterapkan oleh organisasi nirlaba
(International Management) mengekpsor barangnya yang ada hubungan dengan luar
- Hubungan dengan Luar Negeri negeri

Tiga Dimensi Manajemen

Dengan penjelasan diatas maka sekarang kita mempunyai pengertian bahwa manajemen
merupakan perpaduan dari tiga hal: pertama, unsur atau faktor, kedua proses dan ketiga
fungsi:

Dalam praktek porsi mana yang lebih menonjol atau lebih besar dari porsi yang lain
tergantung dari situasi dan kondisi; ukuran, besar kecilnya unit usaha dan atau organisasi
serta ketersediaan sumber daya.

Perintah Tuhan untuk Mengelola (Memanaje)

Mari kita kembali ke awal penciptaaan yang kita temui di Kitab Kejadian 1: 26 – 31:

26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
7
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-
ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi."
29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan
yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah
akan menjadi makananmu.
30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya." Dan jadilah demikian.
31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

TUHAN menciptakan manusia - menurut gambar dan rupa Allah Tritunggal - dengan satu
tujuan agar manusia berkuasa atas segala sesuatu yang TUHAN ciptakan selama lima hari
sebelumnya.

Dalam hal inilah mandat diberikan kepada manusia ketika TUHAN mengatakan “Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu ... dstnya.” Disitulah IA memberikan otoritas kepada manusia
untuk mengatur atau mengelola hasil ciptaan-Nya, selain dari manusia.

Sekalipun TUHAN memberikan mandat dan otoritas kepada manusia, namun bukan berarti
manusia dapat berbuat sewenang-wenang dengan dunia dan segala isinya. Kita adalah co-
worker (mitra kerja)-Nya TUHAN yang melakukan tugas dan pekerjaan kita sesuai dengan
perintah dan keinginan-Nya.

Pada hakekatnya segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik TUHAN sendiri:

“ … karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang
ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan
untuk Dia. (Kolose 1: 16)

TUHAN memerintahkan kita manusia untuk mengelola atau memanaje semua sumber daya
dengan sebaik-baiknya dengan memakai cara-Nya

Dengan adanya perintah TUHAN ini, kita manusia tidak boleh mengabaikannya, karena
TUHAN akan menuntut pertangung-jawaban kepada kita masing-masing ketika kita kembali
kepada-Nya walaupun masing-masing berbeda tuntutannya sesuai dengan talenta yang

8
diberikan kepada masing-masing orang atau hamba seperti yang tersirat dalam Injil Matius
25: 14 – 30; perumpamaan tentang talenta.

Definisi Manajemen Surgawi dapat dirangkum sederhana demikian:

“Pengelolaan semua sumber daya yang TUHAN ciptakan bagi manusia dengan cara-cara
TUHAN (Alkitabiah) dan tuntunan Roh Kudus untuk tujuan dan kepentingan manusia”.

Mengenai manusia, TUHAN menginginkan agar kita memimpin dan dipimpin seperti ketika
IA berpesan kepada Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan
memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang
mereka untuk diberikan kepada mereka. (1 Yosua 1: 6).

Pada bagian lain kita juga temui bahwa Roh Kudus juga memimpin (bukan memanaje) manusia:
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang.”(Yohanes 16: 13)

Man to be led; things to be managed. Manusia perlu dipimpin; sedangkan benda baik yang
dapat diraba (physical, tangible) maupun yang tidak dapat diraba (conceptual, intangible)
perlu di-manaje.

Kepemimpinan versi Yesus


Berbeda dengan perintah dengan otoritas yang sangat jelas untuk mengatur/ mengelola /
memanaje ciptaan TUHAN - diluar manusia - maka dalam hal Kepemimpinan, TUHAN tidak
memberikan otoritas namun semacam nasihat, dorongan dan contoh.

Pada hakekatnya TUHAN tidak senang ketika manusia menginginkan dipimpin oleh manusia
lainnya, karena itu merupakan penolakan manusia terhadap kepemimpinan TUHAN, seperti
kita tangkap dari dialog antara TUHAN dengan Nabi Samuel ketika umat Israel meminta raja
sebagai pemimpin mereka:

TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala
hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi
Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.”
(1 Samuel 8: 7)

9
Kemudian Tuhan Yesus juga menegaskan dalam pernyataan-Nya:

“Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.”
(Matius 23: 10).

Oleh karena itu jika kita menjadi pemimpin maka itu merupakan berkat TUHAN yang luar
biasa bagi kita, seperti tertera dalam “Daftar Berkat” dalam Kitab Ulangan 28: 13: “ TUHAN
akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan
bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan
pada hari ini kaulakukan dengan setia, …”.

Bersyukurlah jika anda diberkati oleh TUHAN menjadi seorang pemimpin!

Bagi mereka yang diangkat atau mengangkat diri menjadi pemimpin, Tuhan Yesus
memberikan dua persyaratan utama dan bekal agar berhasil dalam kepemimpinannya.

Pertama, Harus memiliki sifat dan sikap rendah hati. Persepsi dunia, seorang pemimpin
harus memperlihatkan “keangkeran” agar dihormati atau lebih tepatnya ditakuti oleh
pengikutnya. Angker identik dengan “menjaga jarak” dengan para pengikut, sulit didekati,
harus membuat “appointment” terlebih dahulu untuk bertemu dengannya karena kesibukan
yang luar biasa.

Tuhan Yesus mengajarkan terbalik dengan gambaran seorang pemimpin yang digambarkan
diatas. Justeru ketika anda menjadi seorang pemimpin anda harus rendah hati seperti halnya
seorang pelayan yang tugasnya melayani tuannya, ini melayani pengikutnya. “Tidaklah
demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hambamu; ..” (Matius 20: 26 – 27, 23: 11 – 12, Markus 10: 43 – 44)

Kedua, memberi contoh dan memperlihatkan keteladanan. Seorang pemimpin yang sejati
melakukan apa yang dikatakan, “Walk the talk.” Kebanyakan pemimpin hanya pandai
berbicara, namun tidak mau melakukan sendiri apa yang diucapkannya, melainkan
memaksakan kepada pengikutnya dengan cara halus, bujukan maupun kasar, ancaman.
Namun Tuhan Yesus memberikan contoh dan keteladanan. Seorang pemimpin haruslah
seorang yang memberi contoh keteladanan, salah satunya yaitu dalam kerendahan hati:

10
13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah
Guru dan Tuhan.
14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamupun wajib saling membasuh kakimu;
15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
(Yohanes 13: 13 – 17)

Perhatikan ayat 17, Tuhan Yesus menghendaki kita terlebih dahulu mengetahui keteladanan
yang dicontohkan oleh-Nya, dan kemudian kita juga diminta melakukannya.

Jika kita menjadi pemimpin yang memiliki sifat rendah hati dan memperlihatkan contoh
keteladanan maka TUHAN akan semakin meneguhkan kepemimpinan kita dan akan
mencurahkan hikmat, pengurapan dan berkatnya. IA akan memperlihatkan kepada kita “visi”
yang harus menjadi sasaran dan tujuan kita.
Musa dan Yosua adalah contoh pemimpin yang menyadari akan mutlaknya kepemimpinan
TUHAN dan mereka juga pemimpin yang rendah hati serta memperlihatkan contoh
keteladanan dalam hidupnya.

Di dalam pelayanan, dimana para pengikut melakukan tugasnya secara sukarela, faktor
rendah hati dan contoh keteladanan pada diri si pemimpin sangat mutlak diperlukan didalam
memotivasi para pengikut atau anggota untuk mau melakukan tugas dengan benar dan
memberikan komitmen-nya.

Gaya kepimpinan Tuhan Yesus merupakan gabungan dua tipe kepemimpinan. Pertama,
Kepemimpinan Pelayan (Servant Leadership) seperti telah disinggung diatas dan kedua,
Kepemimpinan Gembala (Shepherd Leadership):

11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-
dombanya;
12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu
sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga
serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku
mengenal Aku
(Yohanes 10: 11 – 14)

11
Tidak saja Tuhan Yesus melayani domba-domba-nya (pengikut), IA-pun memberikan nyawa-
Nya bagi domba-domba-Nya.

Itu pulalah yang dipesankan oleh Tuhan Yesus kepada Petrus dan siapapun yang
menghendaki menjadi pemimpin khususnya dalam pelayanan:

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya:
"Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu
segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku. (Yohanes 21: 17)

Pesan yang sama diteruskan oleh Petrus kepada Jemaat, orang-orang pendatang di Pontus,
Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan
rencana Allah (1 Petrus 1: 1- 2)

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau
mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1 Petrus 5: 2)

Mudah mengakui diri sebagai pemimpin; namun tidak mudah mewujudkannya secara benar
sesuai dengan standar yang TUHAN terapkan.

Roh Kudus, Manajer terbaik dan terhandal dunia

Siapakah manajer terhandal di dunia? Jawabnya adalah Roh Kudus!


Mengapa?
Roh Kudus yang paling tahu bagaimana menggunakan atau memanfaatkan semua sumber
yang ada di dunia ini untuk menghasilkan output yang maksimal. Roh Kudus juga yang
paling tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari sehingga semua perencanaan disesuaikan
dengan kehendak BAPA di Sorga dan Tuhan Yesus Kristus:

“ ... tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. (Yohanes 14: 26)

Roh Kudus adalah Mahaguru kita yang mengajar kita untuk mengetahui dan menerapkan
manajemen surgawi dalam mengelola semua milik TUHAN di bumi ini,

12
Roh Kudus yang menuntun pembuatan bahtera Nuh, memanaje sehingga menjadi sebuah
bahtera, kapal yang tidak dapat tenggelam sekalipun diombang-ambing badai diatas lautan
curah hujan empatpuluh hari empat puluh malam (Kejadian 7: 12) dan diatas lautan selama
seratus lima puluh hari (7: 24), dibandingkan dengan kapal Titanic yang katanya super
modern dan tidak mungkin tenggelam namun akhirnya kandas di dekat Kutub Utara.

Roh Kudus yang memberikan hikmat kepada Yusuf untuk mengelola lumbung-lumbung
gandum yang tersebar di seluruh negeri Mesir

Roh Kudus juga yang menuntun umat atau bangsa Israel mendirikan Tabernakel di zaman
Musa, Bait Allah atau Bait Suci di zaman raja Salomo, maupun pembangunan kembali
dibawah komando Nabi Nehemia.

Roh Kudus yang memberikan hikmat kepada Raja Salomo dan raja-raja Israel dan Yehuda
yang takut akan TUHAN, untuk kemajuan dan kelangsungan kerajaan dan bangsanya.
Dan Roh Kudus pulalah yang sekarang memimpin dan memberi kita kuasa untuk
melaksanakan tugas Amanat Agung yang harus dimanaje.

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu
akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi." (Kisah 1: 8)

Catatan Akhir

Di tangan seorang pemimpin yang baik manajemen merupakan alat yang efektip - dimana ia
dapat merancang dan menggunakan manajemen yang pas - dalam rangka mencapai tujuan
dan untuk kepentingan bersama.

TUHAN menempatkan dan memerintahkan manusia untuk mengatur atau mengelola semua
ciptaan-Nya di dunia ini. Tugas pengelolaan dunia diserahkan sepenuhnya kepada manusia
sebagai mitra kerja-Nya, dan untuk itu TUHAN memberikan Roh Kudus-Nya untuk
memberitahukan dan mengajar kita segala sesuatu yang perlu diketahui dan dilakukan.

Kita semua menjadi manajer-Nya atau memakai istilah Alkitab, Penatalayan-Nya (steward)
yang bertanggung-jawab penuh kepada-Nya selaku Pemilik dan Pemberi perintah disertai
mandat dan otoritas di dalam nama Yesus Kristus.

13
Manusia menjadi subjek bukan objek yang menjadi mitra atau teman sekerja (co-worker)
bagi-Nya, Manusia memimpin atau dipimpin, sedangkan sumber daya lain harus dimanaje
dengan sebaik-baiknya dalam sebuah proses dan fungsinya yang tepat.

Pada akhir penugasan akan ada dua hasil penilaian; dianggap berhasil atau dianggap gagal
total. Yang berhasil akan memperoleh penghargaan atau reward, yang gagal akan menerima
penghukuman atau punishment (Matius 25: 14 – 30).

Tentunya tidak ada satupun dari kita yang ingin mendapat penghukuman; pasti semuanya
menginginkan upah atau reward, bukan?

Kita merindukan Tuan kita; Tuhan Yesus berkata kepada kita:

“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25: 21 & 23)

Siapapun kita dan status kita secara dunia; kita semua sesungguhnya adalah hamba yang
merangkap penatalayan-nya TUHAN. Oleh karenanya tidak ada kecuali, kita semua harus
berhadapan dengan tuan kita untuk mempertanggung-jawabkan penugasan yang diberikan-
Nya kepada kita.

Namun hendaknya hal itu tidak membuat kita gentar dan jadi tidak melayani; justeru
sebaliknya kita harus semakin melayani dengan sebaik-baiknya.

46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu
datang.
47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi
pengawas segala miliknya.
48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan
minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,
50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat
yang tidak diketahuinya,
51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di
sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
(Matius 24: 46 – 51)

Manajemen dan kepemimpinan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama sebagai teori ilmu
pengetahuan maupun alat praktis sangatlah luas bak lautan; sehingga meringkas dalam tulisan
singkat ini bagaikan memasukkan air lautan ke dalam sebuah kolam.

14
Semoga tulisan ini cukup menambah wawasan tentang manajemen dan kepemimpinan
khususnya dalam pelayanan kita masing-masing dan dapat menjadikan sebagai dorongan
untuk semakin melayani TUHAN dan melaksanakan dengan baik tugas, pekerjaan yang
diberikan oleh-Nya kepada kita masing-masing maupun sebagai jemaat.

Selamat Melayani!

“Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah
kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan
sampai selama-lamanya.” Amin. (Yudas 1: 25)

Terimakasih.
Tuhan Yesus memberkati

Dr. Eliezer H. Hardjo Ph.D., CM, CPC.


Penatua GIA Kelapa Gading
www.heavenspring.com
ehardjo@gmail.com, eliezer@heavenspring.com

15

Anda mungkin juga menyukai