Anda di halaman 1dari 11

WALK TEST JARINGAN GSM PADA GEDUNG LIPPO MALL PURI

Fiki Maulana1, Evi Noviyanti2, Guntur Rizki Prakasa3

ABSTRAK - Pada zaman ini perkembangan teknologi semakin memberi banyak kemudahan
bagi manusia untuk saling berkomunikasi. Seiring dengan hal tersebut mobilitas dalam
berkomunikasi menjadi salah satu tuntutan masyarakat. Operator dituntut untuk dapat
memenuhi hal tersebut. Namun pada kenyataannya, setiap jaringan memiliki berbagai
permasalahan. Walk test bertujuan untuk memastikan bahwa layanan suatu provider dapat
diakses dan dinikmati oleh pelanggan dengan lancar dan tanpa gangguan.
Pada laporan kerja praktek ini, proses pengukuran walk test dilakukan dengan menggunakan
laptop yang telah terinstal TEMS Investigation dan handphone yang berfungsi sebagai MS.
Parameter parameter yang diambil diantaranya RxLev, RxQual dan SQI.
Kata Kunci - Walk Test, GSM, TEMS.

I. PENDAHULUAN
ebutuhan komunikasi saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi semua lapisan masyarakat. Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak orang yang menghendaki terjaminnya
kontinuitas hubungan telekomunikasi. Setiap orang ingin berkomunikasi dengan nyaman dan
tanpa hambatan, tidak terbatas saat dalam keadaan diam di tempat atau dalam keadaan bergerak.
Sistem komunikasi seluler dengan teknologi GSM (Global System for Mobile) adalah
salah satu teknologi yang banyak digunakan di seluruh dunia. Setiap penyedia layanan jaringan
komunikasi bergerak, termasuk GSM, berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Penyedia layanan XL Axiata sebagai salah satu penyedia jaringan GSM pun berusaha
memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Namun pada kenyataannya,
ditemukan berbagai permasalahan pada jaringan tersebut. Salah satu permasalahan utama ialah
kualitas panggilan yang tidak bagus. Hal ini merugikan pelanggan, dan juga penyedia jaringan
GSM yang bersangkutan. Walk test memberikan solusi untuk mendapatkan informasi mengenai
area mana saja yang mengalami permasalahan tersebut. Proses pengukuran dilakukan dengan
menggunakan laptop yang telah terinstal software TEMS Investigation dan handphone yang di
desain secara khusus untuk pengukuran walk test.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dibuat laporan kuliah kerja praktek ini adalah memberikan penjelasan tentang
walk test. Adapun tujuan dibuat laporan kuliah kerja praktek ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tahapan - tahapan dalam melakukan walk test serta masalah dan cara penanganan
masalah jaringan di gedung Lippo Mall Puri
1.1 Batasan Masalah
Pada laporan praktek KKP ini, masalah yang dibahas adalah mengenai tahapan - tahapan
walk test jaringan GSM pada gedung Lippo Mall Puri serta masalah dan cara penanganan
masalah jaringan yang dilakukan PT Prima Wira Utama.

II. SISTEM GSM


2.1 GSM
Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sebuah teknologi komunikasi
selular yang bersifat digital. Teknologi GSM mulai muncul pada pertengahan tahun 1991 dan
kemudian menjadi standar telekomunikasi selular di kawasan Eropa oleh sebuah institusi yaitu
Europan Telecommunication Standard Institute (ETSI), dan mulai dioperasikan secara komersil
setahun kemudian pada tahun 1992. Teknologi telekomunikasi dengan layanan bergerak atau
yang sering disebut GSM juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dimulai dengan
layanan 1G sampai dengan 4G.
2.2 Arsitektur GSM
Dalam jaringan GSM umumnya ada beberapa perangkat pokok diantaranya Base
Transceiver Station (BTS), Base Station Controller (BSC), Mobile Switching Center (MSC) dan
Short Message Service Center (SMSC) seperti pada gambar 1:

Gambar 1. Arsitektur GSM

2.2.1

Mobile Station (MS)


Mobile Station (MS) merupakan bagian utama yang dipakai dalam komunikasi
selular dimana perangkat fisik ini dapat diinstal, portable dan mudah dibawa kemana
saja. MS dibuat dengan berbagai macam desain dan keunggulan yang sesuai untuk dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan. Jarak daerah cakupan dari MS tergantung pada power
output dari setiap tipe MS. Bagian terpenting lainnya dari GSM adalah Subscriber
Identity Module (SIM) atau dapat disebut juga smart card. SIM dan Mobile Equipment
ini dipakai bersama MS. Tanpa SIM, MS tidak dapat mengakses jaringan GSM kecuali
untuk jalur traffic emergency.
2.2.2 Base Transceiver Station (BTS)
BTS berfungsi sebagai perangkat tranceiver untuk melakukan komunikasi dengan
semua Mobile Station (MS) yang aktif dan berada dalam area cakupan sel. BTS juga
melaksanakan proses modulasi dan demodulasi sinyal. Beberapa BTS dapat terhubung
dengan sebuah Base Station Controller (BSC). Sebuah BTS biasanya dapat melayani 20
40 komunikasi panggilan secara bersamaan.
2.2.3 Base Station Controller (BSC)
BSC menyediakan fungsi pengaturan pada beberapa BTS yang dikendalikannya.
Di antaranya fungsi handover, konfigurasi cell site, pengaturan sumber daya radio, serta
tuning power dan frekuensi pada suatu BTS. BSC juga yang bertugas menghubungkan
dengan core network. Dalam jaringan GSM umumnya sebuah BSC dapat mengatur 70
buah BTS.
2.2.4 Mobile Switching Center (MSC)
Mobile Switching Center adalah inti dari jaringan GSM yang berfungsi untuk
interkoneksi jaringan, baik antar seluler maupun dengan jaringan Public Switched

2.2.5

Telephone Network (PSTN). MSC bertanggung jawab untuk melakukan pengaturan


panggilan, call setup, release, routing dan billing.
Di dalam MSC terdapat Visitor Location Register (VLR) dan Home Location
Register (HLR). VLR berfungsi untuk data dan informasi pelanggan sedangkan HLR
berfungsi untuk menyimpan semua data dari pelangga secara permanen.
Short Message Service Center (SMSC)
SMSC berfungsi menyampaikan SMS antar Mobile Station (MS), dan juga
melakukan fungsi store-and-forwarding SMS jika nomor penerima sedang tidak dapat
menerima pesan. Di dalam jaringannya, sebuah operator dapat mempunyai lebih dari satu
perangkat SMSC.
III. TEMS INVESTIGATION

3.1 TEMS Investigation


Test Mobile System (TEMS) Investigation adalah salah satu software yang digunakan
untuk melakukan walk test di semua jaringan seperti 2G, 3G, dan 4G. Gambar 2 menunjukkan
aplikasi TEMS yang merupakan keluaran Ericsson dan berfungsi untuk mengambil data-data
statistik mengenai kualitas sinyal pada lokasi area yang diukur.

Gambar 2. Aplikasi TEMS Investigation

3.2 Perangkat penunjang walk test


Perangkat yang digunakan dalam walk test adalah sebagai berikut:
Laptop yang telah di-install software TEMS, dengan kapasitas hardisk minimal 10 GB dan
Random Access Memory (RAM) minimal 512 MB.
Handphone sebagai Mobile Station (MS) yang berfungsi menerima sinyal dari Base
Transceiver System (BTS). Handphone yang digunakan ialah Sony Ericsson K800i.
Kabel data yang berfungsi untuk menghubungkan handphone dengan laptop.
Dongle yang digunakan sebagai lisensi untuk membuka aplikasi TEMS yang kita gunakan.
Gambar 3 menunjukkan gambar dongle yang berbentuk seperti flash disk.

Gambar 3. Dongle

3.3 Parameter - parameter walk test

Parameter parameter yang diukur dalam walk test adalah sebagai berikut:
1. Reception Level (RxLevel)
RxLev merupakan tingkat kuat level sinyal penerima oleh MS dalam satuan dBm. Tabel 1
menunjukkan parameter skala RxLev dimana makin besar nilainya maka semakin baik.
Tabel 1. Parameter Skala RxLev

2. Reception Quality (RxQual)


RxQual merupakan tingkat kualitas sinyal penerima di MS. Pada tabel 2 menunjukkan
dimana semakin kecil nilai RxQual maka semakin baik kualitas sinyalnya
Tabel 2. Parameter Skala RxQual

3. Speech Quality Indicator (SQI)


SQI merupakan indikator kualitas suara dalam keadaan dedicated atau menelpon dengan
rentang -20 s.d 30 dBm. Semakin besar nilainya maka semakin baik seperti yang ditunjukkan
pada tabel 3.
Tabel 3. Parameter Skala SQI

Dari tabel-tabel parameter di atas, setiap provider memiliki ketentuan warna yang tidak
sama dalam menentukan nilai Rx Lev, Rx Qual, maupun SQI.
IV. WALK TEST
Walk test digunakan untuk mengetahui kualitas jaringan indoor yang dilakukan dengan
berjalan kaki melalui titik - titik antena omni yang berada di dalam bangunan. Walk test adalah
bagian dari proses optimisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jaringan indoor.
Berikut merupakan langkah langkah dalam melakukan walk test:
1. Menghubungkan Mobile Station (MS) dengan laptop yang telah di install software TEMS.
MS yang digunakan yaitu handphone Sony Ericsson K800i. MS yang digunakan untuk walk
test ada dua buah, satu dalam kondisi idle (tidak melakukan panggilan atau SMS) dan satu
lagi dalam kondisi dedicated (melakukan panggilan).

2. Kemudian melakukan double click pada ikon TEMS dan memilih tab Ctrl & Config. Pada

bagian Equipment Configuration akan terlihat apakah MS dan laptop telah terhubung. MS1
biasanya digunakan dalam kondisi idle sedangkan MS2 dalam kondisi dedicated. Apabila
kedua MS telah terhubung, maka akan muncul nama perangkat tersebut seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. MS yang telah terhubung dengan TEMS


3. Selanjutnya klik ikon Connect All untuk menghubungkan semua perangkat melalui software

TEMS. Nama perangkat akan berubah menjadi warna hijau apabila telah terkoneksi dengan
TEMS pada laptop seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. MS yang telah terhubung dengan TEMS


4. Kemudian pada Equipment Configuration, klik kanan pada MS1 lalu pilih Equipment

Properties untuk mengunci sinyal yang akan di cek. Untuk sinyal 2G, yang dipilih adalah
GSM seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Hal yang sama juga dilakukan pada MS2.

Gambar 6. Mengunci sinyal GSM pada TEMS


5. Selanjutnya pada MS2 klik Command Sequence > Voice > Dial. Lalu akan muncul tab yang

diisi dengan nomor telepon yang akan dipanggil dan durasi menelepon seperti yang
ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7. Mengisi nomor telepon yang akan dipanggil pada MS2


6. Setelah mengisi nomor tujuan yang akan dipanggil, klik ikon run untuk melakukan panggilan

secara otomatis seperti pada gambar 8 sehingga MS2 dalam keadaan dedicated.

Gambar 8. Klik ikon run sehingga MS2 dalam keadaan dedicated


7. Selanjutnya pilih tab Map untuk meng-upload floor plan yang akan dilakukan walk test

dengan cara klik ikon open map seperti pada gambar 9. Kemudian pilih file floor plan yang
akan dilakukan walk test. Floor plan yang di-upload harus berformat bitmap atau bmp.

Gambar 9. Klik open map pada tab map


8. Setelah floor plan muncul, akan terlihat titik titik antena omni yang ada pada lokasi

tersebut seperti pada gambar 10. Lalu klik ikon record untuk merekam data walk test.
Kemudian akan muncul pilihan folder untuk menyimpan file hasil walk test dengan format
logfile.

Gambar 10. Floor plan lantai 2 Lippo Mall Puri


9. Setelah itu menentukan titik awal walk test dengan klik ikon pinpoint seperti pada gambar 11.

Kita harus berada di bawah salah satu antena omni yang ada pada floor plan pada saat
menentukan titik awal walk test.

Gambar 11. Menentukan titik awal walk test


10. Kemudian berjalan ke titik antena omni berikutnya hingga kembali ke titik awal. Selama

walk test, setiap melewati antena omni harus klik ikon pinpoint.
11. Setelah kembali ke titik awal walk test, klik ikon stop untuk menghentikan rekaman data

sinyal.

Gambar 12. Klik ikon stop recording

4.1 Hasil Walk Test


Pada pengukuran sinyal 2G dengan walk test, data yang diambil untuk pengukuran hanya
Reception Level (RxLev), Reception Quality (RxQual), dan Speech Quality Indicator (SQI).
Untuk RxLev, data yang diambil ada dalam dua kondisi, yaitu kondisi idle (tidak melakukan
panggilan) dan kondisi dedicated (melakukan panggilan).

Pada gambar 13 adalah gambar hasil pengukuran RxLev dalam kondisi idle (tidak
melakukan panggilan) untuk operator XL di Lantai 2 Lippo Mall Puri. Dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa tingkat kuat level sinyal penerima oleh MS berbeda beda di tiap titik antena
indoor, namun secara keseluruhan sinyal dalam gedung Lippo Mall Puri bagus walaupun masih
ada sebagian area yang kuat level sinyalnya buruk.

Gambar 13. Hasil RxLev Idle

Gambar 14 menunjukkan RxLev ketika MS dalam keadaan dedicated (melakukan


panggilan) untuk operator XL di Lantai 2 Lippo Mall Puri. Dari gambar tersebut dapat dilihat
bahwa tingkat kuat level sinyal dalam keadaan dedicated untuk operator XL di Lantai 2 Lippo
Mall Puri berbeda beda, ada yang memiliki kuat level sinyal yang bagus namun ada juga yang
buruk.

Gambar 14. Hasil RxLev Dedicated

Gambar 15 menunjukkan hasil RxQual setelah dilakukan walk test. Dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa tingkat kualitas sinyal penerima untuk operator XL di Lantai 2 Lippo Mall
Puri secara keseluruhan bagus namun ada beberapa area yang memiliki kualitas sinyal buruk.

Gambar 15. Hasil RxQual

Gambar 16 adalah hasil pengukuran SQI sinyal 2G setelah dilakukan walktest. Gambar
tersebut menunjukkan bahwa kualitas suara ketika MS dalam keadaan dedicated untuk operator
XL di Lantai 2 Lippo Mall Puri bagus dan tidak ada gangguan atau masalah.

Gambar 16. Hasil SQI

4.2 Masalah dan cara penanganan masalah


Setiap melakukan walk test hasil pengukuran tidak selalu dalam keadaan baik. Hasil
tersebut dapat terjadi karena hal hal berikut :
1. Drop call (pembicaraan tiba-tiba terputus) terjadi karena poor coverage atau bisa jadi karena
jarak antara antena indoor-nya berjauhan sehingga sinyal Rx Level, Rx Qual dan SQI turun
di bawah minimum sinyal level. Penanganan masalahnya adalah dengan mengajukan
pernambahan antena indoor.
2. Block Call adalah suatu kemampuan sistem untuk menolak melayani panggilan karena kanal
yang tersedia sudah berisi (tingginya jumlah panggilan yang tidak sebanding dengan jumlah
kanal yang tersedia). Penanganan masalahnya adalah dengan penambahan modul pada
sektor yang terjadi block call.
Setelah dilakukan penanganan masalah dan dilakukan walk test kembali, didapatkan hasil
seperti pada gambar 17, 18, 19 dan 20. Pada gambar 17 menunjukan hasil pengukuran RxLev
dalam kondisi idle (tidak melakukan panggilan) untuk operator XL di Lantai 2 Lippo Mall Puri.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kuat level sinyal sangat bagus dan tidak ada
masalah.

Gambar 17. Hasil RxLev Idle

Gambar 18 menunjukkan RxLev ketika MS dalam keadaan dedicated (melakukan


panggilan) untuk operator XL di lantai 2 Lippo Mall Puri. Dari gambar tersebut dapat dilihat
bahwa tingkat kuat level sinyal di lantai tersebut cukup bagus dan tidak ada masalah dalam
melakukan panggilan.

Gambar 18. Hasil RxLev Dedicated

Gambar 19 menunjukkan hasil RxQual setelah dilakukan walktest. Dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa tingkat kualitas sinyal penerima untuk operator XL di Lantai 2 Lippo Mall
Puri secara keseluruhan bagus dan tidak ada gangguan.

Gambar 19. Hasil RxQual

Gambar 20 menunjukan hasil pengukuran SQI sinyal 2G setelah dilakukan walktest.


Gambar tersebut mendapatkan hasil bahwa kualitas suara ketika MS dalam keadaan dedicated
untuk operator XL di Lantai 2 Lippo Mall Puri bagus dan tidak ada gangguan.

Gambar 20. Hasil SQI

V. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan selama Kuliah Kerja Praktek (KKP) berlangsung, didapat
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan walk test, sebaiknya mempelajari dahulu floor plan gedung untuk
menentukan titik awal walk test.
b. Dalam melakukan walk test selalu memperhatikan kondisi kabel penghubung handphone
dengan laptop yang digunakan agar dalam proses perekaman yang dilakukan software
TEMS tidak terputus.
c. Pengukuran walk test dilakukan secara berkala sesuai dengan panduan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Kurniawan Usman, Uke . 2008. Pengantar Ilmu Telekomunikasi. Tasikmalaya:


Informatika
Rachmawan, Harry. 2007. Simulasi Cakupan Sistem IBC (In-Building Coverage) Pada
Komunikasi GSM. Tugas Akhir pada Universitas Diponegoro Semarang.
Rakhmad, Fendy Yulian. 2012. Drive Test GSM Pada Penanganan Costumer Complain
PT Nexwave Regional Jawa Tengah Yogyakarta Divisi HCPT (Three) Semarang.
Makalah Seminar Kerja Praktek pada Universitas Diponegoro Semarang.
Adiyaksa, Gilang dan Hidayah. 2012. Aplikasi Picocell di Dalam Gedung Oleh PT. XL
Axiata, Tbk.. Makalah Seminar Kerja Praktek pada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai