Hipertensi dalam kehamilan menjadi penyulit 5-10% dari semua kejamilan. WHO secara
sistematis menggambarkan angka mortalitas di seluruh dunia. Pada negara berkembang, 16%
kematian pada maternal disebabkan karena kelainan hipertensi. Angka mortalitas tersebut lebih
besar dari 3 penyebab lainnya : perdarahan (13%), aborsi (8%), dan sepsis (2%).
Klasifikasi
Pembagian klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High Blood
Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001,
ialah:
1. Hipertensi kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
4. Hipertensi gestasional.
Penjelasan Tambahan
1. Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolic > 140/90 mmHg. Pengukuran
tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan
darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik > 15 mmHg sebagai
parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.
2.
Proteinuria ialah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama dengan >
1+ dipstick
3.
Preeklampsia Ringan
Definisi
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya
perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
Diagnosis
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi: sistolik/diastolik > 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik > 30 mmHg dan kenaikan
diastolik > 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.
Proteinuria: > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik.
Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada
sehingga
mengurangi
vasospasme.
Peningkatan
curah
jantung
akan
meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta, dan memperbaiki kondisi
janin dalam rahim.
Pada preeklampsia tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi ginjal masih
normal. Pada preeklampsia, ibu hamil umumnya masih muda, berarti fungsi ginjal masih bagus,
sehingga tidak perlu restriksi garam.
Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4 6 g NaC1 (garam dapur) adalah cukup.
Kehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi pertumbuhan janin justru
membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. Bila konsumsi garam hendak dibatasi, hendaknya
diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu atau air buah.
Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, dan
roboransia pranatal. Tidak diberikan obat-obat diuretik, antihipertensi, dan sedatif. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal.
Menurut Williams, kehamilan preterm ialah kehamilan antara 22 minggu sampai < 37
minggu. Pada kehamilan preterm (< 37 minggu), bila tekanan darah mencapai normotensif,
selama perawatan, persalinannya ditunggu sampai aterm.
Sementara itu, pada kehamilan aterm (> 37 minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi
onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal
persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan; bila perlu memperpendek kala II.
Preeklampsia Berat
Definisi
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah 160/110 mmHg disertai
dengan proteinuria lebih dari 5g/24 jam atau +3 dengan tes kualitatif dipstick.
Diagnosis
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila kriteria preeklampsia dipenuhi dan
ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut:
Tekanan darah sistolik 160 mmHg, diastolik 110 mmHg dan tidak menurun
meskipun ibu hamil telah dirawat di rumah sakit dan menjalani perawatan tirah
baring.
proteinuria lebih dari 5g/24 jam atau +3 dengan tes kualitatif dipstick.
Oliguria, yaitu produksi urin < 500 cc/24 jam.
Kenaikan kadar kreatinin plasma.
Gangguan visus dan serebral dengan gejala penurunan kesadaran, nyeri kepala,
Sindrom HELLP
transmisi
neuromuskular.
Transmisi
neuromuskular
iv/kg/menit
(infus),
penelitian
adalah
Isradipin,
o Terjadi oligohidramnion.
Lab :
o Tanda Sindroma HELLP, khususnya penurunan trombosit
dengan cepat.
o Konservatif (ekspetatif)
Indikasi perawatan konservatif bila kehamilan preterm 37minggu tanpa
disertai tanda-tanda Impending Eclampsia dengan keadaan janin baik.
Pemberian pengobatan sama pada pengobatan secara aktif. Selama
perawatan
konservatif,
sikap
terhadap
kehamilannya
hanya
Eklampsia
Definisi
Definisi dari eklampsia adalah adanya kejang, yang tidak disebabkan oleh penyakit
neurologis (seperti epilepsi) dan memenuhi kriteria preeklampsia. Eklampsia bisa terjadi selama
kehamilan (eklampsia gravidarum), selama persalinan (eklampsia parturientum), dan post partum
(eklampsia puerperale). Late Postpartum eclampsia didefinisikan sebagai eklampsia yang terjadi
> 48 jam, tapi kurang dari 4 minggu setelah persalinan. Eklampsia dipercaya jarang terjadi > 48
jam paska persalinan.
Angka kejadian dari eklampsia antara lain terjadi 1 dari 1600 kehamilan. Angka
mortalitas berkisar 12 % pada ibu hamil di seluruh dunia. Dari penelitian yang pernah dilakukan,
paling sering terjadi pada ibu < 19 tahun (46,8%), gestasi pertama (80,85%), gestasi 37-42
minggu (72,34%), dan tipe eklampsia tersering adalah eklampsia antepartum/ eklampsia
gravidarum (70,21%).
Pada preeklampsia berat yang dibandingan dengan preeklampsia ringan, insiden dari
eklampsia meningkat 3 kali lipat. Pencegahan terjadinya kejang atau kejang berulang penting
untuk manajemen pasien preeklampsia untuk mengurangi kasus morbiditas dan mortalitas pada
maternal.
Patogenesis
11
Patogenesisnya belum dipahami dengan baik, tapi mungkin disebabkan karena hilangnya
vasodilatasi normal akibat peningkatan jumlah tromboksan, endotelin, aktivitas saraf simpatis,
stress oksidatif, dan penurunan produksi NO.
Patogenesis dari kejang eklampsia saat ini masih dicari dan dispekulasi. Beberapa teori
dan mekanisme etiologi telah dihubungkan dengan faktor penyebabnya, namun tidak ada satu
pun yang secara pasti membuktikannya. Beberapa mekanisme penyebab dari patogenesis dari
kejang eklampsia
serebri, dan perdarahan serebri. Meski bagaimanapun, masih tidak jelas apakah temuan ini
merupakan penyebab atau memiki hubungan dengan kejang.
Patologi otak pada eklampsia
Penyebab dari eklampsia tidak diketahui, dan masih banyak pertanyaan yang tidak
terjawab berhubungan dengan patogenesis kejang pada manifestasi serebri. Patologi otak yang
ditemukan dalam otopsi pada pasien yang meninggal karena eklampsia adalah adanya edema,
infark, perdarahan (perdarahan mikro dan perdarahan parenkim otak). Meski pasien eklampsia
memiliki manifestasi abnormalitas neurologis, termasuk kebutaan, defisit motorik fokal, dan
koma, namun kebanyakan tidak ada yang permanen. Hal ini mungkin berhubungan dengan efek
sementara dari hipoksia, iskemik, atau edema.
Diagnosis
Diagnosis dari eklampsia ditandai adanya hipertensi, proteinuria, dan kejang. Namun
meski bagaimanapun, wanita yang menderita eklampsia menggambarkan tanda yang bervariasi
dari hipertensi berat dan proteinuria berat sampai hipertensi minimal atau proteinuria minimal.
Diagnosis banding
Diagnosis banding dari eklampsia tampak pada gambar di bawah ini
12
Kejang
Kejang pada eklampsia adalah kejang generalisata. Kebanyakan kejang terjadi
antepartum, tapi bisa selama persalinan atau 48 jam postpartum (disebut postpartum eclampsia).
Kejang pada eklampsia bisa dibedakan dengan kejang tipe lainnya dengan tidak adanya riwayat
kejang sebelum kehamilan.
Fase-fase kejang pada eklampsia, antara lain :
Aura
o Terjadi kurang lebih 30 detik
o Gejala berupa mata terbuka, kelopak mata dan tangan bergetar.
Kejang tonik
o Kurang lebih 30 detik
o Seluruh otot menjadi kaku, tangan menggenggam, pernafasan berhenti dan
wajah mulai sianotik, dan lidah dapat tergigit.
Kejang klonik
o Berlangsung 1-2 menit
o Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat.
Koma
o Lama ketidaksadaran berbeda-beda
o Secara perlahan penderita menjadi sadar kembali
13
Resusitasi
MgSO4 ( 4 gram dalam 10-15 menit) diikuti dengan infus (1-2 gram/ jam)
untuk 24-48 jam. Tidak perlu mengukur Mg serum apabila fungsi ginjal
masih normal.
Pada kasus dengan kejang berikutnya, berikan 2-4 gram MgSO4 iv dalam
10 menit
Infus magnesium tidak boleh diberikan > 12 jam pada pasien dengan
oliguria atau gangguan renal dan Mg serum harus dimonitor.
Kontrol hipertensi
14
periode
postpartum
terdapat
mobilisasi
cairan
ekstraselular
sehingga
16
17
Cerebrovaskular (18%)
Psikosis (6,6%)
IUGR
Prematur (69%)
Prognosis
Prognosis dari eklampsia didasarkan pada kriteria Eden. Prognosisnya dikatakan buruk
bila memenuhi salah satu dari kriteria berikut ini :
Daftar Pustaka
19
1. Cunningham, F. Gary et al, editors. Williams Obstetrics. 23rd Edition. New York: McGrawHill; 2010.
2. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
3. Abalos E, Duley L, Steyn DW, Henderson-Smart DJ. Antihypertensive drug therapy for mild
to moderate hypertension during pregnancy (Cochrane Review). In: The Reproductive
Health Library, Issue 10, 2007.
4. Norman JC, Davison JM. Preeclampsia and pregnant women with chronic hypertension and
renal disease, Belfort MA, ed. Thornton S, Saade GR, Marcel Dekker, Inc. New York, 2003,
123
5. Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High
Blood Pressure in Pregnancy, 2000.
6. Greene MF. Magnesium Sulfate for Eclampsia. New England Journal of Medicine 2003;
348:3.
7. Lowe AS, et al. Guidelines for the Management of Hypertensive Disorders of Pregnancy.
Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology 2009; 49: 242246.
8. Sibai BM. Diagnosis, Prevention, and Management of Eclampsia. The American College of
Obstetricians and Gynecologists 2005; 105 : 2.
9. Moodley J, Kalane G.0A Review of the Management of Eclampsia: Practical Issues.
Hypertension in Pregnancy, 2006; 25:4762.
10. Dayicioglu V, et al. The Use of Standard Dose of Magnesium Sulfate in Prophylaxis of
Eclamptic Seizures. Hypertension In Pregnancy 2003; 22: 257-265.
20