Fdasfasfaasvas
Fdasfasfaasvas
Disusun oleh :
Yanita Gea Nurillah
G4A014006
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
CONGESTIVE HEART FAILURE
Disusun oleh :
Yanita Gea Nurillah
G4A014006
Desember 2014
Dokter Pembimbing :
BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung Gagal
jantung adalah suatu kondisi patofisiologi, dimana terfapat kegagalan jantung
memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan. Suatu definisi objektif yang
sederhana untuk menentukan batasan gagal jantung kronik hampir tidak mungkin
dibuat karena tidak terdapat nilai batas yang tegas pada disfungsi endotel.
Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit, 4,7%
wanita dan 5,1% laki-laki. Di Eropa insiden gagal jantung dalam setahun
diperkirakan 0,42 perseribu penderita pertahun dan meningkat pada usia yang lebih
lanjut. Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena
semakin bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan
infark miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan
fungsi jantung. Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya
keadaan klinis serta tidak spesifik serta hanya sedikit tanda tanda klinis pada tahap
awal penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung
secara dini serta perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis, kualitas
hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan
meningkatkan kelangsungan hidup.
BAB II
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Status
Pekerjaan
Tanggal masuk
Tanggal pemeriksaan
No CM
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. M
49 tahun
Perempuan
Pasir RT 02/03, Ayah, Kebumen
Islam
Menikah
Ibu rumah tangga
19 November 2014
21 November 2014
00916091
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : sesak napas
Keluhan Tambahan
Perut tegang, penurunan frekuensi buang air kecil dan volume urin, lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Margono Soekarjo pada tanggal 19
November 2014 dengan keluhan sesak napas. Sesak napas tersebut sudah
dirasakan kurang lebih 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan dirasakan
semakin memberat. Sesak napas bersifat hilang timbul dan biasanya dirasakan
pada malam hari dan keluhan semakin memberat pada saat pasien beraktivitas
seperti berjalan jauh dan menaiki tanjakan. Sesak napas pada pasien dirasakan
seperti tertindih sesuatu. Sesak napas tersebut agak berkurang apabila pasien
beristirahat dan tidur dengan posisi setengah duduk dengan menggunakan 2-3
bantal. Selain sesak napas, pasien mengeluhkan mudah lelah jika beraktivitas
agak berat dari biasanya. Pasien juga mengeluhkan perut terasa kembung dan
tegang. Selain itu pasien mengeluhkan frekuensi buang air kecil yang menurun
dengan volume urin yang semakin sedikit. Keluhan ini dapat terjadi karena pasien
juga merasa mual dan muntah jika makan atau minum kurang lebih 1 minggu
sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki yang semakin
membengkak.
Riwayat Penyakit Dahulu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
: diakui
: diakui
: disangkal
: diakui
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan di bangsal Asoka kamar 7 RSMS, 21 November 2014.
1. Keadaan umum : tampak sesak
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Vital sign
Tekanan Darah
: 180/100 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
Respiration Rate
: 30 x/menit
Suhu
: 360C
4. Status generalis
a. Pemeriksaan kepala
1) Bentuk kepala
Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (-/-)
2) Rambut
Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan terdistribusi merata
3) Mata
Simetris, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
4) Telinga
Discharge (-), deformitas (-)
5) Hidung
Pemeriksaan
Ekstremitas
Edema
Sianosis
Akral dingin
superior
Dextra Sinistra
+
+
-
Ekstremitas inferior
Dextra
+
-
Sinistra
+
-
Reflek fisiologis
Reflek patologis
+
-
+
-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium darah tanggal 21 November 2014
Darah lengkap :
Hemoglobin
: 10,3 g/dl
Leukosit
: 9120 /Ul
Hematokrit
: 31%
Eritrosit
: 3,6 10e6/uL
Trombosit
: 226.000 /Ul
Ureum
: 144,5 mg/dl
Kreatinin
: 3,56 mg/dl
Natrium
: 137 mmol/L
Kalium
Klorida
b. Foto torax AP
: 6,3 mmol/L
: 108 mmol/L
+
-
+
-
Cardiomegali
Gambaran edema pulmonum
Efusi pleura dupleks
c. EKG
E. RESUME
1. Anamnesis
a. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
b. Dyspnea deffort
c. Orthopnea
d. Mudah lelah
e. Batuk berdahak malam hari
f. Penurunan frekuensi buang air kecil dan penurunan volume urin
: tampak sesak/CM
: 150/90 mmHg
: 28 x/menit
: venektasi temporal +/+
: anemis +/+
: JVP 5+4 cm
: sonor pada apek redup pada basal
: ronkhi basah halus +/+
: Ictus Cordis tampak di SIC VI 2 jari lateral LMCS
Pul epigastrium (-).
: Ictus Cordis teraba pada SIC VI 2 jari lateral LMCS
CHF
CKD Grade V
G. TERAPI
Farmakologis:
- O2 4 lpm (NK)
- IVFD NaCL 0,9% 10 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2x1g iv
- Inj. Ranitidin 2x1 ampul iv
- Inj. Furosemid 3x2 ampul iv
- PO Cedocard 2,5mg/jam
- PO Irbesartan 1x500mg tab
b. Non farmakologis:
- Tirah baring
- Posisi tidur setengah duduk
- Diet rendah garam
- Diet rendah serat
H. PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad malam
Ad sanationam
: dubia ad malam
Ad functionam
: dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
adalah
ketidakmampuan
jantung
untuk
aritmia
menunjukkan
atrial
maupun
hipertrofi
aritmia
ventrikel
ventrikel.
kiri
Ekokardiografi
berhubungan
kuat
yang
dengan
dapat
berefek
secara
langsung pada
jantung,
Penegakan Diagnosis
a Manifestasi klinis (Joewono, 2002)
1 Paroksismal nokturnal dispnea
- Serangan sesak napas berat dan batuk pada malam hari, biasanya
-
membangunkan pasien
Batuk dan mengi sering bertahan bahkan dengan duduk tegak.
bronkospasme
Respirasi Cheyne-Stokes
- Respirasi respirasi periodik atau siklik
- Umum di gagal jantung maju dan biasanya berhubungan dengan
Kriteria Framingham
Kriteria mayor
Kriteria minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Edema malleolus bilateral
Distensi vena leher
Dyspnea pada exersi biasa
Krepitasi
Takikardia(.120/min)
S3 gallop
Batuk nocturnal
Kardiomegali (rasio kardiotorak . Hepatomegaly
50% pada rontgen torak)
Edema pulmonal akut
Efusi pleura
Reflux hepatojugular
Penurunan dalam kapasitas vital
dalam 1/3 dari maksimal
Peningkatan tekanan vena sentral
(.16cmH2O pada atrium kanan)
Penurunan berat badan .4,5kg
dalam 5 hari sebagai respon
terhadap pengobatan
Diagnosis gagal jantung kongestif mensyaratkan minimal 2 kriteria
mayor atau satu kriteria mayor disertai 2 kriteria minor. Kriteria minor
tersebut dapat diterima jika kriteria minor tersebut tidak berhubungan
dengan penyakit
gambaran efusi pleura bilateral, tetapi bila unilateral, yang lebih banyak
terkena adalah bagian kanan (Joewono, 2002).
Pada elektrokardiografi 12 lead didapatkan gambaran abnormal
pada hampir seluruh penderita dengan gagal jantung, meskipun gambaran
normal dapat dijumpai pada 10% kasus. Gambaran yang sering didapatkan
antara lain gelombang Q, abnormalitas ST T, hipertrofi ventrikel kiri,
bundle branch block dan fibrilasi atrium. Bila gambaran EKG dan foto
dada keduanya menunjukkan gambaran yang normal, kemungkinan gagal
jantung
sebagai
penyebab
dispneu
pada
pasien
sangat
kecil
300
pg/ml.
Pemeriksaan
radionuklide
atau
multigated
Patofisiologi
Gagal jantung merupakan kelainan multisitem dimana terjadi
gangguan pada jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf
simpatis serta perubahan neurohormonal yang kompleks. Pada disfungsi
sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya
penurunan cardiac output. Hal ini menyebabkan aktivasi mekanisme
kompensasi neurohormonal, sistem Renin Angiotensin Aldosteron (sistem
RAA) serta kadar vasopresin dan natriuretic peptide yang bertujuan untuk
memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung dapat terjaga.
Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac
output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas
didpatkan
pada
pemberian
diuretik
yang
akan
menyebabkan
peptide
vasokonstriktor
yang
poten
menyebabkan
efek
Telah
dikembangkan
endotelin-1
antagonis
sebagai
obat
bahan-bahan farmakologis.
Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi
diuretik, diet dan istirahat.
compliance paru.
Diet rendah garam, bertujuan untuk mengurangi preload dan
mengurangi retensi air dan natrium.
kelemahan umum.
Terapi Vasodilator
Obat-obatan vasoaktif
merupakan
pengobatan
utama
pada
penumpukan
cairan
yang
DAFTAR PUSTAKA
Suwitra, K. 2009. Penyakit Ginjal Kronik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Interna Publishing.
Wilson, L.M. 2005. Gagal Ginjal Kronik dalam Patofisiologi (Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit Edisi 6). Jakarta: EGC.