Dosen Pengampu: Suhartono, M.kom.
Disusun Oleh :
Febrilia Ayu Rosalina (09650222)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin lama, semakin banyak jenis pekeejaan dan begitu pula
menandakan bahwa semakin meningkat bentuk ilmu pengetahuan. Dan
kompetensi untuk menguasai secara mahir juga semakin ketat. Maka dari itu,
persaingan unttuk mendapatkan posisi teratas dalam profesi semakin ketat. Untuk
itu, kebanyakan lembagalembaga atau perusahaan mencari individu kompeten
untuk dapat memajukan dan menguntungkan bagi lembaga atau perusahaan
tersebut.
Saat ini, ukuran kompetensi suatu individu diukur dari karyakarya lain
dari yang dihasilkan diluar profesinya, tapi masih berkaitan dengan profesinya.
Selain itu, diukur dari kemajuan yang dilakukan untuk lembaga itu atau
perusahaan itu.
Dalam dunia hukum, juga membutuhkan individuindividu yang dapat
memajukan keadilan hukum. Terlebih dalam profesi hakim, yang membutuhkan
keprofesionalisan dalam menentukan kebenaran dan keadilan hukum. Maka dari
itu makalah ini penulis beri judul “Profesinalisme Hakim” karena hakim benar
benar berpengaruh besar dalam dunia hukum.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Profesionalisme
1.2.2. Suatu Bentuk Profesionalime Hakim
1.3. Tujuan
1.3.1. Memberikan penjelasan tentang profesionalisme
1.3.2. Memberikan penjelasan tentang bentukbentuk profesionalisme hakim
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Profesionalisme
Profesionalisme adalah bentuk dari penjawaan intelaektual diri yang
berkembang dan berkompetensi pada profesi dan masih mengutamakan etika
etika, sehingga tidak menyimpang dari norma dan peraturan yang ditetapkan.
Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifatsifat (kemampuan, kemahiran, cara
pelaksanaan sesuatu dan lainlain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada
atau dilakukan oleh seorang professional. Profesionalisme berasal daripada
profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme
adalah tingkah laku, kepakaran atau kualitas dari seseorang yang profesional
(Longman, 1987).
Ciriciri profesionalisme
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong
dirinya untuk mewujudkan kerjakerja yang profesional. Kualitas
profesionalisme didokong oleh ciriciri sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati kemahiran
ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha
mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan
mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian
tersebut. Yang dimaksud dengan “kemahiran ideal” ialah suatu perangkat
perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara pemikiran profesonalisme
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk
selalu meningkatkan dan memelihara pola piker profesionalisme melalui
perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai
bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap
tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional
yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya.
4. Mengejar kualiti dan citacita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang
dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga
dan percaya diri akan profesionnya.
2.2. Suatu Bentuk Profesionalime Hakim
Hakim dalam melaksanakan tugasnya harus mempunyai tingkat
pemahaman hukum positif yang baik serta memperhatikan Pedoman Perilaku
Hakim (PPH). Ada beberapa prinsip dasar PPH. Di antaranya, hakim harus
berperilaku jujur, adil, berintegritas tinggi, profesional, dan berwibawa.
Prinsip dasar inilah yang harus dijunjung hakim dalam menjalankan tugas
maupun berinteraksi sosial. Jika hakim dalam melaksanakan tugasnya maupun
berinteraksi sosial melanggar PPH dimaksud, menjadi tugas Komisi Disiplin
untuk menegakkan aturan itu.
Hakim Spesialis di pengadilan negeri, pengadilan tinggi, maupun MA,
hakim dapat menangani beberapa macam kasus sesuai dengan surat penetapan
ketua pengadilan/ketua MA.Di pengadilan negeri, misalnya, seorang hakim pada
hari yang sama dapat menangani perkara perdata dan perkara pidana.
Demikian pula hakim agung yang berasal dari Pengadilan Agama atau
Tata Usaha Negara menangani perkara kepailitan atau perkara pidana. Luar biasa
hakim tersebut, tetapi bagaimana putusannya, terutama dalam ratio
decidendinya?
Itu yang memprihatikan.Banyak kasus yang dapat diketengahkan.
Misalnya, perkara kepailitan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Tempo yang
diputus MA. Hakim agung yang memeriksa perkara tersebut kurang mempunyai
kemampuan hukum kepailitan atau hukum pidana sehingga putusan itu
menunjukkan kekurangpahaman atas normanorma hukum yang berlaku dalam
perkara tersebut.
MA perlu mencetak atau membentuk hakimhakim spesialis, yang tidak
seperti sekarang. Dalam pendidikan caloncalon hakim/hakim, MA dapat menilai
kemampuan hakim/calon hakim tersebut. Jika calon hakim/hakim itu mempunyai
kemampuan dalam bidang hukum pidana, hakim tersebut diberikan tugas khusus
untuk memeriksa perkara pidana saja, tidak untuk perkara lain. Jika sudah
ditetapkan menjadi hakim pidana, janganlah dipindahpindah untuk menangani
kasus yang lain.
Demikian pula, ketua pengadilan dalam menetapkan majelis hakim harus
memperhatikan kemampuan individual hakim.Putusan hakim akan
mencerminkan tingkat kemampuan majelis hakim. Alangkah ironisnya jika ratio
decidendinya tidakmencerminkan kemampuan intelektualnya.
Yang tidak kalah penting, ketua pengadilan mengupayakan majelis hakim
yang tetap. Banyak sidang ditunda karena anggota majelis hakim masih
mengikuti sidang dalam majelis hakim lain.Masingmasing pengadilan
hendaknya membuat jadwal sidang dan jadwal tersebut disampaikan ke penuntut
umum, penggugat, serta tergugat. Hal itu dimaksudkan agar pihak yang terkait
mengetahui dan terikat dengan jadwal tersebut.Ketentuan itu akan mengeliminasi
persidangan yang molor.
DAFTAR PUSTAKA
www.gatra.com/komentar diakses 10 April pukul 13.56
http://fapertaunswagati.com/pdf diakses 10 April pukul 13.56
http://ms.wikipedia.org/wiki/Profesionalisme diakses 10 Aprill 2010 pukul 14.00
www.allbloggr.com/search/menciptakan+profesionalisme+hakim diakses 10 April
pukul 14.00
www.badilag.net/index.php diakses 10 April 2010 pukul 14.00