PERBEDAAN
RJPO 2005 VS 2010
ALGORITMA
BRADIKARDI
ALGORITMA
TAKIKARDI
CARA KERJA
FENTANIL
ATROPIN
Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik
secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh
atropine dalam dosis kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau
agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. Hal ini
menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat
ikatan. Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah
aksi seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenililsiklase yang di
akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya.
Efektifitas obat muskarinik bervariasi dan bergantung pada
jaringan yang di tuju. Jaringan yang memiliki kesensitifan tinggi
terhadap atropine adalah kelenjar ludah ,bronkial dan kelenjar
keringat. Atropine sangat selektif terhadap reseptor muskarinik.
Penggunaan Atropine terhadap mata dapat menimbulkan efek
pelebaran pupil dan berkurangnya akomodasi .
ANTIKOLINERGIK
Mekanisme kerjanya pada umumnya mengadakan penghambatan pada
tempat yang dipersarafi oleh serabut postganglion kolinergik, dimana
asetil kolin sebagai neurotrasmitor. Sebagai contoh penggunaan atropin
sulfat atau obat lain mirip atropin.
Atropin digunakan sebagai premedikasi anestesi dengan tujuan utama
adalah menekan produksi air liur dan sekresi jalan nafas jugs mencegah
reflek yang menimbulkan gangguan jantung atau mencagah timbulnya
bradikardi. Walaupun begitu pemeberian atropin berpengaruh pada
susunan saraf pusat merangsang medulla oblongata, pada mata
menyebabkan midriasis, saluran nafas mengurai sekret hidung
,mulut,faring dan bronkus, pada jantung merangsang n.vagus sehingga
bardikardi tidak nyata, saluran cerna adanya penghambatan peristaltik
usus dan lambung, otot polos akan terlihat adanya dilatasi pada ginjal,
ureter dan kandung kencing, sehingga kemungkinan retensi urine , pada
uterus tidak nyata, pada kelenjar eksokrin yang paling nyata adalah pada
kelenjar liur.