Anda di halaman 1dari 24

KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS

VOL. VIII NO.02/II/P3DI/JANUARI/2016

PERSPEKTIF YURIDIS PENANGANAN


ORGANISASI KEMASYARAKATAN GAFATAR
Harris Y. P. Sibuea

HUBUNGAN POLITIK TAIWAN-TIONGKOK


PASCA TERPILIHNYA PRESIDEN BARU TAIWAN
Sita Hidriyah

MELAWAN TERORISME MELALUI SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN


Yulia Indahri

DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK


TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Lisnawati

FENOMENA TANDA PAGAR (TAGAR) KAMI TIDAK TAKUT


Ahmad Budiman

PUSAT PENELITIAN - BADAN KEAHLIAN DPR RI

TENTANG INFO SINGKAT 2016

Info Singkat terbit sejak tahun 2009


dan hadir dua kali sebulan. Buletin ini
memuat artikel dari 5 bidang pengkajian
di Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI. Topik yang diangkat bersifat aktual
dan dikaji secara praktis untuk menjadi
perhatian DPR RI.

PENANGGUNG JAWAB

Segala opini/pandangan yang tertuang


di dalam buletin ini adalah murni milik
penulis dan tidak mewakili opini/
pandangan DPR RI atau Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI.

PENYUNTING/EDITOR

Hak cipta dilindungi oleh undangundang.


Dilarang
mengutip
atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi
tulisan ini tanpa izin penerbit.

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI


Gedung Nusantara I Lt. 2
Jl. Jenderal Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
5715409
5715245
infosingkat2014@gmail.com

http://pengkajian.dpr.go.id

02

Dr. Indra Pahlevi, S.I.P., M.Si.

Kepala Pusat Penelitian - Badan Keahlian DPR RI

PEMIMPIN REDAKSI
Sulasi Rongiyati, S.H., M.H.

Dr. Lili Romli, M.Si.


Novianto Murti Hantoro, S.H., M.H.

REDAKTUR PELAKSANA
Sulasi Rongiyati, S.H., M.H.
Sri Nurhayati Qodriyatun, S.Sos., M.Si.
Achmad Sani Alhusain, S.E., M.A.
Elga Andina, S.Psi., M.Psi.
Marfuatul Latifah, S.H.I., L.L.M.
Rizki Roza, S.I.P., M.Si.
Edmira Rivani, S.Si., M.Stat.
Dewi Sendhikasari D., S.I.P., M.P.A
Sita Hidriyah, S.Pd., M.Si.

TATA LETAK
Teddy Prasetiawan, S.T., M.T.
T. Ade Surya S.T., M.M.

@infosingkat2015

http://scribd.com/Info Singkat

Vol. VIII, No. 02/II/P3DI/Januari/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

PERSPEKTIF YURIDIS PENANGANAN


ORGANISASI KEMASYARAKATAN GAFATAR
Harris Y. P. Sibuea*)

Abstrak
Organisasi Kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendapat
banyak sorotan berkaitan dengan kasus laporan orang hilang, dugaan aliran sesat,
sampai dengan pengusiran anggota Ormas tersebut di beberapa daerah. Penanganan
terhadap Ormas Gafatar terkendala dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi
terkait pengujian UU Ormas yang mengakibatkan Kementerian Dalam Negeri
kesulitan melakukan pengawasan terhadap ormas yang tidak berbadan hukum.
Penyelesaian permasalahan ini perlu memperhatikan 5 (lima) faktor penegakan
hukum, yaitu hukum, penegak hukum, sarana dan prasarana, masyarakat, serta
budaya. Sebagai wujud fungsi pengawasan, DPR RI, khususnya melalui komisi
terkait perlu melakukan Rapat Kerja dengan Pemerintah untuk menemukan solusi
penanganan permasalahan Ormas Gafatar ini.

Pendahuluan

melakukan pengusiran terhadap mantan


anggota Gafatar yang bermukim di Kabupaten
Mempawah, Kalimantan Barat. Keberadaan
Ormas Gafatar seakan lepas dari pengawasan
pemerintah Indonesia, khususnya Kemendagri
selaku pemegang wewenang dalam pendataan
ormas guna menciptakan ketertiban bagi warga
negara Indonesia dalam menjalankan hak
berserikat dan berkumpul.

Permasalahan ormas terlarang sudah


sering ada di Indonesia. Mulai dari Salamullah
(Lia Eden), Al-Qiyadah al-Islamiyah, Surga
Adn, Satrio Piningit Weteng Buwono, sampai
pada Organisasi Kemasyarakatan Gerakan
Fajar Nusantara (Ormas Gafatar) yang diduga
merupakan aliran sesat. Saat ini keberadaan
Gafatar sudah sangat meresahkan masyarakat
Indonesia. Banyak laporan dari masyarakat
bahwa beberapa anggota keluarga mereka
hilang terkait dengan Gafatar.
Setelah ramainya pemberitaan atas orang
hilang yang diduga direkrut oleh Gafatar,
masyarakat menuntut penegakan hukum
terhadap Ormas Gafatar yang melakukan
perekrutan tersebut. Selain itu, keresahan
masyarakat juga mendorong masyarakat

Ormas Gafatar
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo,
menjelaskan sejarah terbentuknya Ormas
Gafatar dimulai dari perpecahan antara Ahmad
Mussadek dan Panji Gumilang, yang keduanya
adalah anggota Negara Islam Indonesia (NII).
Setelah perpecahan kongsi itu, Panji Gumilang

*) Peneliti Muda pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: harris.sibuea@dpr.go.id, harris_sibuea@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-1-

mendirikan ormas baru bernama Negara


Islam Malaya (NIM). Sementara Mussadek
mendirikan Al-Qiyadah al-Islamiyah yang
kemudian berganti nama menjadi Komunitas
Milah Abraham (Komar). Komar tidak
bertahan lama, apalagi setelah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa
ormas ini sesat. Diperkuat lagi dengan putusan
pidana empat tahun terhadap pimpinannya
Ahmad Mussadek pada 2009 lalu. Selanjutnya
untuk menghilangkan jejak, ormas tersebut
berganti nama menjadi Ormas Gafatar yang
dipimpin Mahful Muis M. Tomanurung dengan
berkedok kegiatan yang bersifat sosial.
Pola perekrutan Gafatar tergantung
target sasaran yang ingin direkrut, termasuk
diantaranya melakukan pendekatan melalui
bakti sosial yang bisa menarik simpati
masyarakat.
Bagi
mahasiswa,
Gafatar
melakukan perekrutan melalui halaqah,
pertemuan terbatas, atau pengajian kecil.
Mahasiswa yang direkrut pada umumnya
adalah mereka yang pengetahuan agama masih
awam sehingga ketika dikenalkan dengan suatu
aliran pemikiran dan gerakan tertentu tidak
menolak dan mudah menerima. Bagi pekerja
profesional, Gafatar cenderung memanfaatkan
tingkat pemahaman keagamaan yang terbatas.
Tidak heran jika Gafatar diikuti oleh mereka
yang dinilai mapan secara intelektual dan
finansial. Selain itu, perekrutan yang dilakukan
oleh Gafatar juga tidak tertutup bagi orang yang
secara ekonomi lemah dengan iming-iming
akan diberikan pekerjaan dengan upah yang
tinggi.
Yudhistira, Mantan Ketua Gafatar Daerah
Istimewa Yogyakarta, memberikan keterangan
terkait perolehan dana organisasi Gafatar yakni
dana tidak dari pihak luar, namun seluruh
dana kegiatan organisasi diperoleh dari iuran
anggotanya dan berasal dari warga kampung
tempat kegiatan tersebut dilakukan.
Pada tanggal 2 November 2011 Ormas
Gafatar pernah mengajukan pendaftaran
ke Kesbangpol Kemendagri untuk disahkan
menjadi ormas, namun ditolak. Begitu
seterusnya hingga tiga kali mengajukan namun
tetap ditolak oleh Kesbangpol. Kemudian,
pada tanggal 5 April dan 30 November 2012,
Dirjen Kesbangpol membuat surat kepada
para Kesbangpol provinsi dan kabupaten/
kota untuk tidak mengeluarkan SKT (Surat
Keterangan Terdaftar) kepada Ormas Gafatar
dan agar melakukan pengawasan dan
pemantauan aktivitas ormas tersebut. Dengan
begitu, sebenarnya pihak Kemendagri telah

mengantisipasi bahaya dari Ormas Gafatar ini.


Namun, apabila terdapat Kesbangpol daerah
yang mengeluarkan izin bagi Ormas Gafatar
sebelum 2012 hal tersebut dianggap wajar,
karena pada saat itu belum ada surat edaran
Dirjen Kesbangpol Kemendagri.

Penegakan Hukum
Secara umum penegakan hukum dapat
diartikan sebagai tindakan menerapkan
perangkat sarana hukum tertentu untuk
memaksakan sanksi hukum guna menjamin
taatnya terhadap ketentuan yang ditetapkan.
Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum
adalah suatu proses untuk mewujudkan
keinginan-keinginan hukum yaitu pikiranpikiran badan pembuat undang-undang yang
dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum
menjadi kenyataan. Secara konsepsional,
inti dan arti penegakan hukum terletak pada
kegiatan menyerasikan hubungan nilainilai yang terjabarkan di dalam kaedahkaedah yang baik dalam serangkaian nilai
untuk
menciptakan,
memelihara,
dan
mempertahankan kedamaian pergaulan hidup
(Satjipto Rahardjo, 1983; 24).
Soerjono Soekanto menjelaskan 5 (lima)
faktor penegakan hukum yang saling berkaitan
satu dengan lainnya, yakni (Soerjono Soekanto,
1983; 5):
1. Hukum
Pasal 28 E ayat (3) UUD Tahun 1945
berbunyi Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. Oleh karena itu, setiap orang yang
mendirikan ormas dalam rangka mewujudkan
kebebasan
berserikat
dan
berkumpul,
dilindungi
oleh
konstitusi.
Pengaturan
mengenai ormas diatur dalam UU No. 17 Tahun
2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
(UU Ormas). Pasal 16 ayat 1, 2 dan 3) UU
Ormas mengatur mengenai pendaftaran ormas
dilakukan dengan pemberian Surat Keterangan
Terdaftar (SKT). SKT diberikan secara
berjenjang sesuai lingkupnya, yaitu nasional,
provinsi ataupun kabupaten/kota. Berdasarkan
SKT, Pemerintah dapat melakukan pengawasan
terkait dengan kegiatan yang dilakukan ormas.
Ketentuan tersebut dibatalkan melalui
Putusan MK Nomor 82/PUU-XI/2013 pada
tanggal 23 Desember 2014. Pasal 16 ayat (3)
yang mengatur klasifikasi ormas berdasarkan
lingkup pendaftaran, bertentangan dengan
UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat, sehingga ormas yang tidak berbadan
-2-

hukum dan ingin mendaftarkan diri kini dapat


melakukan pendaftaran ormasnya di tempat
kedudukan ormas yang bersangkutan tanpa
perlu adanya surat keterangan terdaftar baik
dari bupati/walikota, gubernur, maupun
menteri.
Berdasarkan Putusan MK tersebut,
kebebasan berserikat dan berkumpul yang
dilakukan setiap warga negara Indonesia dapat
dilakukan tanpa perlu melakukan pendaftaran
di tempat kedudukan ormas bersangkutan.
Hal tersebut tentu berlaku juga bagi Ormas
Gafatar sehingga Ormas Gafatar dapat langsung
menjalankan tujuan dan kegiatannya tanpa
dapat diawasi oleh Kemendagri karena tidak
terdaftar. Selain itu, Putusan MK tersebut
mengakibatkan
Kemendagri
kesulitan
mengawasi ormas yang tidak berbadan hukum
melaksanakan tujuan dan kegiatannya tanpa
ada pendaftaran kepada Kemendagri, gubernur,
atau bupati/walikota.
Jika dilihat Ormas Gafatar diduga
merupakan aliran sesat dan menyesatkan maka
seharusnya ditangani oleh tim Pengawasan
Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam
Masyarakat (PAKEM). Tim PAKEM Pusat
yang terdiri dari kepala Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama, Dirjen Politik dan
Pemerintahan Umum Kementerian Dalam
Negeri, Dirjen Pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Mabes TNI,
Mabes Polri, Deputi BIN, dan Forum
Kerukunan Umat Beragama telah melakukan
koordinasi dan mengkaji Ormas Gafatar pada
tanggal 12 Januari 2016.
Dalam rapat PAKEM Pusat itu,
disimpulkan bahwa Ormas Gafatar terindikasi
melakukan penodaan agama, karena ajarannya
menyimpang dari ajaran agama Islam dan
Kristen. Tim PAKEM merekomendasikan
kepada Jaksa Agung, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri untuk melakukan
pelarangan terhadap Ormas Gafatar. Namun,
Tim PAKEM terlebih dahulu akan meminta
fatwa pada Majelis Ulama Indonesia (MUI)
terkait ajaran Gafatar.

Polda DIY telah menerima sedikitnya 40


(empat puluh) laporan orang hilang. Fokus
pencarian orang hilang yang dilakukan di Pulau
Kalimantan, karena berdasarkan data saat
diketemukannya dr. Rica yang diduga pengikut
Ormas Gafatar, beberapa wilayah di pedalaman
Kalimantan menjadi lokasi eksodus kelompok
Gafatar.
Pemerintah
melalui
kementerian
terkait
juga
telah
melakukan
upaya
penanganan kasus Ormas Gafatar. Melalui
Surat Kemendagri tertanggal 14 Januari
2016 yang dilayangkan kepada semua kepala
daerah, Kemendagri meminta semua kepala
daerah mengoptimalkan peran forum-forum
masyarakat sebagai langkah antisipasi terhadap
aktivitas ormas yang mengganggu kenyamanan
masyarakat. Kemendagri juga meminta kepala
daerah membina dan mengawasi ormas
dengan memberdayakan penyuluh agama dan
lembaga keagamaan di daerah untuk mencegah
penyebaran aliran sesat melalui gerakan sosial.
3. Sarana dan fasilitas (prasarana) yang
mendukung penegakan hukum
Faktor sarana dan fasilitas pendukung
mencakup
perangkat
lunak
misalnya
pendidikan, pelatihan, dan lain sebagainya;
misalnya perangkat keras misalnya hal-hal
yang berkaitan dengan peralatan kantor. Semua
perangkat tersebut harus tersedia memadai
guna berhasilnya penegakan hukum.
Anggaran sebagai bagian dari sarana dan
fasilitas untuk pengawasan yang dilakukan
Kemendagri di tingkat pusat, gubernur dan
bupati/walikota di tingkat daerah terhadap
pergerakan ormas di Indonesia juga perlu
ditingkatkan. Dengan anggaran yang memadai,
pengawasan terhadap ormas baik yang terdaftar
maupun tidak terdaftar dapat dilaksanakan
dengan baik dan tepat sasaran, sehingga
penegakan hukum juga dapat terlaksana
dengan baik.
4. Masyarakat
Penegakan
hukum
berasal
dari
masyarakat
bertujuan
untuk
mencapai
kedamaian di dalam masyarakat. Masyarakat
menjadi faktor penentu dalam penegakan
hukum, sebab kesadaran hukum yang berujung
pada ketaatan hukum merupakan indikator
keberhasilan penegakan hukum. Prof. Dr.
Koentjoro, ahli psikologi sosial Universitas
Gajah Mada,
menjelaskan Gafatar sering
melakukan pencucian otak kepada anggotanya.
Gafatar berupaya menanamkan ideologi dan

2. Penegak hukum
Upaya penanganan kasus Gafatar telah
dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia,
khususnya dalam menangani kasus orang
hilang terkait Gafatar. Irjen Nur Ali, Kapolda
Jawa Tengah, menjelaskan pihaknya masih
terus melakukan pencarian terhadap 54
warga asal Jawa Tengah yang hilang diduga
bergabung dengan Gafatar. Sementara itu
-3-

target tujuan kelompok. Membelokkan idealisme


masyarakat dari idealisme yang dipahami
selama ini dan menjanjikan kehidupan yang
lebih baik dengan menjadi bagian dari kelompok
Gafatar. Masyarakat perlu berpikir kritis dalam
menyikapi persoalan ini terutama dalam melihat
suatu fakta agar tidak hanya mengandalkan
asumsi. Masyarakat perlu berpikir kritis sebelum
mengambil keputusan bergabung dengan ormas
tertentu.

menemukan solusi penanganan Ormas Gafatar


serta membahas Putusan Mahkamah Konstitusi
yang membatalkan sebagian pasal UU Ormas.
Sehingga pemerintah, aparat penegak hukum,
dan masyarakat dapat melakukan pengawasan
yang lebih intensif, baik terhadap ormas
berbadan hukum maupun tidak berbadan
hukum.

Referensi
200 Keluarga Pengkikut Gafatar Tinggal di
Kalbar: Pengikut Asal Jatim Mengaku
Jadi Pekerja Rodi, Suara Pembaruan, 15
Januari 2016.
Cara Menghindari Gafatar, Republika, 15
Januari 2016.
Fakta Seputar Gafatar, Gerakan Fajar
Nusantara, https://beritagar.id/ artikel/
berita/fakta-seputar-gafatar-gerakan-fajarnusantara, diakses 19 Januari 2016.
Fatwa Gafatar Awal Februari, Republika, 18
Januari 2016.
Gafatar Menyimpang dari Agama Islam dan
Kristen, http://m.news.viva.co.id/news/
read/722750-gafatar-menyimpang-dariagama-islam-dan-kristen,
diakses
21
Januari 2016.
GAFATAR, Kekerasan Tidak Selesaikan
Masalah, Kompas, 20 Januari 2016.
Ini
Perjalanan
Sejarah
Terbentuknya
Gafatar, http://m.news.viva.co.id/news/
read/722668-ini-perjalanan-sejarahterbentuknya-gafatar, diakses 20 Januari
2016.
Satjipto Rahardjo. 1983. Masalah Penegakan
Hukum. Bandung: Sinar Baru..
Soerjono Soekanto. 1983. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Orang Hilang Direkrut Gafatar: Begini
Penjelasan Mantan Ketua Gafatar DIY Soal
Sumber Pendanaan Organisasi, http://
news.detik.com/berita/3117762/beginipenjelasan-mantan-ketua-gafatar-diy-soalsumber-pendanaan-organisasi, diakses 19
Januari 2016.
Ormas Gafatar: Mantan Anggota Gafatar
Dipantau, Kompas, 15 Januari 2016.
Pola
Perekrutan
Anggota
Gafatar
Dengan
Berbagai
Metode,
http://
www.cnnindonesia.com/nasion
al/20160113100600-12-103924/polaperekrutan-anggota-gafatar-denganberbagai-metode/, diakses 18 Januari 2016.

5. Faktor kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
sangat besar bagi manusia dan masyarakat
yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan
menentukan sikapnya jika mereka berhubungan
dengan orang lain.
Masyarakat
hendaknya
mempunyai
budaya yang baik dengan dapat menentukan
sikapnya untuk tidak bergabung dengan ormas
apapun termasuk Gafatar yang sangat bertolak
belakang dengan agamanya masing-masing.
Sikap peduli dari masyarakat untuk melapor
kepada aparat penegak hukum setempat
akan keberadaan Ormas Gafatar yang diduga
beraliran sesat merupakan salah satu penunjang
bekerjanya penegakan hukum. Masalah terkait
Gafatar tidak dapat diselesaikan melalui
kekerasan. Kini, yang dibutuhkan adalah
pemantauan dan pembinaan terhadap pengikut
dan mantan pengikut kelompok itu.

Penutup
Penanganan
Ormas
Gafatar
dapat
dilakukan dengan memenuhi 5 (lima) faktor
penegakan hukum yaitu hukum, penegak
hukum, sarana dan fasilitas, masyaraka,t serta
budaya. Jika salah satu dari kelima faktor
penegakan hukum itu lemah maka penegakan
hukum tidak berhasil. Faktor hukum dengan
menyinkronkan regulasi tentang ormas; faktor
penegak hukum dengan memaksimalkan
kinerja aparat penegak hukum; faktor sarana
dan prasarana dengan meningkatkan anggaran
untuk
pengawasan organisasi masyarakat
yang dilakukan oleh Kemendagri, gubernur,
dan
bupati/walikota;
faktor
masyarakat
dengan meningkatkan kesadaran hukum serta
pemikiran kritis terhadap keberadaan ormas,
serta faktor budaya dengan sikap peduli untuk
menentukan sikap akan keberadaan ormas.
DPR RI, khususnya Komisi terkait (Komisi
II, Komisi III, dan Komisi VIII) bersama dengan
Pemerintah perlu melakukan Rapat Kerja
terkait permasalahan Ormas Gafatar untuk
-4-

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Vol. VIII, No. 02/II/P3DI/Januari/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

HUBUNGAN POLITIK TAIWAN-TIONGKOK


PASCA TERPILIHNYA PRESIDEN BARU TAIWAN
Sita Hidriyah*)

Abstrak
Tsai Ing-Wen (Tsai) terpilih menjadi presiden wanita pertama Taiwan setelah berhasil
memenangkan pemilihan umum (pemilu) dengan perolehan suara sebanyak 56,1%.
Kemenangannya diperkirakan akan mendorong babak baru dalam upaya kemerdekaan
Taiwan dari Tiongkok, dan dapat berujung pada ketidakstabilan Tiongkok. Transisi
politik yang akan dilewati kedua wilayah menjadi perkembangan politik global
berkaitan pada kerjasama ekonomi dan perdagangan yang telah dilakukan. Masa
depan Tiongkok dan Taiwan akan diuji dengan jalan damai atau permusuhan yang
sepenuhnya bergantung pada pilihan Tsai sendiri. Walaupun Indonesia tidak menjalin
hubungan diplomatik dengan Taiwan, hubungan kedua negara diharapkan dapat terus
meningkat mengingat kerjasama ekonomi dan perdagangan yang terus mengalami
peningkatan.

Pendahuluan

hubungan timbal-balik untuk meyakinkan akan


tidak adanya provokasi. Siapapun yang menjadi
presiden Taiwan tentunya akan menentukan
jalan hubungan kedua negara. Kemenangan telak
yang membuat Tsai sebagai presiden perempuan
pertama di Taiwan membuktikan bahwa para
pemilih memalingkan dukungannya terhadap
penguasa terdahulu
dan partai lawan yang
menjalin hubungan lebih dekat dengan Tiongkok.

Negara Taiwan memasuki babak baru


dengan kepemimpinan presiden perempuan
yang baru terpilih. Tsai, pemimpin oposisi dari
Partai Progresif Demokratik (DPP) memenangi
pemilu pada 16 Januari 2016. Tsai juga menjadi
presiden perempuan pertama Taiwan sejak
memisahkan diri dari Tiongkok usai perang sipil
Tiongkok pada 1949. Namun Tsai juga akan
menghadapi tugas berat memimpin dengan
ratusan misil Tiongkok mengarah ke negaranya.
Tsai mengatakan ia akan menciptakan hubungan
yang konsisten serta langgeng dengan Tiongkok
dan tidak akan bersikap provokatif demi menjaga
keadaan sekarang yang tetap (status quo).
Kedua pihak memiliki tanggung jawab untuk
menemukan cara yang sama-sama dapat diterima
guna terus berinteraksi dengan rasa hormat dan

Arah Politik Kepemimpinan Baru


Presiden Taiwan
Pesta
demokrasi
negara
Taiwan
telah memberikan pencerahan baru bagi
perkembangan politik. Setidaknya hal tersebut
telah diprediksi dengan naiknya Tsai sebagai
calon presiden yang kemudian menyingkirkan

*) Peneliti Muda pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI. E-mail: sita.hidriyah@dpr.go.id.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-5-

calon dari wakil partai penguasa Kuomintang


(KMT) yang bersahabat dengan Tiongkok,
Eric Chu dengan perolehan suara 32,5%. Di
Taiwan, dukungan untuk DPP sendiri bertambah
banyak sejak 2014, ketika ratusan mahasiswa
menduduki parlemen Taiwan selama bermingguminggu untuk menyampaikan protes terhadap
undang-undang
perdagangan
Tiongkok.
Dukungan bagi Tsai melonjak karena pemilih
makin gelisah atas upaya pendekatan dengan
Cina yang dilakukan mantan Presiden Taiwan
dari KMT Ma Ying-jeou baru-baru ini. Ma harus
lengser setelah memimpin selama dua periode
(delapan tahun). Akibat perekonomian stagnan,
rakyat Taiwan kecewa atas penandatanganan
perjanjian dagang dengan Tiongkok yang bisa
mengurangi keuntungan bagi masyarakat
umum di Taiwan. DPP lebih berhati-hati
mendekati Tiongkok, meskipun Tsai berulang
kali
menyampaikan
keinginannya
untuk
mempertahankan status quo.
Tsai membawa kelompok oposisi yang
dipimpinnya untuk menang dan ini menjadi
keunggulan bagi kelompok pro-kemerdekaan
Taiwan. Banyaknya pendukung Tsai dikarenakan
pihak Kuomintang dianggap terlalu dekat
dengan Tiongkok sehingga mengakibatkan
meningkatnya hubungan dengan Tiongkok.
Para pemilih merasa tidak nyaman dengan
hubungan
yang
terlalu
dekat
tersebut
seiring dengan lemahnya perekonomian dan
kekecewaan terhadap pakta-pakta perdagangan
yang
ditandatangani
bersama
Tiongkok,
tetapi gagal memberi keuntungan bagi warga
Taiwan. Dalam pidato kemenangannya, Tsai
memperingatkan Tiongkok bahwa penindasan
akan merugikan hubungan Taiwan dan Tiongkok
(hubungan lintas selat). Ia juga menginginkan
jika sistem demokrasi, jarak identitas nasional
dan internasional harus dihargai.
Hal ini
dikarenakan penindasan dalam bentuk apa pun
akan merugikan stabilitas lintas hubungan kedua
negara. Sebelumnya dalam sambutannya Tsai
berjanji untuk bekerja menjaga perdamaian dan
stabilitas dalam hubungan dengan Tiongkok.
Tapi dia menekankan apabila hubungan ke
depan harus tetap mencerminkan kehendak
masyarakat. Dengan memastikan bahwa tidak
ada provokasi atau peristiwa kecelakaan antarkeduanya. Diluar hubungan Tiongkok dan
Taiwan, Tsai juga menyerukan kebebasan
navigasi di Laut Tiongkok Selatan yang kini
tengah disengketakan serta keinginan untuk
memperkuat hubungan internasional dengan
negara Jepang. Selain itu, Tsai berharap untuk
melanjutkan komunikasi dengan Amerika
Serikat (AS) yang selama ini dilakukan oleh

partainya. AS memang tidak memiliki hubungan


diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi sangat
berguna bagi Taiwan sebagai pendukung dan
pemasok senjata.

Reaksi Tiongkok Atas Kemenangan


Presiden Terpilih Taiwan
Pemilu Taiwan dipantau oleh pemerintah
Tiongkok dan juga warga Tiongkok. Pantauan
tersebut berakibat pada penolakan Tiongkok
atas hasil pemilihan presiden Taiwan. Tiongkok
mengatakan, urusan Taiwan adalah urusan
internal bagi negara tersebut. Hanya ada satu
Tiongkok di dunia dan pemilihan presiden di
Taiwan tidak mengubah kenyataan ini termasuk
pada pengakuan internasional mengenai hasil
pemilu. Kemenangan Tsai dalam pemilu Taiwan
direspons oleh Tiongkok dengan memberi
penegasan terhadap konsensus 1992 yaitu
One China Policy. Penegasan ini merupakan
gambaran bahwa Pemerintah Tiongkok tidak
bereaksi berlebihan terhadap perubahan politik
di Taiwan dan tetap menginginkan status quo.
Tidak heran, respons Tsai pun melunak dengan
menyatakan bahwa dirinya akan menjamin
status quo hubungan Taiwan dengan Tiongkok.
Hubungan Tiongkok dan Taiwan telah
membaik semenjak presiden sebelumnya, Ma
Ying-Jeou, menjabat Presiden Taiwan pada
tahun 2008. Ini ditandai adanya hubungan
ekonomi yang terus membaik, peningkatan
hubungan pariwisata, dan kerja sama pakta
perdagangan. Pada tahun 2012 Tiongkok
menyambut dengan senang terpilihnya kembali
Ma. Bahkan kemenangan Ma adalah pilihan yang
dibuat warga Taiwan untuk lebih dekat dengan
Tiongkok. Hasil pemilu tersebut meningkatkan
hubungan yang menguntungkan bagi kedua
belah pihak dan merupakan keinginan umum
semua orang di Taiwan. Namun seiring
perkembangan justru rakyat seolah kecewa
dengan kepemimpinan Ma yang cenderung
menjadi dekat dan bergantung pada Tiongkok.
Terbukti dengan munculnya unjuk rasa di
Taiwan yang memprotes pertemuan kedua
pemimpin di tahun 2015 lalu di Singapura
sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat
Taiwan.
Menjelang Pemilu kemarin, pemerintah
Tiongkok telah berkali-kali menentang kehendak
Taiwan untuk merdeka. Lebih jauh lagi, setelah
kemenangan Tsai, Kantor Urusan Taiwan
Tiongkok memperingatkan akan menentang
setiap langkah menuju kemerdekaan Taiwan.
Lemahnya pertumbuhan ekonomi Taiwan
yang hanya mencapai 1 persen di tahun 2015,
dan
bertambahnya
angka
pengangguran
-6-

serta stagnansi pendapatan, dapat menyulut


gerakan-gerakan pro kemerdekaan Taiwan
lebih cepat dalam empat tahun ke depan.
Belum lagi publik Taiwan tidak merasa puas
terhadap eratnya hubungan Taiwan dengan
Tiongkok pada era Presiden sebelumnya
yang dianggap menyebabkan ketergantungan
dan menghilangkan independensi Taiwan.
Kemenangannya diperkirakan akan mendorong
babak baru dalam upaya kemerdekaan
Taiwan dari Tiongkok, dan dapat berujung
pada ketidakstabilan di Tiongkok. Selain itu,
Pemerintah Tiongkok juga bertekad untuk
mempertahankan kedaulatan negara dan
keutuhan wilayah. Kementerian Luar Negeri
Tiongkok menyatakan ketidakpedulian akan
perubahan yang mungkin terjadi di Taiwan.
Namun, Pemerintah Tiongkok tidak akan
pernah mengubah kebijakan untuk menentang
kemerdekaan resmi Taiwan dan teguh pada
satu kesatuan yaitu daratan dan Taiwan milik
Tiongkok.
Hasil dari pemilihan presiden di
Taiwan tidak mengubah fakta dan konsensus
masyarakat internasional. Pemerintah Tiongkok
sangat berharap dunia internasional mengambil
langkah-langkah nyata untuk mendukung
pengembangan damai hubungan lintas Selat
Taiwan. Selain itu, Tiongkok perlu menghargai
demokrasi di Taiwan. Hal ini sebagai penegasan
untuk dapat memastikan bahwa kedua pihak
memiliki tanggung jawab untuk menemukan
cara-cara yang dapat diterima bagi stabilitas
kemanan kawasan. Kemenangan Tsai memang
telah berhasil menuliskan sejarah baru bagi
Taiwan, tetapi dari kemenangan itulah Tiongkok
justru melihat dapat memicu eskalasi dalam
hubungan kedua negara.

di Beijing. AS yang sejak lama menentang


pemerintahan komunis Tiongkok selama
bertahun-tahun
hanya
membuka
kantor
perwakilan di Taiwan. Tetapi pada tahun
1979 saat menormalisasi hubungan dengan
Beijing, Washington memindahkan kedutaan
besar ke Tiongkok dan menutup perwakilan
diplomatik di Taiwan. Secara teknis, Tiongkok
dan Taiwan masih dianggap satu negara oleh
pihak Kuomintang dan Partai Komunis. Hal
yang sama juga diterapkan melalui hubungan
diplomatik, atau yang dikenal dengan "Satu
Tiongkok." Kebijakan ini membuat banyak
negara harus memilih hubungan diplomatik,
dengan Taiwan atau Tiongkok. Namun hal ini
tidak menyurutkan kerja sama diplomatik walau
dengan wujud lain. Biasanya, Taiwan memiliki
kantor dagang dan ekonomi di negara-negara
lain, yang berfungsi mirip kedutaan besar.
Dengan semakin meningkatnya hubungan
politik dan keamanan, hubungan Tiongkok
dan Taiwan juga telah memasuki babak baru.
Untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 60
tahun terakhir, Presiden Tiongkok Xi Jinping
dan Ma Ying-jeou melakukan pertemuan pada
7 November 2015 di Singapura. Negeri Singa itu
dipilih karena pada saat itu di Taiwan sedang
menghadapi sentimen anti-Tiongkok yang
tengah menguat menjelang pemilu.
Tiongkok
dan
Taiwan
memang
selayaknya tidak akan pernah terpisahkan,
karena kedua negara tersebut adalah saudara.
Jika dilihat selama 66 tahun pembangunan
dari hubungan lintas selat menunjukkan
bahwa jarak waktu dan adu kekuatan dapat
memungkinkan
membuat
kedua
negara
terpisah. Saat ini, perkembangan hubungan
lintas selat dihadapkan dengan pilihan arah
dan jalan. Pertemuan antar keduanya dapat
dikatakan sebagai pertemuan bersejarah dan
mungkin saja tidak akan terulang sehingga
prestasi perkembangan damai hubungan lintasselat diharapkan tidak akan hilang. Kedua
negara harus mempunyai tekad besar untuk
mempromosikan perdamaian dan hubungan
yang berlangsung harus didasarkan pada
ketulusan, kebijaksanaan dan kesabaran.
Adanya
pertemuan
tersebut
semakin
menipiskan rasa kecemasan akan meledaknya
konflik atau perang antara Tiongkok versus
Taiwan. Ini didukung fakta meski di tataran
politik Tiongkok-Taiwan bermusuhan, pada
sektor ekonomi, khususnya dalam hal bisnis dan
investasi, keduanya justru bisa saling bermitra
mengingat sejak tahun 2002 Tiongkok telah
menjadi mitra dagang terbesar bagi Taiwan.
Beragam reaksi diutarakan masyarakat

Arah Hubungan Tiongkok Taiwan


Jika melihat kembali dari sejarah,
Tiongkok dan Taiwan sudah berkonflik sejak
lama. Pada saat dua partai berseteru yaitu
Partai Komunis Tiongkok dengan Partai
Nasionalis Tiongkok di masa perang saudara,
pertikaian tersebut diakhiri pada tahun 1949
dengan proklamasi berdirinya Republik Rakyat
Tiongkok oleh Partai Komunis Tiongkok.
Sementara Partai Nasionalis Tiongkok tidak
menerima hal tersebut sehingga Tiongkok dan
Taiwan sama-sama mengklaim seluruh bagian
Tiongkok sebagai wilayahnya. Hubungan kedua
wilayah menjadi sangat rumit. Taiwan dan
Tiongkok sama-sama menyebut diri sebagai
"Tiongkok". Hingga tahun 1971, Taiwan
memegang kursi perwakilan Tiongkok di PBB
sebelum kalah pengaruh dari Partai Komunis
-7-

Taiwan akan masa depan pulau tersebut.


Rakyat berpendapat bahwa tidak mungkin Tsai
melakukan perbuatan untuk memprovokasi
Beijing jika dia memenangi pemilu. Hubungan
keduanya akan menjadi rumit dan tidak
bisa diprediksi. Mereka akan memperburuk
beberapa pencapaian, namun pada saat yang
sama kepentingan Beijing mempertahankan
Taiwan tergantung secara ekonomi dan upaya
masing-masing pihak untuk tetap menjaga
perdamaian. Taiwan membutuhkan perubahan
ekonomi dan politik. Bagi Tsai, masa depan
Taiwan bukan Tiongkok, tetapi dunia. Dengan
menjadi presiden, Tsai akan didorong masuk
ke dalam salah satu pekerjaan paling sulit dan
berbahaya di Asia. Tsai pun harus mampu
menyeimbangkan kepentingan antara negara
adidaya Tiongkok, yang juga mitra dagang
terbesar Taiwan, dengan AS sebagai rujukan
kebebasan dan tempat demokratis.
Kubu KMT harus mengakui kekalahan
mereka dari partai oposisi. Jika DPP memilih
Taiwan merdeka atau terpisah dari Tiongkok,
ketegangan akan muncul. Bukan hanya bangsa
Taiwan yang khawatir, tapi juga kalangan
internasional termasuk AS yang terikat
undang-undang memungkinkan upaya agar
Taiwan mempertahankan diri. Presiden Tsai
menjadi simbol baru kebangkitan Asia yang
akan menghadapi persoalan yang tidak jauh
dengan para pendahulunya. Keinginan untuk
memperkuat status Taiwan di luar negeri
menunjukkan jika seorang pemimpin memang
sudah selayaknya mengutamakan keinginan
rakyat sehingga apa yang menjadi tujuan dapat
segera tercapai.

walaupun
bertikai.
Kebijakan
hubungan
diplomatik dengan memilih Tiongkok, yang juga
dilakukan Indonesia, tidak akan menyurutkan
kerjasama dalam wujud lain. Semakin
bertambahnya jumlah pemimpin perempuan di
dunia dengan kemenangan Tsai menunjukkan
bahwa kehadiran perempuan dalam politik
Asia bukan sesuatu yang baru dan menjadi
kebutuhan penting dalam mengelola serta
menata hubungan internasional.
Berlangsungnya
demokrasi
Taiwan
telah menjadi teladan di Asia tidak terkecuali
bagi Indonesia. Indonesia dengan Taiwan telah
lama membina hubungan bilateral ekonomi
perdagangan dan investasi, terkecuali politik.
Hingga saat ini Indonesia tetap memegang
prinsip satu negara yaitu Tiongkok. Masalah
Taiwan merupakan isu yang sensitif bagi
Pemerintah Tiongkok sehingga Indonesia
menegaskan untuk tidak ingin dan ikut
mencampuri urusan dalam negerinya. Indonesia
berharap agar Pemerintah Tiongkok dapat
memahami betul mengenai posisi hubungan
Indonesia dengan Taiwan dan juga sebaliknya.
Dengan terpilihnya presiden baru Taiwan,
peningkatan kerjasama Indonesia dan Taiwan
diharapkan dapat terus ditingkatkan mengingat
potensi besar yang dimiliki kedua negara.

Rujukan:
China, Economy Tests For Taiwan Presidential
Winner Tsai, The Jakarta Post, 17 Januari
2016.
Cina Tolak Akui Hasil Pemilu Presiden
Taiwan, Republika, 17 Januari 2016.
Pemimpin Oposisi Taiwan Tsai Ing-wen
Menang Pemilu, Kompas, 17 Januari 2016.
Taiwan Menyongsong Terpilihnya Perempuan
Pertama Presiden, Kompas, 16 Januari
2016.
Tsai Pertahankan Status Quo, Kompas, 18
Januari 2016.
Tsai Ing-Wen Presiden Wanita Taiwan, Sindo,
17 Januari 2016.
Oposisi Menang, Taiwan Punya Presiden
Perempuan
Pertama,
http://www.
cnnindonesia.com/internasion
al/20160117132058-113-104814/
oposisi-menang-taiwan-punya-presidenperempuan-pertama/, diakses 21 Januari
2016.
Pemilu
Taiwan
Mulai
Berlangsung,
http://www.bbc.com/indonesia/
dunia/2016/01/160116_dunia_pemilu_
taiwan, diakses 19 Januari 2016.

Penutup
Kemenangan Tsai tidak berarti hanya
kemenangan pemilu. Hasil Pemilu ini
menunjukkan bahwa rakyat menginginkan
pemerintahan
yang
lebih
banyak
mendengarkan
aspirasi
rakyatnya
serta
pemerintahan yang lebih terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kemunculan Presiden
Tsai sebagai kekuatan politik di pemerintahan
dan kelompok oposisi akan menjunjung
transisi demokrasi di Taiwan. Secara teknis,
Tiongkok dan Taiwan masih dianggap satu
negara. Taiwan dan Tiongkok diperkirakan
masih dapat bermitra secara sejajar sehingga
otomatis martabat Taiwan akan terangkat
dengan sendirinya di mata dunia internasional.
Pertemuan kedua presiden di tahun 2015
menunjukkan kepada dunia internasional
bahwa kedua negara menjalin kerjasama
-8-

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Vol. VIII, No. 02/II/P3DI/Januari/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

MELAWAN TERORISME MELALUI


SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN
Yulia Indahri*)

Abstrak
Hasil studi dan pengalaman empiris dalam menangani terorisme yang dilakukan PBB
menyimpulkan bahwa para teroris menganggap kondisi sosial yang mereka rasakan
hanya dapat diubah melalui kekerasan. Konsep pencegahan konvensional tidak efektif
lagi dalam upaya pemberantasan ideologi terorisme, sehingga diperlukan upaya
bersama dalam melawan musuh bersama. Kemajemukan masyarakat Indonesia dari
sisi etnik, suku, agama, pendidikan, dan ragam kelas sosial mengharuskan adanya
sosialisasi yang tepat dan dilindungi pelaksanaannya oleh peraturan yang berlaku.
Momentum Revisi Undang-Undang Anti Terorisme yang sudah disetujui untuk masuk
dalam Prolegnas 2016 menjadi awal gerakan bersama seluruh instansi yang terlibat,
seperti BNPT, Kepolisian, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dalam melawan terorisme secara sinergis.

Pendahuluan

semua kalangan, tidak terkecuali kalangan


akademisi. Bahkan Perserikatan BangsaBangsa (PBB) secara khusus mengeluarkan
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor
1373 pada 28 September 2001. Tujuan
Resolusi tersebut salah satunya adalah
membentuk Komite Pemberantasan Terorisme
(Counter Terrorism Committee/CTC) yang
beranggotakan 15 Anggota Dewan Keamanan
PBB.
Terorisme tidak melihat latar belakang
etnik, suku, agama, dan ragam kelas sosial.
Dari sebuah curah pendapat antara para
akademisi, profesional, pakar, pengamat
politik, dan diplomat terkemuka yang
diadakan di kantor Menko Polkam tanggal

Sejak era reformasi, masyarakat


Indonesia terus-menerus dihantui oleh rasa
takut dengan adanya teror bom. Terjadinya
ledakan bom di berbagai daerah, selain
menimbulkan kerusakan dan jatuhnya korban
jiwa, juga sangat meresahkan masyarakat.
Peristiwa ledakan bom terakhir adalah
ledakan bom di kawasan Jl. M.H. Thamrin
pada 14 Januari pagi.
Istilah terorisme yang melekat pada
peristiwa ledakan bom tersebut merupakan
suatu diskursus yang fenomenal pascaruntuhnya gedung kembar World Trade
Center di New York, Amerika Serikat pada
11 September 2001. Wacana ini kemudian
menjadi diskursus global yang melibatkan

*) Peneliti Madya Studi Kemasyarakatan dan Sosiologi Perkotaan pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian
DPR RI. E-mail: y.indahri@gmail.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-9-

Deradikalisasi Narapidana
Terorisme

15 September 2001, dapat dicatat beberapa


pendapat atau pandangan mengenai teorisme
yang diartikan sebagai cara atau senjata
bagi kelompok yang lemah untuk melawan
kelompok yang kuat atau suatu cara bagi
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
(Mbai, 2003:124). Terorisme dapat diartikan
sebagai cara kelompok miskin untuk meminta
perhatian kelompok kaya; kelompok yang
dimarjinalkan
terhadap
kelompok
yang
diuntungkan; kelompok yang tertekan terhadap
kelompok yang arogan; serta kelompok yang
dimusuhi, diblokade, diembargo, diperlakukan
tidak adil, terhadap yang berkuasa.
Hasil studi dan pengalaman empiris
dalam menangani terorisme yang dilakukan
PBB menyimpulkan bahwa para teroris
umumnya mempunyai persepsi tentang
adanya kondisi sosial yang menindas secara
nyata atau khayalan (Mbai, 2003:126).
Mereka menganggap kondisi tersebut harus
diubah, tetapi proses damai untuk mencapai
perubahan tidak akan berpengaruh besar.
Oleh karena itu, kekerasan menjadi hal yang
lumrah bahkan satu-satunya jalan yang
dapat dilakukan. Hal terpenting bagi mereka
adalah tercapainya tujuan. Teror yang mereka
lakukan pada hakikatnya berkaitan dengan
ideologi yang dianut dan tujuan dirasakan
sebagai kewajiban. Oleh karena itu konsep
pencegahan konvensional tidak efektif lagi
dalam upaya pemberantasan terorisme. Tanpa
upaya resosialisasi dan reintegrasi ke dalam
masyarakat, mereka akan lebih radikal dan para
pengagum akan berbuat kekerasan lebih lanjut
dan menjadikan mereka sebagai pahlawan.
Sikap radikalisme yang diyakini oleh
para teroris dapat melahirkan bencana sosialpolitik. Indonesia sebagai salah satu negara
berpenduduk
Islam terbesar berpotensi
besar dalam memunculkan aksi teror. Hal ini
juga didorong oleh proses perubahan sosial
yang berlangsung sangat cepat dan proses
transformasi ke masyarakat demokratis yang
penuh dengan konflik kepentingan. Diperlukan
upaya keras dalam memerangi terorisme secara
bersama-sama untuk menjamin keselamatan
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai
negara kesatuan Republik Indonesia yang
demokratis.
Untuk
melibatkan
seluruh
masyarakat dalam melawan terorisme, maka
perlu ada pemahaman yang sama mengenai
bahaya terorisme, dan hal ini dapat dilakukan
melalui sosialisasi dan pendidikan ke
masyarakat secara umum.

Terorisme bukan semata-mata gerakan


sosial belaka, namun juga merupakan
ideologi. Sebagai sebuah ideologi atau paham,
keyakinan bahwa penggunaan kekerasan untuk
menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai
tujuan akan sulit dibasmi hanya dengan
pendekatan militer/keamanan saja. Sejumlah
fakta membuktikan bahwa paham radikal
seperti terorisme justru ditularkan di lembaga
pemasyarakatan (lapas). Melalui Gugus Tugas
CTC atau Counter Terrorism Implementation
Task Force (CTITF), PBB sudah memberikan
panduan
strategi
global
deradikalisasi.
Upaya deradikalisasi menjadi penting jika
dikaitkan dengan pendidikan karena secara
ideal deradikalisasi diwujudkan dengan
program reorientasi motivasi, re-edukasi dan
resosialisasi.
Berpedoman pada CTIFT tersebut,
deradikalisasi menjadi visi Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT). Bahkan
sekarang,
BNPT
tengah
membangun
pusat Deradikalisasi di Sentul, Jawa Barat.
Operasionalnya, BNPT bekerja sama dengan
berbagai pihak, dari akademisi, psikolog,
kalangan agama, sampai mantan pelaku teror
yang sudah insaf. Berbagai bentuk pendekatan
dan edukasi telah dilakukan terhadap
para narapidana terorisme. Namun dalam
pelaksanaannya, diakui bahwa lapas kesulitan
membina mereka.
Di satu sisi, BNPT berhasil dalam
melakukan deradikalisasi sebab ada terpidana
terorisme yang sadar dan kembali mencintai
negara Indonesia. Sebagai contoh, Umar
Patek alias Hisyam bin Alizein bersama empat
terpidana terorisme Poso yang menyatakan
kesetiaan kepada NKRI. Bahkan pada Hari
Kebangkitan Nasional 2015 lalu ia menjadi
pengibar bendera di Lapas Porong Sidoarjo,
Jawa Timur. Tetapi di sisi lain, Afif alias
Sunakim adalah mantan narapidana yang ikut
dalam aksi pengeboman dan penembakan
brutal di Jl. M.H. Thamrin. Di dalam penjara,
Afif diduga justru belajar tentang Islamic State
of Iraq and Syria (ISIS).
Artinya, deradikalisasi memang tak
mudah mengubah ideologi teror yang telah
melekat di pikiran seseorang. Oleh karena itu
tidak berlebihan jika pemerintah berupaya
melakukan revisi terhadap peraturan mengenai
terorisme dengan menitikberatkan pada
deradikalisasi, selain pencegahan dalam
- 10 -

penguatan upaya pemberantasan terorisme.


Selanjutnya pemerintah dan DPR diharapkan
secepatnya dapat memulai revisi UndangUndang Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme (UU Anti Terorisme).

ujung tombak dalam kegiatan pencegahan


terorisme yang melibatkan masyarakat luas.
Saat ini sudah 32 provinsi membentuk FKPT
dengan kepengurusan definitif. Disayangkan,
hingga saat ini belum ada payung hukum
yang mengatur keberadaan FKPT sehingga
FKPT sulit menjalankan programnya,
termasuk sulit mendapatkan dana dari APBD.
Selain pembentukan FKPT, di tahun
2015 lalu, BNPT telah menerima piagam
penghargaan dari Yayasan Museum Rekor
Indonesia (MURI) terkait upaya pencegahan
terorisme. Rekor dunia ini didapat dari
pelaksanaan sosialisasi pencegahan terorisme
di kalangan SLTA se-DKI Jakarta. Bersama
FKPT di Jakarta, BNPT melibatkan 7.200
siswa dari 180 SLTA se-DKI Jakarta dalam
kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan selama
satu bulan dari 3 September dan ditutup 1
Oktober 2015.

Sosialisasi Anti Terorisme


Program deradikalisasi tak selesai hanya
di dalam lapas. Di luar lapas tetap harus ada
upaya kesejahteraan sosial dan kesetaraan
dengan masyarakat lain, baik bagi mereka
yang pernah terlibat terorisme maupun
bagi simpatisannya. Dari situ baru dapat
diharapkan munculnya rasa nasionalisme dan
selanjutnya mau berpartisipasi dengan baik
sebagai warga negara.
Di
luar
lingkup
lapas,
seluruh
masyarakat juga harus berperan aktif
seperti yang ditekankan oleh CTITF. Upaya
yang didorong CTITF untuk dilakukan
masyarakat adalah terbangunnya budaya
damai, adil, dan terus membangun semangat
toleransi beragama, dan saling menghormati
antaragama, antarkeyakinan, dan antarbudaya
melalui
pendidikan
dan
pelaksanaan
sosialisasi program membangun kesadaran
publik.
Selama ini, sosialisasi terkait masalah
terorisme dirasakan masih sangat kurang.
Indonesia dapat belajar dari negara tetangga
Singapura atau Malaysia tentang membangun
kesadaran masyarakat terhadap bahaya
terorisme. Di negeri jiran tersebut, pamflet
atau spanduk tentang bahaya terorisme
dipasang di tempat-tempat umum, seperti
halte bus, stasiun kereta, dan pusat-pusat
perbelanjaan. Bahkan iklan audio visual
yang ditampilkan di ruang publik juga
memperlihatkan kepada publik langkah apa
saja yang harus dilakukan jika melihat orang
atau benda mencurigakan.
Di Indonesia, terbuka peluang untuk
bekerja sama dengan lembaga sosial
kemasyarakatan, akademisi, dan bahkan
ulama dalam mengadakan sosialisasi. Jika
sosialisasi terus digiatkan, warga akan
mengetahui apa yang harus diperbuat dan
kepada siapa melapor jika ada orang atau
benda mencurigakan di tempat umum. Satu
forum strategis yang muncul di masyarakat,
yaitu
Forum
Koordinasi
Pencegahan
Terorisme (FKPT) diharapkan dapat menjadi

Pendidikan Anti Terorisme


Dunia pendidikan juga turut berperan
dalam menyosialisasikan anti terorisme.
Langkah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang menerbitkan panduan beberapa saat setelah terjadinya peristiwa di
Jl. M.H. Thamrin - bagi para guru dan orang
tua dalam membicarakan kejahatan teorisme
kepada siswa dan anak-anak mereka, sangat
tepat. Panduan tersebut memperlihatkan
bahwa upaya untuk memberikan pemahaman
mengenai terorisme kepada masyarakat,
yang dimulai dari anak, sudah menjadi
perhatian pemerintah. Orang tua dan guru
perlu membantu anak dalam mencerna
dan menanggapi peristiwa teror. Semua
pihak
diharapkan
dapat
membantu
menyebarluaskan panduan singkat bagi para
guru dan orang tua dalam membicarakan
kejahatan terorisme dengan siswa dan anakanak mereka.
Pemerintah
sebenarnya
sudah
berupaya menyisipkan muatan anti terorisme
dalam bentuk pendidikan keagamaan dan
kewarganegaraan.
Menyikapi
kejadian
terakhir di bulan Januari ini, Pemerintah
bahkan segera memperbaiki buku-buku
keagamaan guna menjadikan pelajaran
itu disebut Agama dan Kebhinekaan.
Diharapkan demokrasi, toleransi, dan
nilai-nilai perdamaian tidak hanya diajar
di kelas berupa hafalan dan teori, tetapi
juga dipraktikkan sehari-hari oleh seluruh
komunitas sekolah.
- 11 -

Koordinasi
horisontal
antar-seluruh
penulis dan penerbit buku pelajaran serta
koordinasi vertikal antara penulis dan penerbit
dengan pemerintah harus terus dilakukan.
Selain itu, pemerintah juga harus terus
mengawasi berbagai buku, terutama buku
pelajaran, yang beredar di masyarakat. Hal
ini mengingat masih ada buku pelajaran yang
memuat paham radikal yang menjadi konsumsi
peserta didik, bahkan di tingkat pendidikan
usia dini. Terakhir GP Ansor menemukan
sejumlah buku pelajaran tingkat Taman Kanakkanak berjudul Anak Islam Suka Membaca yang
isinya memuat unsur radikalisme, dan bukubuku tersebut beredar di kawasan Depok, Jawa
Barat.

untuk menghapuskan terorisme di Indonesia.


Tidak ada cara lain untuk memberantas
terorisme sampai ke akar-akarnya jika paham
itu tidak dijadikan musuh bersama.

Referensi
Afif dan Ali, Dua Mantan Napi Pelaku Teror
Thamrin,
http://www.beritasatu.com/
nasional/341950-afif-dan-ali-dua-mantannapi-pelaku-teror-thamrin.html, diakses 16
Januari 2016.
FKPT
Butuh
Payung
Hukum
Untuk
Menjalankan Pencegahan Terorisme di
Daerah, http://www.bnpt.go.id/berita.php
?id=276&token=6357ee326dc04bb67911a8
32ed617105, diakses 22 Januari 2016.
GP Anshor Temukan Buku TK Berisi
Kata Bom, Jihad, Sabotase, hingga
Gegana,
http://edukasi.kompas.com/
read/2016/01/20/14303871/GP.Anshor.
Temukan.Buku.TK.Berisi.Kata.Bom.
Jihad.Sabotase.hingga.Gegana, diakses 22
Januari 2016.
Ideologi Tak Bisa Patah Hanya dengan
Penjara, Suara Pembaruan, 18 Januari
2016.
Irjen. Pol. Drs. Arsyad Mbai, Terorisme dan
Penanggulangannya, Makalah Seminar
tentang Penegakan Hukum terhadap
Terorisme, Bandung 13 14 Oktober 2003.
Karimullah. 2011. Pendidikan Berbasis Anti
Terorisme: Studi Analisis Buku Ajar
Pendidikan Agama Islam Madrasah
Aliyah. Skripsi, UIN Sunan Ampel
Surabaya.
Lapas Kesulitan Membina Napi Terorisme,
Suara Pembaruan, 18 Januari 2016.
Pakar: Sadarnya Napi Teroris Beri Harapan
Baik,
http://www.antaranews.com/
berita/497659/pakar-sadarnya-napiteroris-beri-harapan-baik, diakses
20
Januari 2016.
Revisi UU Terorisme, Pencegahan Teroris
Jadi
Prioritas,
http://baranews.co/
web/read/57568/revisi.uu.terorisme.
disiapkan.pencegahan.ruang.gerak.teroris.
jadi.prioritas#.Vp-j40_45dg, diakses 20
Januari 2016.
Sosialisasi Pencegahan Terorisme di 180
Sekolah,
BNPT
Raih
Penghargaan
dari
MURI,
http://www.tribunnews.
com/nasional/2015/10/01/sosialisasipencegahan-terorisme-di-180-sekolahbnpt-raih-penghargaan-dari-muri, diakses
21 Januari 2016.

Penutup
Ketika pemerintah sedang berupaya
melakukan revisi UU Anti Terorisme dan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pendanaan Terorisme, maka momentum ini
menjadi penting bagi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan bekerja sama dengan
Kementerian Sosial, Kementerian Agama, serta
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi untuk merevisi buku-buku keagamaan
atau buku dengan tema kewarganegaraan
guna menjadikan sosialisasi anti terorisme
terintegrasi dalam pelajaran agama dan
kebhinekaan.
Rapat Panitia Kerja Program Legislasi
Nasional 2016, yang dihadiri unsur DPR,
DPD, dan pemerintah, telah bersepakat untuk
memasukkan Revisi UU Anti Terorisme dalam
daftar prioritas Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) 2016. Dengan demikian, revisi
UU itu dapat dilakukan tahun ini, untuk
memberikan kepastian hukum terhadap
pengaturan kegiatan pembinaan, pencegahan,
dan deradikalisasi para teroris. Khusus untuk
deradikalisasi, dasar hukum diperlukan untuk
mengatur koordinasi sejumlah instansi yang
terlibat dalam program itu, seperti BNPT,
Kepolisian, Kementerian Agama, Kementerian
Sosial, dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pemerintah dengan memanfaatkan forum
yang telah ada dan program kementerian
atau lembaga harus mulai melakukan gerakan
yang masif dan dilakukan di seluruh wilayah
Indonesia,
untuk
mengajak
masyarakat
bersama-sama melawan teroris. Tanpa ada
kesadaran dan pemahaman bersama, sulit
- 12 -

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Vol. VIII, No. 02/II/P3DI/Januari/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK


TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Lisnawati*)

Abstrak
Harga minyak mentah dunia terus mengalami penurunan secara signifikan. Oversupply
ditengarai menjadi penyebab dari tekanan harga ini. Kondisi ini diperkirakan akan
berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Turunnya harga minyak dunia
memberikan dampak positif maupun dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Dampak
negatif di antaranya penurunan kinerja ekspor migas, perubahan asumsi makro Indonesia
Crude Price (ICP) yang terdapat dalam APBN, serta penurunan realisasi dalam APBN terkait
pajak penghasilan minyak dan gas. Dampak positif di antaranya menurunnya biaya energi
dan transportasi sehingga dapat meningkatkan ekspor manufaktur dan nonmigas menjadi
lebih kompetitif. Pemerintah dan DPR RI diharapkan segera menghitung seberapa besar
dampak dari penurunan harga minyak dunia agar kebijakan yang diambil menjadi solusi
yang tepat di tengah guncangan perekonomian dunia.

Pendahuluan
Harga minyak Brent, yang selama
ini menjadi acuan harga minyak mentah
dunia, kembali mengalami penurunan yang
signifikan. Perubahan harga minyak sempat
menyentuh level di bawah US$30 per barel
pada perdagangan minggu ini. Terakhir kali
harga minyak menyentuh di bawah level
US$28 per barel adalah pada November
2003.
Harga minyak mengalami penurunan
yang cukup tajam dalam dua tahun terakhir.
Pada pertengahan 2014, harga minyak
sempat di atas US$100 per barel. Pada bulan
Febuari 2015 sempat mengalami kenaikan,
namun harga tersebut terus merosot

sepanjang 2015 hingga sempat menyentuh


level US$37 per barel, seperti tergambar
pada Grafik Perkembangan Harga Minyak
Bent Tahun 2014-2016 berikut ini. Menurut
laporan Organization Of The Petroleum
Exporting Countries (OPEC), penurunan
harga minyak mentah dunia diakibatkan
permintaan minyak dunia yang terus
mengalami penurunan. Pelemahan harga
minyak terus-menerus terjadi setelah Iran
menyatakan akan meningkatkan produksi
minyaknya pascapencabutan sanksi ekonomi
atas Iran pekan lalu. Iran yang tercatat
sebagai produsen minyak terbesar ketujuh
di dunia berencana menambah total jumlah

*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian Dewan DPR RI.
Email: lisnawati.dpr@gmail.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 13 -

kondisi turunnya harga migas ini. Namun


ada juga yang mengatakan penurunan ini
dapat memberikan dampak negatif bagi
perekonomian Indonesia.

Grafik Perkembangan Harga Minyak


Brent Tahun 2014-2016

Dampak Negatif Penurunan Harga


Minyak Dunia

Penurunan harga minyak dunia


setidaknya memberikan tiga dampak negatif
bagi perekonomian Indonesia. Pertama,
penurunan kinerja ekspor migas. Realisasi
pendapatan negara dari sektor hulu migas
sepanjang tahun 2015 mencapai US$12,86
miliar. Angka ini hanya sekitar 85,8
persen dari target yang ditetapkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan (APBN-P) 2015 yaitu US$14,99
miliar. Pendapatan negara dari sektor
migas yang tidak tercapai terjadi karena
karena penurunan harga minyak dunia
dalam satu tahun terakhir. Turunnya harga
minyak dunia juga telah membuat investasi
sektor hulu migas khususnya kegiatan
eksplorasi tersendat. Penurunan investasi
sektor hulu migas terjadi hampir di seluruh
dunia. Perusahaan migas baik nasional dan
internasional melakukan efisiensi hampir
20,3 persen untuk menghadapi penurunan
harga tersebut.
Kedua,
terkait
asumsi
makro
Indonesia Crude Price (ICP) yang terdapat
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Penurunan harga minyak
mentah dunia akan merevisi asumsi ICP
dalam APBN 2016. Postur APBN 2016
disusun dengan menggunakan asumsi ICP
sebesar US$50 per barel dan lifting sebesar
830 ribu barel per hari (bph). Dengan
adanya perubahan harga minyak dunia maka
akan merubah asumsi ICP.
Pemerintah berencana melakukan
revisi APBN 2016 seiring dengan pelemahan
harga minyak mentah dunia. APBN 2016
akan diuntungkan apabila realisasi ICP
lebih tinggi dibandingkan asumsi yang
ditetapkan pada APBN 2016. Sebaliknya,
APBN akan dirugikan apabila realisasi
ICP lebih rendah dibandingkan asumsi
yang ditetapkan. Perubahan asumsi dasar
ekonomi makro dari yang semula ditetapkan
akan menyebabkan perubahan pada besaran
pendapatan negara, belanja negara, defisit,
dan pembiayaan anggaran.
Pada
sisi
pendapatan
negara,
perubahan harga minyak mentah akan

Sumber: Bloomberg, 2016

produksi minyak sebesar 500.000 barel per


hari, sementara sebelum diembargo jumlah
produksinya mencapai 3,58 juta barel per
hari.
Kekhawatiran
akan
melimpahnya
produksi
minyak
dan
melemahnya
permintaan dunia membuat minyak menjadi
oversupply. Oversupply ini terjadi karena
tidak adanya keputusan oleh OPEC tahun
lalu untuk tidak memangkas produksi dalam
mempertahankan pangsa pasar. Selain itu
juga pelaku pasar merasa khawatir dengan
apa yang terjadi di Tiongkok. Penurunan
pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan
sangat berdampak kepada permintaan
energi terutama minyak mentah. Produksi
yang tidak terkontrol membuat pasokan
berlimpah sehingga menekan harga.
Kondisi ini berlanjut pada tahun ini.
Harga minyak diperkirakan belum bangkit di
awal 2016. Beberapa analis memperkirakan
harga minyak bisa menyentuh level US$20
per barel di tahun ini. Bahkan menurut
Bob Dudley, Chief Executive Officer (CEO)
British Petroleum, harga minyak akan
bertahan lebih lama di level yang rendah,
setidaknya untuk dua tahun ke depan.
International Monetary Fund (IMF) juga
melakukan proyeksi terhadap harga minyak
yang menyebutkan bahwa harga minyak
dapat menyentuh di level US$5-15 per barel.
Dengan adanya penurunan harga
minyak yang berpotensi terus berlanjut,
bagaimana
dampaknya
terhadap
perekonomian Indonesia. Diketahui bahwa
Indonesia telah menjadi negara net importir
minyak seharusnya diuntungkan dengan
- 14 -

Tabel Sensitivitas APBN 2016


Terhadap Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro
Pertumbuhan
Ekonomi
+0,1%

Inflasi
+1%

SPN
+1%

Nilai Tukar
Rupiah
+Rp100/US$

ICP
+US$1

Lifting
+10rb

1,1 1,5

7,6 10,3

3,7 4,9

3,4 3,9

1,6 3,0

1,1 1,5

7,6 10,3

2,0 2,4

0,8 0,8

0,2 0,4

1,7 2,5

2,7 3,1

1,4 2,6

0,1 0,5

2,5 3,9

1,4 1,7

2,2 3,4

2,6 3,8

0,5 1,0

a. Belanja Pemerintah Pusat

0,1 0,5

0,7 1,3

1,4 1,7

1,4 2,2

1,8 2,6

0,1 0,3

b. Transfer ke Daerah dan


Dana Desa

0,1 0,5

1,8 2,6

0,8 1,2

0,7 1,2

0,4 0,8

C. Surplus (Defisit) Anggaran

1,0 1,0

5,1 6,4

(1,7) (1,4)

1,5 1,5

0,1 0,9

1,1 2,0

(0,5) 0,3

5,1 6,4

(1,7) (1,4)

0,9 1,8

0,1 0,9

1,1 2,0

Uraian
A. Pendapatan Negara
a. Penerimaan Perpajakan
b. PNBP
B. Belanja Negara

D. Pembiayaan

Kelebihan (kekurangan)
1,0 1,0
Pembayaran
Sumber: Kementerian Keuangan, 2015.

(dalam triliun rupiah)

Minyak Dunia

berdampak terhadap penerimaan Pajak


Penghasilan (PPh) migas dan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber
Daya Alam (SDA) migas. Selama ini
penerimaan sektor migas dan sumber
daya alam menopang 20%-25% terhadap
total penerimaan negara. Pada sisi belanja
negara, perubahan ICP antara lain akan
mempengaruhi belanja subsidi energi, Dana
Bagi Hasil (DBH) migas ke daerah akibat
perubahan PNBP SDA migas serta anggaran
pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan
analisis
sensitivitas
Kementerian
Keuangan
yang
tersaji
dalam Tabel Sensitivitas APBN terhadap
Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro
di atas, setiap perubahan atau penurunan
ICP US$1, maka berpengaruh terhadap
pendapatan negara berkurang Rp3,4 triliun
sampai Rp3,9 triliun. Sementara imbasnya
ke PNBP terjadi koreksi Rp2,7 triliun sampai
Rp3,1 triliun.
Ketiga, penurunan realisasi dalam
APBN terkait pajak penghasilan minyak dan
gas. Pajak penghasilan minyak dan gas akan
mengalami penurunan, meskipun PNBP
dari minyak sebenarnya sudah mulai kecil.
Pemerintah perlu mencari cari agar dapat
meningkatkan penerimaan khususnya dari
sektor pajak.

Selain memberikan dampak negatif,


koreksi harga minyak secara mikro dapat
menguntungkan beberapa sektor industri
seperti manufaktur, otomotif, dan properti.
Hal ini dikarenakan dengan murahnya harga
minyak dunia mengakibatkan semakin
murahnya harga bahan bakar di dalam
negeri.
Indonesia yang merupakan negara
net importir minyak seharusnya dapat
memperoleh minyak dengan harga yang
lebih murah. Pemerintah perlu segera
mengoreksi harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) di dalam negeri. Penurunan harga
BBM akan membuat biaya produksi industri
manufaktur menurun. Dengan harga
produksi yang rendah maka harga produk
bisa turun, sehingga ekspor manufaktur dan
nonmigas lebih kompetitif. Selain itu biaya
transportasi dan energi pun menjadi lebih
murah sehingga ujungnya inflasi dapat lebih
rendah lagi.
Inflasi yang rendah dapat menjadi
salah satu faktor pendorong bagi Bank
Indonesia untuk kembali menurunkan suku
bunganya di level lebih rendah. Jika suku
bunga diturunkan, maka dapat berdampak
lebih positif pada pasar saham terutama
sektor properti.
Penurunan harga minyak juga
mengakibatkan penurunan tarif listrik.

Dampak Positif Penurunan Harga


- 15 -

Tepat pada 1 Januari 2016, PT PLN Persero


menerapkan tarif listrik baru untuk 12
golongan pelanggan. Penurunan tarif listrik
tersebut bervariasi dan berbeda untuk setiap
golongan. Penurunan tarif itu dipengaruhi
oleh dua hal, yaitu, menurunnya nilai
kurs November 2015 Rp13.673 per US$
dibanding Oktober Rp13.796 per US$ dan
harga ICP November US$41,44 per barrel
dibanding Oktober US$43,68 per barrel.
Bersamaan dengan penurunan harga
BBM dan tarif listrik diharapkan dapat
merangsang kembali daya beli masyarakat
yg sempat turun dimana selama ini daya beli
di sektor konsumsi merupakan salah satu
penggerak pertumbuhan ekonomi.

Penutup
Penurunan
harga
minyak
ini
memberikan dampak positif maupun negatif
untuk perekonomian Indonesia. Pengkajian
dampak dari pelemahan harga minyak
dunia harus dilakukan secara cermat agar
Pemerintah dapat mengambil kebijakan
yang tepat dalam mengantisipasi pelemahan
harga minyak dunia. Selain itu Pemerintah
perlu mewaspadai terutama bagi sektor
migas yang akan semakin melemah apabila
penurunan harga ini berlangsung untuk
waktu yang lama. Aturan yang memudahkan
industri migas dalam negeri perlu dibuat
sehingga berbagai risiko bisa diminimalisir.
Dalam waktu dekat Pemerintah
perlu segera mengajukan APBN-P tahun
2016 dan DPR RI segera membahasnya
bersama dengan Pemerintah. Revisi asumsi,
pendapatan, belanja negara perlu segera
dilakukan. Selain itu, penting pula dibahas
bagaimana memanfaatkan penurunan harga
energi ini agar dapat memacu produktivitas
sektor industri lebih besar lagi.

Referensi
Brent Oil Price, http://www.bloomberg.com/
quote/CO1:COM, diakses 21 Januari 2016.
Harga Minyak 2016 How Low Can You Go,
http://www.republika.co.id/berita/koran/
halaman-1/16/01/11/o0rv8717-hargaminyak-2016-how-low-can-you-go, diakses
18 Januari 2016.
Harga Minyak Jeblok Menteri ESDM
Perusahaan Minyak Harus Efisiensi, http://
finance.detik.com/read/2016/01/20/164
914/3123025/1034/harga-minyak-jeblokmenteri-esdm-perusahaan-minyak-harusefisiensi, diakses 20 Januari 2016.
Harga Minyak Sudah Jatuh 75 Persen, http://
www.beritasatu.com/dunia/343249-hargaminyak-sudah-jatuh-75.html, diakses 21
Januari 2016.
Masih Tertekan Harga Minyak Dunia
Turun Ke Kisaran 28 Dollar AS,
http://bisniskeuangan.kompas.com/
read/2016/01/20/072528026/Masih.
Tertekan.Harga.Minyak.Dunia.Turun.
ke.Kisaran.28.Dollar.AS, diakses 18 Januari
2016.
Nota Keuangan Beserta Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.
2015. Kementerian Keuangan.
Untung Rugi Harga Minyak Ambruk Bagi RI,
http://bisnis.liputan6.com/read/2411017/
untung-rugi-harga-minyak-ambruk-bagiri?p=1, diakses 19 Januari 2016.

- 16 -

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Vol. VIII, No. 02/II/P3DI/Januari/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

FENOMENA TANDA PAGAR


(TAGAR) KAMI TIDAK TAKUT
Ahmad Budiman*)

Abstrak
Fenomena tagar Kami Tidak Takut atau yang biasa ditulis #KamiTidakTakut
yang disebarluaskan melalui media sosial, memang mampu menimbulkan sikap
berani di masyarakat untuk tidak takut melawan aksi teror. Namun kesempurnaan
makna #KamiTidakTakut perlu terus dilakukan sejalan dengan upaya membangun
kesadaran semua elemen masyarakat untuk menerapkan kewaspadaan dini terhadap
aksi teror. #KamiTidakTakut perlu dilakukan dengan konsisten dan tidak bersifat
seremonial. Fenomena #KamiTidakTakut harus dijadikan media bagi pemerintah,
aparat keamanan, media massa, dan masyarakat untuk bersatu padu, baik secara
preventif maupun dengan melakukan aksi yang proposional, melawan aksi terorisme.

Pendahuluan

Menurut Amirudin Mahmud, ungkapan


#KamiTidakTakut merupakan respons positif
masyarakat terhadap ajakan Presiden Jokowi
yang mengecam aksi teroris dan mengajak
masyarakat tidak takut dengan tindakan teror.
Tokoh agama Romo Franz Magnis Suseno,
sebagaimana dikutip dari laman Voice of
America berbahasa Indonesia, mengatakan aksi
#KamiTidakTakut menunjukkan kekompakan
masyarakat Indonesia dalam menentang aksi
terorisme. Masyarakat Indonesia tidak boleh
membiarkan para teroris tersebut menebarkan
kebencian
antaragama
dan
kebencian
antarkaum. Mereka juga menilai teroris telah
gagal membuat masyarakat takut.
Akademisi,
Fadjroel
Rahman,
salah satu tokoh yang tergabung dalam
#KamiTidakTakut, menyatakan masyarakat

Kasus penembakan dan pengeboman


yang terjadi di dekat Gedung Sarinah Jalan MH
Thamrin Jakarta pada hari Kamis tanggal 14
Januari 2016 yang lalu mendapatkan perhatian
yang luar biasa dari masyarakat. Sebagai respon
atas peristiwa tersebut, netizen atau pengguna
internet dari berbagai kalangan, kemudian
melakukan aksi solidaritas dan gerakan di media
sosial terutama Twitter, dengan menuliskan
pesan #KamiTidakTakut. Menurut pengagasnya,
Raja Antoni, #KamiTidakTakut adalah gerakan
yang ingin mempertahankan kota ini dari
gelombang kebencian, yang coba dibawa oleh
para teroris. Di sisi lain, #KamiTidakTakut
merupakan bentuk perlawanan netizen yang
merepresentasikan masyarakat Indonesia untuk
membuktikan bahwa Indonesia tidak takut
dengan terorisme.

*) Peneliti Madya Komunikasi Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: a.budiman69@gmail.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 17 -

Jakarta tidak takut dengan segala bentuk


terorisme.
#KamiTidakTakut
menurut
catatan Banjarmasin Post, masuk menjadi
trending topic dunia di Twitter,
bahkan
menjadi trending topic tertinggi di Indonesia.
Menanggapi banyaknya dukungan masyarakat
untuk berani melawan aksi terorisme, Divisi
Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri
melalui akun Facebook-nya mengucapkan
terima kasih atas kerja sama netizen yang
mengunggah #KamiTidakTakut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful
Hidayat yang turut hadir pada aksi solidaritas
warga menyatakan warga ibu kota tak takut
dengan teror. Bahkan respon warga Indonesia
terhadap aksi teror di Jakarta mendatangkan
respons positif dari Dewan Keamanan (DK) PBB
yang kagum dengan seruan warga Indonesia
#KamiTidakTakut. Seruan itu pun langsung
dijadikan kampanye PBB untuk mengajak warga
dunia bersatu melawan terorisme.
Fakta tersebut menunjukkan, meski
disebarluaskan hanya melalui media sosial,
namun dampaknya begitu serentak dan
meluas. Selain itu hadirnya #KamiTidakTakut
setidaknya mampu meredam munculnya
berbagai berita hoax yang sempat membuat
panik warga dengan menyatakan aksi teroris
juga terjadi di berbagai tempat di Jakarta. Hal
ini tidak terlepas dari liputan media massa,
baik cetak maupun elektronik, terhadap aksi
solidaritas yang dilakukan warga ibukota
yang menyebabkan masyarakat lainnya dapat
mengetahui maksud dari aksi ini. Sikap
masyarakat menjadi tidak takut terhadap aksi
terorisme, sehingga bisa menjadi modal dasar
dalam mencegah dampak dari kegiatan teror
yang diantaranya adalah menyebarkan rasa
ketakutan di kalangan masyarakat. Untuk
itu menjadi penting dianalisis, mengapa
fenomena #KamiTidakTakut ini begitu cepat
menimbulkan pengaruh di masyarakat.

Komunikasi Melalui Media Sosial


Membangun
kesadaran
masyarakat
melalui saluran komunikasi memang perlu
dicermati secara serius. Pengertian komunikasi
menurut Gerbner sebagaimana dikutip Blake
sebagai suatu interaksi sosial melalui pesanpesan yang dapat diberi sandi (kode) secara
formal, simbolis atau penggambaran peristiwa
tentang beberapa aspek budaya yang samasama dimiliki. Sedangkan Onong Uchjana
Effendy menyatakan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu,
berpendapat, mengubah sikap atau perilaku

baik secara langsung ataupun tidak langsung.


Mencermati pengertian komunikasi tersebut,
dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat
dalam komunikasi, yaitu penyampai pesan
(komunikator), pesan, saluran komunikasi
(termasuk juga media komunikasi), penerima
pesan (komunikan), dan umpan balik.
Di sisi lain, media sosial sebagai media
komunikasi juga dipergunakan masyarakat
untuk
memenuhi
sejumlah
kebutuhan
sebagaimana dikemukakan Katz, Gurevitch
dan Haas seperti dikutip Severin, yaitu untuk
memenuhi:
a) Kebutuhan kognitif (cognitive needs), yaitu
memperoleh informasi, pengetahuan dan
pemahaman.
b) Kebutuhan afektif (affective needs), yaitu
emosional, pengalaman menyenangkan, atau
estetis. Inilah motivasi umum dari manusia
dalam mengkonsumsi media.
c) Kebutuhan integratif personal (personal
integrative needs), yaitu memperkuat
kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan
status. Kebutuhan ini berangkat dari hasrat
manusia untuk mempertahankan diri dari
lingkungannya.
d) Kebutuhan
integratif
sosial
(social
integrative needs), yaitu memperkuat
hubungan dengan keluarga, teman dan
sebagainya.
e) Kebutuhan pelepasan ketegangan (escapist
needs), yaitu pelarian dan pengalihan.
Di era modern seperti sekarang ini media
sosial digunakan untuk berinteraksi sosial
sebagai superset yang mampu melampaui
komunikasi sosial. Diaktifkan dengan teknik
komunikasi ubiquitously atau teknik komunikasi
baru diakses dimana saja dan terukur yang
secara substansial mengubah cara komunikasi
antara organisasi, masyarakat serta individu.
Bahkan kehandalan media sosial sebagaimana
dikemukakan David Holmes, dibuktikan dengan
reaksi yang ditimbulkan pada komunikan yaitu
konkret dan langsung mengena pada masingmasing penggunanya.
Komunikasi
#KamiTidakTakut
yang
disampaikan melalui media sosial, pada
kenyataannya secara substansial telah merubah
cara berkomunikasi masyarakat khususnya
diperkotaan dalam menyikapi dampak dari
sebuah aksi teror. Waktu untuk merubah sebuah
pesan diterima dan merambah pada ranah
kognitif ke ranah afektif dan ranah konatif di
masyarakat, begitu cepat terjadi melampaui
komunikasi sosial yang lainnya.
Pesan
#KamiTidakTakut
memang
ditujukan kepada khalayak yang terpilih, yaitu
- 18 -

mereka yang menggunakan media sosial dan


tidak saling mengenal, namun menimbulkan
pengaruh yang sama untuk tidak takut dan
melawan segala aksi terorisme. Mengunggah
atau
mengikuti
aksi
#KamiTidakTakut
pastinya
memenuhi
kebutuhan
integratif
personal pengguna media sosial, khususnya
warga di perkotaan, untuk percaya diri dan
mempertahankan diri terhadap ancaman rasa
takut yang ditimbulkan dari aksi teror tersebut.
Selain itu, hadirnya pesan ini di media sosial juga
memenuhi kebutuhan pengguna media sosial
untuk mampu melepaskan diri dari ketegangan
berupa rasa takut sebagai dampak dari aksi teror
tersebut.
#KamiTidakTakut
yang
disampaikan
melalui media sosial, sesungguhnya merupakan
sebuah
pesan
tercepat
yang
dihasilkan
masyarakat sebagai reaksi terhadap aksi teror.
Kecepatan pesan yang disampaikan melalui
media sosial ini cukup efektif untuk meyakinkan
pengguna media sosial berani melawan aksi
teror yang diwujudkan dengan mengunggah atau
mengikuti aksi solidaritas yang ada. Namun sifat
perlawanan ini masih sangat ter-segmentasi,
hanya pada masyarakat perkotaan atau hanya
kepada pengguna media sosial. Kedalaman pesan
untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya
melawan aksi teror juga sangat terbatas
dijumpai di media sosial, sehingga mengikuti
#KamiTidakTakut
tidak
hanya
dimaknai
memenuhi kebutuhan status sosial penggunanya.

Pesan #KamiTidakTakut
Perlu upaya yang sistematis untuk
membangun pemahaman, sikap dan aksi
melawan ancaman terorisme. Pemerintah
dan seluruh elemen masyarakat harus bersatu
untuk menyuarakan pesan yang sama melawan
terorisme. Pesan ini wajib disebarluaskan
dengan seluruh media massa yang digunakan
oleh masyarakat, di samping juga disampaikan
melalui komunikasi tatap muka (face to face
communication). Pesan dibangun dengan makna
yang sama yaitu aksi teror apapun motivasinya,
siapapun pelakunya, apapun organisasinya, juga
apapun ideologinya hanya akan mendatangkan
kesengsaraan bagi orang banyak. Aksi teror
adalah tindakan yang bertentangan dengan nilainilai kemanusiaan universal.
Selain itu pesan #KamiTidakTakut
harus
mampu
membangun
kewaspadaan
nasional yang menuju terciptanya keuletan
dan ketangguhan masyarat, bangsa dan negara
dalam menghadapi aksi teror. Karenanya pesan
#KamiTidakTakut harus disebarkan keseluruh
masyarakat dan dibangun secara konsisten tanpa
- 19 -

mengenal waktu. Pesan wajib disampaikan


pada setiap kegiatan formal dan informal
di masyarakat. Hal ini dimaksudkan pesan
dapat menciptakan kesadaran bersama untuk
melindungi diri dan keluarga serta masyarakat
terhadap aksi terorisme. Individu, keluarga,
dan masyarakat menjadi peduli terhadap
lingkungannya, bila mengetahui ada individu
atau kelompok masyarakat yang mencurigakan
berada di lingkungannya untuk kemudian
melaporkan kepada pihak berwajib.
Pada
tataran
persuasif,
pesan
#KamiTidakTakut juga dimaksudkan untuk
membangun kesadaran bersama mengenai
ajaran agama berikut cara mengamalkannya
dengan baik dan benar. Hal ini perlu dilakukan
mengingat apapun bentuk teror, pada umumnya
selalu mengatasnamakan paham keagamaan.
Mengingat aksi teror bisa terjadi di waktu-waktu
yang tidak pernah diketahui, maka tidak ada
cara lain untuk semua pihak secara konsisten
menerapkan aksi kesadaran kewaspadaan
bersama menjaga diri dan lingkungannya.
Komunikasi dengan pesan tidak takut
terhadap semua aksi teror, juga tetap harus
disebarluaskan kepada seluruh masyarakat
dengan berbagai strategi model pesannya.
Kesadaran yang telah terbangun dan pesan yang
secara konsisten disebarluaskan oleh seluruh
media massa, mampu menjadikan teroris
terpukul mundur karena pesan ini dimaknai
sebagai simbol perlawanan bangsa melawan
ajaran dan aksi terorisme. Pesan yang dibangun
dari teroris dalam setiap aksinya, yaitu
menimbulkan ketakutan di masyarakat, harus
dilawan dengan pesan "Kami Tidak Takut" di
masyarakat, sekaligus menyampaikan pesan
bahwa masyarakat selalu waspada karena aksi
teror bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Pada sisi yang lain, media massa
mempunyai tanggungjawab sosial yang perlu
ditingkatkan guna menyebarluaskan informasi
mengenai kewaspadaan dini di masyarakat.
Media dituntut menyajikan pesan yang
mampu membangun sikap kepekaan dan
selektif di masyarakat dalam mengamankan
lingkungannya dari kemungkinan dijadikan
tempat tinggal pelaku. Media juga punya andil
untuk menyajikan informasi mengenai ajaran
semua agama yang bertujuan membangun
kasih sayang untuk semua umat manusia.
Dan terakhir, media juga dituntut menjadi
media terpercaya dalam menyajikan informasi
mengenai pencegahan atau peristiwa yang
terkait dengan aksi teror.
Aksi
di
masyarakat
melalui
#KamiTidakTakut yang menyebar melalui

media sosial, pastinya harus bisa dimanfaatkan


oleh aparat keamanan untuk juga memantau
kondisi psikologis di masyarakat terhadap aksi
teror. Pesan-pesan yang bersifat melengkapi
atau mengklarifikasi perlu dilakukan sebagai
penyeimbang informasi yang diterima oleh
masyarakat. Aparat keamanan perlu menyikapi
tren dan meluruskan pesan di media sosial
terkait dengan aksi melawan terorisme serta bila
terdapat indikasi pesan yang tidak menyehatkan
masyarakat.

Penutup
#KamiTidakTakut disebarluaskan melalui
media sosial merupakan sebuah fenomena yang
terjadi di masyarakat. Pesan diciptakan sebagai
respons masyarakat terhadap anjuran Presiden
untuk tidak takut melawan aksi terorisme.
Pesan yang disampaikan melalui media sosial
pada kenyataannya hanya dapat diterima
oleh pengguna media sosial, yang walaupun
di antara mereka tidak saling mengenal,
namun mampu menimbulkan sikap dan aksi
solidaritas.
Fenomena
#KamiTidakTakut
pada kenyataannya mampu secara cepat
membangkitkan sikap berani melawan aksi
teroris, namun sangat terbatas pada tataran
kedalaman maknanya.
Semua elemen masyarakat memiliki
kewajiban bersama dalam membangun sikap
tidak takut terhadap terorisme. Pemerintah,
aparat keamanan, media massa dan masyarakat
memiliki
tanggungjawab
sosial
dalam
mencegah dan melawan aksi terorisme. Pesan
yang dibangun melalui media sosial apapun
bentuknya tidak boleh hanya bersifat seremonial
atau hanya disampaikan pada saat kejadian teror
terjadi. Kedalaman pesan juga harus mampu
menyadarkan masyarakat untuk mengetahui,
bersikap, dan melawan aksi teror dengan tepat
dan propoisonal. Kedalaman pesan juga perlu
dibarengi dengan jaminan perlindungan regulasi
yang melingkupinya, agar aktivitas pengguna
dan pesan yang dibangun tetap berada pada
koridor yang positif.
Pada hakekatnya kedalaman pesan
yang disampaikan melalui media sosial, perlu
menanamkan sikap kewaspadaan dini di
masyarakat terhadap aksi teror baik secara
preventif maupun diwujudkan dalam bentuk
aksi kepedulian sosial. Karena muara dari
perlawanan masyarakat terhadap aksi teror,
hakekatnya digunakan sebagai pendukung dari
tugas aparat keamanan dalam mengamankan
dan menciptakan rasa aman di lingkungan
masyarakat.

Referensi:
David Holmes. 2012. Teori Komunikasi Media,
Teknologi, dan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Elvinaro Ardianto dan Lukita Komala Erdinaya.
2004, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar.
Bandung: Rosdakarya.
Kietzmann, Jan H., Kris Hermkens, Ian P.
McCarthy, and Bruno S. Silvestre. 2011.
Business Horizons 54: Understanding the
functional building blocks of social media.
Reed H. Blake, Edwin O Haroldsen, 2005.
Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya:
Papyrus.
Severin dan Tankard. 2008. Teori Komunikasi:
Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam
Media Massa. Jakarta: Kencana.
Putu Sastra Wingarta, Berani Yang Waspada,
Media Indonesia, 21 Januari 2016.
Aksi Tolak Teror di Sarinah, Wagub DKI: Kami
Tidak Takut, http://metro.tempo.co/read/
news/2016/01/15/064736558/aksi-tolakteror-di-sarinah-wagub-dki-kami-tidaktakut, diakses 19 Januari 2016.
Gerakan 'Kami Tidak Takut' Kuatkan
Masyarakat,
http://www.voaindonesia.
com/content/gerakan-kami-tidak-takutkuatkan-masyarakat/3148535.html, diakses
19 Januari 2016.
PBB Kagum Warga Indonesia Serukan
'Kami Tidak Takut' Teroris, http://www.
monitorday.com/detail/24247/pbb-kagumwarga-indonesia-serukan-kami-tidak-takutteroris#sthash.REvUkhKf.dpuf, diakses 19
Januari 2016.
Unggah Tagar Kami Tidak Takut, Polri Ucapkan
Terima Kasih, http://medan.tribunnews.
com/2016/01/15/unggah-tagar-kami-tidaktakut-polri-ucapkan-terima-kasih, diakses 19
Januari 2016.
Abdul Malik, KamiTidakTakut, "Mari Bersama
Melawan Terorisme", http://jalandamai.
org/2369.html, diakses 26 Januari 2016.
Amirudin Mahmud, "Kami Tidak Takut",
http://www.kompasiana.com/
amirudin
mahmud/kami-tidak-takut
_569a14fae8afbd191497ecdc, diakses 26
Januari 2016.
Rochmanuddin, Kami Tidak Takut, Ajak
Warga Jakarta Melawan terror Sarinah,
http://news.liputan6.com/read/2412470/
kami-tidak-takut-ajak-warga-jakartamelawan-teror-sarinah, diakses 26 Januari
2016.

- 20 -

TENTANG PENULIS

HARRIS Y. P. SIBUEA

Harris Yonatan Parmahan Sibuea, S.H., M.Kn., lahir di Jakarta, 11 September


1984. Memperoleh gelar S1 Hukum Perdata dari Universitas Trisakti pada tahun 2007
dan gelar S2 Kenotariatan dari Universitas Indonesia pada tahun 2009. Saat ini bertugas
sebagai Peneliti Muda bidang Ilmu Hukum pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR
RI. Tulisan yang telah dipublikasikan antara lain berjudul Politik Hukum UndangUndang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, "Tinjauan Yuridis atas
Pemanfaatan Ruang Bawah Tanah", dan "Inventarisasi Pemetaan Hak Ulayat Masyarakat
Hukum Adat Di Indonesia".

harris.sibuea@dpr.go.id

SITA HIDRIYAH

sita.hidriyah@dpr.go.id

YULIA INDAHRI

Sita Hidriyah, S.Pd., M.Si., lahir di Surabaya, 18 Oktober 1982. Memperoleh gelar
S1 Keguruan Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Atmajaya Jakarta pada
tahun 2005 dan gelar S2 Hubungan Internasional dari FISIP Universitas Indonesia pada
tahun 2008. Saat ini bertugas sebagai Peneliti Muda bidang kepakaran Masalah-Masalah
Hubungan Internasional pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Tulisan yang
telah dipublikasikan antara lain berjudul "Dinamika Permasalahan Pekerja Tambang
Indonesia pada Perusahaan Tambang AS yang beroperasi di Indonesia", "Peningkatan
Kerjasama Pembangunan Negara Indonesia dan Australia pada Penanggulangan
Bencana", dan paya Pemerintah dan Kerjasama Luar Negeri Dalam Pengentasan
Kemiskinan Menuju Pembangunan Berkelanjutan"
Yulia Indahri, S.Pd., M.A., lahir di Jakarta, 22 Juli 1974. Memperoleh gelar S1
Teknologi Pendidikan dari IKIP Jakarta tahun 1999 dan gelar S2 Development Studies
dari University of East Anglia, Norwich tahun 2003. Saat ini bertugas sebagai Peneliti
Madya Studi Masyarakat dan Sosiologi Perkotaan pada Pusat Penelitian-Badan
Keahlian DPR RI. Tulisan yang telah dipublikasikan antara lain berjudul "Kebijakan dan
Pengembangan Fasilitas Sosial Umum di DKI Jakarta", "Kebijakan dan Pelaksanaan
Pendidikan Dasar di Perbatasan", dan "Pembangunan Kesehatan Daerah di Era Jaminan
Kesehatan Nasional".

y.indahri@gmail.com

LISNAWATI

Lisnawati S.Si. M.S.E., lahir di Jakarta, 8 September 1982. Memperoleh gelar S1 dari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Indonesia dan gelar S2
Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia. Saat ini bertugas sebagai Peneliti Muda dengan
kepakaran Ekonomi Terapan pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Tulisan
yang telah dipublikasikan antara lain berjudul "Kebijakan Penetapan Upah Minimum
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta", "Pembangunan Sektor Perikanan Laut dan
Pemberdayaan Nelayan", "Implementasi Sistem Keuangan Pusat dan Daerah dalam
Memperkuat Perekonomian Nasional

lisnawati.dpr@gmail.com

AHMAD BUDIMAN

Drs. Ahmad Budiman, M.Pd., lahir di Jakarta, 22 April 1969. Memperoleh gelar S1
bidang Komunikasi dari Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Jakarta tahun 1993 dan
S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(2004). Saat ini bertugas sebagai Peneliti Madya bidang kepakaran Komunikasi Politik
pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Tulisan yang telah dipublikasikan antara
lain berjudul Bunga Rampai Keterbukaan Informasi Publik, Peningkatan Citra Bangsa
melalui Kemandirian Industri Pertahanan, dan Mekanisme Pengaduan Masyarakat ke
DPR RI.

a.budiman@gmail.com

02

PANDUAN PENULISAN INFO SINGKAT 2016


1.

Artikel yang dimuat dalam INFO SINGKAT meliputi hasil analisa terkait masalah aktual dan strategis yang terkait
fungsi-fungsi DPR-RI.
2. Naskah dikirimkan kepada redaksi lokal pada Kamis minggu pertama dan Kamis minggu ketiga jam 16.00 WIB.
3. Jika penulis tidak mengirimkan naskah Info Singkat sampai pada batas waktu yang ditentukan, maka penulis
dianggap mengundurkan diri dari penulisan edisi tersebut.
4. Naskah ditulis dengan huruf ARIAL ukuran 12, 1 spasi, dicetak pada kertas A4 dengan margin: atas 2,54 cm;
bawah 2,54 cm; kiri 3,17 cm; kanan 3,17 cm
5. Jumlah halaman naskah yang dikirimkan kepada redaksi lokal adalah minimal 6 halaman dan maksimal 7,5
halaman.
6. Jika terdapat tabel, penulis harus menyertakan data asli dan jumlah halaman tidak boleh lebih dari 6,5 halaman.
7. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
8. Judul ditulis dengan huruf kapital.
9. Mencantumkan nama penulis, jabatan, dan alamat e-mail pada bagian halaman pertama.
10. Sistematika penulisan: Judul, Nama Penulis, Abstrak; Pendahuluan; Isi (informasi/isu aktual, data, analisis
penulis, alternatif kebijakan); Penutup (simpulan dan rekomendasi), dan Referensi
11. Abstrak dituliskan di bawah judul dan nama penulis dengan huruf Arial ukuran 11, 1 spasi sebanyak maksimal 150
kata.
12. Sumber kutipan dari buku ditulis dalam bentuk catatan perut.
Contoh:
(Mulyadi, 2015; 15)

13. Kutipan dari sumber lain seperti surat kabar, situs, dll, sumber dituliskan langsung di referensi.
14. Penulisan referensi diurutkan sesuai urutan alfabet dengan tata cara seperti contoh berikut:
Masa Tanggap Darurat Diperpanjang, Media Indonesia, 24 September 2013.
Warga Miskin Ngawi Kesal Ikut Program BPJS Diharuskan Bayar Iuran, http://www.
tribunnews.com/regional/2014/01/13/warga-miskin, diakses 15 Januari 2014.
Juha I. Uitto dan Asit K. Biswas. 2000. Water for Urban Areas: Challenges and
Perspectives. Tokyo: United Nations University Press.
Moon, M. & Kim, K. S. (2001). A Case of Korean Higher Education Reform: The Brain
Korea 21 Project. Journal of Asia Pacific Education Review, Vol. 2, No. 2, 96105.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan.
United Nations Development Programme (UNDP). 2010. Pengarusutamaan Gender dalam
Parlemen. UNDP.

15. Redaksi melakukan rapat pada hari Jumat Minggu Pertama dan Minggu Ketiga untuk memberikan masukan atas
naskah info singkat yang masuk ke Redaksi.
a. Untuk naskah yang dinyatakan oleh Redaksi Info Singkat memerlukan revisi mayor, penulis dapat
dibantu oleh penulis lain (peneliti bidang yang bersangkutan atau redaksi bidang) dengan konsekuensi
mencantumkan nama penulis yang membantu revisinya.
Revisi harus diserahkan ke Redaksi Lokal paling lambat Senin berikutnya jam 16.00.
Jika penulis tidak melakukan revisi sebagaimana masukan Redaksi info Singkat, Redaksi memutuskan
tidakmenerbitkannya.
Naskah yang dianggap membutuhkan revisi mayor berdasarkan kriteria sebagai berikut:
(1) Tidak memuat isu aktual yang disampaikan dalam latar belakang masalah
(2) Tidak memasukkan analisa penulis terhadap permasalahan yang dimunculkan dalam latar belakang;
(3) Tidak terdapat kesimpulan dan rekomendasi yang bermanfaat bagi tugas dan fungsi DPR.
b. Untuk naskah yang dinyatakan oleh Redaksi Info Singkat memerlukan revisi minor, revisi naskah diserahkan
penulis ke Redaksi masing-masing bidang paling lambat Rabu jam 12.00.
c. Redaksi masing-masing bidang mengoreksi naskah hasil revisi penulis dan menyerahkan pada editor Info
Singkat paling lambat pada hari Rabu minggu pertama dan minggu ketiga jam 16.00.

Anda mungkin juga menyukai