Anda di halaman 1dari 8

61

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experiment
dengan rancangan Pretest and Posttest non equivalent control group
dengan memberikan terapi madu pada anak dengan diare usia 1 5 tahun
sebagai intervensinya. Oleh sebab itu, rancangan ini disebut juga non
randomized pretest posttest design. Dilakukan pretest (O1) diikuti
intervensi (X) kemudian dilakukan posttest (O2). Penelitian tidak
melakukan randomisasi pada alokasi sampel untuk kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol, sehingga penentuan kriteria inklusi digunakan
untuk meminimalisir ketidakseimbangan karakteristik antar kelompok
(Dharma, 2011).
Tabel III.1
Rancangan Penelitian.
Pretest

Intervensi
X4

Kelompok Eksperimen

O1

Pemberian Madu

X1
Kelompok Kontrol
Keterangan :
O1

Posttest

O2

X5
O3

Terapi Standar

X2
O4

X3

: Frekuensi Diare sebelum diberikan terapi madu pada kelompok


intervensi

O2

: Frekuensi Diare setelah diberikan terapi madu pada kelompok


intervensi

O3

: Frekuensi Diare sebelum diberikan terapi standar pada kelompok


kontrol

O4

: Frekuensi Diare setelah diberikan terapi standar pada kelompok


kontrol

X1

: Perbandingan pre test kelompok intervensi dan kelompok kontrol

62

X2

: Perbandingan post test kelompok intervensi dan kelompok kontrol

X3

: Rerata penurunan pre dan post pada kelompok kontrol

X4

: Rerata penurunan pre dan post pada kelompok intervensi

X5

: Beda rerata perbandingan kelompok intervensi dan kelompok


kontrol

III.2 Populasi dan Sampel


III.2.1 Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut
sebagai populasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi dari penelitian
ini adalah pasien anak dengan diare usia 1 5 tahun yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
III.2.2 Sampel
Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari
populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data,
melakukan

pengamatan

atau

pengukuran pada unit ini. Teknik

pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


purposive sampling yaitu mengambil responden berdasarkan pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan sesuai kriteria penelitian
(Dharma, 2011).

Keterangan :
n

= Jumlah sampel

Z1-/ = Derajat kepercayaan distribusi tabel Z 5% (1,96)


Z1-
2

= Kekuatan uji distribusi tabel Z 95% (0,842)


= Estimasi standar deviasi berdasarkan literatur yang dihitung

dengan rumus

= 0,7

63

= Nilai mean setelah intervesi (Cholid, dkk, 2011)

= Nilai mean sebelum intervensi (Cholid, dkk, 2011)

= 28,4 = 28 Responden

Peneliti menghindari adanya drop out dengan menambahkan 10% dari


perkiraan sampel, adapun rumus untuk mengantisipasi berkurangnya
subyek penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2008) adalah :
Keterangan :
n
: Ukuran sampel setelah revisi
n
: Ukuran sampel asli
1-f
: Perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10%

= 30 Responden
Maka dari hasil perhitungan diperoleh 30 orang responden sebagai sampel
penelitian.
Kriteria sampel, yaitu :
a. Kriteria Inklusi :
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dimasukkan atau yang
layak untuk diteliti. Kriteria inklusi yang layak dalam penelitian ini
adalah :
1)
Anak dengan diare usia 1 5 tahun.
2)
Tidak ada kelainan kongenital pada saluran cerna.
3)
Kunjungan pertama untuk penyakit diare.
4)
Tidak menderita penyakit penyerta yang berat atau gizi buruk.
5)
Tidak dalam kondisi imunodefisiensi.
6)
Ibu/pengasuh bersedia berpartisipasi dalam penelitian, mampu
membaca dan menulis serta mampu berkomunikasi secara verbal
dan nonverbal.

64

7)

Ibu/pengasuh bersedia melakukan intervensi yang dianjurkan

pada anak.
b. Kriteria Eksklusi :
Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dimasukkan
atau tidak layak untuk diteliti.
1) Anak mengalami komplikasi berat akibat diare.
2) Dalam perjalanan penyakit menjadi dehidrasi berat dan menjadi
diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
III.3 Langkah Langkah Penelitian
Pengumpulan data dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu. Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan
dengan pasien dan ibu/pengasuh sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Kemudian responden akan diberikan terapi madu sebagai
intervensinya.
Adapun proses pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Tahap Persiapan :
a. Meminta surat izin pada bagian institusi pendidikan Profesi Ners,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta.
b. Menyerahkan surat izin tersebut kepada Kepala Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu.
2. Tahap Pelaksanaan :
a. Hari pertama, melakukan pengkajian berdasarkan kriteria inklusi
dan kontrak kesediaan menjadi responden, jika responden setuju
maka peneliti akan memberikan madu beserta lembar observasi
pasien. Peneliti juga menjelaskan dosis terapi madu dan petunjuk
pengisian pada lembar observasi.
b. Hari ke 2 sampai dengan hari ke 5, intervensi terapi madu selama 5
hari dan evaluasi frekuensi diare setiap hari melalui telepon dengan
orangtua/pengasuh responden.
c. Hari ke-5 intervensi, evaluasi akhir pemberian terapi madu
terhadap frekuensi diare pada anak yang diberikan intervensi untuk
mengetahui perubahan frekuensi diare selama 5 hari terakhir
dengan melakukan home visit pada keluarga responden.
Bagan III.1
Kerangka Kerja Penelitian

65

Pre Test

Intervensi

Post Test

Hari 1

Hari 1 - 5

Hari ke- 5

Pengkajian, intervensi

Via telepon

Home visit

Post
Test

Terapi Madu

Pre
Test

3 x sehari (20g)
d. Analisa data
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisa untuk

mendapatkan efektifitas pemberian terapi madu terhadap frekuensi


diare pada anak usia 1 5 tahun. Proses pengolahan data dilakukan
dengan :
1) Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai data karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir ibu, dan frekuensi diare anak
sebelum

diberikan

bertujuan

untuk

intervensi

madu.

menjelaskan

Analisis

atau

univariat

mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmodjo, 2010).


a) Mean
Suatu ukuran rata-rata yang merupakan hasil bagi dari
jumlah semua nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya
pengukuran. Secara sederhana, perhitungan nilain mean
dapat dituliskan dengan rumus :
b) Median
Suatu nilai dimana setengah banyaknya pengamatan
mempunyai

nilai

dibawahnya

dan

setengah

lagi

mempunyai nilai diatasnya. Prosedur perhitungan median


melalui langkah :
(1) Data diurutkan dari nilai kecil ke besar
(2) Hitung posisi nilai median dengan rumus : (n+1)/2
(3) Hitung nilai mediannya
Tabel III.2
Analisa Univariat
No
1

Variabel
Karakteristik Responden (Usia,

Analisis
Mean, Median, Standar Deviasi

Jenis Kelamin)

(SD), Presentase

66

Karakteristik Orangtua

Mean, Median, Standar Deviasi

Responden (Tingkat Pendidikan)


Gambaran Frekuensi Diare

(SD), Presentase
Mean, Median, Standar Deviasi

Responden

(SD), Presentase

2) Analisa Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
terapi madu terhadap frekuensi diare pada anak usia 1 5
tahun. Dalam analisa ini menggunakan dua jenis uji bivariat
yaitu uji T independent dan uji T dependent sebagai berikut
(Hastono, 2010) :

a) Uji beda dua mean independen


Analisis bivariat ini menjelaskan pengaruh terapi madu
terhadap frekuensi diare anak usia 1 5 tahun pada
kelompok

intervensi

dan

kelompok

kontrol

dengan

menggunakan analisis uji beda dua mean independen (Uji


Independent t-test). Pada analisis bivariat dilakukan uji
homogenitas untuk membandingkan data antara kelompok
intervensi dengan kelompok kontrol, apakah variabel
keduanya memiliki kesamaan atau tidak. Pada penghitungan
uji ini, varian yang lebih besar sebagai pembilang dan
varian yang lebih kecil sebagai penyebut.
Uji homogenitas varian
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui varian antara
kelompok data satu apakah sama dengan kelompok data
yang kedua.
Rumus :

Pada perhitungan uji F, varian yang lebih besar sebagai


pembanding dan varian yang lebih kecil sebagai penyebut.
b) Uji beda dua mean dependen

67

Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan perubahan


frekuensi diare antara pre dan post terapi madu pada
kelompok perlakuan dan mengetahui perbedaan penurunan
frekuensi diare pre dan post pada kelompok kontrol dengan
menggunakan analisis uji beda dua mean dependen (Uji
Paired t-test) dengan batas kemaknaan nilai alpha (5%).
Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik
digunakan batas kemaknaan 0.05. Penolakan hipotesis
apabila P value 0.05 berarti ada pengaruh atau ada
perbedaan bermakna, sedangkan gagal penolakan terhadap
hipotesis apabila P value > 0.05 berarti tidak ada perbedaan
atau tidak ada pengaruh yang bermakna antara keduanya.
Rumus beda dua mean dependen :

Keterangan :
d

: Rata-rata deviasi atau selisih sampel 1 dengan 2

S_d

: Standar deviasi dari deviasi atau selisih sampel 1


dan 2

: Jumlah sampel

Jika dalam pengolahan distribusi data didapatkan hasil tidak


normal maka uji bivariat yang digunakan adalah uji
alternatifnya yaitu non-parametrik uji wilcoxon.
Rumus :

Keterangan :
Z : Wilcoxon
T : Jumlah jenjang / rangking yang kecil
n : Jumlah sampel
Tabel III.3
Analisa Bivariat

68

No
Variabel
1 Rata rata frekuensi diare anak Rata rata frekuensi diare

kelompok intervensi sebelum

anak kelompok intervensi

diberikan terapi madu

setelah diberikan terapi madu

Rata rata frekuensi diare anak Rata rata frekuensi diare


kelompok

kontrol

sebelum anak

kelompok

Uji Data
Uji T dependent

Uji T dependent

kontrol

diberikan terapi
3

setelah diberikan terapi


Variabel
Rata-rata frekuensi diare sebelum intervensi pada kelompok Uji T independent

intervensi dan kelompok kontrol


Rata-rata frekuensi diare setelah intervensi pada kelompok Uji T independent
Intervensi dan kelompok kontrol

Rata

rata

penurunan

Variabel
Rata rata penurunan Uji T independent

frekuensi diare anak kelompok

frekuensi

intervensi

kelompok kontrol setelah

terapi madu

setelah

diberikan

diare

diberikan terapi

anak

Anda mungkin juga menyukai