Anda di halaman 1dari 30

PABRIK CPO

Latar
Belakang
Minyak sawit merupakan minyak pangan yang paling besar
dari nilai produksi dan konsumsinya pada tahun 2008-2012

Dapat dilihat juga pertumbuhan produksi dan konsumsi


Minyak Sawit sejak tahun 1993 mengalami pertumbuhan yang
signifikan.

Sumber: Ditjen Bea dan Cukai


(PEB dan PIB)

Latar Belakang
Permintaan dunia akan minyak sawit telah melonjak dalam dua dasawarsa terakhir, pertama
karena penggunaannya dalam bahan makanan, sabun, dan produk-produk konsumen lainnya,
dan belakangan ini sebagai bahan baku mentah bahan bakar nabati. India dan Cina sebagai 2
negara terbesar sebagai importir minyak kelapa sawit dari Indonesia

Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara
penghasil minyak
kelapa
sawit
terbesar di dunia
pada tahun 2013

Sumber: Oil World, Maret 2014

Sumber:

Direktorat

Perkebunan

Hal ini juga didukung dengan produksi dari

Jenderal

Pemilihan
Area
Rencana pembangunan
Pabrik
Kelapa
Sawit
berada
di
daerah
Provinsi Riau
Pabrik
Kelapa
Sawit
Skala
kecil
(mikro)
memerlukan
lahan
sekitar
0.5
hektar
dengan luas bangunan
pabrik sekitar 40 x 40
m

Catatan: *Angka Sementara


Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Pemilihan Kelapa Sawit


Kematangan buah sangat menentukan hasil
rendemen minyak yang dihasilkan. Berbagai standart
baku mutu buah tentunya akan menjadi tolak ukur
dalam perancangan pengolahan Pabrik Minyak Kelapa
Sawit Skala kecil (mikro)
Buah yang telah dipanen selayaknya secepatnya di
distribusikan ke pabrik pengolahan agar tidak
teroksidasi oleh enzim dan udara yang meningkatkan
nilai keasaman (salah satu parameter produk)
Sistem distribusi, pola panen dan tidak tersedianya
kapasitas
pabrik
pengolahan
yang
memadai

Perbandingan Mutu
TBS (TANDAN BUAH
SEGAR)
24 48 JAM PASCA
PANEN
1. Minyak sebanyak 20-25%

BERONDOLAN*
1. Minyak sebanyak 30> 48 JAM PASCA PANEN
34%
2. Nut (biji) 15-17%
3. Serat (fiber) 14-30%

2. Inti (kernel) sebanyak 46%


3. Cangkang 5-9%
4. Tandan kosong (empty
fruit bunch)
20-22%
5. Serat (fiber) 12-14%

4. Sampah 2-10%
*Buah

sawit

restan

dan

berondolan memiliki kandungan


Asam lemak bebas lebih dari 6%
(tidak memenuhi standar bahan
baku CPO standar bahan pangan)

tingkatan
atau
fraksi
dari TBS yang
TBS (Tandan
dipanen. Fraksi-fraksi
Buah Segar)
TBS tersebut sangat
mempengaruhi
mutu
panen,
termasuk kualitas
minyak sawit yang
dihasilkan. Dikenal
ada lima fraksi TBS.
Berdasarkan
fraksi
TBS tersebut, derajat
kematangan
yang
baik
adalah
jika
tandan-tandan yang
dipanen berada pada
fraksi 1,2, dan 3

Fra
ksi

Jumlah
Brondongan

Tidak ada, buah


00
berwarna hitam
1 - 12,5% buah
0
luar membrondol
12,5 - 25% buah
1
luar membrondol
25 - 50% buah
2
luar membrondol
50 - 75% buah
3
luar membrondol
75 - 100% buah
4
luar membrondol
Buah dalam juga
5 membrondol, ada
buah yang busuk

Tingkat
Kematanga
n
Sangat
mentah
Mentah
Kurang
matang
Matang I
Matang ll
Lewat
matang I
Lewat
matang ll

Secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria


matang panen dan terkumpulnya brondolan, serta
pengangkutan
yang
lancar
maka
dalam
suatu
pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan
sebagai berikut:
Jumlah brondolan di pabrik sekitar 25% dari berat
tandan seluruhnya
Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65%
dari jumlah tandan
Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari
jumlah tandan
Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15%
dari jumlah tandan

Kebutuhan Produk
Pada dasarnya, pengolahan kelapa sawit
merupakan suatu proses terhadap tandan buah
segar (tbs) menjadi cpo yang berwarna kuning dan
minyak inti sawit (palm kernel oil/pko) yang jernih
Kegunaan minyak kelapa sawit pada dunia industri:
1. bahan industri pangan (minyak goreng dan
margarin)
2. industri sabun (bahan penghasil busa)
3. industri baja (bahan pelumas)
4. industri tekstil
5. kosmetik
6. bahan bakar alternatif (biodisel)

N
o

Asam
Lemak

Minyak
Kelapa
Sawit
(Persen)

Minyak Inti
Sawit
(Persen)

1.

Asam
kaprilat

34

1. Metil ester

2.

Asam
kaproat

37

2. Asam lemak (fatty acid)

3.

Asam
laurat

46 52

3. Gliserin (glycerine)

4.

Asam
miristat

1,1 - 2,5

14 17

5.

Asam
palmitat

40 46

6,5 9

6.

Asam
stearat

3,6 4,7

1 2,5

7.

Asam

39 45

13 19

Bahan Kimia yang ada pada


minyak kelapa sawit :

Produk Turunan CPO :


a) Pada industry pangan : minyak goreng,
margarin, shortening, dan vegetable ghee
b) Pada industri oleokimia : fatty acids, fatty
alcohol dan glycerin, serta biodiesel

Keunggulan Produk
A. Segi Kandungan Produk
1.Memiliki sifat memasak tinggi mampu mempertahankan sifat-sifatnya
bahkan dalam suhu tinggi.
2.Tekstur halus dan lembut dan tidak adanya bau membuatnya menjadi
bahan yang sempurna dalam banyak resep, termasuk untuk pemanggangan
(seperti biskuit) pada khususnya.
3.Memiliki efek pengawet alami yang memperpanjang umur simpan produk
makanan.
4.Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang
tinggi. Minyak sawit berwujud setengah padat pada temperatur ruangan.
5.Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung kolesterol
meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan kolesterol
lipoprotein densitas rendahdanlipoprotein densitas tinggiakibat
metabolisme asam lemak dalam tubuh.
6.Minyak sawit jugaGMO free, karena tidak ada kelapa sawit termodifikasi
genetik (GMO) yang dibudidayakan untuk menghasilkan minyak sawit.

Keunggulan Produk
B. Segi Ekonomi
1. Paling murah (ketersediaan banyak)
2. Harga produksi rendah (Produktivitas lebih tinggi dari
minyak nabati dari sumber lain dan massa produksi yang
panjang (25 tahun) )
3. Paling tahan hama dan penyakit

Spesifikasi Produk
Syarat mutu inti kelapa sawit adalah
sebagai berikut:
1. Kadar minyak minimum
:
2. Kadar air maksimum
:
3. Kontaminasi maksimum
:
4. Kadar inti pecah maksimum

48 %
8,5 %
4,0 %
: 15 %

Tabel Standar mutu Special Prime Bleach (SPB) dan


Ordinary

No Kandungan
1
2
3
4
5
6
7

Asam lemak bebas (%)


Kadar air (%)
Kadar kotoran (%)
Besi (ppm)
Tembaga (ppm)
Bilangan iod
Karotene (ppm)

Tokoferol (ppm)

SPB
1-2
0,1
0,002
10
0,5
53+/ 1,5
500
800

Ordin
ary
3-5
0,1
0,01
10
0,5
45-56
500700
400600

Review Proses

Bagan Proses Pabrik


CPO

URAIAN PROSES

Reception and Storage


Pengangkatan sebelum masuknya TBS
(Tandan Buah Segar) ke pabrik dilakukan
menggunakan truck dan trailer ditarik
dengan wheel tracktor.
Dalam pabrik digunakan jembatan timbang
yang menggunakan sistem komputer untuk
menimbang berat
Kemudian dilakukan penyotiran untuk
meningkatkan nilai mutu yang masuk
dalam pabrik
Setelah disortir TBS dimasukkan ke tempat
penimbunan sementara yang disebut
loading ramp dan kemudian dibawa ke
sterilizer menggunakan kereta lori

Sterilizing
Tujuan Sterilizing adalah:
1. Mengurangi peningkatan asam lemak
bebas
2. Mempermudah proses pelepasan pada
trasher
3. Menurunkan kadar air
4. Melunakkan daging buah
5. Menonaktifkan enzim lipase
6. Mempermudah ekstraksi minyak
Dalam melakukan proses ini digunakan
sterilizer dengan uap 2,8-3 kg/cm 2 , 1400 C,
dan direbus selama 90 menit.

Threshing
Thresherberfungsi untuk memisahkan
buah dari janjangannya dengan cara
membantingtandanbuahsegar
(TBS)kedalam drum thresher. Thresher
ini berupa drum silinder panjang yang
berputar
secara
horizontal.
Drum
dirancang
dengan
kisikisi
yang
berfungsi
untuk
meloloskan
berondolan.

Digesting
Digesting adalah proses
pelumatan daging buah
menggunakan alat digester.
Fungsi digester antaralain:
1. Melumatkan daging buah
2. Memisahkan daging buah
dengan biji
3. Mempersiapkan feeding press
4. Mempermudah proses di press
5. Menaikkan temperature

Pressing
Pressing
adalah
proses
pemerasan
buah
yang
telah
dicincang,
dan
dilumat di digester
untuk mendapatkan
minyak kasar.

Clarification Settling
Stasiun klarifikasi merupakan stasiun
yang berfungsi untuk mengolah dan
memurnikan minyak kasar (crude
palm oil) hasil ekstraksi dari mesin
press menjadi minyak yang standart
dan sesuai dengan kualitas yang
ditentukan suatu pabrik kelapa sawit.
Pada stasiun ini ada beberapa prinsif
metode pengolahan yang digunakan
yaitu pengendapan, pemanasan,
sentrifugal, dan penyaringan.

Daftar Pustaka
Thomas B, Fricke. 2009 . Buku Panduan Pabrik Kelapa Sawit Skala Kecil untuk
Produksi Bahan Baku Bahan Bakar Nabati (BBN). Indonesia: USAID
Ketaren, S. 2008 . Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:
UI

Anda mungkin juga menyukai