KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DIRS ABDUL MOELOEK PROPINSI LAMPUNG
TA Larasati
Bagian Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Unversitas Lampung
1a _larasati@yahoo.co.id
Pengelolaan Diabetes Metitus sccara. umum bertyjuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasica, schingza dapat
‘menghilangkan keluhan-keluhan dan memperiahankan rasa nyaman dan schat. Karcna Diabetics Melitus merupakan
pemakit menahun yang akan didcrta scumur bidup : Penelitian ini untuk mengidcniifikasi kualitas hidup pasicn
Diabetes Melitus tipe ? di RS Abdal Moclock Provinsi Lampang. Penelitian int merupakan pencitian deskriptif
analitik dengan pencekatan eros sectional. Sampel dalam penclitian ini adalah pasicn Diabetics Melitustipe 2 yan
rawat jalan di RS Abel Moclock Provinsi Lampung. dengan sampel schanyak 89 orang yang diambil dengan teknik
accidental sampling. Pengumpulan data dilakukon pada 15 okber-15 Desember 2011, dengan wawancara
menggualan instrumea kuesioncr mengenai demografi, dan kualits hidup, Kualitas hidup responden diukur
dengan kuesionerkualitas hidup pasien DM tipe 2,SF-36.
Dar 89 responden, didapatkan hasil bahwa lebih dari scparuh responden memiliki gambaran kualitas hidup sedang
‘yaituscbanyak $9.6 %(53 orang}, kualitas hidup baik scbanyak 27.0% (24orang} dan kualitashidup buruk schanyak
13.5% (12orang),
Kata kunet: kualitas hidup, Diabetes Melitustipe 2
PENDAHULUAN DM tipe 2 termasuk dalam 30 peringkat utama
Indonesia menempati urutan ke-9 dengan jumlah —penyebab kematian, rawat inap dan rawat jalan di
penderita Diabetes Mellitus (DM) terbesar di rumahsakit Indonesia selama tahun 2007.
dunia setelsh India, Cina, Amerika, Rusia, Bra
Jerman, Pakistan dan Jepang. yaitu schanyak 6,9 Berdasarkan laporan Dinas Keschatan Provinsi
juta penduduk (International Diabetes Lampung (2011), tercatat 1406 penderita baru
Federation, 2010), Prevalensi nasional DM DM tipe 2 pada tahun 2010 yang terdiri dari 333,
(berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada pasien rawat jalan dan 853 pasien rawat inap. Pada
penduduk umur > 15 tahun bertempat tingeal di rentang usia | hingga 19 tahun terdapat 15 kasus,
Perkotaan) adalah 5.7% namun hanya 1.5% yang 20 hingea44 tahun 260 kasus, 45 hingea 54 tahun
mengetahui dirinya menderita DM. Sebanyak 13 427 kasus, 55 hingea 59 whun 348 kasus, 60
hingga 69 tahun 256 kasus, dan usia di atas 70
distas prevalcnsi nasional, yaitu Nanggroc Acch tahun terdapat 100 kasus. Dari data terscbut dapat
Darussalam, Riau, Lampung, Bangka Beliung, dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah
DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, _ penderita DM tipe 2 yang signifikan pada rentang
provinsi mempunyai prevalensi Diabetes M
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi usiadiatas 20 tahun.
Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara
(RISKESDAS, 2007). Menurat Mandagi (2010), hal yang mendorong
perlunya pengukuran kualitas hidup, khususnya
ita terakhir yang dikeluarkan Departemen pada pendcrita DM adalah karena kualitas hidup
Kesehatan RI (2008) menyatakan bahwa kasus merupakan salah satu tujuan tama perawatan,
71 Sarna Kodottray des Kesehaten Univers Lampang Ts
karena DM merupakan penyakit kronis yang
helum dapat disembuhkan, namun apabila kadar
gula darah dapat terkontrol dengan baik, maka
keluhan fis
akibat komplikasiakut ataupun
kronis dapat diminimaliris atau dicezah. Sel
kualitas hidup yang rendah serta problem
itu,
psikologis dapat memperburuk gangguan
metabolik, baik secara langsung melalui reaksi
stress hormonal, atiupun secara tidak langsung
melalui komplikitsi
Rumah Sakit
‘Lampung sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di
Dt. H. Abdul Moclock Provinsi
Provinsi Lampung, dan ditetapkan sebagai rumah
sakit pendidikan berdasarkan SK Menkes RI
‘Nomor : HK.03.05/1/260308 tanggal 23 juli2008,
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik dengan pendckatan crass sectional.
Sampel dalam penclitian ini adalah pasien
Diabetes Melitus tipe 2 yang rawat jalan di RS
Abdul Moclock Provinsi Lampung, dengan
sampel sebanyak #9 orang yang diambil dengan
teknik arcidenal sampling. Pengumpulan data
dilakukan pada 15 Oktober-15 Descmber 2011,
dengan wawancara menggunakan instrumen
kuesioner mengenai demografi, dan kualitas
hhidup. Kualitas hidup responden diukur dengan
kucsioncr kuslitas hidup pasien DM tipe 2, SF-36.
Kuesioner SF-36 ini berstandar internasional,
terdiri dari 30 pertanyaan yang terbagi_atas
delapan komponen pengukuran, antara lain :
Physical Function, Role Physical, Bedily Pain,
General Health Perceptions, Vitality. Social
Function, Role Emotional, Menial Heath
wor? Febru
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakicristik Pasien DM tipe 2 di RS Abdul
Maluk Propinsi Lampung Penclitian ini dilakukan
pada 89 orang responden yang merupakan pasien
Diabetes Melitus tipe 2 di Laboratorium Rawat
Jalan RSUD Dr. H. Abdul Moelock Provinsi
Lampung pada 15 Oktober hingea 15 Desember
2011. Karakteristik yang diamati terhadap
responden mencakup umur, jenis kelamin.
jaminan keschatan yang digunakan, tingkat
pendidikan, pekerjazn dan lama mend
45-54
535-64
“65-8
7 ate
(Gbr 1. Umur Responden (Tabun}
Berdasarkan karokteristik kelompok umur, dari 89
orang responden didapatkan bahwa scbagian
besar ada pada kelompok umur $5 hingga 64
itu scbanyak 46.1%
sedangkan jumlah responden terkecil berada pada
kelompok umur lebih dari o9 tahun yaitusebanyak,
15.7%
tahun, (41 orang),
(14orang).
Gbr 2. Jenis Kelamin Responden
Perempuan
Laki-laki
“ardasarkan karakteristik kelompok jenis
kkelamin, hasil penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat Iaki-laki scbanyak 39,3% (35 orang) dan
perempuan yang merupakan kelompok responden
terbanyak yaitu 60,7 % (S-Lorang).
TA Laraxati. Kusclites Milnp Pasion Dishetix V9
Askes
38,0086 * Jamkesmas
5.60% mip
.
Gbe2, Jaminan Keschatan Responden
= SD
20,20% _ SMP
an ®
= SMA
22.40% | Perguruan Tinggi
34,80%
Gbr2.Tingkat Pendidikan Responden
‘Berdasarkan karakteristik responden menurut
tingkat pendidikan diperoleh data distribusi
bahwa tingkat pendidikan SMA memiliki
frckuensi terbanyok yaitu 34.8 % (31 erang),
didkuti dengan tingkat pendidikan Perguruan
Tinggi (PT) sebanyak 32.6% (29 orang). SD
schanyak 20,2 % (18 orang), dan SMP scbanyak
12.4%(1 orang).
PNS
.
46.10% — Pepawai Swasta
Gbr4. Pekesjaan Responden
Berdasarkan karakteristik pekerjaan, basil
Penelitian ini menyatakan bahwa hampir separuh
responden adalah PNS yaitu sebanyak 41 orang
(46.1%), ditkuti dengan ibu numah tangza
schanyak 35 orang (39.3%), wiraswasta scbanyak
8 orang (9,0%) dan pegawai swasta sebanyak 5
serang (5.6%)
Menurut distribusi jaminan kesehatan yang
digunakan diperolch hasil bahwa distribusi
frckuensi terbanyak berada pada Askes yaitu
sebanyak 76.4 % (68 orang) dan distribusi
frekuensi yang paling sedikit adalah Jamkesmas
sebanyak 5,6% (5 orang).
10 mhun
.
Gbr 6. Lama Menderiia Diabetes Melitus
Berdasarkan karaktcristik lama menderita DM,
hasil penelitian ini menyatakan bahwa responden
yang lama menderits DM kurang dari | tahun
memiliki frekue
sebanyak 7,9 % (7 orang), sedangkan tesponden
yang lama menderita DM I-10 tahun merupakan
kelompok dengan frekucnsiterbanyak-yaitu 60,7
yang paling sedikit_yaitu
9% ($4 orang).
13.50%
27.00%
Buruk
sedang
"Baik
59.60%, =
Ghr 7. Kualitas Hidup Responden120 Jurmel Redo ieran dex Kesohaten Universit Lampang Fee 2 Nomar ? Febru
Berdasarkan Gambar 7 diperoleh bahwa lebih dari
separuh responden memiliki gambaran kualitas
hidup sedang yaitu schanyak 59,6 % (53 orang).
Responden dengan kualitas hidup baik sebanyak
27,0 %% (24orang) dan kualites hidup. buruk
sebanyak 13.5% (12orang).
PEMBAHASAN
Sebagian besar kualitas hidup responden
termasuk dalam kategori sedang schanyak 53
orang (59.6%), sisanya berada dalam kategori
baik scbanyak 24 orang (27,08), dan buruk
sebunyak 12 orang (13,3%). Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Issa (2000)
untuk mengetahui gambaran kau
penderita DM
Nigeria, scbanyak 52 orang (20.7 %) mempunyai
ualitas hidup baik, 164 orang (65.4%) _mem-
punyai kuolitas hidup sedang, dan 35 orang
(13.96) mempunyai kualitas hidup buruk
DAFTAR PUSTAKA
ADA. 2011. Standards of medical eare in diabetes
oll. Diundule dari
hap://www.scrits.com document_downloadsid
ineet/46-44025 IPextension~pulefi-1310385410
‘alt= 13 1638026geuahke“L TACiyZiewNPIZLZQ
sSUnfiOCE4 pada tanggal 19 Spteraber 2011
Chang, Viktor, T, Weissman, DLE, 2004 Fast fact and
concept #52 > quality of fife. Diuneuh dari
hitp:/wwwcepere mew eduifastfactpdficoncept
"ope pada tanzzal 1 September 3011.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008
Profil kesehatan Indonesia. Diunduh dari
butp:/swww.depkes.co.id/downloads/publikasi/P
rofil¥s20 Keschatun®i20 Indonesia"<202008 pf
prada tangeal 19 September2011.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2011. Prevalenst
fefadian penpakit tidak memdarFallowfeld,
Lesley. 2000, what is quality of life? secomd
edition. Professar of Psychouncology. Diundul
dari http://www.medicine.ox.2c uk bandolicr!
painresidownload whatis'WhatisQOL pa’ pada
tangzal 100Kober 2011
2 hm 720
IDE. 2010. Diabetes mefitus prevalence in 7 region.
Diunduh dari hiip:/www.idf orgsites'default
/files/M%202010_7%20regions.xls pada
tanggal 30 september 3011
Issa, B.A. 2006. Quality of life of patients with diabetex
mellitus in a Nigerian Teaching Hospital. Hon
Kong J Psychisrty. Vol. 16 27-33, Damduh dani
‘hup://www:hikipsych.com/journal_file/0001_vi
6nl_27-33%20Quality%20 ofM20Life%
‘20af%:20P atients*20with’20Diabetes*20Me
Witust<20int%2ea%420N igcrian20Teachine 2
Oospital pulf pada tangzal 12. 0kiober 2001
Mandagi, A. 2010. Fakior yang berhubungan dengan
status kualitas hiup penderia diabetes mellitus.
(Skripsi), Universitas Airlangga. Surabaya
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelofain dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indanesia, PBPERKENI, Jakarta, 8 him
Peraturan Gubermur Lampung. 2009. Reneana
strategis bisnis dan siandar pelayanan minimal
SUB Dr. Abdul Moctock Provinsi Lampung.