Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran seorang anak sangatlah dinanti oleh banyak pasangan yang
menikah. Kelahiran anak seakan menjadi pelita yang terang benderang bagi
orang tua dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, saat anak lahir ke dunia
dia adalah fitrah,masih suci,masih putih cemerlang dan belum ternoda apapun
juga. Maka kewajiban orang tua untuk mewarnai kertas putih tersebut, amak
akan menjadi apa dikemudian hari itu tergantung dari bagaimana orang tua
memberikan pendidikan yang terbaik pada anaknya ( Sujono Riyadi & Sukarmin,
2009 ).
Anak merupakan individu yang unik, dimana mereka mempunyai kebutuhan
yang berbeda-beda sesuai dengan tahapan usianya. Anak bukan miniatur orang
dewasa atau orang dewasa dala tubuh yang kecil. Hal ini yang perlu kita pahami
dalam memfasilitasi anak untuk mencapai tugas pertumbuhan dan perkembangan
(Cahyaningsih Dwi Sulistyo, 2011 ).
Setiap anak yang dilahirkan membawa sejumlah potensi. Potensi tersebut
akan dapat berkembang secara optimal apabila dikembangkan sejak dini melalui
pemenuhan kebutuhan kesehatan, gizi yang memadai, layanan pengasuhan yang
tepat. Upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan
kesehatan fisik, mental, emosional, dan sosial anak. Upaya tersebut dilakukan
sedini mungkin sejak di dalam kandungan dengan perhatian khusus pada anak
dan merupakan masa kritis, masa emas bagi kelangsungan tumbuh kembang anak
( Septiari Bety Bea, 2012 ).

Seorang anak selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh


kembang sedemikian rupa, sehingga waktu lahir berat badannya sudah mencapai
berat badan normal. Pertumbuhan dan perkembangan anak terus berlangsung
sampai dewasa. Proses tumbuh kembang ini dipengaruhi oleh makanan yang
diberikan pada anak. Makanan yang paling sesuai untuk anak adalah Air Susu
Ibu ( ASI ), karena ASI memang diperuntukkan untuk anak sebagai makanan
pokok ( Marimbi Hanum, 2010 ).
Ada banyak hal yang masih belum diketahui ole para orang tua , yaitu
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Mengenai hal ini seakan orang
tua sudah memasrahkan sepenuhnya pada orang yang berkecimpung dalam dunia
kesehatan seperti dokter dan perawat. Padahal seharusnya tidak demikian , orang
tua bisa memantau atau mendeteksi secara dini apakah anak mengalami
gangguan atau keterlambatan dalam perkembangannya ataukah tidak ( Sujono
Riyadi & Sukarmin,2009).
Pertumbuhan dan perkembangan anak sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh, termasuk energy dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia anak 6 bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk anak yang mendapat makanan
tambahan (Maryunani Anik, 2012 ).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) 2010 menunjukkan,
pemberian ASI di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase anak

yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan
kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih
relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan
alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi kualitas ASI,
bahkan susu formula sekalipun. Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman
bagi tumbuh kembang anak. Seperti diketahui, anak yang tidak diberi ASI,
setidaknya hingga usia 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi
( Maryunani Anik, 2012 ).
Berdasarkan data dari Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang, didapatkan jumlah anak usia 0-6 bulan pada tahun 2013 sebanyak 232
anak dan tahun 2014 sebanyak 80 anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka muncul pokok
permasalahan yaitu Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan perkembangan
anak usia 0-6 bulan di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang ? .
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan perkembangan anak usia 0-6 bulan di Puskesmas Baraka Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang.
2. Tujuan Khusus

a.

Mengidentifikasi

hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan

perkembangan anak 0-6 bulan di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka


b.

Kabupaten Enrekang.
Mengidentifikasi hubungan

antara

faktor ASI

eksklusif

dengan

perkembangan anak usia 0-6 bulan di Puskesmas Baraka Kecamatan


Baraka Kabupaten Enrekang.
D. Manfaat Penulisan
1. Institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber
informasi atau bahan masukan bagi departemen kesehatan dan instansi
terkait Faktor faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak
usia 0-6 bulan di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang.
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan juga diharapkan
berguna sebagai masukan dalam rangka
kesehatan
2.

melalui

faktor-faktor

perkembangan anak usia 0-6 bulan.


Untuk Peneliti
a. Menambah pengetahuan dan
b.

apa

meningkatkan mutu pelayanan


yang

pengalaman

berhubungan

bagi

penulis

dengan

dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat selama pendidikan.


Sebagai syarat dalam menyelesaikan program pendidikan
keperawatan.

S1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum tentang perkembangan anak usia 0-6 bulan
1. Defenisi.
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa di ukur dengan ukuran berat, ukuran panjang,
umur tulang dan keseimbangan metabolik; sedangkan perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematang. Menurut depkes RI pertumbuhan adalah bertambah banyak
dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat
diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnannya fungsi
dari alat tubuh. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu;
perkembangan lebih menitik beratkan aspek perubahan bentuk atau fungsi
pematangan organ atau individu termasuk perubahan aspek sosial atau
emosional akibat pengaruh lingkungan (Marimbi Hanum, 2010).

Pertumbuhan adalah perkembangan dengan perubahan dalam besar,


jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat
diukur. Sedangkan perkembangan adalah pertambahan kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Septiari Bety Bea,
2012 ).
Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan, sehingga
ada istilah tumbuh kembang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
pertumbuhan merupakan bagian dari perkembangan. Namun sebenarnya
pertumbuhan dan perkembangan ada dua hal yang berbeda. Pertumbuhan
adalah ukuran dan bentuk tumbuh atau anggota tubuh, nisalnya bertambah
berat badan, tinggi badan dan lain-lain. Adapun perkembangan adalah
perubahan mental yang berlangsung secara sederhana menjadi kemampuan
yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, dan tingkah laku (Susanto
Ahmad, 2012 ).
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, bersifat kuantitatif
sehingga bisa diukur sedangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan ( Cahyaningsih Dwi Sulistyo, 2011 ).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa
yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan
berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut

merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan
tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, sedangkan
perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi
pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual.
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan
dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun emosional. Peristiwa
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam perubahan
ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan
organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat
dilihat dari kemampuan secara symbol maupun abstrak seperti berbicara,
bermain, berhitung, membaca, sedangkan perkembangan secara emosional
anak dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan anak ( Hidayat Aziz
Alimul, 2012 ).
Psikologi perkembangan adalah teori yang mempelajari perkembangan
manusia dari lahir sampai dewasa atau tua. Psikologi perkembangan berarti
juga upaya mengamati segala perubahan yang terjadi secara sistematis dalam
diri seseorang, mulai dari konsepsi ( pertemuan sel telur dengan sperma )
sampai kematian.berdasarkan hasil penelitian di bidang neurologi terbukti
bahwa 50% kapasitas kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat
tahun pertama kelahirannya. Pada saat anak mencapai usia delapan tahun,

maka perkembangan otak anak telah mencapai 80% perkembangan otak


berada pada rentang usia tersebut ( Susanto Ahmad, 2011 ).
Setiap organisme pasti mengalami peristiwa perkembangan selama
hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang
dimiliki oleh organism ini, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat
abstrak. Jadi arti peristiwa perkembangan itu, khususnya perkembangan
manusia, tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek
2.

biologis ( Susanto Ahmad, 2011 ).


Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak
Setiap orang tua akan mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang
secara sempurna tanpa mengalami hambatan apapun. Namun ada banyak
faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut dimana ada sebagian anak yang tidak
selamanya tahapan tumbangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
orang tua (Riyadi Sujono Dkk, 2012).
a. Faktor herediter
Herediter/keturunan merupakan faktor yang tidak dapat untuk
dirubah ataupun dimodifikasi, ini merupakan model dasar untuk
mendapatkan hasil akhir dari proses tumbuh kembang anak. Melalaui
instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi
dapatlah ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Termasuk
dalam faktor genetik ini adalah jenis kelamin dan suku bangsa atau ras.
Misalnya, anak keturunan bangsa eropa akan lebih tinggi dan lebih besar

jika dibandingkan
b.

dengan

keturunan

asia termasuk

indonesia,

pertumbuhan postur tubuh wanita akan berbeda dengan laki-laki.


Faktor lingkungan
1) Lingkungan Internal.
Hal yang berpengaruh diantaranya adalah hormon dan emosi.
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak, hormon
somattotropin merupakan hormon yang mempengaruhi jumlah sel
tulang merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkurangnya
hormon ini dapat menyebabkan gigantisme. Hormon tyroid akan
mempengaruhi pertumbuhan tulang, kekurangan hormon ini akan
menyebabkan kretinesme dan hormon gonadotropin yang berfungsi
untuk merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi
spermatozoa, sedangkan esterogen merangsang perkembangan seks
sekunder wanita dan produksi sel telur, jika kekurangan hormon
gonadotropin ini akan menyebabkan terhambatnya perkembangan
seks. Terciptanya hubungan yang hangat dengan orang lain seperti
ayah, ibu, saudara, teman sebaya, guru dan sebagainya akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan emosi, sosial dan
intelektual anak. Cara seorang anak dalam berinteraksi dengan
orang tua akan mempengaruhi interaksi anak diluar rumah. Pada
umumnya

anak

yang

tahap

perkembangannya

baik

akan

mempunyai intelegensi yang tinggi dibandingkan dengan anak yang


tahap perkembangannya terhambat.
2) Lingkungan eksternal.

10

Dalam lingkungan eksternal ini banyak sekali yang


mempengaruhinya, diantaranya adalah kebudayaan; kebudayaan
suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan, adat kebiasaan dan
tingkah laku dalam bagaimana orang tua mendidik anaknya. Status
sosial ekonomi keluarga juga berpengaruh, orang tua yang ekonomi
menengah keatas dapat dengan mudah menyekolahkan anaknya
disekolah-sekolah yang berkualitas, sehingga mereka dapat
menerima atau mengadopsi cara-cara baru bagaimana cara merawat
anak dengan baik. Status nutrisi pengaruhnya juga sangat besar,
orang tua dengan ekonomi lemah bahkan tidak mampu memberikan
makanan tambahan untuk anaknya, sehingga anak akan kekurangan
asupan nutrisi yang akibat selanjutnya daya tahan tubuh akan
menurun dan akhirnya bayi atau anak akan jatuh sakit. Olahraga
yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh,
aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadap perkembangan otot-otot,
posisi anak dalam keluarga ditengarai juga berpengaruh, anak
pertama akan menjadi pusat perhatian orang tua, sehingga semua
kebutuhan dipenuhi baik itu kebutuhan fisik, emosi maupun sosial.
3) Faktor pelayanan kesehatan.
Adanya pelayanan kesehatan yang memadai yang ada disekitar
lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang, diharapkan
tumbuh kembang anak dapat dipantau. Sehingga apabila terdapat

11

sesuatu hal yang sekiranya meragukan atau terdapat keterlambatan


dalam
3.

perkembangannya,

anak

dapat

segera

mendapatkan

pelayanan kesehatan dan diberikan solusi pencegahannya.


Aspek perkembangan anak.
Semua

tugas

perkembangan

disusun

berdasarkan

urutan

perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor


perkembangan yang meliputi (Marimbi Hanum, 2010):
a.

b.

Personal social (perilaku sosial).


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive (gerakan motorik halus).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi

c.

yang cermat.
Language (bahasa).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti

d.

perintah dan berbicara spontan.


Gross motor (perkembangan motorik kasar).
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas atau kemampuan digambarkan dalam bentuk kotak
persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar
denver development stress test. Pada umumya pada waktu tes, tugas
yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25
30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15
20 menit saja.

12

4.

Tahap perkembangan anak usia I sampai 6 bulan.


Menurut (Sujono Dkk, 2012), tahapan perkembangan selama masa bayi
0-12 bulan adalah sebagai berikut:
a.

Usia 1 bulan
1) Fisik
Berat badan akan meningkat

150-200 gr/mg, tinggi badan

meningkat 2,5 cm/bullan, lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulan.


Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi umur 6
bulan.
2) Motorik
Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan
dibantu oleh orang tua, tubuh ditengkurapkan, kepala menoleh kekiri
ataupun ke kanan, refleks menghisap, menelan, menggengam sudah

b.

mulai positif.
3) Sensorik.
Mata mengikuti sinar ketengah .
4) Sosiallisasi
Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada disekitarnya.
Usia 2- 3 bulan
1) Fisik
Frontanel posterior sudah menutup
2) Motorik
Mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk menahannya sendiri
dengan tangan, memasukan tangan ke mulut, mulai berusaha untuk
meraih benda-benda yang menarik yang ada disekitarnya, bisa
didudukkan dengan posisi punggung disokong, mulai asik bermainmain sendiri dengan tangan dan jarinya.
3) Sensorik

13

Sudah bisa mengikuti arah sinar ketepi, koordinasi keatas dan


kebawah, mulai mendengarkan suara yang didengarnya.
4) Sosialisasi
Mulai tertawa pada seseorang, senang jika tertawa keras,
menangis sudah mulai berkurang.

c.

Usia 4 -5 bulan.
1) Fisik
Berat badan menjadi dua kali dari berat badan lahir, ngeces karena
tidak adanya koordinasi menelan saliva.
2) Motorik
Jika didudukan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah
mulai kuat, bila di tengkurapkan sudah bisa mulai miring dan kepala
sudah bisa tegak lurus, refleks primitif sudah mulai hilang berusaha
3)

meraih benda yang ada disekitar dengan tangannya.


Sensorik
Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada didekatnya,

akomodasi mata positif.


4) Sosialisasi
Senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum
pernah dilihatnya atau dikenalnya, sudah bisa mengeluarkan suara
pertanda tidak senang bila mainan atau benda miliknya diambil oleh
d.

orang lain.
Usia 6 7 bulan
1) Fisik
Berat badan meningkat 90-150 gram/minggu, tinggi badan
meningkat 1,25 cm/bulan, lingkaran kepala meningkat 05, cm/bulan,

14

besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi berusia


12 bulan ( 6 Bulan kedua), gigi sudah mulai tumbuh.
2) Motorik
Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan
anggota badan dari tangan yang satu ketangan yang lainnya,
mengambil mainan dengan tangannya, senang memasukan kaki ke
mulut, sudah mulai bisa memasukan makanan ke mulut sendiri.
3) Sosialisasi
Sudah dapat dibedakan orang yang dikenalnya dengan orang yang
tidak dikenalnya, jika bersama dengan orang yang belum dikenalnya
bayi akan merasa cemas sudah dapat menyebut atau atau
mengeluarkan suara seperti em, bayi biasanya cepat menangis jika
terdapat hal-hal yang tidak disenanginya akan tetapi akan cepat
e.

tertawa lagi.
Usia 8 -9 bulan
1) Fisik
Sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan ke mulut
sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk
merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan mengunakan jarijarinya.
2) Sensorik
Bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada sekitarnya.
3) Sosialisasi
Bayi mengalami rasa cemas terhadap hal-hal yang belum
dikenalnya atau orang asing sehingga dia akan menangis dan
mendorong serta meronta-ronta, merangkul atau memeluk orang

15

yang dicintainya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi


menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata-kata seperti
f.

dada...dada tetapi belum punya arti.


Usia 10 -12 bulan
1) Fisik
Berat badan tiga kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan
bawah sudah tumbuh.
2) Motorik
Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar
berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri, mulai
belajar

dengan

menggunakan

sendok

tetapi

lebih

senang

menggunakan tangan, sudah bisa bermain cilukba, mulai senang


mencoret-coret kertas.
3) Sensorik
Visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk.
4) Sosialisasi
Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada lingkungan
yang sudah diketahuinya, merasa takut pada situasi yang asing, mulai
mengerti akan perintah sederhana, sudah mengerti namanya sendiri,
sudah bisa menyebut abi, umi.
B. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perkembangan Anak Usia 0-6 Bulan
1.

Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan proses belajar mengajar dengan menggunakan
panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Bloom dan Kartwakl

16

(1996) yang dikutip oleh Notoatmojo Soekidjo (2010), membagi pengetahuan


dalam 6 tingkatan diantaranya:
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi stersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis
Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi

17

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo Soekidjo, 2010).
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang

mengadakan

penginderaan

terhadap

suatu

objek

tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni


penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin
luas pula pengetahuannya ( Wawan Dkk, 2011 ).
Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang
diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek
tertentu. Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo, salah satu
bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh
dari pengalaman sendiri ( Wawan Dkk, 2011 ).

18

2.

ASI Eksklusif
a. Definisi ASI Eksklusif
Air susu ibu ( ASI ) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan lemak
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh
kelenjar mammae ibu dan berguna sebagai makanan anak. Air susu ibu
( ASI ) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi anak
dan merupakan sumber gizi utama anak yang belum dapat mencerna
makanan padat. Air susu ibu ( ASI ) adalah cairan tanpa tanding ciptaan
Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan melindunginya dalam
melawan kemungkinan serangan penyakit ( Maryunani Anik, 2012 ).
Satu bentuk rangsang untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan otak anak adalah dengan menerapkan pola asah, asih dan
asuh dalam perawatannya sehari-hari, dalam pemberian ASI juga perlu
ditunjang dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat. ASI merupakan
sumber makanan utama dari paling sempurna bagi anak usia 0-6 bulan.
Untuk itu harus diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang
dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI. ASI Eksklusif menurut WHO
( World Health Organization ) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan
tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan system pencernaan anak
belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu
berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna
makanan selain ASI ( Marimbi Hanum, 2010 ).
b. Macam-macam ASI

19

ASI adalah makanan untuk anak. Air susu khusus dibuat untuk anak
manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta
sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI mudah dicerna,
karena selain mengandung zat gizi yang sesuai , juga mengandung enzimenzim untuk mencernakan zat-zat gizi terdapat dalam ASI tersebut. ASI
mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu :
1) Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar, Kolostrum
merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae
yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat
dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mammae, sebelum dan segera
sesudah melahirkan.
Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari
pertama sampai hari keempat pasca persalinan.
Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket,
dan berwarna kekuningan.
Kolostrum merupakan cairan pertama kali keluar berwarna
kekuning-kuningan.

Banyak

mengandung

protein,

antibody

( kekebalan tubuh ), immunoglobulin


Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi pada
anak , dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)
Apabila ibu terinfeksi , maka

20

b)

Sel darah putih dalam tubuh ibu membuat perlindungan

c)

terhadap ibu
Sebagian sel darah putih menuju payudara dan membentuk

d)

antibody
Antibody yang terbentuk , keluar melalui ASI sehingga

melindungi anak
2) Air susu transisi/ peralihan
ASI peralihan merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum
sampai sebelum ASI matang , yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
Terjadi pada hari ke 4-10 , berisi karbohidrat dan lemak dan volume
ASI meningkat, Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak
dan karbohidrat semakin tinggi, Selama dua minggu, volume air susu
bertmbah banyak dan berubah warna serta komposisinya.
Kadar immunoglobulin dan protein menurun , sedangkan lemak
dan laktosa meningkat.
3) Air susu matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya ASI
matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan, karena mengandung
casineat, riboflaum, dan karotin. Kandungan ASI matur relatif konstan,
c.

tidak menggumpal bila dipanaskan ( Maryunani Anik , 2012).


Kandungan ASI
Kandungan ASI nyaris tak tertandingi . ASI mengandung zat gizi
yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang
otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang
utama terdiri dari :
1) Laktosa ( karbohidrat )

21

Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang


berperan penting sebagai sumber energy, Laktosa ( gula susu )
merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam ASI murni.
Sebagai sumber penghasil energy, sebagai karbohidrat utama,
meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang
tumbuhnya laktobasilus bifidus, Komposisi dalam ASI : laktosa
7gr/ml.
2) Lemak
Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber
utama anak serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh anak.
Berfungsi sebagai penghasil kalori/ energy utama , menurunkan
resiko penyakit jantung di usia muda, Komposisi dalam ASI : lemak
3,7- 4,8gr/100ml.
3) Protein
Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh anak,
Komponen dasar dari protein adalah asam amino , berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak, Komposisi ini menyebabkan protein ASI
lebih mudah diserap.
4) Garam dan mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya
relatif rendah , tetapi bisa mencukupi kebutuhan anak sampai umur 6
bulan.
Zat besi dan kalsim dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil
dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
5) Vitamin

22

ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan anak, ASI


mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan
anak sampai 6 bulan ( Maryunani Anik, 2012 ).
d. Cara pemberian ASI
Pada umumnya anak baru lahir normal mempunyai kemampuan
menghisap yang tinggi, akan tetapi beberapa jam kemudian kemampuan
menghisap menurun, sehingga sebaiknya anak disusui segera setelah anak
lahir. Beberapa alasan ibu dianjurkan menyusui anaknya segera setelah
lahir sebagai berikut :
1)
Menyusui anak akan memberikan kepuasan dan ketenangan pada
ibu, beberapa ahli menyatakan bahwa menyusui akan memberikan
rasa bangga pada ibu, karena ia telah dapat memberikan kehidupan
pada anaknya.
2)
Hisapan anak akan mempercepat proses kembalinya uterus
keukuran yang normal.
3) Hisapan anak akan memperlancar produksi ASI.
4)
Penelitian membuktikan bahwa anak yang disusui segera setelah
lahir lebih jarang yang menderita penyakit infeksi dan gizi anak pada
tahun pertama jauh lebih baik dibanding dengan anak yang terlambat
diberi ASI ( Marimbi Hanum, 2010 ).
e. Manfaat ASI
Pemberian ASI secara eksklusif, yaitu tidak dicampur apapun selama 6
bulan berturut turut, memberikan banyak manfaat, antara lain :
1) Kesehatan
Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik
sepanjang masa. Oleh karena itu, anak yang mendapat ASI Eksklusif
lebih sehat dan lebih kuat disbanding yang tidak mendapat ASI. ASI

23

juga mampu mencegah terjadinya kanker limfomaligna

( kanker

kelenjar ). ASI juga menghindarkan anak dari busung lapar atau


malnutrisi. Sebab komponen ASI paling lengkap, termasuk protein,
lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat penting lainnya.
2) Kecerdasan
Dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang
berfungsi untuk mielinisasi otak. Seperti diketahui mielinisasi otak
adalah salah satu proses pematangan otak agar bisa berfungsi
optimal. Saat ibu memberikan ASI, terjadi pula proses stimulasi yang
merangsang terbentuknya networking antar jaringan otak hingga
3)

menjadi lebih banyak dan terjalin sempurna


Emosi
Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu. Hal ini
merangsang terbentuknya emotional intelligence. Selain itu , ASI
merupakan wujud curahan kasih saying ibu pada buah hatinya

( Maryunani Anik, 2012 ).


f. Keuntungan ASI
1) Bagi anak
a) Bayi mendapat zat antibody alami
b) Dapat lebih mengurangi resiko alergi terhadap susu sapi formula
c) ASI sesuai dengan kebutuhan bayi alamiah mengandung zat zat
gizi yang dibutuhkan unmtuk pertumbuhan dan perkembangan
termasuk kecerdasan anak.
d) Sterilisasi ASI terjamin
e) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan dimana suhu tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin
f) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus anak

24

g) Mengurangi

kerusakan

pada

gigi

anak

dan

membantu

pembentukan otot pipi ( Maryunani Anik, 2012 ).


2) bagi ibu
a. Membantu agar rahim lebih cepat mengecil dan mengurangi
bahaya pendarahan selama nifas
b. Tidak merepotkan ibu untuk menyediakan botol dan persiapannya
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

terutama pada malam hari


Selalu siap setiap saat
Memberikan rasa bangga sebagai wanita yang sempurna
Memberikan rasa dibutuhkan
Mengurangi resiko kanker payudara dan indung telur
Membantu menjarangkan kehamilan
Berat badan ibu akan cepat kembali
Mengurangi biaya perawatan anak
Ibu akan mendapatkan pengalaman yang
berharga dan

menyenangkan
k. Meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak ( Maryunani
Anik, 2012 ).
g. Hal hal yang mempengaruhi produksi ASI
Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira kira 550 - 1000
ml setiap hari, jumlah produksi ASI tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor ( Marimbi Hanum, 2010).
1) Makanan ibu
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh asupan makanan ibu,
apabila jumlah makanan ibu cukup mengandung unsur gizi yang
diperlukan baik jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta
mineral maka produksi ASI juga cukup, selain itu ibu dianjurkan
minum lebih banyak kira kira 8 12 gelas perhari.

25

2) Ketenangan jiwa dan pikiran


Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, bila ibu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai
bentuk ketegangan emosional dapat menurunkan produksi ASI bahkan
akan tidak terjadi produksi ASI.
3) Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui anaknya, penggunaan alat kontrasepsi
hendaknya diperhatikan. Pemakaian alat kontrasepsi yang tidak tepat
dapat mempengaruhi produksi ASI.
4) Perawatan payudara
Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai pada masa
kehamilan dan pada saat menyusui. Untuk ibu yang mempunyai
masalah kelainan puting susu misalnya puting susu masuk kedalam
atau datar, perawatannya dilakukan pada kehamilan 3 bulan,
sedangkan apabila tidak ada masalah perawatan dilakukan mulai
kehamilan 6 bulan sampai menyusui.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Dasar Pemikiran Variabel
1. Independent
Adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, artinya apabila
variabel independen berubah maka akan mengakibatkan perubahan variabel
lain (Riyanto Agus, 2011).
2. Dependent
3. Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, artinya variabel
dependen berubah akibat perubahan pada variabel bebas (Riyanto Agus,
2011).
B. Hubungan Antara Variabel

26

Pengetahuan Ibu

ASI Ekslusif

Perkembangan
Anaknak

Keterangan
: Variabel Independent
: Variabel Dependent

C. Identifikasi Variabel
Variabel independentnya adalah pengetahuan dan ASI Ekslusif, sedangkan
variabel dependentnya adalah perkembangan anak usia 0-6 bulan.
D. Defenisi Operasional dan Kriteri Objektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Kriteria obyektif :
a.
Jumlah pertanyaan tertinggi x skor tertinggi
=5x2
= 10
b.
Jumlah pertanyaan tertinggi x skor terendah
=5x1
=5
a + b = 10 + 5
Ti. Median = x 15
= 7,5
- Dikatakan baik jika > 7,5
- Dikatakan kurang jika 7,5

2. ASI Eksklusif

27

Asi Eksklusif adalah suatu emulsi lemak dalam larutan lemak protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae
ibu dan berguna sebagai makanan anak.
Kriteria obyektif :
a.
Jumlah pertanyaan tertinggi x skor tertinggi
=5x2
= 10
b.
Jumlah pertanyaan tertinggi x skor terendah
=5x1
=5
a + b = 10 + 5
Ti. Median = x 15
= 7,5
- Dikatakan baik jika > 7,5
- Dikatakan kurang jika 7,5
3. Perkembangan.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematang.
Kriteria obyektif :
a.

Jumlah pertanyaan tertinggi x skor tertinggi


= 10 x 2
= 20
b.
Jumlah pertanyaan tertinggi x skor terendah
= 10 x 1
= 10
a + b = 20 + 10
Ti. Median = x 30
= 15
- Dikatakan baik jika > 15
- Dikatakan kurang jika 15
E. HipotesisPenelitian
1.
Hipotesis nol ( H0 )
Adapun hipotesis nol ( H0 ) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak
usia 0-6 bulan .

28

b.

Tidak

ada

hubungan

antara

pemberian

ASI

Eksklusif

dengan

perkembangan anak usia 0-6 bulan .


2. Hipotesis alternative ( Ha )
a. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak usia 0b.

6 bulan .
Ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan
anak usia 0-6 bulan .

BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif koresional dengan
pendekatan cross sectional ( Riyanto Agus, 2011 ).
B. Lokasi Dan WaktuPenelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang.

29

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai bulan Juni s/d Juli 2014.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Setiawan
Ari & Saryono, 2011 ). Jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 45 anak.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi ( Setiawan Ari & Saryono, 2011 ).
Rumus
n

=
=
=
=
=

N
1+N(d)
45
1+ 45(0,05)
45
1+0,11
45
1,11
40,5

3. Sampling
Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya ( Riyanto Agus,2011 ).
Kriteria Sampel
a) Kriteria Inklusi
(1) Anak usia 0 6 bulan

30

(2) Anak yang orang tuanya bersedia menjadi responden.


(3) Anak yang ada di tempat penelitian.
b) Kriteria Eklusi
(1) Anak diatas usia 0 6 bulan
(2) Anak yang orang tuanya tidak bersedia menjadi responden.
(3) Anak yang tidak ada di tempat penelitian.
B. Cara Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dalam penelitian informasi
yang diinginkan didapatkan melalui dua jenis sumber data yaitu:
1. Data Primer
Diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
peneliti dari subjek penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013).
C. LangkahPengolahan Data
1. Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul diadakan:
a) Editing data
Editing data adalah penyuntingan dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap kuesioner yang diisi. Tujuan dari editing ini adalah
untuk memastikan bahwa data yang diperoleh yaitu kuesionernya semua
telah diisi, relevan dan dapat dibaca dengan baik.
b) Coding data
Coding merupakan hasil jawaban setiap pertanyaan diberi kode sesuai
dengan

petunjuk

coding.

Pemberian

kode

dilakukan

untuk

menyederhanakan data yang diperoleh.


c) Scoring
Setelah semua variabel diberi kode selanjutnya masing-masing
komponen variabel dijumlahkan, untuk menentukan variabel tersebut
memenuhi syarat.

31

d) Processing
Setelah semua terisi dan benar, langkah selanjutnya adalah memproses
data agar dapat dianalisa. Proses data dilakukan dengan cara mengentry
data hasil kuesioner ke computer.
e) Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali data data yang sudah dientry apakah
ada kesalahan atau tidak ( Riyanto Agus, 2011).
2. Analisa data
a) Analisa Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan
frekuensi dari variabel dependen dan independen. Data
b) Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat perbandingan antara variabel
bebas secara sendiri-sendiri dengan variabel terikat digunakan uji
chisquare ( Riyanto Agus, 2011 ).
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan mengunakan pengolahan spss versi 16, dengan
pengujian Crosstab.
E. EtikaPenelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional yang tidak
dilakukan dengan perlakuan terhadap responden / subjek penelitian sehingga
tidak ada kemungkinan resiko yang dapat membahayakan / merugikan
responden. Namun untuk memperhatikan etika professional dalam penelitian,
maka yang harus dipertimbangkan adalah menyangkut privasi responden yang
meliputi hasil dan identitas yang diperoleh dari responden akan dijaga
kerahasiaannya ( Riyanto Agus, 2011 ).

32

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang. Pengumpulan data dimulai dari tanggal 28 juni s/d 5 juli
2014 dengan total Responden sebanyak 40 orang. Pengumpulan data dilakukan
melalui data primer yaitu data yang berdasarkan kouisoner. Hasil penelitian dan
pembahasan dapat dilihat sebagai beriukut :
1. Karakteristik umum subjek penelitian
a. Umur Responden
Tabel 5.1
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
Umur Responden
f
%
0-3 bulan
28
70.0
4-6 bulan
12
30.0
Total
40
100.0
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dari 40 Responden yang diteliti
dengan melihat frekuensi peneliti menemukan bahwa umur responden
4-6 tahun sebanyak 28 responden (70,0%) dan umur responden 0-3

33

b.

tahun adalah tahun sebanyak 12 responden (30,0%).


Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.2
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Responden
f
%
Laki-laki

22

55.0

Perempuan

18

45.0

40

100.0

Total
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dari 40 Responden yang diteliti


dengan melihat frekuensi peneliti menemukan bahwa jenis kelamin
responden laki-laki sebanyak 22 responden (55,6%) sedangkan jenis
kelamin responden perempuan sebanyak 18 responden (45,0%).
2. Variabel dependent
a. Pengetahuan Ibu
Tabel 5.3
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu
Pengetahuan Ibu
f
%
baik

20

50.0

kurang

20

50.0

40

100.0

Total
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dari 40 Responden yang diteliti dengan


melihat frekuensi peneliti menemukan bahwa pengetahuan ibu baik
sebanyak 20 responden (50.0%) sedangkan pengetahuan ibu kurang
sebanyak 20 responden (50,0%).
b.

ASI Ekslusif

34

Tabel 5.4
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan ASI Ekslusif
ASI Ekslusif
f
%
baik

20

50.0

kurang

20

50.0

40

100.0

Total
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dari 40 Responden yang diteliti dengan


melihat frekuensi peneliti menemukan bahwa ibu dengan pemberian
ASI Eklusif baik sebanyak 20 responden (50,0%) sedangkan ibu dengan
c.

pemberian ASI Eklusif kurang sebanyak 20 responden (50,0%).


Perkembangan Anak
Tabel 5.5
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Anak
Perkembangan Anak
f
%
baik

21

52.5

kurang

19

47.5

40

100.0

Total
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dari 40 Responden yang diteliti


dengan melihat frekuensi peneliti menemukan bahwa perkembangan
anak baik sebanyak 21 responden (52,5%) sedangkan perkembangan
anak kurang sebanyak 19 responden (47,5%).
3. Analisa Bivariat
a. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak
Tabel 5.6
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan antara pengetahuan ibu
dengan Perkembangan Anak

35

Perkembangan Anak
Total

Pengetahuan Ibu

baik
f
%
baik
15 37.5
kurang
6
15.0
Total
21 52.5
Sumber : Data Primer 2014

kurang
f
%
5
12.5
14
35.0
19
47.5

f
20
20
40

%
50.0
50.0
100.0

0.004

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil penelitian yang dilakukan


tentang hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak
didapatkan hasil. Pengetahuan ibu baik dengan perkembangan anak baik
dengan perkembangan anak baik sebanyak 15 responden (37,5%) dan
pengetahuan ibu baik dengan perkembangan anak kurang sebanyak 5
responden

(12,5%)

sedangkan

Pengetahuan

ibu

kurang

dengan

perkembangan anak baik sebanyak 6 responden (15,0%) sedangkan


pengetahuan ibu kurang dengan perkembangan anak kurang sebanyak
14 responden (35,0%). Dari hasil uji Pearson Chi-Square spss versi 16,0,
di dapatkan nilai p=0.004 dengan tingkat kemaknaan =0,05 hal ini
membuktikan bahwa nilai p< berarti ada hubungan antara pengetahuan
ibu dengan Perkembangan Anak
b. Hubungan ASI ekslusif dengan Perkembangan Anak
Tabel 5.7
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan ASI ekslusif Dengan
Perkembangan anak
Perkembangan Anak
Total
p
Pemberian ASI
baik
kurang
ekslusif
0.004
f
%
F
%
f
%
baik
15 37.5
5
12.5 20 50.0

36

kurang
6
15.0
Total
21 52.5
Sumber : Data Primer 2014

14
19

35.0
47.5

20
40

50.0
100.0

Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan hasil penelitian yang dilakukan


tentang hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan perkembangan
anak didapatkan hasil. Ibu yang memberikan ASI ekslusif baik dengan
perkembangan anak baik sebanyak 15 responden (37,5%) dan Ibu yang
memberikan ASI ekslusif dengan perkembangan anak kurang sebanyak
5 responden (12,5%) sedangkan Ibu yang memberikan ASI ekslusif
kurang dengan perkembangan anak baik sebanyak 6 responden (15,0%)
sedangkan Ibu yang memberikan ASI ekslusif kurang dengan
perkembangan anak kurang sebanyak 14 responden (35,0%). Dari hasil
uji Pearson Chi-Square spss versi 16,0, di dapatkan nilai p=0.004 dengan
tingkat kemaknaan =0,05 hal ini membuktikan bahwa nilai p< berarti
ada hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan Perkembangan Anak
B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian tentang faktor - faktor yang berhubungan
dengan perkembangan anak usia 0-6 bulan di laksanakan di Puskesmas Baraka
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Pengumpulan data dimulai dari tanggal
28 juni s/d 5 juli 2014 dengan total Responden sebanyak 40 orang. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriftif dengan pendekatan crosssectional studi.serta
berdasarkan pada hasil pengolahan data yang di arahkan sesuai dengan tujuan

37

penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap perkembangan anak maka dapat dilihat sebagai berikut:
1. Analisa hubungan pengetahuan dengan Perkembangan Anak
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa data mengunakan uji
Pearson Chi-Square spss versi 16,0, di dapatkan nilai

p=0.004 dengan

tingkat kemaknaan =0,05 hal ini membuktikan bahwa nilai p< berarti
2.

ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan Perkembangan Anak.


Analisa hubungan ASI Ekslusif dengan Perkembangan Anak
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa data mengunakan uji
Pearson Chi-Square spss versi 16,0, di dapatkan nilai

p=0.004 dengan

tingkat kemaknaan =0,05 hal ini membuktikan bahwa nilai p< berarti
ada hubungan antara ASI ekslusif dengan Perkembangan Anak

C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengalami keterbatasan antara
lain:
1. Penelitian ini mengunakan kousioner sehingga memungkinkan responden
2.
3.

untuk menjawab tidak sesuai kenyataan


Waktu yang diberikan untuk penelitian terlalu singkat.
Pengetahuan peneliti tentang penelitian masih kurang dan penelitian ini
merupakan pengalaman yang pertama bagi peneliti.

38

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan
sebelumnya, maka kesimpulan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak di antaranya pengetahuan ibu dan
pemberian ASI Ekslusif.
2. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan bahwa ada hubungan
pengetahuan dengan perkembangan anak.
3. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan bahwa ada hubungan
pemberian ASI ekslusif dengan perkembangan anak.
B. Saran
Berdasarkan hasil peneliti diatas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Untuk peneliti selanjutnya, perlu dilakukan untuk melakukan pengukuran
melalui observasi langsung kepada responden untuk memdaatkan hasil yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai