A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketika tantangan kehidupan semakin keras, ketika arus dekontruksi dan
nilai-nilai kejahilan semakin sistematis dan kuat melanda siapapun, maka untuk
melakukan perlawanan yang sebanding tidaklah mudah. Diperlukan langkahlangkah sistematis, terpadu, penuh perhitungan dan taktis. Bagaimanapun
kesiapan untuk memasuki peperangan dalam sebuah rangkaian pertempuran
panjang adalah hal yang tak terhindarkan. Untuk bisa memenangkan pertempuran,
jelas dibutuhkan personil yang berkualitas, amunisi yang banyak, benteng yang
kuat serta konsep berperang yang cerdas dan sistematis. Kalau benteng itu kita
ibaratkan masyarakat, maka adalah sesuatu yang sifatnya niscaya yang harus ada
dalam pertempuran. Artinya masyarakat adalah pula pelindung personil-personil
yang lebih kecil yang ada dalam satu kesatuan kekuatan yang ada. Maka dari itu,
masyarakat dalam hal ini haruslah pula sebagaimana benteng yang kokoh, yang
sanggup melawan dan bahkan memenangkan pertempuran. Benteng itu pula yang
harusnya pula menyiapkan serbuan demi serbuan pada pihak lawan, sehingga
akhirnya mereka jatuh dan menyerah kalah. Serbuan dalam konteks perang
pemikiran seperti sekarang ini tentu saja ada sangat banyak modelnya. Salah satu
model tersebut adalah munculnya banyak wacana negatif yang sengaja diarahkan
pada perusakan nilai-nilai kebaikan yang tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakat. Untuk membangun benteng pertahanan yang kuat, ternyata
dibutuhkan sejumlah perangkat yang tidak sederhana. Di samping metode seleksi
yang benar, harus pula mencari bahan-bahan yang baik dan berkualitas. Dari
sinilah bangunan kekuatan sedikit demi sedikit di tata. Salah satu jalan terbaik
untuk menata masyarakat adalah dengan menjadi bagian langsung denyut
perubahan yang terjadi di masyarakat. Artinya, kita tidak hanya menunggu sejauh
mana ada kebutuhan masyarakat terhadap pihak-pihak yang mereka anggap
memiliki kontribusi positif bagi perbaikan dan peningkatan hidup mereka. pada
pengorganisasian masyarakat, kuncinya adalah menempatkan masyarakat sebagai
pelakunya. untuk itu masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan,
pelaksanaan, sampai pemeliharaan dan pelestarian. pelibatan masyarakat sejak
awal kegiatan memungkinkan masyarakat memiliki kesempatan belajar lebih
banyak. pada awal-awal kegiatan mungkin pendamping sebagai pendamping akan
lebih banyak memberikan informasi atau penjelasan bahkan memberikan contoh
langsung. pada tahap ini masyarakat lebih banyak belajar namun pada tahap-tahap
berikutnya pendamping harus mulai memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk mencoba melakukan sendiri hingga mampu atau bisa.
Jika hal ini terjadi maka dikemudian hari pada saat pendamping
meninggalkan
masyarakat
tersebut,
masyarakat
sudah
mampu
untuk
khusus,
paparan
materi,
tugas
dan
latihan,
rangkuman, dan soal soal akhir bab yang disertai dengan kunci
jawaban.
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat
menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar
bagian demi bagian.
d. Kerjakan soal soal latiham dan soalsoal akhir bab dengan tekun
dan disiplin!
e. Bacalah sumber
sumber
pendukung
untuk
memperdalam
tahapan
pemberdayaan
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat
untuk
soal
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri,
kondisi
ekonomi,
sosial
dan
budaya
masyarakat,
untuk
untuk
memfasilitasi
dan
mendorong
masyarakat
agar
mampu
Pemberdayaan
Menurut
Sumodingningrat
(2004:41)
mampu untuk mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari jauh
dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan
melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status, mandiri. Meskipun
demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan
pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya
tidak mengalami kemunduran lagi.
Tahapan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimulai dari dari proses
seleksi lokasi sampai dengan pemandirian masyarakat. Secara rinci masingmasing tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1. Seleksi lokasi
b. Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
c. Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat:
1) Kajian keadaan pedesaan partisipatif
2) Pengembangan kelompok
3) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
4) Monitoring dan evaluasi partisipatif
d. Tahap 4. Pemandirian Masyarakat
Sosialisasi
PM
membantu
untuk
meningkatkan
pengertian
pada
priunsip
pemberdayaan
masyarakat
bertujuan
untuk
Dalam
rangka
pencapaian
kemandirian
kesehatan,
pemberdayaan
mengatasi,
memelihara,
melindungi
dan
meningkatkan
Anshorfaza.
2009.
Pemberdayaan
Masyarakat.
Avaiable
at
2007.
Menuju
Pemberdayaan
Masyarakat.
Avaiable
at
2010.
Pemberdayaan
Masyarakat.
Avaiable
at