NYAMAN (NYERI)
A. Pengertian
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa. (IASP, NANDA Internasional 2012-2014).
Menurut McCaffery (1980) menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu
yang dikatakans eseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat
seseorang mengatakan merasakan nyeri.
menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat
tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam
mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
2. RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI
a. Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
1) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
2) Peningkatan heart rate
3) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
4) Peningkatan nilai gula darah
5) Diaphoresis
6) Peningkatan kekuatan otot
7) Dilatasi pupil
8) Penurunan motilitas GI
b. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
1) Muka pucat
2) Otot mengeras
3) Penurunan HR dan BP
4) Nafas cepat dan irreguler
5) Nausea dan vomitus
6) Kelelahan dan keletihan
0 : tidak nyeri
C. Pohon Masalah
1
2
Mekanik :
Kram3abdomen,
diare
4
Stimulus nyeri
1. Kerusakan
2. Integumen
3. Trauma
jaringan
4. Perubahan
Jaringan
Tumor/kanke
r
Spasme otot
Implus nyeri
Nyeri ringan
termal
5
6
dingin
Nyeri
sedang
Panas
7
Konsus dorsalis
Medula spinalis
Nyeri berat
thalamus
Korteks serebri
Timbul nyeri
Skala
Akibat nyeri
Perubahan nafsu
makan
Gangguan
mobilisasi
Gangguan pola
tidur
Resistensi ketidak
seimbangan nutrisi
Keterbatasan
ruang
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik
2. Elektrokardiografi
3. Ekokardiografi
E. Penatalaksanaan Medis
Metode dan teknik yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mengatasi
nyeri dibedakan menjadi terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.
1. Terapi Farmakologi
a. Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi
nyeri. Analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan respon efektif
tetapi perawat atau dokter masih cenderung tidak melakukan upaya
analgesik dalam penanganannya karena informasi obat yang tidak
benar karena adanya kekhawatiran klien akibat ketagihan obat.
b. Analgesik dikontrol pasien merupakan metode yang aman untuk
penatalaksanaan nyeri kankekr, nyeri pasca operasi, dan nyeri
traumatik.
c. Anastesi lokal adalah suatu keadaan hilangnya sensasi pada lokalisasi
bagian tubuh. Anastesi lokal dapat dioleskan secara topikal pada kulit
yang membran muka atau diinjeksikan untuk menganstesikan bagian
tubuh tertentu.
tidur,
Tujuan Keperawatan
Diagnosa
Nyeri
(NOC)
akut NOC :
berhubungan
dengan: Agen injuri
(biologi,
fisik,
kimia,
psikologis),
kerusakan jaringan
NIC :
Pain Level
pain control
comfort level
Setelah
tinfakan
dilakukan
keperawatan
Pain Management
1. Lakukan
pengkajian
secara
komprehensif
termasuk
mengalami
karakteristik,
nyeri,
nyeri
durasi,
lokasi,
frekuensi,
mengontrol nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
mencari
bantuan).
2. Melaporkan
bahwa
nyeri
menggunakan
dari
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan.
4. Kontrol lingkungan
nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi
dan
tanda nyeri).
4. Menyatakan rasa
setelah
nyeri berkurang.
5. Tanda vital dalam
rentang normal.
6. Tidak mengalami
gangguan tidur
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
manajemen nyeri.
3. Mampu
nyaman
nonverbal
yang
berkurang dengan
mengenali
reaksi
ketidaknyamanan.
3. Bantu pasien dan
menggunakan
nyeri,
presipitasi.
2. Observasi
pencahayaan
kebisingan.
5. Kurangi
dan
faktor
presipitasi nyeri.
6. Kaji
tipe
dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi.
7. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi: napas
dala,
relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin.
8. Kolaborasi
pemberian
analgetik
untuk
mengurangi nyeri.
9. Tingkatkan
istirahat.
10. Berikan informasi
tentang
nyeri
seperti
penyebab
akan
berkurang
dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur.
11. Monitor vital sign
sebelum
dan
sesudah pemberian
analgesik
pertama
kali
2
Gangguan mobilitas
fisik
Berhubungan
dengan :
Pengobatan.
Kerusakan persepsi
sensori.
Tidak
nyaman,
nyeri.
muskuloskeletal dan
neuromuskuler.
Intoleransi
aktivitas/penurunan
dan
stamina.
Penurunan kekuatan
otot,
kontrol
atau masa.
performance
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
Kerusakan
kekuatan
NOC :
NIC :
Joint Movement
Exercise therapy :
: Active
ambulation.
Mobility Level.
1. Monitoring
vital
Self care :
sign
ADLs.
sebelm/sesudah
Transfer
dan
selama.gangguan
latihan
dan
lihat
tentang
dalam
aktivitas
fisik.
2. Mengerti
dari
tujuan
peningkatan
mobilitas.
3. Memverbalisasika
n perasaan dalam
meningkatkan
rencana
ambulasi
sesuai
dengan kebutuhan.
3. Bantu klien untuk
menggunakan
tongkat
saat
kesehatan
kekuatan
dan
kemampuan
berpindah.
4. Memperagakan
penggunaan
Bantu
alat
untuk
dalam
mobilisasi.
6. Latih pasien dalam
pemenuhan
mobilisasi
kebutuhan
(walker)
secara
ADLs
mandiri
sesuai
kemampuan.Dampi
ngi
dan
Bantu
pasien
saat
mobilisasi
dan
bantu
penuhi
kebutuhan
ADLs
px.
7. Berikan alat Bantu
jika
klien
memerlukan.
8. Ajarkan
pasien
merubah posisi dan
berikan
bantuan
jika diperlukan
3
NIC :
berhubungan
Anxiety
dengan:
Control.
Comfort Level.
Pain Level.
Rest : Extent
agen
biokimia,
suhu
and Pattern.
Sleep : Extent
ang Pattern
kelelahan,
takut, kesendirian.
Setelah
dilakukan
Sleep Enhancement
1. Determinasi efekefek
medikasi
tidur
yang adekuat
3. Fasilitasi
untuk
mempertahankan
Lingkungan
: tindakan
keperawatan
kelembaban,
selama . gangguan
kurangnya
pola
privacy/kontrol
tidur
pasien
medikasi (depresan,
1. Jumlah
stimulan),kebisingan
tidur
Fisiologis : Demam,
mual, posisi, urgensi
urin.
sebelum
tidur (membaca)
4. Ciptakan
lingkungan
yang
nyaman
5. Kolaburasi
aktivitas
jam
dalam
pemberian
obat
tidur
batas normal.
2. Pola
tidur,kualitas
dalam
batas
normal.
3. Perasaan fresh
sesudah
tidur/istirahat.
4. Mampu
mengidentifikas
i hal-hal yang
meningkatkan
tidur
I. Referensi
Perry dan Potter, 2002. Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Penerbit buku
kedokteran :EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan vol 1. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2012. Fundamental Keperawatan vol 2. Jakarta : EGC
Nanda Internasional. 2013. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Lyndajuall Carpenito Moyet. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
ed.13. Jakarta : EGC