Anda di halaman 1dari 4

Winda Wijaya P Maryadi

1105025059
Gizi 7A
PENGKAJIAN STATUS GIZI GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS
A. ASSESSMENT
1. Terminologi Assessment
CH-1.1 Personal Data
CH-2.1 Riwayat Kesehatan
CH-3.1 Riwayat Sosial
2. Biokimia
Albumin (N= 3,5-5 g/dL) pada pemeriksaan pertama normal (3,7 g/dL)
sedangkan pemeriksaan kedua rendah (3,4 g/dL)
Kreatinin (N= 0,6-1,2 mg/dL) kadar kretinin pasien pada pemeriksaan
pertama (12,0 mg/dL) dan kedua (8,5 mg/dL) tinggi
Sodium (N = 136-145 mEq/L). kadar sodium pasien rendah dihari pertama
(130) maupun dihari kedua (134) walaupun sudah mengalami peningkatan
namun belum mencapai nilai normal. (BD-1.2 Profil Elektrolit dan Ginjal)
3. Antropometri
BB = 77 kg 20% (ada edema) = 61,6 (61,5 kg)
BBI = 55,5 kg
IMT = 26,44 kg/m (overweight)
TB = 152,5 cm
Berdasarkan BBI, berat badan pasien kelebihan 6 kg (tanpa edema), sedangkan IMT
pasien masuk kedalam kategori Overweight. (AD-1.1 Riwayat Komposisi
Tubuh/Pertumbuhan/Berat Badan).
4. Pemeriksaan Klinis & Fisik
suhu 37 oC (normal), tekanan darah 220/80 mmHg (tinggi), detak jantung 86
kali/menit (normal), respirasi 25 kali/menit (normal) ada edema, pasien sulit untuk
bernafas. (PD-1.1 Gizi yang Berfokus Pada Temuan Fisik).
Dietary history/riwayat makan pasien :
Kebiasaan makan pasien senang makan makanan yang digoreng dan menggunakkan
butter, kurang asupan serat dan pasien minum cola. Dari recall 24 jam pasien tidak
ada. (FH-1.2.2 Asupan Makanan).
Kemungkiinan masalah :
Anoreksia, mual, muntah, berat badan, obat-obatan, jenis terapi.
5. Riwayat Personal
Nama Klien
Tanggal lahir
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Waktu kerja
Anggota keluarga
Dokter rujukan
Keluhan

: Enez Joaquin
: 13 April
: 24 tahun
: Perempuan
: SMA
: Sekretaris
: 9 pagi s.d 5 sore
: Suami, 26 tahun, DM tipe 2 di bawah kontrol, anak
perempuan 7 tahun
: Lourdes Nila, MD (neofrologi)
: pasien mengalami anoreksia, mual, muntah, menga;ai
kenaikan berat

badan 4 kg 2 minggu yang lalu, ada edema diwajah dan


mata. Nafas
pasien pendek,keram otot, ketidakmampuan untuk
mengeluarkan urin
: DM tipe 2 usia 13 tahun, fungsi ginjal sudah dimonitor

Riwayat penyakit
selama 7 tahun
Riwayat penyakit keluarga
: Ayah dan ibu DM
Diagnosis medis
: Ginal kronis stadium 3, 2 tahun yang lalu. Gejala akutnya
berkembang 2
minggu yang lalu
Pasien memesan diet E 30 kkal, protein 0,8 g/kg, dan fosfor 2-18 g/kg.

D. DIAGNOSIS GIZI
Domain Asuupan
: NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan
anoreksia, mual, dan muntah
ditandai dengan tidak adanya data recall.
Domain Klinis
: NC 2.2 Perubahan data lab terkait gizi (albumin, kreatinin, dan
sodium) berkaitan
dengan fungsi ginjal yang menurun disertai dengan edema
ditandai dengan
pemeriksaan kedua pada albumin rendah (3,4 g/dL), kadar
kreatinin tinggi (>1,2
mg/dL), dan kadar sodium pada hari pertama rendah yaitu
<136mEq/L.
Domain Lingkungan : NB 1.4 Kurang memonitoring diri sendiri berkaitan dengan
penurunan fungsi ginjal
pada pasien disertai dengan edema ditandai dengan pasien tidak
menjaga diet
yang sudah diberikan.
I.

INTERVENSI GIZI
1. Perencanaan
2. Tujuan
pasien yang

: Memberikan makanan dan zat gizi.


: Intervensi memberikan asupan makanan sesuai dengan kondisi

ingin menjalani hemodialisis. Makanan diberikan melalu intarVena


dan oral
sesuai dengan kondisi pasien.
3. Kebutuhan energi
:
Energi
= 35 x 61,5 kg = 2152,5 kkal
Protein
= 1 x 61,5 kg = 61,5g = 61,5 g x 4/2152,5 = 11%
Lemak
= 25% x 2152,5 kkal/9 = 59,79 g
KH
= 64% x 2152,5 kkal/4 = 344,4 g
5% x 4
= 538,125 kkal = 53812,5/20 = 2690,625 ml
Energi
= 2152,5 kkal
25% PN
= 538,125 kkal
75% oral
= 1614,375 kkal
4. Preskripsi Diet
Jenis Diet
: Diet Dialisis I dan Rendah Garam I
Tujuan
: Memberikan makanan sesuai dengan kondisi pasien bertujuan
agar terpebuhinya
kebutuhan zat gizi pasien untuk persiapan hemodialisis. Mempertahankan
berat badan
pasien agar tidak terjadi penurunan karena pasie mengalami anoreksia,
mual dan muntah.
5. Syarat
Memberikan aupan energi sebesar 2152,5 kkal perhari.

6.
7.
8.

9.

Memberikan asupan protein 1 g/kgBB, pasien harus menyiapkan cadangan


protein karena pada saat hemodialisis protei akan banyak yang terbuang.
Memberikan asupan lemak yaitu 25% dari total energi.
Memberikan asupan karbohidrat 64% dari total energi
Cairan perlu diperhatikkan, pemberian cairan yaitu (300 ml + 500 ml)= 800
ml/hari. 300 ml adalah volume oautput.
Vitamn an mineral yang harus diperhatikan yaitu natrium 200-400 mg/perhari
untuk mengurangi edema pada pasien. Selain itu kalsium, phospor, dan kalium.
Bentuk makanan
: lunak dan biasa
Tujuan
: diberikan makanan biasa agar tidak terjadi penurunan berat
badan pada pasien
dan pemberian makanan lunak agar mudah dicerna oleh pasien.
Syarat
:
Makanan yang tidak dianjurkan untuk makanan biasa yaitu makanan yang terlalu
merangsang seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu gurih,
terlau asam, bersantan, dan minuman yang mengandung alkohol.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk makanan lunak yaitu terlalu banyak lemak,
sayur yang terlalu banyak serat seperti daun singkong, daun melinjo dll. Buah
yang mengandung banyak serat dan gas seperti nanas, durian, nangka masak,
hindari snack yang terlalu manis dan gurih, hindari juga minuman yang
mengandung alkohol.
Route makanan
: oral dan parenteral
Makanan parenteral bertujan agar mengurangi terjadinya pengeluaran cairan akibat
muntah dan makanan oral diberikan agar memenuhi kebutuhan gizi pasien karena
makanan parenteral kandungan zat gizinya sedikit.
PN = 538,125 kkal/3 = 180 ml (frekuensi pemberian makanan parenteral yaitu 3 kali,
pukul 06.00, 09.00, dan 12.00) makanan oral = energi 1775,8 kkal, protein 59,5 g,
lemak 57,5 g, karbohidrat 334 g
frekuensi makan oral 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
Menu makanan
07.00 : sandwich dan susu segar
10.00 : agar-agar coklat
13.00 : nasi tim, pepes ikan, tahu, sayur sup, mangga
15.30 : puding
18.00 : nasi putih, telor dadar, sayur bayam, tempe, apel
Implementasi
Edukasi dan konseling

Hindari makan makanan yang terlalu asin dan manis.


Pilihan untuk pasien yang tidak basah dan lembek karena pasien mengalami
mual, usahakan berikan makanan yang kering.
Asupan cairan harus diperhatikan agar tidak terjadi dehidrasi karena volume
output pasien 300 ml dan ditambah juga dengan muntah.
Asupan protein pasien juga perlu diperhatikan karena pasien ingin menjalani
hemodialisis, protein akan banyak yang terbuang pada saat hemodialisis.
Berilah makanan yang mengandung vitamin dan mneral yang cukup, seperti buah
dan sayur.
Hindari rokok.
Istirahat cukup.

M.

MONITORING & EVALUASI


Berat badan
Dampak
: Pasien dapat mempertahankan berat badannya dan berat badan
pasien normal
Intervensi
: Memberikan asupan makanan yang sesuai dengan kondisi pasien yaitu
2152,5 kkal perhari melalui parenteral dan oral.
Monitoring
Evaluasi

: Berat badan
: IMT pasien normal sesuai dengan standar rujukan WHO.

Asupan makan
Dampak

: Asupan makan pasien sudah baik

Intervensi
kkal, bentuk

: Memberikan asupan makan sesuai dengan kondisi pasien yaitu 2152,5


makanan yang diberikan makanan lunak dan biasa agar pasien mudah
mencerna makanan
tersebut. Makanan parenteral juga diberikan kepada pasien karena pasien
mengalami
anoreksia, mual dan muntah agar asupan cairan tetap terpenuhi.
Pemberian makanan
parenteral drip.

Monitoring

: Asupan makan

Evaluasi
Evaluasi
ada yang

: Asupan makan pasien sudah sesuai dengan kebutuhan walaupun masih


dimuntahkan.

Perubahan data laboratorium


Dampak
: Perubahan data lab semuanya normal walaupun dalam jangka waktu
yang cukup lama.
Intervensi : Memberikan asupan makanan khususnya makanan yang tinggi albumin
karena pasien
mengalami edema. Makanan yang mengandung tinggi albumin itu
didalam putih telur dan
ikan gabus.
Monitoring

: Perubahan data lab

Evaluasi

: Data lab pasien sudah mulai bagus sesuai nilai normalnya.

Anda mungkin juga menyukai