Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dedi Sunardi

Kelas : Instrumentasi 5A
Npt

: 13.12.2820

Soal :
Buat karakteristik tiap sensor displacement, velocity, accelerometer (perbedaan & persamaan,
cara kerja dan konsep rangkaian sederhana)
Jawab :
Vibrasi dapat diukur dengan 3 macam pengukuran yaitu :

Pengukuran displacement
Pengukuran velocity
Pengukuran acceleration

1. Pengukuran displacement
Displacement adalah ukuran dari pada jumlah gerakan dari pada massa suatu benda,
dimana hal ini menunjukkan sejauh manabenda bergerak maju mundur (bolak-balik) pada
saat mengalami vibrasi. Displacement adalah perubahaan tempat atau posisi dari pada suatu
objek atau benda meju suatu titik pusat (dalam hal ini massa benda berada dalam posisi
netral). Besarnya gaya daripada Displacement dapat diketahui dari amplitudo yang
dihasilkan. Semakin tinggi amplitudo yang ditunjukkan,makin keras atau tinggi pula vibrasi
yang dihasilkan. Pengukuran displacement biasanya menggunakan sensor proximity probe.
2. Pengukuran velocity
Velocity addalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi displacement (dalam
hal kecepatan). Velocity adalah satu indikator yang paling baik untuk mengetahui masalah
vibrasi (contohnya unbalance dan misaligment) pada mesin berkecepatan sedang. Velocity
adalah ukuran kecepatan suatu benda pada saat bergerak atau bergetar selama berisolasi.
Kecepatan suatu benda adalah nol pada batas yang lebih tinggi atau lebih rendah,dimulai
pada saat berhenti pada suatu titik sebelum berubah arah dan mulai untuk bergerak kearah
berlawanan.
3. Pengukurang Acceleration
Acceleration adalah jumlah waktu yang diperlukan pada saat terjadi velocity.
Acceleration adalah parameter yang sangat penting dalam analisis mesin-mesin yang
berputar (rotation equipment) dan sangat berguna sekali dalam mendeteksi kerusakan bearing
dan masalah pada

gearbox berkecepatan tinggi lebih cepat dan lebih awal. Acceleration diartikan sebagai
perubahan dari velocity yang di ukur dalam satuan gravitasi.

Sensor vibrasi dibagi menjadi dua yaitu :


1. Kontak
Sensor kontak biasanya disebut Cassing measurement. Sensor yang digunakan adalah sensor
seismic transducer, yaitu untuk mengukur kecepatan (velocity) dan percepatan (accelerataion).
Untuk mengukur kecepatan sensor yang digunakan adalah velocity probe dan velomitor probe.
Sedangkan untuk mengukur percepatan menggunakan sensor acceleration probe. Sensor kontak
probe yang digunakan bersentuhan langsung dengan mesin atau media yang akan diukur
vibrasinya.
2. Non-kontak
Sensor non-kontak biasanya disebut Shaft Relative Measurement. Sensor yang digunakan adalah
proximity probe (Eddy current probe). Untuk proxymity probe, yang diukur adalah
perpindahannya. Untuk sensor non-kontak, probe dan mesin atau media tidak bersentuhan
langsung. Untuk menggunakan sensor proximity probe ada beberapa syarat yang harus terpenuhi
agar dapat menghasilkan pengukuran yang presisi, diantaranya adalah :

Roundness (kelingkaran) dari mesin yang akan diukur harus bagus untuk menghasilan
bacaan yang bagus pula
Run out

1. Proximity probe

Gambar 1.1

Proximity probe adalah alat untuk mengukur gap. Tetapi pada teorinya perubahan gap tiap
detik itu adalah kecepatan, dan jika gap nya bergerak maju atau mundur dinamakan vibrasi, maka
proximity ini bisa digunakan sebagai sensor untuk mengukur vibrasi dengan menambahan data
tranducer yang bisa merubah nilai perubahan jarak tiap detiknya, kemudian merubahnya menjadi
nilai frek vibrasi. dan juga bisa mengetahui berapa amplitudonya.
Proximity probe memiliki karakteristik yang berbeda dengan sensor vibrasi lainnya yaitu antara
probe dengan benda ukur tidak berkontakkan langsung. Selain itu proximity probe juga tidak
melibatkan suatu element yang dapat menghasilkan tegangan listrik sebagai respon dari getaran,
karena proximity menggunakan eksternal elektronik untuk membangkitkan suatu sinyal ac
dengan frekuensi yang sangat tinggi kemudian sinyal ac tersebut digunakan untuk mendeteksi
getaran. Untuk mesin berputar proximity probe digunakan untuk mengukur getaran poros.
Berikut ini adalah komponen-komponen dari proximity probe :
Probe
Demodulator dan osilator (ada didalam sensor proximity /eddy current probe)
Ekstension kabel
a. Karakteristik Mekanik Mesin
Untuk mengukur clearances bearing, posisi rotor atau getaran shaft dibutuhkan pengukuran
displacement dengan menggunakan tranduser non-contact. Tranduser non-contact mengukur
getaran relatif shaft terhadap rumah bearing. Tranduser ini bisa dikombinasi dengan tranduser
velocity yang mengukur getaran relatif shaft dengan casing.

Untuk mesin-mesin yang besar dan berat dengan rotor yang relatif lebih ringan dan bekerja pads
RPM tinggi tranduser non-contact, adalah yang paling cocok untuk pengukuran
displacement/getaran porosnya.
b. Prinsip Kerja
Tidak seperti tranduser velocity dan accelerometer, Tranduser non-contact tidak mempunyai
element yang dapat menimbulkan suatu tegangan atau muatan listrik sebagai respon terhadap
getaran.
Sebagai ilustrasi pada gambar 3.5, sensor non-contact membutuhkan rangkaian elektronik,
eksternal untuk membangkitkan suatu sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi dan sinyal
ac ini yang digunakan untuk mendeteksi getaran.
Pada mesin berputar, non-contact pickup digunakan untuk mengukur getaran poros tanpa
menyentuh poros tersebut. Sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi (disebut carrier sinyal)
dikirimkan pada koil. Suatu permukaan logam (dalam hal ini poros) yang dekat dengan koil akan
menyerap energi dari medan magnet tersebut dan akan mengurangi amplitude sinyal carrier.

Gambar 1.2

Apabila jarak antara poros dengan ujung koil berubah-ubah, maka amplitude sinyal
carrier juga akan berubah-ubah sebanding dengan jarak antara poros dengan koil tersebut.
Tranduser non-contact dipasang pada suatu mesin dengan jarak tertentu, jarak antara ujung
tranduser dengan poros dari mesin disebut gap. Gap ini diatur sesuai dengan karakteristik
tranduser dan mesin yang akan digunakan. Tranduser ini sangat baik untuk memantau getaran
poros pada mesin yang berputar dengan kecepatan tinggi dan menggunakan sleeve bearing.
2. Velocity
probe

gambar 2.1

Velocity probe merupakan jenis sensor kontak, artinya ujung sensor ini bersentuhan
langsung dengan benda yang akan diukur/dilakukan pengecekan vibrasi. Fungsi dari sensor
velocity probe adalah untuk mengetahui vibrasi dari suatu mesin dengan velocity atau
kecepatan sebagai parameternya. Sistem tersebut terdiri dari massa yang dililiti oleh suatu
kumparan yang dihubungkan dengan pegas dan damper kemudian dikelilingi oleh suatu
magnet permanen yang memberikan medan magnet yang cukup kuat dipasang
mengelilingi kumparan tersebut.
Konstruksi atau komponen dari velocity probe terdiri dari :

Massa
Kumparan
Pegas/spring
Magnet permanen
Damper
Casing velocity probe
Connecter

a.
Karakteristik

Velocity tranduser biasanya lebih umum digunakan untuk pengukuran maupun analisa
vibrasi. Karena tranduser ini cukup kuat,.mudah dalam .pemakaiannya, dan tranduser ini juga
mempunyai level output listrik yang relatif tinggi. Serta tidak membutuhkan daya listrik untuk
mengaktifkannya. Seperti tranduser lainnya,..velocity transducer mempunyai batas maksimum
dan minimum untuk daerah yang dapat diukur, baik itu amplitude maupun frekuensi getaran
adalah salah satu contoh daerah pengukuran untuk velocity pickup.

gambar 2.2

Tegangan output dari velocity pickup biasanya dinyatakan dalam bentuk millivolts per
inch per second. sensitivitas dari velocity pickup akan konstan pada daerah.frekuensi
operasinya. pada daerah frekuensi getaran yang rendah sensitivitas dari tranduser ini akan
menurun, karena pada frekuensi rendah gerakan coil cenderung mengikuti gerakan magnet.
Untuk pengukuran amplitudo dengan frekuensi dibawah 600 CPM, biasanya harga pembacaan
lebih rendah dari harga sebenarnya. .
Walaupun sensitivitas transducer tersebut turun pada frekuensi rendah,tetapi kita masih bisa
mengambil data pada daerah frekuensi tersebut dengan menggunakan grafik koreksi faktor
Pemakaian grafik ini hanya bisa digunakan,pada pembacaan amplitudo yang telah difilter
(amplitudo terhadap frekuensi). Untuk pembacaan overall (amplitudo terhadap fungsi waktu)
grafik tersebut tidak dapat digunakan.
b.

Prinsip Kerja

Gambar 2.1 diatas menunjukkan skematik dari velocity pickups dan bagian-bagiannya.
Sistem tersebut terdiri dari massa yang dililiti oleh suatu kumparan yang dihubungkan dengan
pegas dan damper, Dan suatu magnet permanen yang memberikan medan magnet yang cukup
kuat dipasang mengelilingi kumparan tersebut.

Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa " apabila suatu konduktor
digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika.suatu medan magnet digerakkan melalui suatu
konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor tersebut. Apabila
transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut
bergetar, sehingga kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet
akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang
dihasilkan sebanding. dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/ mengukur
dan menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran mesin dapat diukur / diketahui.
gambar 2.2
3.

Accelerometer Tranduser

gambar 3.1
Acceleration probe merupakan jenis sensor kontak juga, mempunyai fungsi untuk mengukur
vibrasi suatu mesin berputar dengan mengukur acceleration dari mesin tersebut.
Komponen acceleration probe terdiri dari :

Case Insulator/ crystal element


Outer Case
Piezoelectric Crystal
Insulator
Seismic Mass
Preload Screw
Output Cable
Integrated Circuit

a. Karakteristik

Tranduser accelerometer umumnya mempunyai bentuk yang cukup kecil dan ringan, serta
range temperatur dan frekwensi kerjanya cukup lebar. Accelerometer adalah merupakan sensor
yang dapat digunakan sebagai sistem monitor getaran maupun untuk. analisis getaran. Tranduser
ini mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap getaran dengan frekuensi tinggi. Ukuran
accelerometer cukup kecil dan ringan, sehingga accelorometer ini sangat cocok digunakan di
lokasi yang mempunyai ruang yang sangat terbatas.
b. Prinsip Kerja
Gambar 3.1 adalah diagram sederhana dari tipe accelerometer dengan sebuah penguat
didalamnya. Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran
mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan
tersebut mengalami tekanan sebanding dengan getarannya
Bahan piezoelectric tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkan muatan listrik sebagai
respon terhadap gaya mekanis yang bekerja terhadapnya. Getaran mekanis yang menghasilkan
gaya akan mengenai bahan piezoeletric dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan listrik
yang sebanding dengan besarnya percepatan dari getaran tersebut. Muatan listrik yang
ditimbulkan oleh bahan piezoelectric tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan output
velocity tranduser. Karena muatan listrik yang ditimbulkan langsung oleh bahan piezoelectric
begitu kecil, maka di dalam tranduser ini dibuat rangkaian penguat electronik untuk memperkuat
muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric, tersebut. Besarnya muatan yang
dihasilkan langsung oleh bahan piezoelectric biasanya dalam picocoulombs per g. Sedangkan
besarnya sinyal yang dihasilkan setelah melalui penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g

Perbedaan :
terdapat perbedaan parameter yang harus diukur, sehingga dibutuhkan tranduser yang berbeda
untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Jadi pemilihan tranduser bergantung pads
beberapa hal yaitu :
- Karakteristik mekanik mesin Parameter yang akan diukur
- Daerah ftekwensi getaran yang akan diukur
- Pertimbangan pemasangan. Kondisi lingkungan dll

Karakteristik MekanikMesin

Untuk mengukur clearances bearing, posisi rotor atau getaran shaft dibutuhkan pengukuran
displacement dengan menggunakan tranduser non-contact. Tranduser non-contact mengukur
getaran relatif shaft terhadap rumah bearing. Tranduser ini bisa dikombinasi dengan tranduser
velocity yang mengukur getaran relatif shaft dengan casing. Untuk mesin-mesin yang besar dan
berat dengan rotor yang relatif lebih ringan dan bekerja pads RPM tinggi tranduser non-contact,
adalah yang paling cocok untuk pengukuran displacement/getaran porosnya.

Parameter Pengukuran

Pertama yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan tranduser yang akan digunakan
adalah parameter apa yang kita inginkan untuk diukur. Biasanya parameter-parameter tersebut
adalah displacement (perpindahan), Velocity (kecepatan) dan acceleration (percepatan).
1. Displacement:
Displacement dapat diukur dengan tranduser velocity dan tranduser acceleration.
Hal ini dilakukan dengan cara mengintegralkan hasil pengukuran dari kedua tranduser
tersebut dengan rangkaian integrator yang biasanya sudah ada pada alat pengukur
getaran. Tranduser jenis non-contact mengukur langsung displacement getaran tanpa
memerlukan proses integrasi.
Tranduser velocity, dapat digunakan untuk mengukur displacement dengan
rangkaian single integrator, tetapi apabila kita akan bekerja pada frekuensi rendah, kita
harus mempertimbangkan bahwa tranduser velocity akan kurang sensitif apabila
digunakan pada frekuensi dibawah 600 CPM. Akibat adanya proses integrasi akan
menimbulkan juga noise elektronik pada pengukuran frekuensi rendah tersebut.
Tranduser accelerometer, dapat digunakan untuk mengukur diplacement getaran
dengan rangkaian double integrator. Seperti halnya tranduser velocity, menggunakan
tranduser accelorometer untuk mengukur displacement getaran akan memberikan
attenuasi dan noise pada pengukuran frekuensi rendah.
2. Velocity :
Velocity dapat juga diukur dengan transducer velocity dan accelerometer. Sensor
velocity dapat mengukur langsung kecepatan getaran tanpa proses integrasi. Sensor
accelerometer untuk mendapatkan kecepatan getaran membutuhkan rangkain single
integrator, dan dapat mengukur frekuensi getaran sampai dengan kira-kira 3 Hz, atau 180
CPM.
3. Acceleration :
Acceleration sebaiknya diukur hanya dengan accelerometer. Secara teoritis
memungkinkan untuk mengukur acceleration menggunakan tranduser velocity dengan
menambah rangkain difrensiator yang biasanya juga sudah ada di dalam alas pengukuran
getaran.
Yang paling baik dalam pemilihan tranduser adalah tranduser yang akan
mengukur secara langsung.
Tranduser displacement untuk mengukur displacement,
tranduser velocity untuk mengukur kecepatan getaran dan accelorometer untuk mengukur
percepatan getaran.

Daerah Frekuensi
Daerah frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh suatu mesin akan berpengaruh
pada pemilihan tranduser. Secara umum petunjuk untuk pemilihan tranduser berdasar
daerah frekuensi adalah:
(a) Penggunaan sensor displacement :
1. Frekuensi rendah, dibawah 600 CPM

2. Untuk pengukuran getaran shaft pada mesin berat dengan rotor yang relatif ringan.
(b) Penggunaan sensor velocity :
1. Daerah frekwensi adalah 600 100.000 cpm
2. Pengukuran over all level getaran Mesin
3. Untuk melakukan prosedur analisa secara umum
(c) Penggunaan sensor accelerometer :
1. Daerah frekuensi pengukuran 600 - 600.000 CPM atau lebih.
2. Untuk pengukuran pada frekuensi tinggi/ultrasonic
3. Untuk pengukuran spike energy pada roll bearing, ball bearing, gear, dan sumber
getaran aerodinamis dengan frekuensi tinggi

Anda mungkin juga menyukai