PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai
perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa
sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik
terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke
perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti
perangsangan pada saraf motorik dan sensorik.
Nyeri pinggang adalah perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan
sakroiliakal. Nyeri ini sering disertai dengan perjalanan ke tungkai sampai ke
kaki.
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang N.ichiadicus L4-S2.
Ischialgia yang dirasakan berasal dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks
yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di
dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti
perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang.
1.2.
Tujuan Penulisan
1. Melengkapi syarat tugas Stase Neurologi.
2. Melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Rumah
Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Solok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Ischialgia
Ischialgia adalah nyeri yang berasal dari regio hip dari pantat sampai ke
bawah pada tungkai. Kondisi ini seringkali disertai dengan low back pain (LBP)
yang terkadang bisa lebih keras atau kurang daripada nyeri pada tungkai.1
Ischialgia adalah nyeri pada daerah tertentu sepanjang tungkai yang
merupakan manifestasi rangsangan saraf sensoris perifer dari nervus iskhiadikus.
Ahli lain berpendapat bahwa iskialgia merupakan salah satu manifestasi dari nyeri
punggung bawah yang dikarenakan adanya penjepitan nervus iskiadikus. Iskialgia
atau sciatika adalah nyeri yang menjalar (hipoestesia, parestesia atau disastesia) ke
bawah sepanjang perjalanan akar saraf iskidikus.2
Etiologi Ischialgia
Ischialgia mekanik terbagi atas Ischialgia timbul karena terangsangnya
Spondilolistetik.
Tumor caud.
Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga
panggul
sehingga
menimbulkan
tekanan
pada
pleksus
lumbosakralis.
3. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
Radikulitis tuberkulosa
3
Radikulitas luetika
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain:
kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang
atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara
seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/
Rontgen pada tulang belakang.4
2.3
Klasifikasi Ischialgia
Menurut Sidharta (1999) iskhialgia dibagi menjadi tiga yaitu:1
1.
pada
lumbosakral
yang
mendatar,
vertebra
lumbosakral
Patologi Ischialgia
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan
Gejala klinis
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
Diagnosa Banding6
1. Proses Degeneratif, meliputi: spondilitis, HNP, stenosis spinalis dan
oateoarthritis.
2. Penyakit
inflamasi,
meliputi:
arthritisrheumatoid,
spondilitis
angkilopeotika
3. Osteoporotik
4. Kelainan kongenital, abnormal congenital yang diperlihatkan foto rontgen
polos vertebra lumbosakralis.
5. Gangguan sirkulasi, meliputi: aneurisma aorta abdominalis, thrombosis
aorta terminalis
2.7
Pemeriksaan
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia atau tidak biasanya
ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki
yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 70
derajat orang tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg
Rising. Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen, lumbosakra,l
Elektromielograf,i Myelografi CT scan, dan MRI.6.
2.8 Penatalaksanaan Ischialgia
Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas
kasur yang keras, menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal
(NSAIDs), dan mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang
cukup. Untuk banyak orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan
sebuah bantal diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang
lumpuh secara pelan-pelan setelah pemanansan bisa membantu. Peran fisioterapi
pada kasus ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang dirasakan.
Modalitas yang digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD (short Wave
Diathermi),bisa juga ditambah TENS untuk membantu memblokir nyerinya.6
Penatalaksanaan7
1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dan sebagainya.
2. Program Rehabilitasi Medik.
Fisioterapi meliputi terapi panas, terapi listrik, terapi latihan /exercise,
okupasi terapi, psikologi, sicial medik dan edukasi. Program fisioterapi
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan keseimbangan dalam
bergerak. Penguatan otot untuk mencegah pemendekan otot (kontraktur)
memerlukan otot yang spastic, memperlancar aliran darah serta
seseorang
dari
masalah
tertentu
yang
dianggap
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas pasien
Nama
: Ny. D
Umur
: 40 Tahun
: Pensiunan Guru SD
Agama
: Islam
Alamat
: Tembok
3.2. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Datang ke poli untuk kontrol tambah obat.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang wanita datang ke poli neurologi RSUD Solok untuk kontrol
berobat. Pasien mengeluhkan nyeri pinggang menjalar sampai ke kaki sebelah
kanan sejak setelah jatuh di kamar mandi 2 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan mulai
dari pinggang, lalu menjalar ke lutut, sampai ke pergelangan kaki sebelah kanan.
Nyeri tersebut dapat timbul saat pasien beraktivitas dan dalam keadaan istirahat,
dan sifat nyeri tersebut dirasakan pasien menetap sehingga pasien harus selalu
menggunakan korset lumbal kecuali saat mandi. Nyeri terasa seperti ditusuk
jarum, kadang juga timbul seperti rasa tersentrum listrik. Sebelumnya, diketahui
bahwa pasien pernah mengalami trauma / terjatuh dengan posisi terduduk dimana
bagian pantat pasien terhempas kelantai sekitar 2 tahun yang lalu, semenjak itu
pasien sudah mulai merasakan nyeri mulai dari pinggang sampai ke kaki sebelah
kanan. Namun pasien mengeluhkan tidurnya pada malam hari sedikit kurang
karena nyeri yang dirasakan dibagian pingang sampai ke kaki kanan pasien kerap
muncul pada malam hari saat beristirahat. Nyeri meningkat saat batuk, bersin dan
mengangkat berat.Pasien bisa berjalan sendiri tanpa dipapah. Mual dan muntah
tidak ada, BAB dan BAK masih dalam batas normal.
10
: baik
Kesadaran
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
Nafas
: 23x/i
Suhu
: 36,6oC
11
Berat Badan
: 68 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
Gizi
: Obesitas Tipe 1
Turgor Kulit
: Baik
Status Lokalisata
Mata
Aksila
Inguinal
Torak
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: +50/+50
Patrick
: +/+
12
d. Pemeriksaan Neurologikus
Glassgow Coma Scale ( GCS )
: E4M6V5 = 15
: Tidak ada
b. Brudzinki I
: Tidak ada
c. Brudzinki II
: Tidak ada
d. TandaKernig
: Tidak ada
: Isokor, diameter 3 mm / 3 mm
b. Refleks cahaya
: +/+
c. Muntah proyektil
: tidak ada
: Olfaktorius
Penciuman
Kanan
Subjektif
Normal
Objektif
dengan Tidak dilakukan
Kiri
Normal
Tidak dilakukan
bahan
b. N II
Penglihatan
Tajam penglihatan
Lapang pandang
Melihat warna
Funduskopi
c. N III
Bola mata
Ptosis
Gerakan bulbus
Strabismus
Nistagmus
Ekso-endotalmus
Pupil
Bentuk
Reflek cahaya
Reflex akomodasi
: Optikus
Kanan
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
: Okulomotorius
Kanan
Normal
Tidak ada
Bebas kesegala arah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kiri
Normal
Tidak ada
Bebas kesegala arah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Isokor
+
Tidak dilakukan
Isokor
+
Tidak dilakukan
13
Reflex Konvergen
Tidak dilakukan
d. N IV
Gerakan
mata
Tidak dilakukan
: troklearis
Kanan
ke Normal
bawah
Sikap bulbus
Diplopia
e. N V
Motoric
Membuka mulut
Menggerakan rahang
Menggigit
Mengunyah
Sensorik
Divisioptalmika
Reflekkornea
Sensibilitas
Divisimaksila
Reflek masseter
Sensibilitas
Divisi mandibular
Sensibilitas
f. N. VI :
Gerakan mata lateral
Sikap bulbus
Diplopia
g. N.VII:
Raut wajah
Sekresi air mata
Fissura palpebral
Menggerakkan dahi
Menutup mata
Mencibir/bersiul
Memperlihatkan gigi
Sensasi 2/3 depan
Kiri
Normal
Dalam batas normal
Tidak ada
: Trigeminus
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
+
Baik
+
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Abdusen
Kanan
Normal
Dalam batas normal
Tidak ada
Kiri
Normal
Dalam batas normal
Tidak ada
Fasialis
Kanan
Simetris
Normal
Simetris
Simetris
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Kiri
Simetris
Normal
Simetris
Simetris
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
14
Hiperakustik
Tidak dilakukan
h. N.VIII:
Suara berbisik
Detik arloji
Rinne test
Weber test
Swabach test
Memanjang
Memendek
Nistagmus
Pendular
Vertical
Siklikal
Pengaruh
Tidak dilakukan
Vestibularis
Kanan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
posisi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
kepala
i. N.IX:
Glossopharingeus
Kanan
1/3 Tidak dilakukan
Kiri
Tidak dilakukan
belakang
Reflek muntah/ Gag Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sensasi
lidah
reflek
j. N.X:
Arkus faring
Uvula
Menelan
Artikulasi
Suara
Nadi
k. N. XI:
Vagus
Kanan
Simetris
Ditengah
Normal
Normal
Normal
Teratur
Kiri
Simetris
Ditengah
Normal
Normal
Normal
Teratur
Asssesorius
Kanan
Menoleh ke kanan
Normal
Menoleh ke kiri
Normal
Mengangkat bahu ke Normal
Kiri
Normal
Normal
Normal
kanan
Mengangkat bahu ke Normal
Normal
15
kiri
l. N. XII:
Hipoglosus
Kedudukan
Kanan
lidah Simetris
Kiri
Simetris
dalam
Kedudukan
lidah Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
dijulurkan
Tremor
Fasikulasi
Atrofi
8. Pemeriksaan koordinasi
Cara berjalan
Romberg test
Ataksia
Rebound phenomen
Tes tumit lutut
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Disatria
Disfagia
Supinasi-pronasi
Tes jari hidung
Tes hidung jari
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
c. Ekstremitas
Gerakan
Kekuatan
Trofi
Tonus
Respirasi
Duduk
Gerakan spontan
Tremor
Atetosis
Mioklonik
Khorea
Superior
Kanan
Aktif
555
Eutrofi
Eutonus
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak lakukan
Tidak lakukan
Inferior
Kanan
Aktif
555
Eutrofi
Eutonus
Kiri
Aktif
555
Eutrofi
Eutonus
Kiri
Aktif
555
Eutrofi
Eutonus
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Normal
16
Pengenalan rabaan
Normal
Kanan
+
Tidak
Kiri
+
Tidak
Biseps
Triceps
Kanan
++
++
Kiri
++
++
s
Laring
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
APR
++
Maseter
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
KPR
++
Dindingper
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
Bulboca
Tidak
Tidak
ut
Atas
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
vernosus
Cremater
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
Tengah
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
Sfingter
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
dilakukan
Bawah
dilakukan
Tidak
dilakukan
dilakukan
Tungkai
Babinski
Chaddok
s
Oppenhe
2. Patologis
Lengan
Hoffman-
Tidak
Tromner
dilakukan
im
Gordon
Schaeffer Klonus
Tidak
Tidak
paha
Klonus
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
kaki
dilakukan
dilakukan
ROM
Fleksi
: Terbatas
Ekstensi
: Terbatas
Rotasi
: Terbatas
17
3. Fungsi Otonom
Miksi
: Normal
Defekasi
: Normal
Sekresi keringat
: Normal
Fungsi luhur
Kesadaran
Reaksi bicara
Normal
Tanda dementia
Refleks
Tidak
dilakukan
Tidak
Fungsi
Normal
Glabela
Refleks Snout
Intelektual
Reaksi Emosi
Normal
Refleks
dilakukan
Tidak
memegang
Refleks
dilakukan
Tidak
Palmomental
dilakukan
3.5. Diagnosis
Diagnosis klinik
: Iscialgia Dextra
Diagnosis Topik
Diagnosis Etiologi
2. Terapi Khusus
-
NSAID
Muscle Relaxan
Neutropik
: Mikobalamin
3. Edukasi
-
Waktu duduk, pilihlah tempat duduk yang, dengan kriteria busa jangan
terlalu lunak, punggung kursi berbentuk huruf S, bila duduk seluruh
punggung harus sebanyak mungkin
3.7.Prognosis
a. Quo at vitam
: Bonam
b. Quo at fungtionam
: Bonam
c. Quo at sanationam
: Bonam
BAB IV
DISKUSI
Seorang pasien wanita berumur 40 tahun yang datang ke poli neurologi
rsud solok dengan diagnosis klinis Ischialgia Dextra ec. Trauma mekanik. Dari
anamnesis didapatkan bahwa nyeri pinggang kanan sejak jatuh setelah 2 tahun
19
yang lalu. Nyeri dirasa menjalar mulai dari pinggang sampai ke kaki kanan hingga
ke pergelangan kaki kanan. Nyeri di rasakan seperti kesemutan dan disentrum
listrik. Nyeri timbul saat pasien beraktivitas dan beristirahat.Intensitas nyeri
diarsakan cukup sering dan bersifat tidak menetap danhilang-hilang timbul.
Dari Pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien di dapatkan hasil
positif pada pemeriksaan tes lasseque, tes patrick dan kontra patrick. KPR dan
APR mengalami penurunan. ROM fleksi, ekstensi, rotasi, terbatas. Sehingga
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik terhadap pasien didapatkan diagnosa
klinis ischialgia dextra. Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang diantaranya foto polos lumbosacral serta MRI sebagai standar pasti
untuk penegakkan diagnosis. Disamping itu pemeriksaan mylografi juga dapat
membantu menegakkan diagnosa ischialgia.
Untuk mengatasi nyeri pinggang dialami pasien dapat diatasi dengan
istirahat dan pemberian obat-obatan. Tirah baring pada alas keras dimaksudkan
untuk mencegah melengkungnya tulang punggung. Pada terapi medikamentosa :
NSAID ( meloxicam tablet 2 x 7,5 mg ). Muscle Relaxan ( diazepam tablet 2 mg 3
x 1 ), Neurotropik ( micobalamin x 1). Selain itu dapat juga dilakuakan fisiotrapi
untuk membantu mempercepat pemulihan pasien.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Ischialgia merupakan nyeri yang terasa disepanjang tungkai atau suatu
20
21