Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini merupakan tugas dalam perkulihan Mesin-mesin Listrik I
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu penulis untuk membuat
makalah ini, khususnya kepada:
1. Bapak Mahalla, ST, M Eng selaku dosen mata kuliah Mesin-mesin Listrik I
yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis
termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Rekan-rekan semua di fakultas teknik elektro UNIDA 2015
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis,

baik

selama mengikuti

perkuliahan maupun

dalam

menyelesaikan makalah ini


Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amin.

Banda Aceh, 17 Desember 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kelistrikan, kita mengenal suatu alat yang disebut motor
listrik dan generator listrik. Secara sederhana, generator listrik berfungsi
untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik sedangkan motor
listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Dri
kedua fungsi masing-masing alat tersebut terdapat hubungan. Sebuah
generator akan bekerja dengan dibantu motor listrik untuk menggerakkan
generator tersebut. Namun pada skala besar, seperti pada PLTA, generator
akan dibantu turbin untuk menggerakkan generator tersebut. Dari fungsi
generator tersebut, menjadikan alat ini sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Generator itu sendiri ada dua macam, yaitu generator DC ( arus
searah) dan generator AC (arus bolak-balik). Perbedaan mendasar dari kedua
generator ini adalah pada sumber tegangan yang dihasilkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, semakin banyak peralatan elektronika yang


menggunakan listrik sebagai sumber utama. Apabila terjadi listrik padam
dalam sehari saja, maka sebagian aktivitas manusia akan terhambat. Oleh
karena itu dalam makalah ini, kami mencoba untuk menjelaskan tentang
generator listrik khususnya generator searah (DC).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu generator DC ?


2. Bagaimana prinsip kerja dari henerator DC?
3. Bagaimana konstruksi dari generator DC?
4. Apa maksud dari reaksi jangkar pada generator DC?
5. Apa saja jenis-jenis generator?
6. Apa saja rugi-rugi yang terjadi pada generator?
7. Apa saja karakteristik generator DC?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian generator DC
2. Mengetahui prinsip kerja generator DC
3. Mengetahui konstruksi generator DC
4. Mengetahui maksud dari reaksi jangkar generator DC
5. Mengetahui jenis-jenis generator
6. Mengetahui rugi-rugi yang terjadi pada generator
7. Mengetahui karakteristik generator DC

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Generator DC


Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak
berbeda dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara
memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah (DC) dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas dan generator
berpenguatan sendiri. Generator DC berpenguatan bebas merupakan generator
yang mana arus medannya di suplai dari sumber DC eksternal. Tegangan searah
yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan akan
menghasilkan arus dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi
akan dibangkitkan pada generator.
Pada

karakteristik

berbeban

sebuah

generator

DC

menunjukkan

bagaimana hubungan antara tegangan terminal dan arus medan ketika generator
dibebani. Bila generator dibebani maka akan mengalir arus beban. Pada generator
DC penguatan shunt penurunan tegangan terminal akan semakin besar bila terusmenerus dibebani, dan arus medan Ifpada mesin ikut turun. Ini menyebabkan
fluks pada mesin turun sehingga nilai Ea turun yang menyebabkan penurunan
tegangan terminal lebih besar. Sedangkan pada generator DC penguatan bebas
Tegangan terminal Vt akan berkurang akibat efek demagnetisasi dari reaksi
jangkar. Pengurangan ini dapat di atasi dengan peningkatan arus medan yang
sesuai. Tegangan terminal Vt akan lebih kecil dari pada GGL E yang
dibangkitkan, sebesar Ia.Ra, dimana Ra adalah resistansi rangkaian jangkar.
Penurunan tegangan ini dapat dengan suatu segitiga yang disebut segitiga portier,
yang sisinya sebanding Ia. karena Iakonstan maka segitiga ini konstan dalam
batas-batas belum jenuh. Menurunnya tegangan terminal ini akan menyebabkan
arus medan turun, dan Ea juga akan mengalami penurunan.

2.2 Prinsip Kerja Generator DC


Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :

Dimana :

= Jumlah Lilitan

= Fluksi Magnet

= Tegangan Imbas, GGL (Gaya Gerak Listrik)

Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis


fluksi magnetik

yang berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam

konduktor itu. Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan GGL adalah :

Harus ada konduktor (hantaran kawat )

Harus ada medan magnetik

Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada
fluksi yang berubah yang memotong konduktor itu

Gambar 1. Prinsip kerja Generator DC

Keterangan gambar :
Pada gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar kutub
tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar akan
timbul EMF.

Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga


sisi A-B dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.

Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap


sumbu putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.

GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai
dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik
sebesar :

Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan
kanan :
ibu jari

: gerak perputaran

jari telunjuk

: medan magnetik kutub utara dan selatan

jari tengah

: besaran galvanis tegangan U dan arus I

Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak-balik, meskipun tujuan


utamanya adalah pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan
kecepatan

yang dibangkitkan pada kumparan jangkar merupakan tegangan

bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah tersebut karenanya harus


disearahkan.

Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan

Saklar

Komutator

Dioda

Sistem Saklar
Saklar

berfungsi

untuk

menghubungsingkatkan

ujung-ujung

kumparan. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :


Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan
akan timbul tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif
saklar di hubungkan, maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi
akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap setengah periode tegangan
saklar dihubungkan, maka akan di hasilkan tegangan searah gelombang penuh.
Sistem Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan
kumparan jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada
ujung

kumparan jangkar.Bila

kumparan

jangkar

berputar,

maka

cincin

belah ikut berputar. Karena kumparan berada dalam medan magnet, akan timbul
tegangan bolak balik sinusoidal. Bila kumparan telah berputar setengah
putaran, sikat akan menutup celah cincin sehingga tegangan menjadi nol.
Karena cincin berputar terus, maka celah akan terbuka lagi dan timbul tegangan
lagi. Bila perioda tegangan sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan
yang timbul adalah tegangan arus searah gelombang penuh.

Gambar 2. Efek Komutasi

Sistem Dioda

Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.

Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.

Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi dalam:


Half Wave Rectifier (penyearah setengah gelombang)
Full Wave Rectifier (penyearah satu gelombang penuh)

2.3 Konstruksi Generator DC


Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap
beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau
casis, serta bagian rotor. Gambar 3 menunjuk-kan gambar potongan melintang
konstruksi generator DC.

Gambar 3. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang
diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator
terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal
box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor
dan poros rotor.

Gambar 4. Struktur Generator DC

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah
sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic /
berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang
menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan
amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

2.4 Reaksi Jangkar Generator DC


Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur.
Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada
umumnya jangkar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik
dengan permiabilitas yang cukup besar. Permiabilitas yang besar diperlukan agar
lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi magnetnya besar, sehingga
tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar terdiri dari
beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan
terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.

Gambar 5. Jangkar Generator DC.


Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah
generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 6). Fluks ini
memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.

2.5 Jenis-Jenis Generator


Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari
rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker)
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu generator penguat terpisah, generator shunt, dan
generator kompon.

1. Generator Penguat Terpisah


Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak
terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat
terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar 9.a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 9.b)

Gambar 9. Generator Penguat Terpisah


Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur
melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara
elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari
luar

yang

dimasukkan

melalui

belitan

F1-F2. Penguat dengan magnet

permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal


rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan
menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.

2. Generator Shunt
Pada

generator

shunt,

penguat

eksitasi

E1-E2

terhubung

paralel

dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa
yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan
magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan
magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi
yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar
arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan
tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram
rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Diagram Rangkaian Generator Shunt

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa


megnetisasi tidak akan ada,atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah
putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan
atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

3. Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama
yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya
merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada
Gambar 12. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.

Gambar 13. Diagram Rangkaian Generator Kompon

Karakteristik Generator Kompon

Gambar 14. Karakteristik Generator Kompon

Gambar 14 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output


generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi
penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan
seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi
ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang cenderung tegangannya
akan turun jika arus bebannya naik.

2.6 Rugi-Rugi pada Generator DC


Rugirugi yang ada pada generator DC antara lain rugi tembaga, rugi besi,
dan rugi mekanik. Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui dan diperlukan
untuk menghitungbesarnya effisiensi dari generator. Untuk menentukan besarnya
rugi mekanikdan rugi besi dapat dilakukan dengan cara pengujian motor
penggerak dan pengujian pada generatornya sendiri.
1. Rugi Tembaga
Rugi daya akibat panas dalam belitan akibat arus yang melalui kumparan
jangkar atau medan. Rugi tembaga ini biasanya terjadi pada kumparan medan
shunt, kontak singkat, jangkar, kumparan medan seri, dan pada lilitan lilitan
medan tambahan misalnya belitan dan kompensasi

2. Rugi Mekanik
Rugi ini disebabkan oleh bagian-bagian yang berputar dari mesin. Besarnya
rugi mekanik ini dianggap tetap dalam kondisi beban penuh maupun beban nol.
Hanya mesin dengan kapasistas besar yang ada perubahan apabila beban
berubah. Rugi ini terdiri dari rugi sikat, rugi bearing, dan rugi angin. Rugi sikat
ini timbul karena adanya gesekan komutator dengan sikat. Rugi bearing timbul
karena adanya gesekan bearing dengan rotor. Rugi angin timbul karena
adanya gesekan rotor dengan angin.

3. RUGI BESI
Rugi ini disebabkan adanya fluk bolak-balik pada inti besi yang
mengakibatkan rugi histerisis dan arus eddy. Besarnya rugi ini sangat
tergantung dari kualitas bahan magnet yang digunakan. Pada operasi konsdisi
jenuh besarnya rugi besi

2.7 Karakteristik Generator DC


Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
dengan magnet permanen
dengan magnet remanen

Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto


dynamo. Karena banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan.
Sedangkan generator dengan magnet remanen menggunakan medan magnet
listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu :

Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur

Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

Dimana :
Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
= Fluks per kutub
z

= Jumlah penghantar total

= Kecepatan putar

= Jumlah hubungan paralel


Bila(Konstanta), maka :

BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip Kerja
Generator DC itu sendiri di hasilkan pembangkit listrik melalui induksi
dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan cincin-seret yang
menghasilkan tegangan induksi bolak-balik dan dengan menggunakan
komutator yang menghasilkan tegangan DC. Rugirugi yang ada pada
generator DC antara lain rugi tembaga, rugi besi, dan rugi mekanik.
Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui dan diperlukan untuk
menghitung besarnya effisiensi dari generator.

Daftar Pustaka

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/09/animasi-generator-dc-dan-generatorac.html

http://www.docstoc.com/docs/17291496/Generator-DC

http://www.youtube.com/watch?v=1FaWGXz7sxQ

Anda mungkin juga menyukai