Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS MASALAH

Pasien Ny. LS, usia 17 tahun, datang dengan keluhan perut terasa mules pukul 04.00
WIB, pasien merasakan perut terasa mulas dan nyeri di perut bagian bawah. Mulas dan nyeri
dirasakan hilang timbul, dan dirasakan semakin bertambah sering dan semakin kuat seiring
waktu. Nyeri perut terasa seperti diremas-remas. Nyeri juga pasien rasakan pada pinggang.
Pukul 06.00 WIB pasien pengeluaran lender bercampur darah. Pasien saat ini sedang hamil anak
pertama dengan usia kehamilan 33-34 minggu. Keluhan yang pasien rasakan merupakan suatu
tanda-tanda persalinan. Tanda tanda persalinan berupa r asa sakit oleh adanya his yang
datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, dapat disertai ketuban pecah
dini, pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks.25
(DP cipta). Pada pasien ini didapatkan tanda-tanda persalinan berupa rasa sakit oleh
his, keluar lender darah dari jalan lahir, dan pada pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan serviks 1 cm.
Persalinan atau partus adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan
atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20
minggu atau lebih, dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan. Pembagian usia kehamilan menurut WHO
(1992) adalah sebagai berikut:
a. Preterm
b. Aterm
c. Posterm

: usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)


: usia kehamilan 37-42 minggu (259-293 hari)
: usia kehamilan lebih dari 42 minggu (294 hari)

Pada pasien ini dari hasil anamnesis didapatkan bahwa usia kehamilan pasien saat
ini adalah 33-34 minggu. Maka menurut klasifikasi usia kehamilan digolongkan
sebagai preterm. Definisi persalinan preterm menurut WHO adalah persalinan yang
terjadi antara usia kehamilan 20 minggu sampai kurang dari 37 minggu, dihitung
dari hari pertama haid terakhir pada siklus 28 hari (pedoman preterm).
Persalinan preterm dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain ras dan
keadaan

sosioekonomi,

sehingga

sulit

diatasi.

Di

negara

maju

yang

sosioekonominya baik, kejadiannya malah cenderung meningkat karena induksi


persalinan (elektif) vang ditujukan untuk keselamatan

janin, ibu atau keduanya.

Risiko juga meningkat akibat pemakaian obat-obatan induksi ovulasi yang


meningkatkan kehamilan rnultifetus. Risiko tertinggi persalinan preterm adalah

riwayat persalinan preterm. Adapun beberapa faktor resiko terjadinya persalinan


preterm:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Idiopatik
latrogenik (elektif)
Sosiodemografik
Faktor ibu
Penyakit medis dan keadaan kehamilan
Infeksi
Genetik

Pada pasien ini, faktor resiko yang memungkinkan dapat menyebabkan terjadinya persalinan
preterm dari hasil anamnesis adalah faktor sosiodemografik, faktor ibu dan infeksi. Faktor
sosiodemografik yang mempengaruhi adalah penghasilan keluarga dari suami pasien dan tingkat
pendidikan. Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami pasien bekerja swasta dengan
penghasilan Rp 1.500.000/bulan. Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Wanita pada tingkat
social ekonomi (pekerjaan dan pendidikan) lebih rendah mempunyai kemungkinan 50% lebih
tinggi mengalami persalinan kurang bulan (Jenny, 2008). Ibu yang berpendidikan SD lebih
beresiko 3,33 kali mengalami persalinan premature, sedangkan pada ibu yang berpendidikan
SMP beresiko 3,91 kali, pada ibu yang berpendidikan SMA secara statistic tidak memiliki
hubungan yang bermakna.
Faktor ibu yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan pretem adalah usia, paritas dan
inkompetensi serviks. Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun. Pada
umur kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna, rahim
dan panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa sehingga bila terjadi kehamilan dan
persalinan akan lebih mudah mengalami komplikasi dan pada usia lebih dari 35 tahun organ
kandungan sudah tua sehingga jalan lahir telah kaku dan mudah terjadi komplikasi (Jenny,
2008).
Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita Paritas
merupakan faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun
selama persalinan. Pada ibu dengan primipara yaitu wanita yang melahirkan bayi hidup untuk
perama kalinya, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada
kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan kondisi janin (passanger). Menurut sebuah
penelitian Dewi Ana Sari dan Wewengkang Margaretha di Rumah Sakit WS Makassar tahun
2004-2005, persentase tertinggi karakteristik ibu dengan persalinan preterm adalah dengan
paritas 0 atau primipara yaitu sebanyak 44,93%.

Salah satu penyebab terjadinya persalinan adalah distensi rahim yaitu rahim yang menjadi
besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero
plasenter dan menyebabkan persalinan (Mochtar, 1998) UI. Pada serviks inkompeten, serviks
tidak dapat menahan buah kehamilan karena semakin besar kehamilan maka rahim semakin
besar dan meregang. Serviks inkompeten merupakan salah satu penyebab persalinan premature
(Saifuddin, 2005) UI. Diagnosis serviks inkompeten dapat ditentukan dengan pemeriksaan dalam
dan Bishop score.

Anda mungkin juga menyukai