Anda di halaman 1dari 22

Radioterapi Ca NasoFaring

Suherman S.ked
G 501 09 053

Ca NasoFaring
(Epidemiologi)
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang paling

banyak dijumpai di antara tumor ganas THT di Indonesia.


Terjadi disemua usia, tapi pada umunya menyerang usia
30-60 tahun, menduduki 75-90%.
Proporsi pria dan wanita 8:1
Sifat endemik menonjol ( benua eropa, amerika,
inseidennya 1/100.000, benua afrika 5-10/100.000, dan
relatif sering ditemukan pada negara asia tenggara, dan
Cina.
Kerentanan Suku bangsa (Suku mongoloid ad/ klmpok
dengan insiden tertinggi.

Ca NasoFaring
(Etiologi)

Kerentanan Genetik, terjadi replikasi materi genetik

pada kromosom :
(1q, 2q,3q,6p,6q,7q11,8q,11q13,12q,15q,17q, dan
20q), serta menunjukan adanya onkogen pada regio
tsb terkait timbulnya dan berkembangnya kanker
nasofaring.
Virus Epstein-Barr dikatakan merupakan penyebab
utama terjadinya Ca NasoFaring. (antigen spesifik
VCA, EA,EBNA ).

Ca NasoFaring
(Klasifikasi)

1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi


(Keratinizing Squamous Cell Carcinoma).
2. Karsinoma non-keratinisasi (Non-keratinizing
Carcinoma).
3. Karsinoma tidak berdiferensiasi (Undifferentiated
Carcinoma).

Ca NasoFaring
(Terapi)

T1,T2, N0-N3, M0 :

Radiasi eksternal 70 Gy di tumor primer dan Lnn


supreclav + booster brachytherapi Nasopharynx 9 Gy
T3,T4, N0-N3, M0 :

Radiasi eksternal tumor primer 70 Gy + adjuvant


Chemotheraphy (Cisplatin + 5 fluo-rouracil) +
booster branchytherapi Nasopharinx 12 Gy

Radioterapi Ca Serviks Uteri

Ca Cervix Uteri
(Epidemiologi)

Karsinoma serviks uteri merupakan penyakit

keganasan yang menimbulkan masalah dalam


kesehatan kaum wanita terutama di negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia.
Wanita dengan umur segala usia, jarang ditemukan
pada usia 20 tahun. Pertumbuhan 30-60 tahun
relatif cepat, 40-60 tahun insiden tertinggi. Insiden
karsinoma serviks pada usia 25-34 tahun meningkat
77% dalam 10 tahun terakhir.

Ca Cervix Uteri
(Etiologi)

Etiologi Carcinoa Cervix Uteri adalah Human

Papiloma Virus strain no 16 dan 18.

Ca Cervix Uteri
(Klasifikasi)
Squamous cell Carcinoma

- tipe erosi (bentuk luar serviks uteri masih terlihat, permukaan erofis,
mudah berdarah jika disentuh).
- tipe nodular ( berasal dari serviks uteri/ostium ekternal tumbuh ke
dlm kanalis servikalis /bentuk permukaan serviks uteri seperti nodular.
- tipe kembang kol (tumor umumnya berasal dari ostium ekternal
serviks uteri tumbuh k dlm vagina berbentuk kmbang kol, prtumbuhan
cepat, kaya vaskular, rapuh, mudah brdarah, nekrosis, sering, disertai
infeksi.
- tipe ulseratif ( tipe pertumbuhan ke dalam maupun k luar, setelah
terinfeksi dpt mnimbulkan tukak.
Adenocarcinomas
Mixed carcinoma

Klasifikasi Stadium
Klasifikasi stadium TNM

Tis : karsinoma in situ (karsinoma preinvasif)


T1 : Kanker terbatas pada serviks uteri
T2 : invasi kanker melebihi uterus, tp belum mncapai diding pelvis/blm
mengivasi 1/3 bwah vagina.
T3 : kanker ekpansi k dinding pelvis dan/ mngenai 1/3 vagina dan/ atau
mnimbulkan hidronefrosis atau gagal ginjal.
T4 : kanker menginvasi mukosa buli-buli atau rektum dan/ atau melebihi
pelvis minor.
N0 : tanpa metastasis kelenjar limfe regional.
N1 : ada metastasis kelenjar limfe regeional
M0 : tanpa metasatsis jauh
M1 : ada metastasis jauh

Stadium 0 : Tis N0M0


Stadium I : TIN0M0
Stadium II : T2N0M0
Stadium III : T3N0M0, TI 3N1M0
Stadium IV : T4N0-N1M0, T1-T4N0-1M1

Pembagian stadium menurut FIGO


Stadium 0 : karsinoma in situ atau karsinoma intraepitel.
Stadium I : Kanker terbatas pada serviks uteri.

Ia : kanker serviks uteri preklinik, diagnosis hnya dibawah


mikroskop
Ia1 : dibawah mikroskop tampak invasi ringan interstisial,
kedalaman invasi <3 mm, lebar 7 mm
Ia2 : kanker mikroskopik yg dpt diukur, kdalaman invasi
interstisial 3-5 mm, lebar 7 mm.
Ib : lingkup tumor lbih besar dari Ia2, invasi yg ada tdk mngubah
stadium
Ib1 : lesi kanker tampak secara visual berukuran 4 cm
Ib2 : Lesi kanker tampak secara visual berukuran > 4 cm

Stadium II : lesi kanker melebihi serviks uteri, tp

belum mengenai 1/3 bawah vagina, invasi


parametrium blm mncapai diding pelvis.
IIa : kanker mengenai 2/3 atas vagina, tidak ada
invasi jelas parametrium.
IIb : kanker jelas menginvasi parametrium, tapi
belum mencapai dinding pelvis.

Stadium III : kanker menginvasi 1/3 bawah

vagina /mnginvasi parametrium sampai ke dinding


pelvis; atau kanker mnimbulkan hidronefrosis.
IIIa : kanker mengenai 1/3 bawah vagina
IIIb : kanker menginvasi parametrium sampai k
dinding pelvis, atau timbul hidronefrosis atau
insulfisiensi ginjal akibat kanker.

Stadium IV : penyebaran kanker melewati pelvis

minor atau kanker menginvasi mukosa buli-buli atau


mukosa rektum
IVa : invasi kanker meluas ke organ didekatnya.
Ivb : kanker menginvasi melebihi pelvis minor,
ada metastasis jauh.

Ca Cervix Uteri

Ca Cervix Uteri
(Terapi)

Stadium operable (I / T1, IIa / T2a)

Operasi Pan Hysterectomi (Stad I) dan operasi


Wherteim/panhisterectomi + Lymohadenectomi
(Stad IIa).
Bila pasca operasi ditemukan metastasis Lnn
dilanjutkan dgn radiasi eksternal whole pelvis 50 Gy

Ca Cervix Uteri
(Terapi)

Stadium in operable (IIb, IIIa, IIIb)

Stadium IIb
a. Radiasi eksternal whole pelvis box system 4
lapangan 50 Gy
b. Booster barchytherapi cervix 8,5 Gy
2. Stadium IIIa, IIIb
c. Adjuvant Chemotherapi Cisplatin
d. Radiasi eksternal 50 Gy
e. Booster brachytherapi 8,5 Gy
1.

Referensi
http://www.scribd.com/doc/60463842/Referat-T

umor-Mammae
http://www.scribd.com/doc/60463842/Referat-T
umor-Mammae
http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-hary2.pdf
http://hardy-cakrawala.blogspot.com/2010/11/tekni
k-radioterapi-eksterna-karsinoma.html
http://www.scribd.com/doc/85331239/KANKER-S
ERVIKS
http://yusrowatch.wordpress.com/2011/01/06/radio
terapi-pada-kanker-serviks/

Anda mungkin juga menyukai