Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI DAGANG

Akuntansi dagang atau biasa disebut Akuntansi Perusahaan Dagang


adalah perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan transaksi beli dan
jual barang dagangan. Barang dagangan adalah aktiva atau barang yang
dibeli dengan tujuan dijual kembali.
Akuntansi Perusahaan Dagang harus memiliki sistem untuk mencatat
penerimaan barang dagang, menyajikan informasi mengenai persediaan
barang dagang yang akan dijual, serta mencatat penjualan dan beban atau
harga pokok barang dagangan yang dijual.
Akuntansi Perusahaan Dagang memiliki fungsi utama yaitu menjembatani
antara

produsen

konsumen

yang

yang

menghasilkan

membutuhkan

suatu

produk

dan

produk

tertentu

mempertemukan

dengan
antara

produsen dan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ciri Perusahaan Dagang


Yang harus dilakukan Akuntansi Perusahaan Dagang adalah melakukan
pembelian terhadap barang-barang yang akan dijual. Barang yang akan
dijual tersebut dapat dibeli kepada produsen barang secara langsung.
Aktivitas pembelian ini mengakibatkan arus barang masuk ke perusahaan.
Setelah itu, untuk membeli barang-barang tersebut perusahaan harus
mengeluarkan uang sebagai bukti pembayaran, baik pada saat transaksi
maupun pada kemudian hari.
Sedangkan aktivitas Perusahaan Dagang dalam menghasilkan barang
dagang diperoleh dari penjualan barang dagang. Ketika barang dagangan
tersebut telah terjual, pendapatan tersebut dilaporkan pada akun penjualan
dan untuk biaya atas barang dagang yang dijual dicatat pada akun harga
pokok barang dagang (cost of merchandise sold) atau pada harga
penjualan pokok.

Metode Pencatatan Aktivitas Dalam Akuntansi Perusahaan Dagang


Metode periodik (periodic inventory system) adalah metode yang
digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang
dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan
dihitung pada awal dan akhir periode akuntansi untuk menentukan harga
pokok penjualannya. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang
frekuensi transaksinya tinggi.
Metode perpetual (perpetual inventory system) adalah metode yang
digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang
dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan
dihitung secara detail baik pada waktu dibeli maupun dijual. metode ini lebih
cocok digunakan oleh perusahaan yang frekuensi transaksi yang tidak terlalu
tinggi tetapi nilai per transaksinya besar.

Beberapa Akun Dalam Akuntansi Perusahaan Dagang


1.
2.
3.
4.

Pembelian
Penjualan
Pengeluaran Kas
Penerimaa Kas

Transaksi Akuntansi Perusahaan Dagang


Transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang secara garis besar
terdiri
dari:

Transaksi Pembelian barang dagangan

Yaitu transaksi pembelian barang dagangan dicatat kedalam rekening


pembelian barang dagangan. Transaksi pembelian barang dagangan terdiri
dari:
1. Pembelian Tunai
Yaitu pembelian barang dagangan secara tunai/cash.
Contoh: Dibeli barang dagangan tunai sebesar Rp. 1.000.000,-

Jurnalnya:
Persediaan barang dagangan Rp. 1.000.000,Kas

Rp. 1.000.000,-.

2. Pembelian Kredit
Yaitu pembelian barang dagangan dengan pembayaran bertempo/ hutang.
Contoh: Dibeli barang dagangan kredit sebesar Rp. 1.000.000,Jurnalnya:
Persediaan barang dagangan Rp. 1.000.000,Hutang Dagang

Rp. 1.000.000,-.

3. Pembelian Sebagian Tunai dan Sebagian Kredit


Yaitu pembelian barang dagangan dengan pembayaran sebagian tunai dan
sebagian kredit. Contoh: Dibeli barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,dibayar tunai Rp.1.000.000,- sisanya dibayar tempo 2 minggu.
Jurnalnya:
Persediaan barang dagangan Rp. 3.000.000,Kas

Rp. 1.000.000,-

Utang Dagang

Rp. 2.000.000,-

4. Pembelian dengan syarat pembayaran


Yaitu

pembelian

barang

dagangan

dengan

syarat

pembayaran

yang

disepakatai oleh pembeli dan penjual seperti 2/10, n/30, 5/15,/30 dll.
Arti 2/10, n/30 adalah pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 %
apabila pembeli melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari setelah
tanggal faktur/transaksi dan apabila pembayaran dilakukan setelah 10 hari
tidak mendapatkan potongan. Jatuh tempo pembayaran adalah selama 30
hari.
Contoh: Tanggal 1/1 Dibeli barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dengan
syarat 2/10, n/30. Jurnalnya:
Pesediaan barang dagangan Rp. 3.000.000,Utang Dagang

Rp. 3.000.000,-.

Jika

pembayaran

dilakukan

pada

tanggal

9/1,

maka

pembeli

akan

mendapatkan potongan pembelian saat pembayaran yaitu 2% x Rp.


3.000.000,- = Rp. 60.000,dan jurnalnya:
Utang Dagang Rp. 3.000.000,Persediaan Barang Dagangan
Kas
Jika

Rp. 60.000,-

Rp. 2.940.000,-.

pembayaran dilakukan pada

tanggal 15/1, maka

pembeli tidak

mendapatkan potongan karena lebih dari 10 hari. Jurnal saat pembayaran:


Utang Dagang

Rp. 3.000.000,-

Kas

Rp. 3.000.000,-.

5. Retur Pembelian
Yaitu pengembalian (retur) barang yang telah dibeli karena barang yang
diterima rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan.
Contoh: Tgl. 2/1 Dikembalikan barang yang telah dibeli tgl 1/1 sebesar Rp.
300.000,- karena rusak.
Jurnalnya:
Hutang Dagang

Rp. 300.000,-

Persediaan Barang Dagangan

Rp. 300.000,-.

Jika saat pembelian tunai maka yang didebet rekening kas.


6. Biaya Angkut Pembelian
Yaitu pengeluaran ongkos angkut pembelian atas pembelian barang dimana
ongkos angkut ditanggung oleh pembeli.
Contoh: Atas pembelian tgl. 1/1 dikenakan ongkos angkut sebesar Rp.
50.000,-.
Jurnalnya:
Persediaan Barang Dagangan Rp. 50.000,-.
Kas

Rp. 50.000,-.

Transaksi Penjualan Barang Dagangan

Yaitu transaksi penjualan barang dagangan; dicatat kedalam rekening


penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan barang dagangan terdiri
dari:
1. Penjualan Tunai
Yaitu penjualan barang dagangan secara tunai/cash.
Contoh: Dijual barang dagangan tunai sebesar Rp. 1.000.000,- HPP sebesar
Rp. 800.000,- Jurnalnya:
Kas

Rp. 1.000.000,Penjualan Barang Dagangan

Harga Pokok Penjualan

Rp. 1.000.000,-.

Rp. 800.000,-

Persediaan Barang Dagangan

Rp. 800.000,-

2. Penjualan Kredit
Yaitu Penjualan `barang dagangan dengan pembayaran bertempo/ piutang.
Contoh: Dijual barang dagangan kredit sebesar Rp. 1.000.000,- HPP sebesar
Rp.800.000,- Jurnalnya:
Piutang Dagang

Rp. 1.000.000,-

Penjualan Barang Dagangan


Harga Pokok Penjualan

Rp. 1.000.000,-.

Rp. 800.000,-

Persediaan Barang Dagangan

Rp. 800.000,-

3. Penjualan Barang Dagangan Sebagian Tunai dan Sebagian Kredit


Yaitu Penjualan Barang Dagangan dengan pembayaran sebagian tunai dan
sebagian kredit. Contoh: Dijual barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- HPP
sebesar Rp.2.500.000,- dibayar tunai Rp.1.000.000,-sisanya dibayar tempo 2
minggu.
Jurnalnya:
Kas

Rp. 1.000.000,-

Piutang Dagang

Rp. 2.000.000,-

Penjualan Barang Dagangan


Harga Pokok Penjualan

Rp. 3.000.000,-

Rp. 2.500.000,-

Persediaan Barang Dagangan Rp. 2.500.000,-

4. Penjualan dengan syarat pembayaran


Yaitu

Penjualan

barang

dagangan

dengan

syarat

pembayaran

yang

disepakatai oleh pembeli dan penjual seperti 2/10, n/30, 5/15,/30 dll.
Arti 2/10, n/30 adalah pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 %
apabila pembeli melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari setelah
tanggal faktur/transaksi dan apabila pembayaran dilakukan setelah 10 hari
tidak mendapatkan potongan. Jatuh tempo pembayaran adalah selama 30
hari.
Contoh: Tanggal 1/1 Dijual barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- HPP
sebesar Rp.2.500.000,- dengan syarat 2/10, n/30.
Jurnalnya:
Piutang Dagang

Rp. 3.000.000,-

Penjualan Barang Dagangan


Harga Pokok Penjualan

Rp. 3.000.000,-.

Rp. 2.500.000,-

Persediaan Barang Dagangan


Jika

pembayaran

memberikan

dilakukan

potongan

pada

penjualan

Rp. 2.500.000,tanggal
saat

9/1,

maka

pembayaran

penjual

yaitu

2%

akan
x

Rp.

3.000.000,- = Rp. 60.000,Jurnalnya :


Kas

Rp. 2.940.000,-

Potongan Penjualan

Rp. 60.000,-

Piutang Dagang

Rp. 3.000.000,-

Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 15/1, maka penjual tidak akan
memberikan potongan karena lebih dari 10 hari. Jurnal saat pembayaran:
Kas

Rp. 3.000.000,Piutang Dagang

Rp. 3.000.000,-.

5. Retur Penjualan
Yaitu penerimaan (retur) barang yang telah dijual karena barang yang
diterima pembeli rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan.

Contoh: Tgl. 2/1 Diterima barang yang telah dijual tgl 1/1 sebesar Rp.
300.000,- HPP sebesar Rp. 250.000,- karena rusak. Jurnalnya:
Retur Penjualan

Rp. 300.000,-

Piutang Dagang

Rp. 300.000,-.

Persediaan Barang dagangan Rp. 250.000,Harga Pokok Penjualan

Rp. 250.000,-

Jika saat penjualan tunai maka yang dikredit rekening kas.


6. Biaya Angkut Penjualan
Yaitu pengeluaran ongkos angkut penjualan atas penjualan barang dimana
ongkos angkut ditanggung oleh penjual.
Contoh: Atas penjualan tgl. 1/1 dikenakan ongkos angkut sebesar Rp.
50.000,-.
Jurnalnya:
Biaya Angkut Penjualan

Rp. 50.000,-.

Kas

Rp. 50.000,-

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode


Pisik
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan Neraca Lajur
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan
dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian
dengan perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun
metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang
sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :

1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan


2. Harga pokok barang yang sudah dijual (harga pokok penjualan)
Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening
persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan
persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak
mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan
sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo
persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat
memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat
tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah
fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode.
Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik
ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat
memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya
pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan
akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal
penyesuaian.
Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga
pokok

peenjualan

dan

persediaan

akhir

pada

perusahaan

yang

menggunakan persediaan periodic adalah :


Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh
atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan
Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekeningrekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan.
Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar,
maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan

jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok
Penjualan untuk periode yang bersangkutan.
Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan
Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002 (dalam
ribuan ):
1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000
2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

Anda mungkin juga menyukai