PLTG PDF
PLTG PDF
OLEH
NAMA
BP
DOSEN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan makalah ini agar dapat
mengetah
1. Gambar Instalasi PLTG dan komponennya.
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai berikut:
1) Informasi mengenai Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
2) Mengetahui komponen dan instalasi alat sistem pada PLTG.
3) Mendapatkan penjelasan mengenai Proses Konversi Energi dari bahan baku gas menjadi energy
Listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk
komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada temperature tinggi dan adanya unsur
kimia bahan bakar minyak yang korosif (sulfur, vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya
pengetahuan material yang terus berkembang hal tersebut mulai dapat dikurangi meskipun tidak
dapat secara keseluruhan dihilangkan. Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah
satu dari kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya untuk menaikkan efisiensi
dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus dengan menggunakan material turbin yang mampu
bekerja pada temperature tinggi dan dapat juga untuk menaikkan efisiensinya dengan
menggabungkan antara pembangkit turbin gas dengan pembangkit turbin uap dan hal ini biasa
disebut dengan combined cycle.
pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan
Pusri IV di Palembang.
Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh
Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB
merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi karena
menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga
memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan
kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan
Cilegon Banten.
Sementara itu pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas banyak digunakan di pabrik
(peleburan besi dan tekstil) dan hotel. Berarti energi panas yang dibutuhkan di kedua tempat itu bisa
diambil dari panas gas buang dengan menggunakan teknologi gas fired cogeneration. Berdasarkan
sumber panasnya,cogeneration dibagi menjadi dua yaitu:
1. Cogeneration Siklus Topping
Terjadi apabila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi enrgy listrik, kemudian gas
panasnya digunakan untuk panas/uap proses. Jadi energi listriknya terlebih dahulu diproduksi
kemudian baru panas buangnya dimanfaatkan. Bila cogeneration siklus topping digunakan pada
PLTG, maka gas panas yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik pada turbin harus
mempunyai suhu 1600-1700 oF. Hal ini karena akan menghasilkan gas buang dengan suhu 800-900
oF dan gas buang itu akan dimanfaatkan dengan menggunakan Heat Recovery Steam Generation
atau panas proses dengan exchenger yang berfungsi untuk membangkitkan uap proses.
2. Siklus Bottoming
Yaitu pemanfaatan gas buang melalui heart recovery sehingga menghasilkan panas/uap proses.
Selanjutnya digunakan untuk menggerakan turbin uap sehingga dihasilkan energi listrik. Bila PLTG
menggunakan bahan bakar bermutu tinggi seperti bahan bakar sulfur rendah, maka gas buang yang
dihasilkannya bersih sehingga bisa digunakan langsung untuk panas proses. Bila pada pengolahan
gas buang ditambah bahan bakar, sementara bila kapasitas terpasang PLTG turun maka efisiensinya
juga turun dengan demikian volume gas buang meningkatkan hal ini berarti banyak gas buang tak
terpakai.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam bentuk LNG
(Liquefied Natural Gas) Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggre
Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT
Arun NGL Company.
Pada awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga temperatur dan
tekanannya naik. Proses ini disebut dengan proses kompresi. Udara yang dihasilkan dari kompresor
akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan bagian-bagian turbin gas.
Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan
13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG),
maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan
bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur
dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar
sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai kira-kira 1.300
oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk
disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi
energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator
menghasilkan tenaga listrik.
Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut :
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi didalam turbin akan
menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas
sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar, yang
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi didalam turbin akan
menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas
sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar panas (heat
rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau udara hingga
temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi masuk (suction) kompresor untuk dikompresi
lagi, yang ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi didalam turbin
akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan
diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan kedalam heat
exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana didalamnya gas bekas ini digunakan
untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum digunakan sebagai udara pembakaran didalam
ruang bakar (combustion chamber), seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan intercooler, regenerator dan reheater.
Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing terdiri dari 2 (dua) bagian yang
terpisah dan biasa disebut dengan kompresor tekanan rendah dan kompresor tekanan tinggi serta
turbin gas tekanan rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas yang dihasilkan
dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara atmosfir masuk kedalam kompresor tekanan
rendah untuk dikompresi, dari udara tekan yang dihasilkan dialirkan kedalam intercooler untuk
didinginkan hingga menghasilkan temperature dan kelembaban serta tekanan yang diinginkan
dengan menggunakan media pendingin air atau media pendingin lainnya, dari sini udara tersebut
dialirkan kedalam kompresor tekanan tinggi untuk dikompresi lagi hingga menghasilkan temperature
yang tinggi dan tekanan dengan kepadatan yang lebih tinggi. Dari keluaran kompresor tekanan tinggi
udara tersebut dialirkan kedalam regenerator untuk mendapatkan temperature yang lebih tinggi lagi
yang bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan melalui media pemanas
gas bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin tekanan rendah.
Selanjutnya udara keluaran dari regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama (primary
combustion chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari proses ini dihasilkan gas
panas yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi, hasil ekspansi gas panas dari turbin
tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue gas) dialirkan kedalam ruang bakar kedua (secondary
combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater chamber yang selanjutnya gas bekas
tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya yang mampu menghasilkan gas panas lagi
dan digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah, siklus tersebut diatas seperti ditunjukkan
pada gambar dibawah.
Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan dimaksudkan untuk menghasilkan
sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat efisiensi yang diharapkan lebih tinggi dari
turbin gas siklus terbuka.
Satu line mensuplai minyak pelumas ke drive end generator journal bearing.
Satu line mensuplai minyak pelumas ke non drive end generator journal bearing.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan salah satu dari instansi pembangkit listrik oleh
PLN dengan bahan baku gas alam.
2. PLTG adalah sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas
sebagai penggerak generatornya.
3. Generator utamanya terdiri dari Turbin gas (Gas Turbine), Kompresor (Compressor), dan Ruang
Bakar (Combustor).
4. PLTG menggunakan prinsip kerja dengan siklus Brayton.
5. Terdapat 4 jenis Turbin yang digunakan pada PLTG, yaitu Turbin Gas siklus terbuka, Turbin gas
siklus tertutup, Turbin gas siklus terbuka dengan regenerator, serta Turbin gas siklus terbuka dengan
intercooler, regenerator, dan reheater.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diberikan saran yaitu sebaiknya PLTG di Indonesia
dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan melihat konsukuensi kelebihan dan kekurangan yang ada,
sehingga diperkirakan pembangunan PLTG tidak sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Anna's Life & Chemical Engg Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).htm
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) _ Jendela Den Ngabei.htm
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) _ ,My life within.htm