Euthanasia
Euthanasia
EUTHANASIA
( DALAM PERSPEKTIF ETIKA DAN MORALITAS )
Intan Zainafree *)
ABSTRAK
Euthanasia oleh seorang dokter terhadap seorang pasien yang sudah tidak
memiliki kemampuan mengobati penyakitnya saat ini masih merupakan
perbuatan pidana berupa menghilangkan nyawa seseorang. Untuk
menempuh euthanasia, selain masih ada persoalan hukum juga masih
ada persoalan etika dan moral. Euthanasia telah melalui tahapan
perkembangan panjang dan menimbulkan situasi pro dan kontra serta
dilematis di beberapa negara. Pro dan kontra mengenai boleh tidaknya
euthanasia dilakukan haruslah dilihat dalam keadaan senyatanya, dan
akan lebih baik lagi bila sebelum dilakukan didahului dengan pengkajian
secara komprehensif, syarat ketat, dan regulasi peraturan. Dalam tulisan
ini akan diuraikan secara luas euthanasia bila dipandang dalam perspektif
etika dan moralitas.
Kata kunci : euthanasia, etika, moral
PENDAHULUAN
Euthanasia atau suntik mati oleh
dokter terhadap seorang pasien yang
sudah tidak memiliki kemampuan
mengobati penyakitnya saat ini masih
merupakan perbuatan pidana berupa
menghilangkan nyawa orang lain. Untuk
menempuh euthanasia, selain masih ada
persoalan hukum yang melarang hal itu,
juga masih ada persoalan etika dan moral.
Masih berlakukah sumpah etik dokter,
yang berasal dari sumpah Bapak Ilmu
Kedokteran Yunani, Hippokrates (400
SM), tak akan kulakukan, walaupun atas
permintaan, untuk memberikan racun
yang mematikan, ataupun sekedar saran
untuk menggunakannya? Pro dan kontra
mengenai boleh tidaknya euthanasia
*)
183
184
PEMBAHASAN
Euthanasia bukanlah suatu
fenomena baru. Euthanasia telah melalui
tahapan perkembangan panjang dan
menimbulkan situasi pro dan kontra
serta dilematis di beberapa negara.
Sebelum membicarakan euthanasia,
pertanyaan pertama yang mengemuka
adalah kalau ada hak untuk hidup,
tidakkah juga harus disetarakan
keberdayaan hak untuk mati ?
Masyarakat umum menganggap
euthanasia sama dengan suicide. Euthanasia (good death/easy death atau mercy
killing) berasal dari bahasa Yunani, Eu =
baik dan thanatos = mati, disebut juga
kematian yang baik atau bahagia atau
pembunuhan karena kasihan.
Terdapat sejumlah rumusan
pengertian tentang euthanasia, antara lain
sebagai berikut :
1) Plato : euthanasia adalah mati
dengan tenang dan baik.
2) Gezondheidsraad ( Belanda ) : euthanasia adalah perbuatan yang
dengan sengaja memperpendek
hidup ataupun dengan sengaja tidak
berbuat untuk memperpanjang hidup
demi kepentingan pasien oleh
seorang dokter atau bawahannya
yang bertanggung jawab padanya.
3) Van Hattum : euthanasia adalah sikap
mempercepat proses kematian pada
penderita penderita penyakit yang
tidak dapat disembuhkan, dengan
melakukan atau tidak melakukan
suatu tindakan medis, dengan
maksud untuk membantu korban
menghindarkan diri dari penderitaan
dalam menghadapi kematiannya dan
untuk membantu keluarganya
menghindarkan diri melihat
penderitaan
korban
dalam
menghadapi saat kematiannya.
Euthanasia di Australia
Negara bagian Australia, Northern
Territory sesungguhnya menjadi tempat
pertama di dunia dengan UU yang
mengizinkan euthanasia dan bunuh diri
berbantuan, meski reputasi ini tidak
bertahan lama. Pada tahun 1995 Northern Territory menerima UU yang disebut
Right of the terminally ill bill ( UU tentang
hak pasien terminal ). Penetapan ini
membuat Bob Dent seorang penderita
kanker prostat orang pertama yang
mengakhiri hidupnya dengan jalan euthanasia. Kamis 2 Januari Janet Mills (
52 th ) mengikuti jejak Bob melakukan
euthanasia karena telah 3 tahun lamanya
mengidap penyakit mycosis fungoides.
Penderitaan yang dialaminya berupa gatal
gatal diikuti rontoknya kulit, bau busuk,
sprei yang dijadikan alas tidur penuh
darah.
Undang undang ini kemudian
beberapa kali dipraktekkan, tetapi bulan
Maret 1997 ditiadakan oleh keputusan
Senat Australia, sehingga harus ditarik
kembali.
Euthanasia di Belgia dan Belanda
Belgia menyetujui draf RUU euthanasia berdasarkan persetujuan dari
parlemen, untuk mengundangkan praktik
itu. Kars Veling, anggota Senat dari Partai
Kristen Bersatu, mengakui kalangan
agama tidak menyetujui undang- undang
ini. Euthanasia, kata Veling, bukanlah
sesuatu yang dipaksakan pada orang,
akan tetapi hanyalah sebuah opsi, pilihan
terakhir, bagi mereka yang secara medis
sudah tidak mempunyai harapan hidup
Euthanasia di Indonesia
Di Indonesia sendiri, pemberian
bantuan kepada pasien dalam keadaan
terminal untuk diakhiri hidupnya (dengan
DAFTAR PUSTAKA
Ameln Fred. 1991. Kapita Selekta Hukum
Kedokteran. Jakarta : Grafikatama
Jaya.
Chandrawila Wila. 2001. Hukum
Kedokteran. Bandung : Mandar
Maju.
Dahlan Sofwan. 2003. Hukum Kesehatan.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Fuady Munir. 2005. Sumpah Hippocrates
(Aspek Hukum Malpraktek Dokter).
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Guwandi J. 2005. Medical Error dan
Hukum Medis . Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Teguh Adminto. Euthanasia Perspektif
Medis dan Hukum Pidana Indonesia. http://tittoarema.blogspot.com/
14 Juni 2009.
Wiranata I Gede A.B. 2004. Euthanasia
(Pro dan Kontra), Masalah-masalah
Hukum. Majalah Ilmiah Fakultas
Hukum Universitas Diponegoro Vol.
33 No. 4. Semarang : Fakultas
Hukum Universitas Diponegoro.
190