Anda di halaman 1dari 22

Penjahitan Robekan

Jalan Lahir
Felicya Rosari
Robby Pardiansyah

Robekan Jalan Lahir


Robekan
Perineum dan
Robekan dinding
vagina

Robekan Serviks

Ruptura Uteri

Ruptura Perineum dan Robekan Dinding


Vagina

Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber perdarahan


Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan
antiseptik
Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat dengan
benang yang dapat diserap.

Lakukan penjahitan

Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV


(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit) lalu rujuk
pasien.

Penjahitan robekan vagina dan perineum


Lakukan

pemeriksaan vagina, perineum dan


serviks untuk melihat beratnya robekan

Jika

robekan panjang dan dalam, periksa apakah


robekan tersebut mencapai anus dengan
memasukkan jari yang bersarung tangan ke anus
dan merasakan tonus sfingter ani

Setelah

itu, ganti sarung tangan untuk


melakukan perbaikan robekan.

Terdapat 4 tingkat robekan yang dapat


terjadi pada persalinan

Tingkat I mengenai mukosa vagina dan jaringan ikat,


tidak perlu dijahit.

Tingkat II mengenai mukosa vagina, jaringan ikat,


dan otot di bawahnya.

Tingkat III mengenai m. sfingter ani.


Tingkat IV mengenai mukosa rektum. u Perbaikan
dilakukan hanya pada robekan tingkat II, III, dan IV.

ROBEKAN TINGKAT II

Pastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap lignokain


atau obat-obatan sejenis.

Suntikkan sekitar 10 ml lignokain 0,5% di bawah mukosa


vagina, di bawah kulit perineum, dan pada otot-otot
perineum. Masukkan jarum sepuit pada ujung atau pojok
laserasi atau luka dan dorong masuk sepanjang luka
mengikuti garis tempat jarum jahitnya akan masuk atau
keluar.

Tunggu 2 menit, kemudian jepit area dengan forsep. Jika


pasien masih merasakan, tunggu 2 menit kemudian lalu
ulangi tes.

Jahitan Mukosa
Jahit mukosa vagina
secara jelujur dengan
benang 2-0 mulai dari
1 cm di atas puncak
luka di dalam vagina
sampai pada batas
vagina.

Jahitan otot
Lanjutkan jahitan pada daerah
otot perineum sampai ujung
luka pada perineum secara
jelujur dengan benang 2-0.
Lihat ke dalam luka untuk
mengetahui letak ototnya.
Penting sekali untuk menjahit
otot ke otot agar tidak ada
rongga di antaranya.

Jahitan Kulit
Carilah lapisan subkutikuler persis
di bawah lapisan kulit
Lanjutkan dengan jahitan
subkutikuler kembali ke arah batas
vagina, akhiri dengan simpul mati
pada bagian dalam vagina
Potong kedua ujung benang, dan
hanya disisakan masing-masing 1
cm.
Jika robekan cukup luas dan dalam,
lakukan colok dubur, dan pastikan
tidak ada bagian rektum terjahit.

ROBEKAN TINGKAT III DAN IV


Lakukan

blok pudendal, ketamin atau anestesia spinal.

Minta

asisten untuk memeriksa uterus dan


memastikan uterus berkontraksi.

Asepsis

dan antisepsis pada daerah robekan.

Pastikan

tidak ada alergi terhadap lignokain atau obatobatan sejenis

Suntikkan

sekitar 10 ml lignokain 0,5% di bawah


mukosa vagina, di bawah kulit perineum, dan pada
otot-otot perineum.

Masukkan jarum sepuit pada ujung


atau pojok laserasi atau luka dan
dorong masuk sepanjang luka
mengikuti garis tempat jarum
jahitnya akan masuk atau keluar.

Tunggu 2 menit, kemudian jepit


area dengan forsep. Jika pasien
masih merasakan, tunggu 2 menit
kemudian lalu ulangi tes.

Tautkan mukosa rektum dengan


benang 3-0 atau 4-0 secara
interuptus dengan jarak 0,5 cm
antara jahitan.

Jahitlah otot perineum dengan

Jahitan Sfingter Ani

Jepit otot sfingter dengan klem Allis atau pinset.

Tautkan ujung otot sfingter ani dengan 2-3


jahitan benang 2-0 angka 8 secara interuptus.

Larutan antiseptik pada daerah robekan.

Reparasi mukosa vagina, otot perineum, dan kulit.

Untuk robekan tingkat IV:

Berikan dosis tunggal ampisilin 500 mg per oral

dan metronidazol 500 mg per oral sebagai


profilaksis

Observasi tanda-tanda infeksi

Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enema selama 2 minggu

Berikan pelembut feses selama seminggu per oral

Komplikasi

Jika terjadi hematoma, buka dan alirkan. Apabila tidak


ada tanda infeksi dan perdarahan berhenti, luka dapat
ditutup kembali.

Jika terdapat tanda infeksi, buka dan alirkan luka.


Singkirkan jahitan yang terinfeksi dan bersihkan luka.

Jika infeksi berat, berikan antibiotika.

Infeksi berat tanpa disertai jaringan dalam: ampisilin


oral 4 x 500 mg (5 hari) dan metronidazol oral 3 x 400
mg (5 hari).

Robekan Serviks

Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah kiri dan


kanan dari porsio.
Jepitkan klem ovum pada lokasi perdarahan.

Jahitan dilakukan secara kontinu dimulai dari ujung atas


robekan kemudian ke arah luar sehingga semua robekan
dapat dijahit

Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 g asam


traneksamat IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang
setelah 30 menit) lalu rujuk pasien.

Penjahitan robekan serviks

Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada vagina dan serviks.

Pada umumnya tidak diperlukan anestesia. Jika robekan luas atau jauh
sampai ke atas, berikan petidin dan diazepam IV secara perlahan.

Minta asisten menahan fundus.

Jepit bibir serviks dengan klem ovum, lalu pindahkan bergantian searah
jarum jam sehingga semua bagian serviks dapat diperiksa. Pada bagian yang
terdapat robekan, tinggalkan 2 klem di antara robekan.

Jahit robekan serviks dengan catgut kromik 0 secara jelujur, mulai dari
apeks.

Jika sulit dicapai dan diikat, apeks dapat dicoba dijepit dengan klem ovum
atau klem arteri dan dipertahankan 4 jam. Kemudian setelah 4 jam, klem
dilepas sebagian saja, dan 4 jam berikutnya dilepas seluruhnya u Jika
robekan meluas sampai melewati puncak vagina, lakukan laparotomi

Robekan serviks

RUPTURA UTERI
Ruptura

uteri adalah terjadinya diskontinuitas


pada dinding uterus.

Perdarahan

yang terjadi dapat keluar melalui


vagina atau ke intraabdomen.

KLASIFIKASI RUPTURA UTERI

Ruptura Uteri completa


Bila semua lapisan dinding rahim
robek

Ruptura Uteri incompleta


Bila perimetrium masih utuh

Gejala ancaman robekan rahim


Sebelum terjadinya ruptura biasanya ada tanda-tanda
pendahuluan yang disebut dengan gejala ancaman robekan
rahim:

Lingkaran Bandl tinggi, mendekati pusat dan naik terus

Kontraksi rahim kuat dan terus menerus

Penderita gelisah, nyeri perut bagian bawah, juga diluar his.

Pada palpasi SBR nyeri (diatas symphisis)

Lig rotunda tegang, juga di luar gis

BJ anak biasanya tidak ada atau tidak baik karena anak


mengalami asfiksia disebabkan oleh konteaksi dan retraksi
rahim yang berlebihan

Urin mengandung darah

Penatalaksanaan
Observasi

teliti pada persalinan dengan


kemungkinan ruptura uteri

Bila

sudah pasti ruptura uteri, tidak diusahakan


melahirkan anak pervaginam melainkan dengan SC
untuk anak hidup

Bila

diagnosa diragukan, anak dilahirkan pervaginam


disusul dengan eksplorasi cavum uteri

Rujuk

ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap

Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai