selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar, dimana siswa mencari dan menemukan sendiri berbagai persoalan-persoalan yang
dihadapi dengan melakukan percobaan baik di dalam laboratorium maupun di luar
laboratorium. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberikan
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti prosesnya,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikandan menarik kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha
membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil
merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA
dalam melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen)
melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan
bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.
Keuntungan menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran
disampaikan oleh Roestiyah (2008: 82) dan Sagala (2009: 220) yaitu dapat melatih siswa
menggunakan metode ilmiah sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum
pasti kebenarnya; siswa lebih aktif berpikir dan berbuat; dalam melaksanakan eksperimen
disamping memperoleh pengetahuan juga mendapatkan pengalaman praktis serta
keterampilan menggunakan alatalat; siswa dapat membuktikan sendiri kebenaran teori;
dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan sikap eksploratoris tentang sains dan
teknologi. Selain itu, Josef Trna & Petr Novak (2010), juga mengatakan bahwa salah satu
teknik pembelajaran fisika yang dapat meningkatkan kognitif siswa baik siswa yang
berkemampuan berpikir tinggi ataupun siswa yang berkemampuan berpikir rendah yaitu
melalui metode eksperimen.
Adapun kelemahan metode eskperimen yang dikemukaan Sagala (2009 : 221) yaitu:
alat dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan setiap eksperimen tidak selalu
memberikan hasil yang diinginkan karena da faktor yang berada di luar jangkauan
kemampuan.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Roestiyah (2008: 81) mengungkapkan dengan
cara berikut, guru hendaknya menerangkan sejalasjelasnya tentang hasil yang ingin dicapai
dan guru bersamasama dengan siswa memecahkan masalahmasalah delam eksperimen.
yang mereka amati, dan menyimpulkannya. Jika dalam kegiatan demonstrasi hanya guru
yang aktif saja maka pembelajaran konstruktivisme tidak akan terwujud.
Kelebihan metode demosntasi juga disampaikan Fat Hurrahman dalam Dedi Rohendi
dkk (2010), diantaranya membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu benda; memudahkan berbagai jenis penjelasan; dan kesalahan
kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh
konkret dengan menghadirkan obyek sebenarnya. Sedangkan kelemahannya, diantaranya
peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan; sukar
dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan; dan tidak semua benda dapat didemonstrasikan.