Anda di halaman 1dari 4

Metode Pembelajaran

Menurut Sugiyono dan Hariyanto (2011:19), metode pembelajaran merupakan sebuah


perencanaan dan pelaksanaan prosedur dan langkahlangkah pembelajaran yang tersusun
secara teratur untuk melakukan proses pembelajaran sampai pada metode penilaian yang
akan dilaksanakan. Hatimah, I. (2000:10) menyatakan bahwa metode pembelajaran tidak
hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, melainkan berfungsi juga
untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan
belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong
untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, dan pendorong dalam melengkapi
kelemahan hasil belajar.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara
yang ditempuh guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar berjalan baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat
akan berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sesuai dengan model,
metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa.
Sudjana (1989: 78-86) menyebutkan beberapa macam metode pembelajaran,
diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, eksperimen,
demonstrasi, role playing, dan karyawisata. Pada penelitian ini digunakan metode
eksperimen dan demonstrasi. Hal tersebut dikarenakan Fisika merupakan salah satu mata
pelajaran IPA yang menuntut siswa untuk menerapkan metode ilmiah pada pemberian
pengalaman belajar siswa.
a. Metode Eksperimen
Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan
ke dalam metode pembelajaran. Sagala (2009 : 220) mengemukakan, eksperimen adalah
percobaan untuk membuktikan suatu pernyataan atau hipotesis tertentu, eksperimen dapat
dilakukan di laboratorium atau di luar laboratorium. Senada dengan Sagala, Schoenherr
(1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang
sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi
belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.
Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,

selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar, dimana siswa mencari dan menemukan sendiri berbagai persoalan-persoalan yang
dihadapi dengan melakukan percobaan baik di dalam laboratorium maupun di luar
laboratorium. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberikan
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti prosesnya,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikandan menarik kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha
membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil
merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA
dalam melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen)
melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan
bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.
Keuntungan menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran
disampaikan oleh Roestiyah (2008: 82) dan Sagala (2009: 220) yaitu dapat melatih siswa
menggunakan metode ilmiah sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum
pasti kebenarnya; siswa lebih aktif berpikir dan berbuat; dalam melaksanakan eksperimen
disamping memperoleh pengetahuan juga mendapatkan pengalaman praktis serta
keterampilan menggunakan alatalat; siswa dapat membuktikan sendiri kebenaran teori;
dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan sikap eksploratoris tentang sains dan
teknologi. Selain itu, Josef Trna & Petr Novak (2010), juga mengatakan bahwa salah satu
teknik pembelajaran fisika yang dapat meningkatkan kognitif siswa baik siswa yang
berkemampuan berpikir tinggi ataupun siswa yang berkemampuan berpikir rendah yaitu
melalui metode eksperimen.
Adapun kelemahan metode eskperimen yang dikemukaan Sagala (2009 : 221) yaitu:
alat dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan setiap eksperimen tidak selalu
memberikan hasil yang diinginkan karena da faktor yang berada di luar jangkauan
kemampuan.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Roestiyah (2008: 81) mengungkapkan dengan
cara berikut, guru hendaknya menerangkan sejalasjelasnya tentang hasil yang ingin dicapai
dan guru bersamasama dengan siswa memecahkan masalahmasalah delam eksperimen.

Berdasarkan pendapat diatas jelas bahwa penerapan metode eksperimen dalam


kegiata pembelajaran disekolah memiliki kelebihan dan manfaat.Kelebihan tersebut
beriorentasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif. Disamping kelebihan yang dapat dirasakan oleh siswa dalam
pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen ada juga kekurangan atau
kelemahannya didalam pembelajaran eksperimen, hal ini menuntut kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan mengawasi proses kerja sama dalam
belajar yang dilakukan olah siswa. Hal ini berarti bahwa peran guru sangatlah penting dalam
memberikan pengawasan sekaligus bimbingan bagi siswa.
b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan pendekatan visual agar
peserta didik dapat mengamati proses, informasi, peristiwa maupun alat dalam proses
pembelajaran fisika (Paul Suparno. 2007: 142). Sedangkan menurut Fat Hurrahman dalam
Dedi Rohendi dkk (2010), menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah motode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
maka pelaksanaan pembelajaran demonstrasi dilakukan oleh guru di depan kelas tidak
semata-mata ditunjukkan saja tetapi juga disertai dengan penjelasan-penjelasan agar peserta
didik tidak salah menafsirkan dan lebih memahami materi yang sedang diajarkan.
Metode demonstrasi ini dapat bersifat konstruktivis. Guru menunjukkan proses, alat,
dan disertai banyak pertanyaan yang mengajak peserta didik untuk berpikir dan menjawab
persoalan yang diajukan. Demonstrasi yang baik selalu diawali dengan pertanyaan yang
mengacu pada permasalahan sehingga peserta didik dapat berpikir dan membuat hipotesis.
Kemudian guru menunjukkan demonstrasi, peserta didik dituntut untuk mengamati dan
menghubungkan antara hipotesis awal dengan kenyataan yang mereka amati. Selama
kegiatan demonstrasi, guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut peserta
didik untuk aktif berpikir dan berperan aktif dalam kegiatan demonstrasi. Peserta didik tidak
hanya mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru tetai juga memikirkan, mengolah

yang mereka amati, dan menyimpulkannya. Jika dalam kegiatan demonstrasi hanya guru
yang aktif saja maka pembelajaran konstruktivisme tidak akan terwujud.
Kelebihan metode demosntasi juga disampaikan Fat Hurrahman dalam Dedi Rohendi
dkk (2010), diantaranya membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu benda; memudahkan berbagai jenis penjelasan; dan kesalahan
kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh
konkret dengan menghadirkan obyek sebenarnya. Sedangkan kelemahannya, diantaranya
peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan; sukar
dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan; dan tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

Anda mungkin juga menyukai