KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i STIKES Mataram maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan dengan judul POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat
dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses
pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang
optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola
istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya terganggu,
sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat
diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, perawat harus
mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur.
B.
Rumusan Masalah
Adapun makalah yang berjudul Istirahat dan Tidur adalah untuk
mendeskripsikan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur?
2. Apa tujuan istirahat dan tidur?
3. Bagaimana konsep fisiologis tidur?
4. Apa saja tahapan tidur?
5. Bagaimana pola normal tidur?
6. Apa saja gangguan-gangguan dalam pemenuhan istirahat dan tidur?
7. Bagaimana proses keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur
sesuai dengan tumbuh dan kembang?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun karya tulis yang berjudul Istirahat dan Tidur adalah untuk
menjelaskan tentang:
1. Pengertian istirahat dan tidur
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir
dengan tidur REM. Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
2. Pola Tidur Paradoksikal atau REM
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement =
Gerakan mata cepat). Tidur tipe ini disebutParadoksikal karena hal ini
bersifatParadoks, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas
otaknya nyata. Tidur REM / Paradoks merupakan pola/tipe tidur dimana otak
benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah
yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya
kemudian terbangun. Pola/tipe tidur ini, ditandai dengan perbedaan antara mimpimimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap tidur REM adalah
bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat kembali,
sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi
selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan.
a. Mengigau atau bahkan mendengkur
b. Otot-otot kendor (relaksasi total)
c. Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
d. Perubahan tekanan darah
e. Gerakan otot tidak teratur
f. Gerakan mata cepat
g. Pembebasan steroid
h. Sekresi lambung meningkat
i. Ereksi penis pada pria
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM
diperkirakan terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai
pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM
(fase tidur nyenyak) ini berlangsung selama 20 menit. Dalam tidur malam yang
berlangsung selama 6 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM) terjadi
secara bergantian sebanyak 4 6 siklus.
Bayi
(1 18 bulan)
Toddler
(18 bulan 3 tahun)
Pra Sekolah
(3 6 tahun)
Usia Sekolah
(6 12 tahun)
Remaja
(12 18 tahun)
Dewasa Muda
(18 40 tahun)
Dewasa Pertengahan
(40 60 tahun)
Dewasa Tua
(> 60 tahun)
Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama
pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar
Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur
pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus
bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun
Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode
terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5
tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu
tidur relatif konstan.
Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur
tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.
Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin
mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV
nyata berkurang kadang-kadang tidak ada. Mungkin
mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur
malam hari.
kebutuhan
tidur,
baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor
mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
a. Insomniainisial : Kesulitan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
c. Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomniaanatara lain
misalnya: membaca, mendengarkan musik, dan tidur jika benar-benar
mengantuk.
Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
parasomnia antara lain sering terjaga(misalnya: tidur berjalan, night terror),
gangguan transisi bangun-tidur (misalnya: mengigau), parasomnia yang terkait
dengan tidur REM (misalnya: mimpi buruk), dan lainnya (misalnya: bruksisme).
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan
terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu,
seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.