1.
1)
2)
3)
1)
2)
3)
4)
5)
2. Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk
menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun
demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi:
1) pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
sendiri;
2) peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
daerah itu sendiri;
3) tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan
dapat berjalan lancar;
4) partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan
meningkat;
5) penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Kerugian sistem desentralisasi:
ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa
negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara
bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen
sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah
gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak
bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan
dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.
a.
b.
c.
d.
e.
2. Bentuk Kenegaraan
1. Perserikatan Negara
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu
perserikatan yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing
berdaulat. Dalam menjalankan kerjasama di antara para anggotanya,
dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para
wakil dari negara anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:
Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)
Negara Belanda (1579-1798)
Jerman (1815-1866)
a)
b)
c)
a)
b)
c)
c)
4. Dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan
Inggris. Negara dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah
merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang
persatuan mereka. Negara-negara itu tergabung dalam suatu perserikatan
bernama The British Commonwealth of Nations (Negara-negara
Persemakmuran).
Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena
keanggotaannya bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada
perkembangan sejarah dan azas kerja sama antaranggota dalam bidang
ekonomi, perdagangan (dan pada negara-negara tertentu juga dalam bidang
keuangan). India dan Kanada adalah negara bekas jajahan Inggris yang
semula berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk
pemerintahannya menjadi republik/ kerajaan dengan kepala negara sendiri,
maka negara-negara itu kehilangan bentuk dominionnya. Oleh karena itu
persemakmuran itu kini dikenal dengan nama Commonwealth of Nations.
Anggota-anggota persemakmuran itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan,
Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Malaysia, etc. Di sebagian dari
negara-negara itu Raja/ Ratu Inggris diwakili oleh seorang Gubernur
Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 negara-negara itu
diwakili oleh High Commissioner.
5. Uni
Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang
merdeka dan berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.
Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Uni Riil (Uni Nyata)
yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki alat
perlengkapan negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu.
Perlengkapan negara itu dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama.
Uni sengaja dibentuk guna mewujudkan persatuan yang nyata di antara
negara-negara anggotanya.
Contoh: Uni Austria Hungaria (1867-1918), Uni Swedia Norwegia (18151905), Indonesia Belanda (1949).
2) Uni Personil
yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala
urusan dalam negeri maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara
anggota.
Contoh: Uni Belanda Luxemburg (1839-1890), Swedia Norwegia (18141905), Inggris Skotlandia (1603-1707;
Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk
gabungan negara-negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama.
Tujuannya adalah untuk bekerja sama dalam bidang hubungan luar negeri.
Contoh: Uni Indonesia Belanda setelah KMB.
6. Protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di
bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak
dianggap sebagai negara merdeka karena tidak memiliki hak penuh untuk
menggunakan hukum nasionalnya. Contoh: Monaco sebagai protektorat
Prancis.
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
Protektorat Kolonial,
jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian besar urusan
dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung. Negara
protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional.
Contoh: Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah negara protektorat
Inggris.
Protektorat Internasional,
jika negara itu merupakan subyek hukum internasional. Contoh: Mesir
sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara protektorat
Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).
7. Mandat
Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari
negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah
perlindungan suatu negara yang menang perang dengan pengawasan dari
Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan perwalian
ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon,
Palestina (Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika
Barat Daya (Daerah Mandat C).
B. Sistem Pemerintahan Negara
1. Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem berasal dari bahasa inggris system berarti suatu keseluruhan yang
terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional.
Sedangkan pemerintahan awalnya berasal dari kata pemerintah.
Pemerintah merupakan alat negara yang dapat menetapkan aturan serta
memiliki kekuatan untuk memerintah.
Pemerintahan dalam arti luas
adalah lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas pemerintah
baik sebagai lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Sedang dalam arti sempit
pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga menjadi sumber segala
penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959
Lama periode
: 15 Agustus 1950 5 Juli 1959
Bentuk Negara
: Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan
: Parlementer
Konstitusi
: UUDS 1950
Presiden & Wapres
: Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia
sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli
1959.UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat
menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam
Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950
di Jakarta.Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat
sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang
akan menyusun konstitusi baru.
Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis,
namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarutlarut.Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan
Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Anggota konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun
pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD
yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat
untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu,
Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang
Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali
ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan
suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak
setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan
suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum.
Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959.
Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum.
Untuk meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata
merupkan akhir dari upaya penyusunan UUD.Pada 5 Juli 1959 pukul
17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam
upacara resmi di Istana Merdeka.Isi dekrit presiden 5 Juli 1959.
4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi Terpimpin)
Lama periode
: 5 Juli 1959 22 Februari 1966
Bentuk Negara
Bentuk Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
Konstitusi
Presiden & Wapres
: Kesatuan
: Republik
: Presidensial
: UUD 1945
: Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
sistem
untuk
1.
2.
a.
b.
C. Kedaulatan Negara
Pengertian kedaulatan negara
Kata daulat dalam pemerintahan berasal dari kata daulah (bahasa Arab)
yang berarti kekuasaan tertinggi. Pemerintah yang berdaulat berarti
pemerintahan yang mempunyai kekuasaan tertinggi atas rakyatnya di
dalam suatu Negara. Menurut Jean Bodin (1500 1596), seorang ahli pikir
dari Prancis, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan
hukum dalam suatu Negara.
sifat-sifat pokok Kedaulatan
Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok, yaitu asli, permanen, tunggal, dan
tidak terbatas.
Asli, artinya kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih
tinggi.
Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada selama Negara itu berdiri
sekalipun pemegang kedaulatan sudah berganti-ganti.
Reaksi:
MENGENAI SAYA
nurhadi yudosuroso
Lihat profil lengkapku
ARSIP BLOG
2014 (1)
2013 (11)
Nov
ember (2)
M
ATERI
PEMBELAJARAN
KELAS X-BAB IIIBENTUK NEGARA
...
o
o
o
o
o
M
PENGIKUT
ATERI
PEMBELAJARAN
PPKn KELAS XBAB 2-UUD 1945
Okt
ober (1)
Mei
(1)
Apri
l (1)
Febr
uari (4)
Janu
ari (2)
2012 (12)
KURIKULUM SMADA PACITAN-PROV. JATIM. Diberdayakan oleh Blogger.