1|ASTO
BAB 1
PENDAHULUAN
penderita
demam
rematik
atau
ginjal
penderita
glomerulonefritis.
Kelainan terhadap beberapa organ tersebut disebabkan oleh karena reaksi silang antar
antibody terhadap CSMA dengan endokardium atau glomerular basement membrane (GBM)
atau menimbulkan pembentukan kompleks imun Ab-CSMA yang diendapkan pada
glomerulus atau endokardium yang menyebakan beberapa kerusakan pada beberapa bagian
tubuh tersebut sebagian besar dari beberapa bagian strain serologis dari streptococci grup A
menghasilkan 2 enzim hemolitik yaitu, Streptolisin-O dan S. didalam tubuh penderita ,
streptolisin-O akan merangsang pembentukan antibody yang spesifik yaitu Streptolisin-O
(ASO) sedangkan antibodi yang dibentuk terhadap Streptolisin-S tidak spesifik.
Adanya antibodi yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai sebagai ASO
biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi. Bila infeksi kemudian
mereka, maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6 bulan. Bila titer tidak
menurun, suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.
2|ASTO
3|ASTO
BAB II
PEMBAHASAN
antibody. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak perlindungan,
tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan bahwa didalam tubuh baru saja terdapat
streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk adalah Antistreptolysin O (ASO),
Antihialuronidase (AH), Antistreptokinase (anti SK), antidesoksiribonuklease B (AND B),
dan
anti
nikotinamid
adenine
dinukleotidase
(anti-NADase).
Kelainan terhadap beberapa organ tersebut disebabkan oleh karena reaksi silang antar
antibody terhadap CSMA dengan endokardium atau Glomerular Basement Membrane(GBM)
atau menimbulkan pembentukan kompleks imun Ab-CSMA yang diendapkan pada
glomerulus atau endokardium dan menyebabkan beberapa kerusakan pada beberapa bagian
tubuh tersebut. Sebagian besar dari beberapa bagian strain serologis dari streptococci grup A
mengahasilkan dua enzim hemolitik yaitu, Streptolisin-O dan S. Didalam tubuh penderita
Streptolisin-O akan merangsang pembentukan antibody yang spesifik, yaitu Streptolisin-O
(ASO) sedangkan antibody yang dibentuk terhadap streptolisin-S tidak spesifik.
Adanya antibody yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai sebagai
ASO biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi. Bila infeksi kemudian
mereda, maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6 bulan. Bila titer tidak
menurun, suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.
Tes ASO paling banyak digunakan; hasil tes ini positif pada 80% faringitis
streptokokus; presentasi ini lebih rendah pada infeksi kulit. ASO muncul kira-kira 1-2
minggu setelah infeksi streptokokus akut, memuncak 3-4 minggu setelah awitan, dan tetap
tinggi selama berbulan-bulan. Kadar ASO menurun sampai kadar sebelum sakit dalam waktu
6-12 bulan. ASO positif juga sering dijumpai pada glomerulonefritis, demam rematik,
enokarditis bakterial, dan scarlet fever. Banyak anak usia sekolah memiliki kadar titer ASO
yang lebih tinggi daripada anak usia pra sekolah dan dewasa.
Tes ASO yang tinggi (tunggal) memberi kesan adanya infeksi streptokokus yang baru lewat
atau sedang berjalan.
5|ASTO
Nilai Rujukan
DEWASA : < 200 IU/ml
ANAK : Bayi baru lahir : sama dengan dosis ibunya
dipakai
yaitu
partikel
lateks.
Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada
serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O anti Strepolisin O (SO ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa ASO yang tidak
terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan
pada partikel partikel latex . Bila kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml
, maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O
pada partikel partikel latex.
6|ASTO
Kualitatif
Metode
: slide aglutinasi
Sampel
: serum
Alat
:
Rotator
Reagen
Mikropipet 50-200
mikron
Batang pengaduk
Slide latar hitam
: sesuai prosedur yang tertera dalam pedoman insert kit
Cara kerja
Semi Kuantitatif
Melakukan pengenceran serum dengan NaCl 0,9% dari pengenceran yaitu , , 1/8,
1/16, 1/32, 1/64 dan seterusnya
Cara pengenceran:
Siapkan cup sebagai sumur ( siapkan 7 sumur) masing-masing isi dengan Nacl
0.85% 50l
7|ASTO
aglutinasi
Kontrol Positif
ASTO
Kontrol Negatif
ASTO
8|ASTO
9|ASTO
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Streptococcus
Cara mendiagnosa adanya anti Streptolisin-O dapat dilakukan dengan cara
Netralisasi/penghambat hemolisis dan aglutinasi pasif, namun yang lebih sering
digunakan adalah aglutinasi pasif dengan nilai rujukan < 200 IU/ml ( setelah
dilakukan pengenceran dengan metode semi kuantitatif )
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis menyarankan bahwa sangat penting untuk
menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak terkena penyakit tersebut ( timbulnya anti
streptolisin-O. Dan juga dapat menghindari penyebab timbulnya ASTO serta dapat dengan
sigap menanggapi adanya infeksi ini.
10 | A S T O
Daftar Pustaka
http://lestariamaliani.blogspot.co.id/2011/10/pemeriksaan-aso-anti-streptolisin-o.html
http://laboratorium-analisys-rafsan.blogspot.co.id/2012/05/anti-streptolisin-o-aso.html
http://bukankuygbiasa.blogspot.co.id/2010/12/uji-asto.html
http://pancarahmat.blogspot.co.id/2012/07/laporan-imunoserologi-iv-vi.html
https://syafitrianispurbani.wordpress.com/2012/09/06/asto-anti-streptolisin-o/
11 | A S T O