MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Nomor 1 787/7.1/11/2015 Jakarta, 20 Februari 2015 Sift :- Lampiran : 1 (satu) naskah peraturan Hal : Penyampaian Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2015. Yth. 1. Sekretaris Utama, Inspektur Utama, Direktur Jenderal Penataan Ruang dan Para Deputi; 2. Para Direktur/Inspektur Wilayah/Kepala Biro/Kepala Pusat dan Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional; 3. Para Kepala Kantor Wilayah BPN dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota; di seluruh Indonesia. Bersama ini disampaikan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal, yang merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan untuk mewujudkan kepastian hukum, keterbukaan dan akuntabilitas pelayanan publik dalam rangka kegiatan penanaman modal. Peraturan ini secara garis besar mengatur mengenai jenis pelayanan, persyaratan, biaya, waktu dan prosedur untuk melaksanakan kegiatan pelayanan dan pengaturan agraria, tata ruang dan pertanahan dalam kegiatan penanaman modal. Berkaitan dengan pentingnya penyelenggaraan _pelayanan terpadu satu pintu, perlu menjadi perhatian Saudara: a. bahwa peraturan ini merupakan pedoman pelaksanaan pelayanan dan pengaturan agraria, tata ruang dan pertanahan dalam kegiatan penanaman modal; b. bahwa seluruh jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional agar menyelenggarakan layanan agraria, tata ruang dan pertanahan dengan cepat dan tepat sesuai dengan standar prosedur dengan mengedepankan jangka waktu sebagaimana diatur dalam dalam Peraturan ini; c. bahwa ... 13901, 7393939 : www-bpn.go. JALAN SISINGAMANGARAIA NO 2 JAKARTA SELATAN TELP ; 021c. bahwa dalam rangka monitoring dan evaluasi, pelayanan dan pengaturan agraria, tata ruang dan pertanahan di Kantor Pertanahan dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional harus terintegrasi dengan aplikasi KKP- Web, sehingga dapat secara cepat dimonitor dan dievaluasi pelaksanaanya karena keberhasilan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu akan menjadi salah satu penilaian kinerja dari satuan kerja terkait; d. Para Direktur bertanggung jawab dalam memberikan arahan, mengawasi dan melaksanakan pelayanan dan pengaturan agraria, tata ruang dan pertanahan dalam kegiatan penanaman modal yang menjadi kewenangannya; e. Kepala Kantor Wilayah BPN agar memberikan pengarahan secara langsung kepada para Kepala Bidang dan Kepala Kantor Pertanahan di wilayah kerjanya masing-masing, serta mengawasi dan melaksanakan pelayanan yang menjadi kewenangannya; { Masing-masing Direktorat dan Kantor Wilayah BPN membentuk Tim Pelaksana Pelayanan untuk pelaksanaan layanan agraria, tata ruang dan pertanahan dalam kegiatan penanaman modal, dan menunjuk 2 (dua) orang pegawai untuk ditugaskan sebagai penanggung jawab pelayanan, dan menyampaikan data kepada sckretariat pusat yang memuat Nama, Nip, Pangkat/Golongan, Jabatan, Nomor Telepon dan Alamat email, melalu email kireinaaki@gmail.com cc guspriadi24243@gmail.com paling lambat 28 Februari 2015; Demikian agar Saudara untuk mempedomani peraturan ini dar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Tembusan: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. PUSAT HUKUM DAN HUMAS - KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUA?MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN DAN PENGATURAN AGRARIA, TATA RUANG DAN, PERTANAHAN DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL Menimbang : Mengingat MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, bahwa untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan untuk mewujudkan kepastian hukum, keterbukaan dan akuntabilitas pelayanan publik dalam rangka kegiatan penanaman modal, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal; 1, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5100); Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2013 tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 155); Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221); Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan ‘Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339); Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; MEMUTUSKAN ...MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG —STANDAR PELAYANAN DAN PENGATURAN AGRARIA, TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL. Pasal 1 Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam rangka kegiatan penanaman modal dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah, dan Kantor Kabupaten/ Kota. Pasal 2 Ruang lingkup pengaturan peraturan ini meliputi: a. jenis pelayanan; b. persyaratan; biaya; waktu; dan prosedur. eae Pasal 3 Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hurufa, terdiri dari pelayanan: informasi ketersediaan tanah; pertimbangan teknis pertanahan; pengukuran bidang tanah; penetapan hak atas tanah; pendaftaran keputusan hak atas tanah; dan pengelolaan pengaduan. rope ge Pasal 4 (1) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b berupa dokumen pertanahan dan dokumen yang berkaitan dengan pertanahan. (2) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lengkap, Pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang ditugaskan pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal mengembalikan berkas permohonan kepada pemohon untuk dilengkapi. Pasal 5 Biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c merupakan biaya pelayanan yang diwajibkan kepada pemohon sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Pasal 6.-3- Pasal 6 (1) Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d merupakan jangka waktu penyelesaian pelayanan agraria, tata ruang dan pertanahan terhitung sejak penerimaan berkas lengkap dan telah lunas pembayaran biaya yang ditetapkan. (2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi permohonan pelayanan pertanahan yang di dalam prosesnya diketahui terdapat sengketa, konflik, perkara, atau masalah hukum lainnya dan berkasnya dapat dikembalikan kepada pemohon: Pasal 7 Jenis Pelayanan, Dasar Hukum, Persyaratan, Biaya, dan Waktu masing-masing jenis pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 6 dimuat dalam Tabel Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 8 (1) Prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e merupakan tahapan proses pelayanan untuk masing-masing jenis kegiatan. (2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam bentuk Bagan Alir yang tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 9 (1) Pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang ditugaskan pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal melaporkan hasil pelaksanaan pelayanan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal secara berkala setiap 6 (enam) bulan. (2) Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Kabupaten/Kota Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang terdapat layanan kegiatan penanaman modal melaporkan hasil pelaksanaan pelayanan kepada Pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang ditugaskan pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal secara berkala setiap bulan. Pasal 10 Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan, seluruh jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada semua tingkatan wajib mendukung terlaksananya Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal. Pasal 11...-4- Pasal 11 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, permohonan pelayanan agraria, tata ruang dan pertanahan dalam rangka kegiatan penanaman modal yang telah diterima lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebelum ditetapkannya Peraturan ini. Pasal 12 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan agraria, tata ruang dan pertanahan tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan ini Pasal 13 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Japuari 2015 MENTERI 4 KEPALA By AN TATA RUANG/ |AHAN NASIONAL, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Februari 2015 MENTERI HUKUM DAN HAG A‘ REPUBLIK JNDOESIA, I MANUSIA, PNNA H. LAOLY BERITA Nf A REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 184[euorsey, ueyeuenog — uepeg, /Sueny eel, wep Lo61/e eyesSy — wepoyuomoy, gueuamiaq Sued yequfad ON Nd@M/WNWd *9 vped nyepoq Bue | yojo msteZapfp ‘Idoxoyoy yr UAqioq SuVk L661/T yefed ueynq eegou| ueeredsiod rpefuow Sued ueumyog “b ON Nd@M/WNWd °S ueewuouad staf see ‘ueyesensip epqede eseny yng “¢ OL0Z/ET ‘ON dd “b yeuey, jie) uep stuof Streyu9y UEZESENALP 007/91 ON dd “€ ueerposio}oy, vhoy | yeyuuourag uemuesog | eqede eseny uep uoyoursd semuepl '% L661 /bZ ‘ON dd ‘7% iseuoyuy | wey (ynfry) 2 eure, BuTeg | venyuoi9y rensag ueuoyouLied “T o96t/s “ONAN “Tt ndaodd ALLIVM WAVIE NVLVAVASNAd WOMNH avsvad HVNVL NVVIGASAaLaM ISVAMOANI NVNVAVTad UVONVIS “V “IVGOW NVINVNVNGd NVLVIOGM WVIVG NVHYNVIAGd NVC ONVAY VLWL ‘VRIVEDV NVYOLVONd NVC NVNVAY Tad UVONVIS THEW L “IVGOW NVINVNVNGd NVLVIOG WV1VC NVHYNVJaad NVC NVA VLVL VIAVAOV NVANLVONGd NVC NVNVAV Td YVONVLS ONVINGL S10% NQHVL 7 YOWON “IVNOISVN NVHYNVJAdd NVAVE /ONVOA VLVL NVC VISVaDV IGLNGIN NVEOLVASE INVaIdWV1“Bueuamsaq Sues yeqefad Yafo aisteBap ‘tdoxoyoy ynquaqaq Sued uvreressied qpefuem Sued vaumyoq'o “uepetiog une) eid LddS "6 (epe epqede) yee: ueesenuod reseq “g “woyourp Bueé IsexOT IHS *L ‘yeue) tevtesnfuad eueouas tesodorg -9| eION/"qeN MALL BPIOd “8 Teuorsen weqeuepiog “uveypstuod seyep epury, °¢ 6661/Z ‘ON uepeg /Sueny eel wep “Sueuomioq Sues yequiad Nd@M/VNINd “2 eueiy = ueuajusmoy|uep eduuenfryasiod/ueqesoBuad up ‘2661/1 ON ped moyeoq = Sued|‘(epe eptqede) eduueyeqniod-ueyeqnied Nd@4/VNINd “9 yefed ueynq ereSou/eyosoq = uetmpuod = erty = ‘dMdN ‘b O10Z/ET ‘ON dd °S ueemuoued stl see “ueyesenapp epqede vseny ying “¢ 100¢/8€ ‘ON dd “b ueyeuenieg sujoy ye) wep stuof Suequay “uesesenstp 00Z/9T ‘ON dd “€ uesuequiniog vio |qeuoug = uemyesog|enqude eseny uep uoyourad seinuapl ~% 400¢/9% ON AN “% eed wep yeresra|iey (ynfm) 4 eurey Bureg| uenjuajay enseg ‘ueuoyouLiad “1 o96t/s “ONAN “TL ‘ndowd DLV, VAVIE, NVLVAVASHGd WOAH Bvsva NVAVNVIddd SINNAL NVONVENLAGd NVNVAVTdd SVONVIS “&wey uesemex| Hep [eseieg Sued [ease yMUN |, yeurprooy reyep yenses Suusedioy yepns 3ueé seieq epue} sade, 3MseuLIA} uoYouNp Sues Tear wyad epeg “dys, neye Smp, urepep wfuonse]9 ey wep yEIo yMUEq uETEP |, “Bueuamsoq Sued yeqefod ‘YeTo AIstTeBoTIp ‘Idoyoroy yNqUAqsoq Bueé ueyeredsiod tpefuour Sued uoumyoq *6 “yeury Buepiq yisy ueesenSued uevyedured yemg “g “BjoyBues Yepn uvEyeAUIed yemg “1 seyeq epue} ueSueseursd ueeyeAurad yemg -9 (esuurey ueysjoog MING "TET Teuorsey | see ueSuap renses ueye] ueyororeg efroy trey (yrind =| ueyeueyiog uepeg | ei9q wep weyey weyptorog isefmideyoy, e8n) Og eure] Buyed ‘ey | /sueny wel, uep|seyeq |,,ueINH uRsemey uvsedajog 000'T Hep wager uesen7 | emery ueuoyuoMay | yg ‘5 JoNeT ‘Tey Uesedsfag ‘Tog Tene efay wey (ynqnd enp) QZ | eped = nyepaq «Bue | ep) YeY seTe/YeuR) UeYaforad MING “¢ eure] Sured ‘eH Q00'T P/s yefed ueynq eresou uoyourtp Sued your) peor Blog “py 1661/€ ON. PH OL Hep ylgo[ ueseny ¢| ueeuroued stuol see (uesperessip eptqede) reso] uz] “¢ NdEDI/WNWd “b etsy =| jue) uep stuof guejuey “s1uya} O10Z/ET ‘ON dd “€ yeuey| eq (ynndos) gy ewe, | yerumoug wemperog| ueSuequiniod ueuedejad eped reress ‘Z 1661/bz ‘ON dd “7% suepie vied | Sumed ‘eH OT p/s uesenT «| uenjuozox pensag cueuoyouLied “1 o96t/s “enn “TL yingowd Avan VAVIa NVLVAVASaad WOH Avsva HVYNVI ONVCId NVUNHNONGd NVNVAVTdd UVONVIS “O-efaueunsuequiod rseqseytp Suek (ewsed) ueenmoy yeore 32131 uep sen] uexsequiessuou Sued vod “TL blog unyey, ehroy ney (ynqnd (eserdset yedepiy = |cT “ON Nde/BLV woULIEg “7 wepqures) 96 vue, woyounp Sues yeuey rseyor rapes | prot UNYEL TON NATE “TZ, Suyed ‘eH 000° ip vpqede) Sueusmsoq Buvd yqelod | gioz unyeL Zz “ON NAEHIAG “OZ Hep wget weseny + yaro MyMIaEpP Suek euseyd vsesad | 200 UNYEL J ON NdEPHAd “GT ‘efray Ley qeyep ueyidurejour uep ‘ynfunyp sued 9007 UNYeL p ‘ON NdAeHI9d “ST (qnjnd —_uedejop) yeqefod /eiomem/nedng yoyo myeoxrp 666T og eurey sured Buek reyes yeyeresseu — ueiuop myelL 6 ‘ON Nd&/VNINd “LT “2H 000°9 weBusp weeny eures efiay uetfuelieg ‘OT 6661 vedures eH 000°C ‘sop unyeL @ “ON Nd&/VNINd “91 wep uiqe] ueseny ereday/qem| wep eyeyZues yepn wep zloe unyeL, “ely yexereksemt uedere8 seqoq uesuemoy ‘6|g “oN NdeeHod of L66T wey (ynind ureus) “Jsuaoad yeyxsun unyeL € “ON NdaM/VNWd ‘ST 09 eur, Sured mene myoy uepiquiom Suek isueysut otoz UNL ST “ON dd “bT ‘eH 000'¢ uefuop Hep uesemey smmuIs — uPBuEIOIOy °g OL0z UNYEL ET ON dd “ET redures ef 000'T “sree otoz UNYeL TT ON dd “ZT wep yrqa] ueseny « IsueISUT LEP [pour WeUTeUBUAd sEUTISE] L661 UNL “ON dd “TT ebay, ueyeunsiuom =— Suef = ueeyestuod 9661 UNYEL Ob “ON dd “OT ey (ynqnd eur) [euoisey ueyeuenog| eq epour ueureueuod uenfmesiog “1 proc unYeL6E ONAN “6 os vue Buyed uepeg — /3ueny wieL yfex]20} srUrfo} SeUEP ep UZ] °9) 600 UNYPL Sz ONAN “8 ‘eH OOO'T wesusp = |uep errex8y uepoyuomey | “your, Weyoposog isernyidexay 200¢ MMYeL OP ONAN “Lh redures eH oc [eped = royeuoq = Bued| miog uep yeuey ueYsfoing IsuMIdeyDy “¢ 200z unYEL OZ ONAN °o wep wget ueseny ./yeied = ueynq — ereBou yeur) Suepiq wed “hy! 200g mMYPLST ONAN “Ss velox [ueeunrousd stot seye} syey sepe ney youre) ueyaqorod nyng -¢| Zool UNYEL SZ “ONAN “b weq (ynnd en) |yuer wep smiof Suequay -qeuey Sueprq os6r uNYZLS ONAN “€ Og eure] Suyed ‘ey |yeiuuoUeg = uemperog|wemynBuod ueuedefad eped rereds “7% sel unyeL 6zONAA *Z uesnyndoy yemg|ooz “p's uesen] «|/uenjuajoy fensog ueuoyouLieg * osel ungeL gz “ONAA “T wndoad AULA, vAVIEL NVLVUVASMAd wWoxnH Avsva VHVSN VNND WVH NVIdaaNad (1 HYNVL SVLV NVH NVdVISINGd NVNVAVIdd SVONVLS ‘Cd“Brevomrog Suex peqeled yoo arsreBap ‘Idoxjoroy anyw9qQI0q Bued ueyeressred pefuem Suek ueumyog “pT yexreresseur yedepioy yepn ucyounp Sued yours Iseyo] reyD[9s Ip epqede umum yeqefad ygjo renqIp Buek epye ynaueq wrepep (euse(d) deennmay yeare teunsuequied Iseysejmow uednS8uesoy reussusu ueeyesniad isyanp ueeyekused emg “¢T (Arpqrsuodsay pe1oog oye10d105) ueSunxzuy wep yersos qemef 3unasue1 uexeuesyejour uednS3uesay reuaSuaut uevypsruod isyamp ueeysuied yemg “ZI‘TueuamIog Bae. rOe aNYEL qeqefed yo ausqqeBeptp “Idoxojoy yNqueqieq SL ‘ON Nde/MLY Woutod “ZZ Suek ueperefsiod rpefuour Sues uowM|O “FT rd fuesuns3ue, — funyeL 1 “ON NdaeHOd “1% 4eH ueqoqrp = Suefuedredip = wee e107 Sues vyesn vung yeH Yardnsos erqede —funyeL Z “ON NaAeNIOd “OT uesun33ue} yey Suedauad wep uenfmasiad “ET 2002 suemfirejaxjiag ereoas yeyeresseur = fue 2 “ON NdSPHIAd “61 ueezoiyefosoy uespeyuruour yedep sues 9002 (@ynqsuodsas jos eyeiodioo) ueBunysuy — |unyeL, » “ON Nd APH “ST ‘ep [ersos qemef SumBuey ynyuaq reuasuou 6661 aeypps peyemsseur uesuep ueeyesrued — |unyey 6 “ON Nd@M/VNINd “LT ereye sia) Breas uepeyedasoy “ZT 6661 ‘SRnfa} ISUEISUT ep [epour ueueueuad — | UNYL Z “ON NdE/VNINd “OT seypsey uvyeunS8uom Sued ueeqesnuiod crow uneL eq epour weureueuad —uenfmesieg ‘IT |@ “ON Named Of L661 ‘Suejn ueinyngued sey yeuel Suepig wig “Ol | UNYBL € “ON Nd@H/VNWd “ST ‘uvpehieg unui ded LddS 6] — OLOe UNULL ST “ONdd “PT ‘sruyjay isueysur OTOT MUTEL ET ONdd “ET wep vyvsn uvrepuod psey uvsueioy “g] OL0e UNYPL IT ‘ONdd “ZI “yeue} uereyepued ueSuei9}0y YINS *L, L661 UNYeL pT ON dd “IT Teuorsen eyesn eunp eH THdHIs 9] EET UNYL OF “ONdad “OT weyouer0g uepeg ‘ueeypsniod reyep purl, “S| pros MUL GE ONAN 6 vefroy trey (yrnd | /sueny ere, wep. ‘Buvuamsaq Buk 600z UNYEL gz -ONAN 8 var) og ure, fenmy — ueudjuouy|yequfad uep eduuenfryasiod/ueyesoSuad 200¢ UNL Ov -ONAA “2 Buy ‘eH 0c «Jeped nxeyiaq = Sues|uep ‘(epe —epiqede) © eueyeqruad 200z MNYEL IT “ONAN °9 uep yiqa] uesery «|xefed ueynq eresou|-ueyeqniod euosoq uempuod = eniy “| © Zooz UME, ET“ONAN “Ss vefioy fueeurouad stuof sere “ueyesenp viiqede esenyyeing “g| ze6l UNYeL SZ “ONAN “by wey (qnind enp) |yure; uep stiof Sue ‘ueyesensrp OoI UNL “ONAN “fe 0g eure Suyed ‘ey [ymuEOUg uemeogl/enqede eseny uep uoYyourd semuapl z| 9ser UNYeLEz ONAN ‘Z uesnynday yeing]o0z “p's uesenq] «| uenquayay, rensog weuoyoutieg “T| 9sel UNYeL gz “ONAN ‘T yindowd OLIVA AVI NVLVAWASUGd WoXNH avsva VAVSN WNND HVH NVONVPNVadad (eWueusmiog Baer Plog UAE yeqefed yelo asHesayp ‘Idoxoiy ymueqieq —_ | ST “ON Nd@/ALV woULed “CZ sues ueyeredsiod qpefuou Sued uownsjog “pT $107 suedunsguey — funyeL [| “ON NdaeHed “IZ eH jueqaqrip —- Suefuredsadrp ueye e10c gues eyes vung xeH Jexdnsos wnqude |unqe, z “ON NaMeHsed “OZ ueSunsauyy »jey SueBauiod wep wenfiyasiog “1 200% fueynfuejasiaq ereoas yeyereXsemt = [UNL 2 “ON NASeHIEd “6T ueeioypfosay ueyeysuruau yedep Suck 9007 (innqsuodsas jopos ayoiodico) ueSunssuy — funyeL, b “ON NdGe Hed “ST uep [eisos quavef SumBuey yratiog reussuou 6661 vehroy ney (yd apps exereWuwdomiog FEA pequlad Wyo Fioe EEL aisqe8oyp ‘doxjo1oy ymuaqieq Bue gt “ON Nda/ALW woutIod “gt ueyeredsiod ipefuou Suek uoumfog “Z1| pIOT UNYEL | ON NUEEAOd “LT “uoyounp Sued yeuey e10g unYeL J “ON NdeeHed “OT ynseuia uoyourag yoyo redundip 200% UNL 2 “ON NdgeHIAd “ST Sues yeuel-yeuel, ueeyesurag yang “[1} 9007 UNL » “ON NdAPHIAd “bl yeue) Suepiq 6661 3Isy uvesenSuod ueeyesured qwing -o1|unqeL 6 “ON Nd€N/VNWd “eI ‘wjayuas yepn ueeyesusad wNg —*6 ‘6661 “(qeue} seny/2fej9] Ueyeqnied unyeL % “ON NdaM/VNNd “GT qpefia; ey) yeuel, Suepiq wed ‘8 clog unyeL uepefiog unYeL Gad IddS “4/8 “ON Naeexied of L661 viiey | JeuorseN weyeueied veyed = [unYeL € “ON Nd@M/VNWd “IT wey (ynjnd eur) uepeg/Sueny|seH/ueunsueg eunp xeH TemdnIes 9 toe uNYEL ST “ON dd “OT os eure Suyed ey jeep uep uevyestiog Tye ePUyL “S oroz mMYCLET “ONdd “6 ST Pep uqat weseny «| errez3y ueroyuoutoy, “Sueuaau9q otoz mYeL IT ONdd 8 voy req feped nojepoq Bued|Bues yeqefad wep eAuurenfmasied L661 UNYEL TON dd “L (qnind 8p) og eure, |syefed uexnq vseSou| /ueyeso3ued uep —_“‘eXuueyeqnuod Q66I UNYEL OP ONdd “9 Suyed ey ct ‘p's eH [ueeurouad § —stuaf|-ueypqnied eyaseq uempuag EPI “b 6002 UNYELZ“ONAN “Ss % wep wigs] ueseny «|seve juer uep stuol| ‘ueyesenyip eliqede eseny emg “¢ 2002 UNYEL OP ONAN “b ehay ney (ynmd =| Sueque, = yeyutoulog “uexesenoip Looz unyeL oz ONAN “€ enp) oz eure, Surped uemyerog|epqede eseny wep uoyoutsd semuspl -z Looz unyeLsz“oNAA *% uesnyndoy yeing/eH “p's ueseny .|uenjusioy ——_rensag ueuoyoutiad “1 0961 unYeL_S ‘ONAN “T wndowd Ava VAVIE NVLVAVASaad NNINH Uvsva IVMVd MVH/NVNOONVE VND MVH NVNVHVEWGd/NVONVENVdaad (STeuorsen ueyemeyeg — uepeg, /Bueny wey, wep Sueuamioq Sued yequlad vuey ueLopouray | yao sqPESoRP Idoryoroy yrauAqreq Bue eped nyepioq Suet] ueyeredsiod tpefuow Bue uowmyjog ‘9 wefed uexng erefou “yey sere nang HSV “Ss ueewnousd = stuof “(€.LHd@) ass neIng weYyerodusd TSV “by L661/€ ‘ON Nd@M/YNWd *S see juel uep stuf “uepeiiog UNYBL Geld IddS “© Ol0c/et ON dd “b Buea, yeyuLUTEg yeurl, seyy L661/ bz “ON dd “€ vbiay req, uemyereg | yey uenaquieg uesnynday qemg ysy °% 6002/87 ONAN “% yexidnisg | (eu) ¢ eure] Surfed | uenyuD}9y rensag_ ueuoyouLieg “1 o961/s ONAN “TL xndoad OLIVA AVI NVLVAWASHGd WoaxnH aysva HVNVL SV.LV IVH NVSO.LNda NVEVIAVONGd NVNVAVTad SVONVIS “Iueqreduresip Sues uenpeBuod depeyiar uegeave! nee uedediue uexoquiow uegifemaxioq wey} voy yun eeu ‘ue team) ¢ Hep yaa, mem uesqyrnquou uenpeiuad see uersajoduad ear (eur) vhioy prey ¢ vue, Buyeg ~o da ausqam ‘uenpesuad S105 Jxo]- MEAT Uytedurestp Sues eq symuar emoas _uenpeltug 600Z/sz “EN AN ‘z og6r/s “oN NA “tT 2indowd ALyWM, vaviel NVLVAVASHSE woxni aysva NVNGVONGd NYWIOTHONGd “aHYNVL NYWIGASUALS ISVAOSNI HITv NVOVE: HYNVL NVVIGESYSLGH ISVANOANI NVNVAVTad UVONVIS “V NVNVAV1dd UITV NVOVE “IVCOW NYINVNVNGd NVLVIOGH WV1VG NVHVNVL8Gd NVC ONVNY VLVL VINVOW NVANLVONGd NVC NVNVAVTGd HVONVIS ONVINGL S10Z NOHVL Z YOWON ‘VNOISYN NVHVNVad Nvava /ONVNA VLVL NVC VRIVEDV PNGLNGW NVENLVAGd TI NValdWV1(opay se voxoag) onary vets | Nagriuy NYREUNSVEDTHMNERAOLN nr NoHOWas | NVHVNVLYAd SINNSL NVONVEWILYSd SSSOud YIIV NVOVE NVHVNVINGd SINNGL NVONVEINLLASd NVNVAV Told SVONVLS “@‘wOLN! zxodune Wu, 1901 sis HYNVL ONVOIS NVENANONAd UI1v NVOVE HVNVL ONVGI NVENNNONGd NVNVAVTsid YVONVIS ‘9‘545 weve vep 9 Naaru nao RINNE ay NN = Nowonaa WHYVSN WNNS XVH NVINSEWad uv NYOVe VHYSN VNND YVH NVINGEWad (1 HYNVL SVLV NVH NVdWISINGd NVNVAWTdd SVONVLS °Ceu m1 amon serine ang vaya ¥ mb een eee ns evoyaung wusmeg My |__M wee Ne A devs weetoquag y a TN eu umaoyouing nung ues @ |). i wow neavanavn ‘NOLN 1301 nowonae VHVSN WNNS XVH NVONVENVddad UI1V NVOVE VHVSN VNND NVH NVONVENVaNGd (Zss voting ook ue lin eateries w\y/ WV tk] -9 tous) sxosans | Nononad VHVSN WNN9 AVH NVNYVHVEWad INV NVOVE VHVSN VNND 3VH NVASVHVEINGd (€onl ole ene naGeinm | mametiiramen | atten rin | a ASR | rey ct ae 7 ¥ Fi | S| sy yw rf svat, ‘Seuod ueanavog ‘sug unaoves mpeg veumung 8 re arta > Ponte — he uedanutong eg vet ina eg uerting ees ee % a sean aye Nowonse Wd XYVH/INVNNONVE VNNO AVH NVIdSaWad Ullv NVOVE IVVd YVH/NVNOONVA VND NVH NYRIGENGd (b| Vv f - > > sales ek ab oo ‘8 ust ven wae arson 619 4 rue uot sony euzor seven sonapiueeamey mung aeryouog | paueyey uesnndey ing Lerseuay | Uy wesc ng weyOa.og spe motes WW See Ty sds uname beg eee eat van seg weg BeUA Neary tee nse ve SPE | ay es alvanay IVVd HVH/NYNNONVE VNNO YVH NVNYVHVEWSd/NVONVENV dad YY NVOVE IV4Vd XVH/NVNOONVE YNND YVH NVOYVHVEWNGd/NVONVENVdaad (Soo “at Loa). Mw ° v |—> sain ae srw Ps wo | win asin nie | vows HVNV.L SV.LV XVH NVSN.LNdSy NVYVLAVONAd YIlv NVOVa HVNVL SVLV NVH NVSOLNd@M NVYVLAVONGd NYNVAVTdd NVONWLS “aNdQ/ONVMY VLVL NVC VRIVYOV NVRIALNAWX - SVL NVO WOXAH AvsNa i : i NYNGVONAd NVV10139Nad ITv NVOVe: NVAGVONSd NVVIOTEDNGd “4