“Rupture Perineum”
Ruptur Perineum
Disengaja
Spontan
(Episiotomi)
Ruptur Perineum Spontan
• Luka pada perineum yang terjadi karena
sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan
tindakan perobekan atau disengaja.
• Luka ini terjadi pada saat persalinan dan
biasanya tidak teratur.
Grade I
Hanya kulit perineum dan
mukosa vagina yang robek.
Grade II
Mengenai selaput lendir vagina juga
mengenai muskulus perinei
transversalis, tapi tidak mengenai
sfingter ani
Grade III
Robekan yang terjadi mengenai
seluruh perineum sampai
mengenai otot-otot sfingter ani
Grade IV
Robekan hingga epitel
anus.
End to end over lap
Ruptur perineum disengaja (episiotomi)
Keluhan Utama
Mules-mules sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Pernikahan:
Menikah 1x
Usia pernikahan : 11 bulan
Riwayat Kehamilan:
1. Ini
Riwayat Kontrasepsi:
(-)
Riwayat Operasi:
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Compos mentis
TD : 130/80 mmHg
FN : 80 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,2 o C
TB : 153 cm
BB : 62 kg
Status obstetri
TFU : 33 cm, TBJ : 3550 gr, His: 1-2 x/10’/ 25”
DJJ : 145 dpm,2/5
• I : V/U tenang
• VT : portio lunak, axial, t: 1 cm, 8 cm, ketuban (+),
kepala H 3
LABORATORIUM
• Hematologi : 12,4 / 39%/ 18.000/ 317.000
• GDS : 84 mg/dl
• SGOT/SGPT : 18 U/I /18 U/I
USG CTG
JPKTH • Frekuensi dasar : 140 dpm
BPD : 8,76 cm • Valiabilitas : 5-20 dpm
HC : 30,0 cm • Akselerasi : (+)
AC: 31,1 cm • Deselerasi : (-)
FL : 7,16 cm • Gerak janin : (+)
TBJ : 2800 gr • His : (-)
ICA : 9
Plasenta korpus kanan
Kesan : hamil aterm, JPKTH
A : G1 hamil aterm, JPKTH, e.c susp oksiput posterior.
P : Rdx : Observasi tanda-tanda vital, his,djj /jam
Cek DPL, UL, GDS
Rtx/:
• Awal partus pervaginam
• Akselerasi oksitosin 5 IU/500 cc RL mulai 8 tpm dinaikkan 4 tetes/30
menit sampai tercapai his adekuat
• Antibiotik profilaksis ceftriaxone 1 x 2 gr
• 00.30 pembukaan lengkap
• Pasien di pimpin untuk meneran akan tetapi pasien
tidak tahan sakit sehingga pasien hanya menjerit-jerit
dan berguling-guling
I : V/U tenang
VT : portio lunak, axial, t: 1 cm, 8 cm, ketuban
(+), kepala H III
00.30 pembukaan lengkap
• Pasien dipimpin untuk meneran akan tetapi
pasien tidak tahan sakit sehingga pasien hanya
menjerit-jerit dan berguling-guling
A : inersia PK II pada G1 hamil aterm, JPKTH e.c
susp oksiput posterior percepat PK II dengan
EF.
• Lahir bayi perempuan 3100gr, oksiput posterior
• Ruptur perineum gr III B
• Dilakukan penjahitan sfingter ani eksterna
overlap
• Dilakukan haemostasis dan perineorafi dengan
chromic catgut 2.0
ANALISIS KASUS
• Pada kasus ini didapatkan ruptur perineum
grade IIIb.
• Dari anamnesis pasien, didapatkan bahwa ini
adalah kehamilannnya yang pertama
( primipara ) risiko ruptur perineum masih
tinggi.
• Pada pasien ini, persalinan dilakukan EF dimana
dapat meningkatkan risiko terjadinya ruptur
perineum.
• Pada pasien ini tidak ditemukan adanya
jaringan parut pada perineum dan adanya
distosia bahu pada janin selama proses
persalinan sehingga penyebab ruptur
perineum dari sebab-sebab ini dapat
disingkirkan.
• Rupture perineum grade III dilakukan
penjahitan sfingter ani eksterna overlap &
dilakukan haemostasis dan perineorafi
dengan chromic catgut 2.0.
TERIMA KASIH