Anda di halaman 1dari 23

Journal reading

Traumatic diaphragmatic hernia


masquerading as leftsided
hydropneumothorax: a case report
Disusun Oleh :
Belinda Putri Agustia
Febri Sidiq Artharosa
Pembimbing :
Dr. Rokhmat Widiatma Sp. Rad.

Judul

Traumatic diaphragmatic hernia


masquerading as leftsided
hydropneumothorax: a case report

Penulis

O. I. OYINLOYE, M. A. N. ADEBOYE*, A.
A. ABDULKARIM*, L. O.
ABDURRAHMAN & O. A. M. ADESIYUN

Sumber

Annals of Tropical Paediatrics (2010) 30, 5760

ABSTRAK
Ruptur diafragma karena trauma tumpul jarang terjadi pada
anak-anak sehingga penegakan diagnosisnya sering
diabaikan.
Kasus : anak perempuan usia 4 tahun mengalami gangguan
pernapasan selama 2 bulan setelah kecelakaan lalu lintas.
Pembedahan telah dilakukan namun anak tersebut tidak
lama bertahan hidup.
DD awal pneumonia atau tuberkulosis paru dengan efusi
pleura. Gambaran radiografi awal menunjukkan adanya
hydropnemuthorak kiri. Fluoroskopi mengkonfirmasi
diagnosis TDR kiri
Kesadaran akan tertundanya diagnosis TDR ini menjadi
masalah keterlambatan dalam penanganan awal.

PENDAHULUAN
Ruptur diafragma yang diikuti trauma tumpul pada anak
sering tertunda penegakan diagnosisnya, hal ini
diakibatkan kesadaraan akan kelangkaan kasus ini .
Kondisi seperti pneumonia dengan efusi pleura,
pneumothorak dan haemothorak sering seperti TDR
sehingga penegakan diagnosis TDR terlambat yang
mana meningkatkan angka kematian.

Dilaporkan seorang anak perempuan usia 4 tahun yang


meninggal karena tertundanya diagnosis TDR

KASUS
Seorang anak perempuan usia 4 th dirujuk ke UGD pediatrik
RS Ilorin Teaching dengan riwayat :
Dada sebelah kiri bengkak selama 1 bulan
Episode berulang sesak napas 3 minggu
Penurunan BB dan demam selama 1 minggu
Peningkatan perlahan bengkak pada dada tanpa
dengan peningkatan intensitas nyeri.

diimbangi

2 hari sebelum masuk RS pasien mengalami sesak , BB


nya menurun tetapi nafsu makannya normal, pasien
demam, diberi parasetamol demamnya turun.
2 bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas sebelum onset penyakit. Tidak ditemukan kelainan
pada bagian lain.

Pemeriksaan
Kondisi umum:
Pasien dalam kondisi sadar
BB sesuai dengan usianya
Tidak ada dehidrasi
Sesak napas ringan tanpa adanya sianosis
Vital sign :
Suhu badan normal
RR : 54x/menit
Nadi : 100x/ menit, reguler, pulsasi normal
Tekanan darah : 90/50 mm Hg

Pemeriksaan dada :
Retraksi interkosta
Nafas cuping hidung
Dada asimetris dengan penonjolan pada anterior hemitoraks kiri
tanpa adanya tanda-tanda perdangan lokal
Trakhea deviasi ke arah kanan
Ekspansi dada berkurang di sisi kiri
Perkusi : di zona kiri bawah anterior dan posterior tanpa suara
napas
Pemeriksaan jantung :
Apeks kordis : tidak terlihat
Suara jantung normal ,tetapi terdengar pada precordium kiri lebih
dekat ke garis tengah dari biasanya
Pemeriksaan abdomen :
Abdomen dan SSP dalam keadaan normal

Diagnosis
Diagnosis awal : pneumonia dengan efsui pleura kiri
Diagnosis diferential : tuberkulosis paru dengan efusi pleura
Gambaran radiologi menunjukkan hemithorak fitur sisi kiri
dengan pergeseran mediastinum ke kanan. Tidak ada loop usus
yang terlihat.

Gambar. 1.
Radiografi dada pada hari pertama masuk rumah sakit menunjukkan
hydropneumothorax sisi kiri dengan mediastinum yang bergeser ke
kanan.

Pemeriksaan laboratorium hitung darah lengkap, smear parasit


malaria, sedimentasi eritrosit dalam batas normal
Kultur darah tidak ada pertumbuhan setelah 7 hari
Bilas lambung didapatkan basil tahan asam negatif 3 x perlakuan
Thorakosintesis didapatkan cairan sekitar 1,5 ml cairan serosa dan
kultur didapatkan Enterococus faecalis, sensitif terhadap
cefrtiaxone dan ceftazidime

Pada hari ke 3 masuk RS tabung thoracostomy tidak ada


drainase udara atau air
Pada hari ke 4 bising usus terdengar di hemithorak kiri

Sistem lain normal dan dipertimbangkan pasca-trauma


hernia diafragma sisi kiri. Fluoroskopi (Gambar 2)
menunjukkan loop usus dengan aktivitas peristaltik dan
segera dilakukan pemeriksaan setelah diberi barium
swallow menunjukkan garis tebal pada lambung di
hemithorax kiri (Gambar 3). Trakea dan mediastinum
bergeser ke kanan. Diagnosis hernia diafragma kiri
trauma dikonfirmasi.

Radiografi dada pada hari ke-4 masuk rumah sakit


menunjukkan loop usus di hemithorax kiri dengan
keberadaan selang dada di lokasi tersebut

Barium Swallow pada hari ke-4 masuk rumah sakit


menunjukkan lambung berada di hemithorax kiri.

Tindakan
Eksplorasi laparotomi didapatkan kerusakan
hemidiafragma kiri, sekitar 5x6 cm. Colon transversum,
usus kecil,dan organ abdomen yang lain berada di
hemithorak kiri.
Paru-paru kiri kolaps tetapi kembali berekspansi dengan
baik setelah lambung dan usus dikembalikan ke abdomen.
Kondisi pasien kembali membaik
5 jam kemudian pasien mengalami serangan jantung, dan
resusitasi kardio-pulmoner gagal meninggal.

PEMBAHASAN

Kecelakaan kendaraan
bermotor
Insiden TDR
(insiden kiri > kanan)

Tertundanya penegakan
diagnosis

Kematian 20-40%

Kurangnya
tanda-tanda
klinis
patognomonik dan sering tertutup dengan
cedera lain yang tanda-tandanya lebih
dominan (cedera paru simultan)
Kondisinya sering seperti pneumonia
dengan efusi pleura, pneumothorak dan
haemothorak.

Diagnosis klinis :
Bising usus (+), sisi napas
yang terkena (-), gagal napas.
Diagnosis ruptur
hemi -diafragma
Diagnosis sugestif
(rontgen dada) :
Loop usus di dada, tabung
nasogastrik di atas
diafragma, nyata hemi
diafragma.

KESIMPULAN
1. Ruptur diafragma salah satunya terjadi karena trauma
tumpul
2. Meningkatnya insiden kematian karena kebanyakan
kejadian itu tidak terdiagnosa dengan cepat posttrauma
3. Gejala klinik dan temuan radiografi tidak spesifik (sama
dengan penyakit lain)

Ruptur diafragma

Hidropneumothorax

Kolaps paru

Herniasi organ
abdomen ke thorax

Pada pasien ini :


3 hari setelah radiograf awal fluoroskopi
gerak peristaltik usus radiografi dada
ulang loop usus d hemithorax kiri.
Pencitraan lain untuk mengevaluasi ruptur
diafragma : studi barium, computed
tomography, MRI.

Terima kasih.^_^

Anda mungkin juga menyukai