Judul
Penulis
O. I. OYINLOYE, M. A. N. ADEBOYE*, A.
A. ABDULKARIM*, L. O.
ABDURRAHMAN & O. A. M. ADESIYUN
Sumber
ABSTRAK
Ruptur diafragma karena trauma tumpul jarang terjadi pada
anak-anak sehingga penegakan diagnosisnya sering
diabaikan.
Kasus : anak perempuan usia 4 tahun mengalami gangguan
pernapasan selama 2 bulan setelah kecelakaan lalu lintas.
Pembedahan telah dilakukan namun anak tersebut tidak
lama bertahan hidup.
DD awal pneumonia atau tuberkulosis paru dengan efusi
pleura. Gambaran radiografi awal menunjukkan adanya
hydropnemuthorak kiri. Fluoroskopi mengkonfirmasi
diagnosis TDR kiri
Kesadaran akan tertundanya diagnosis TDR ini menjadi
masalah keterlambatan dalam penanganan awal.
PENDAHULUAN
Ruptur diafragma yang diikuti trauma tumpul pada anak
sering tertunda penegakan diagnosisnya, hal ini
diakibatkan kesadaraan akan kelangkaan kasus ini .
Kondisi seperti pneumonia dengan efusi pleura,
pneumothorak dan haemothorak sering seperti TDR
sehingga penegakan diagnosis TDR terlambat yang
mana meningkatkan angka kematian.
KASUS
Seorang anak perempuan usia 4 th dirujuk ke UGD pediatrik
RS Ilorin Teaching dengan riwayat :
Dada sebelah kiri bengkak selama 1 bulan
Episode berulang sesak napas 3 minggu
Penurunan BB dan demam selama 1 minggu
Peningkatan perlahan bengkak pada dada tanpa
dengan peningkatan intensitas nyeri.
diimbangi
Pemeriksaan
Kondisi umum:
Pasien dalam kondisi sadar
BB sesuai dengan usianya
Tidak ada dehidrasi
Sesak napas ringan tanpa adanya sianosis
Vital sign :
Suhu badan normal
RR : 54x/menit
Nadi : 100x/ menit, reguler, pulsasi normal
Tekanan darah : 90/50 mm Hg
Pemeriksaan dada :
Retraksi interkosta
Nafas cuping hidung
Dada asimetris dengan penonjolan pada anterior hemitoraks kiri
tanpa adanya tanda-tanda perdangan lokal
Trakhea deviasi ke arah kanan
Ekspansi dada berkurang di sisi kiri
Perkusi : di zona kiri bawah anterior dan posterior tanpa suara
napas
Pemeriksaan jantung :
Apeks kordis : tidak terlihat
Suara jantung normal ,tetapi terdengar pada precordium kiri lebih
dekat ke garis tengah dari biasanya
Pemeriksaan abdomen :
Abdomen dan SSP dalam keadaan normal
Diagnosis
Diagnosis awal : pneumonia dengan efsui pleura kiri
Diagnosis diferential : tuberkulosis paru dengan efusi pleura
Gambaran radiologi menunjukkan hemithorak fitur sisi kiri
dengan pergeseran mediastinum ke kanan. Tidak ada loop usus
yang terlihat.
Gambar. 1.
Radiografi dada pada hari pertama masuk rumah sakit menunjukkan
hydropneumothorax sisi kiri dengan mediastinum yang bergeser ke
kanan.
Tindakan
Eksplorasi laparotomi didapatkan kerusakan
hemidiafragma kiri, sekitar 5x6 cm. Colon transversum,
usus kecil,dan organ abdomen yang lain berada di
hemithorak kiri.
Paru-paru kiri kolaps tetapi kembali berekspansi dengan
baik setelah lambung dan usus dikembalikan ke abdomen.
Kondisi pasien kembali membaik
5 jam kemudian pasien mengalami serangan jantung, dan
resusitasi kardio-pulmoner gagal meninggal.
PEMBAHASAN
Kecelakaan kendaraan
bermotor
Insiden TDR
(insiden kiri > kanan)
Tertundanya penegakan
diagnosis
Kematian 20-40%
Kurangnya
tanda-tanda
klinis
patognomonik dan sering tertutup dengan
cedera lain yang tanda-tandanya lebih
dominan (cedera paru simultan)
Kondisinya sering seperti pneumonia
dengan efusi pleura, pneumothorak dan
haemothorak.
Diagnosis klinis :
Bising usus (+), sisi napas
yang terkena (-), gagal napas.
Diagnosis ruptur
hemi -diafragma
Diagnosis sugestif
(rontgen dada) :
Loop usus di dada, tabung
nasogastrik di atas
diafragma, nyata hemi
diafragma.
KESIMPULAN
1. Ruptur diafragma salah satunya terjadi karena trauma
tumpul
2. Meningkatnya insiden kematian karena kebanyakan
kejadian itu tidak terdiagnosa dengan cepat posttrauma
3. Gejala klinik dan temuan radiografi tidak spesifik (sama
dengan penyakit lain)
Ruptur diafragma
Hidropneumothorax
Kolaps paru
Herniasi organ
abdomen ke thorax
Terima kasih.^_^